BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR. Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

BAB I PENDAHULUAN. Para kepala sekolah, guru, warga sekolah, stakeholder sekolah atau yang

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah memasuki berbagai lapisan kehidupan di dunia termasuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

I. PENDAHULUAN. Turbulensi yang terjadi di lingkungan bisnis, semakin memperbesar tantangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan

BAB V PENUTUP. Islamic School) Kota Pekanbaru, belum sepenuhnya berorientasi pada manajemen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

BAB V STRATEGI MANAJEMEN GURU YANG BERORIENTASI PEMERATAAN AKSES DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab IV Kondisi Sumber Daya Manusia Dephan RI Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN. Makasar. Karyawan-karyawan ini bekerja dalam lingkup tugas yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Etika bisnis merupakan topik yang sangat penting dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

MSDM. By Farlianto. /

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang harus dicapai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, setiap perusahaan berupaya untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah membuat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan pangsa pasar yang akan dimasuki. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. proaktif dan dapat memberikan jasa yang memuaskan kepada nasabahnya agar

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V MODEL ALTERNATIF KONSEPTUAL MANAJEMEN STRATEGIK DIKLATPIM III DALAM PENGEMBANGAN KUALITAS PEJABAT STRUKTURAL ESELON 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Bappenas,2006)

BAB IV P E N U T U P

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem persaingan yang sangat ketat, perusahaan dituntut untuk

BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KINERJA GURU SD. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan model merujuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didunia usaha keberadaaan seorang pemimpin dalam organisasi sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan suatu perusahaan untuk berkembang sangat bergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini terhadap kinerja bank

BAB I PENDAHULUAN. Isu sentral yang sering dijadikan kajian berkaitan dengan sumber daya

BAB I P E N D A H U L U A N. Pembukaan UUD 1945, perwujudannya berupa pembangunan nasional dalam

BAB I. PENDAHULUAN. negara dan pembangunan bangsa dewasa ini diantaranya adalah tatanan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi tidak mungkin dapat mencapai tujuan tanpa dukungan anggota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi ( disebut : personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan) Sumber Daya

Perancangan Organisasi Week 2 : Vision & Mission

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB V MODEL ALTERNATIF IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERBASIS KEWILAYAHAN DI KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan semakin ketatnya persaingan dan perubahan lingkungan eksternal

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai krisis yang melanda, maka tantangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Manajer strategik (lanjutan) Jenis strategi-meet-8

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

Makna yang tersurat dalam rumusan tujuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

PROPOSAL PEMBUATAN SISTEM HUMAN RESOURCES

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarakan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya merupakan gabungan dari

Transkripsi:

BAB V MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR A. ASUMSI MODEL Model merupakan abstraksi visual atau konstruksi dari suatu konsep. Sebagai pendekatan, model dapat digunakan untuk memahami realitas. Johansson (1993) mengetengahkan empat kriteria penyusunan model, yaitu: (1) kognitif (human concept) yang diwujudkan dalam penalaran dan persepsi, termasuk pembuatan keputusan; (2) normatif (purpose oriented) diwujudkan dalam penggambaran fungsi-fungsi, tujuan, sasaran suatu sistem atau proses; (3) deskriptif (decriptive models) yang diwujudkan dalam orientasi tingkah laku untuk tujuan-tujuan santifik dan teknologikal, seperti model kuantitatif dengan angkaangka dan model kualitatif dengan data kategorikal; (4) fungsional (action and control oriented) yang direalisasikan dalam tindakan nyata yang berorientasi pada pengawasan terhadap fungsi-fungsi dalam melaksanakan model yang efektif. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan model adalah pola, pendekatan atau konstruksi mengenai pengembangan kualitas kinerja karyawan yang berorientasi kualitas layanan jasa perbankan. Dari segi proses, model mengkonsepsikan keterlibatan nilai-nilai budaya organisasi, etos kerja, pendidikan dan pelatihan. Adapun model konseptual ini didasarkan atas asumsi-asumsi berikut ini. Pertama, keberhasilan bisnis perbankan dan kepercayaan masyarakat terhadapnya sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan jasanya. Oleh karena itu, kualitas pelayanan jasa menuntut ditingkatkannya mutu 193

194 interaksi dengan pelanggan, waktu pelayanan, standar layanan yang diberikan sejak awal sampai akhir transaksi, derajat akseptibilitas layanan. Dari segi variasi harapan pengguna jasa, peningkatan kualitas pelayanan jasa perbankan akan selalu berhadapan dengan beragam kategori pengguna jasa, yaitu pengguna jasa yang selalu berfikir ekonomis; pengguna jasa etis; pengguna jasa yang membutuhkan pelayanan personal; dan pengguna jasa kenyamanan. Kedua, kinerja berhubungan dengan kegiatan atau aktivitas menyelesaikan suatu pekerjaan, apa yang dikerjakan dan bagaimana melakukannya, supaya mencapai hasil yang diharapkan. Hasilnya berupa prestasi seperti yang diinginkan, yaitu seberapa banyak yang dapat dihasilkan, dan seberapa baik kualitas yang hasil itu. Kinerja lembaga merupakan perwujudan prestasi personel di dalamnya, atau prestasi yang dapat dicapai oleh sumber daya manusia sebagai pelaku utama kegiatan organisasi. Dengan ungkapan lain, seberapa produktif sumber daya manusia organisasi sebagai pelaku pekerjaan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam organisasi, kinerja inilah yang harus dibina, dikendalikan dan dievaluasi, supaya terhindar dari penyelewengan dan pemborosan. Ketiga, budaya organisasi memiliki fungsi-fungsi penting, yaitu: (1) sebagai penentu batas-batas perilaku dalam arti menentukan apa yang

195 boleh dan tidak boleh dilakukan, apa yang dipandang baik atau tidak baik, menentukan yang benar dan yang salah; (2) menumbuhkan jati diri suatu organisasi dan para anggotanya; (3) menumbuhkan komitmen kepada kepentingan bersama di atas kepentingan individual atau kelompok sendiri; (4) sebagai tali pengikat bagi seluruh anggota organisasi; dan (5) sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang bersangkutan. Keempat, etos kerja terkait dengan aspek-aspek: (1) moral kerja yang sesuai dengan tuntutan organisasi; (2) absenteisme yang rendah; (3) pemanfaatan waktu kerja secara optimal; (4) semangat kerja dan motivasi yang tinggi; (5) komitmen terhadap visi organisasi dan akuntabilitas tinggi. Pada tingkat perilaku kerja, aspek-aspek etos kerja itu dapat membuahkan perilaku kerja utama yang sanggup menjadi basis keberhasilan baik di tingkat pribadi, organisasional maupun sosial, yaitu: bekerja tulus, bekerja tuntas, bekerja benar, bekerja keras, bekerja serius, bekerja kreatif, bekerja unggul, dan bekerja sempurna. Kelima, berdasarkan pembahasan data yang telah dideskripsikan di muka, terdapat dua aspek pokok yang harus diakomodasi oleh model konseptual peningkatan kualitas kinerja Bank Jabar. Aspek 1, peningkatan tersebut harus memberi dampak yang signifikan terhadap peningkatan mutu jasa pelayanan secara berkelanjutan. Hal tersebut tentu saja tidak

196 dapat dilepaskan dari pemetaan lingkungan strategik bisnis perbankan yang diselenggarakan oleh Bank Jabar. Dari deskripsi dan pembahasan atas lingkungan bisnis Bank Jabar dapat diungkapkan bahwa pada umumnya kondisi internalnya tidak ada masalah yang berarti, tetapi kemampuan internalnya belum didayagunakan secara optimal untuk memecahkan tantangan dan permasalahan eksternalnya. Aspek 2, pengembangan kualitas kinerja karyawan Bank Jabar secara eksternal harus memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan dan kepuasan kerja karyawan. Menonjolnya pengaruh etos kerja terhadap kinerja karyawan Bank Jabar sebagaimana ditunjukkan oleh hasil pengujian hipotesis penelitian ini bukan berarti bahwa bahwa etos kerja merupakan hal yang konstan dan berdiri sendiri. Dalam hubungan itu, peningkatan kesejahteraan dan kepuasan kerja karyawan harus dipahami sebagai determinan terhadap etos kerja. B. ELEMEN-ELEMEN MODEL Berpijak pada asumsi-asumsi di muka, maka model konseptual ini mempersyaratkan digunakannya manajemen pengembangan dan program pengembangan kualitas kinerja karyawan khas Bank Jabar. Secara empirik telah ditunjukkan oleh deskripsi dan analisis data penelitian bahwa budaya organisasi dan etos kerja merupakan determinan yang sangat bermakna

197 dalam menjelaskan kekuatan kinerja karyawan Bank Jabar. Sedangkan pendidikan dan pelatihan berkontribusi paling rendah terhadap kinerja karyawan. Munculnya etos kerja pertama-tama dilandasi oleh keyakinan dan tekad yang kuat dari setiap individu untuk menampilkan kinerja terbaik. Untuk itu diperlukan adanya kejelasan visi dan misi organisasi, komitmen, integritas, kreativitas, daya tahan atas berbagai tantangan dan ancaman, serta kemauan untuk bekerja keras. Di sisi lain, produktivitas lembaga baru tercapai dengan baik apabila ada kerja sama yang baik dan human relations yang harmonis dengan individu-individu. Kedua belah pihak dapat berpikir positif (positive thinking) dan menghilangkan prasangka buruk. Dalam hal ini pemimpin seyogyanya dapat memberikan perhatian kepada stafnya, dan memberi peluang untuk menampilkan prestasi terbaiknya. Untuk itu, program pengembangan kualitas kinerja karyawan Bank Jabar hendaknya menghasilkan motivasi yang menumbuhkan keberanian karyawan untuk bertindak mandiri dengan penuh tanggung jawab. Implikasi strategiknya adalah perlunya perbaikan pada fokus dan materi pendidikan dan pelatihan. Materi yang dimaksud seharusnya mencerminkan keterkaitan sebagaimana disajikan dalam gambar 5.1.

198 VISI MISI STRATEGI BISNIS PLAN & GOALS ACTION PLAN PROGRAM, SISTEM PROSEDUR KERJA PETUNJUK, INSTRUKSI, PERATURAN KARYAWAN BUDAYA ORGANISASI ANGGAPAN-ANGGAPAN, NILAI-NILAI, NORMA-NORMA ETOS KERJA, SIKAP, PERILAKU HASIL/KINERJA USAHA Gambar 5.1 FOKUS DAN MATERI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR Gambar tersebut menempatkan karyawan sebagai subjek dan objek peningkatan kualitas kinerja dalam bingkai pemahaman, kemahiran, dan sikap terhadap nilai-nilai fondasional dan instrumental bisnis jasa organisasi perbankan. Nilai-nilai fondasional terdiri atas budaya organisasi dan etos kerja sebagai pembentuk perilaku. Sedangkan nilai-nilai instrumental meliputi visi, misi, strategi, business plan and goals, action plan, program dan sistem prosedur kerja, petunjuk, instruksi, dan peraturan. Di antara nilai-nilai instrumental itu, visi menempati kedudukan cukup penting. Visi merupakan sketsa masa depan organisasi yang dapat

199 dilihat sekarang sehingga mendorong setiap orang untuk mulai hidup dan bekerja dalam situasi yang dikehendaki itu. Dengan kata lain, visi merupakan representasi keyakinan tim manajemen mengenai bagaimanakah seharusnya bentuk organisasi di masa depan dalam pandangan pelanggan, karyawan, pemilik, dan stakeholder penting lainnya. Apabila visi tersosialisasi dengan baik visi kepada karyawan, maka akan memungkinkan mereka: (1) memperoleh gambaran mengenai rupa organisasi di masa depan; (2) mampu mencegah timbulnya perdebatan mengenai apa yang harus dilakukan, bagaimana, mengapa dan sebagainya, sehingga dapat menghemat waktu; dan (3) memberikan petunjuk bagi para perencana dalam menjabarkan rencana-rencana organisasi dan mengendalikannya. Terdapat enam pertanyaan yang harus diperhatikan agar organisasi mampu mewujudkan kinerjanya di masa depan dengan baik (Morrisey, 1996) yaitu: (1) apa yang dipandang sebagai kunci bagi masa depan organisasi; (2) kontribusi unik apakah yang dapat diberikan organisasi di masa depan; (3) nilai apakah yang perlu ditekankan; (4) apakah yang seharusnya menjadi core competencies; (5) bagaimana posisi organisasi pada pelanggan, pasar, pertumbuhan, teknologi, kualitas, dan sebagainya; (6) apa yang dapat dilihat sebagai kesempatan terbesar organisasi untuk tumbuh dan berkembang di masa depan).

200 Pertanyaan tersebut mengisyaratkan agar pemahaman visi di kalangan manajemen dan karyawan mengejawantah dalam penguatan corporate values, yang berupa: (1) innovation; (2) excellence; (3) participation; (4) ownership; dan (5) leadership; yang secara keseluruhan menjadikan kinerja organisasi lebih baik. Penguatan corporate values, secara perasional berarti mengembangkan visi keunggulan dalam sistem penyelenggaraan binsnis perbankan, yang dapat ditempuh melalui dua cara. Pertama, penciptaan iklim yang kondusif secara makro institusional terhadap pengembangan wawasan keunggulan dalam keseluruhan aktivitas bisnis yang diselenggarakan. Hal yang dapat dilakukan antara lain memberikan motivasi berprestasi kepada semua pihak, kesadaran mengembangkan keahlian dan profesional dan sebagainya. Kedua, menciptakan iklim kompetitif yang positip dalam semua aktivitas kerja karyawan. Dalam hal ini dibutuhkan sistem yang terbuka dan adil dalam memberikan reward dan punishment kepada semua pihak yang terlibat. Sistem yang demikian memungkinkan terciptanya ketekunan dan dedikasi kerja yang tinggi bagi setiap karyawan. Ada beberapa dimensi keunggulan bersaing yang dapat digunakan, antara lain: harga, pangsa pasar, merek, kualitas produk, dan kepuasan pelanggan. Harga menyangkut persoalan layak-tidaknya beban biaya

201 yang harus ditanggung oleh pelanggan dibandingkan dengan kualitas layanan jasa yang dirasakan pelanggan. Pangsa pasar menyangkut persoalan kemampuan bank dalam meraih calon-calon pelanggan potensial, dan kemampuan organisasi dalam mempromosikan produknya kepada para pelanggan. Dalam hubungan inilah kemampuan cross selling dan marketing menjadi sangat penting. Merek berarti bank berkemampuan membangun dan memelihara citra (nama baik) di mata masyarakat guna menumbuhkan sikap dan penilaian positif masyarakat kepadanya. Kualitas produk berarti organisasi harus berupaya menciptakan mutu baik dalam hal layanan maupun produk yang dihasilkan. Sedangkan kepuasan dimaksudkan perlunya bank menjamin diperolehnya rasa puas bagi para pelanggan atas dasar kemampuannya memenuhi harapan, keinginan dan kebutuhan pelanggan. Dengan kata lain, meningkatnya mutu kinerja karyawan harus berdampak kepada minimalisasi kesenjangan mutu jasa pelayanan antara harapan stakeholder dengan performansi faktual mutu jasa pelayanan: tangible, reliable, responsiveness, assurance. Sejalan dengan itu, bermanfaat pula bagi peningkatan kinerja usaha Bank Jabar dari perspektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Adapun

202 manajemen pengembangan yang dimaksud, diringkaskan dalam gambar berikut. KOMPETISI LAYANAN JASA PERBANKAN NASIONAL DAN MULTINASIONAL TANTANGAN DAN NILAI INTI ORGANISASI BANK JABAR MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU KINERJA KARYAWAN VISI, MISI, BUDAYA ORGANISASI, DAN TUJUAN BANK JABAR LANDASAN STRATEGI: ANALISIS BIDANG HASIL POKOK JASA PERBANKAN PILIHAN STRATEGI MANAJEMEN PENGEMBANGAN SDM BANK JABAR KELUARAN PENGEMBANGAN SDM BANK JABAR PENINGKATAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN DAMPAK PENGEMBANGAN SDM BANK JABAR SUBSTANSI STRATEGI: PENGUATAN ORIENTASI DAN MATERI DIKLAT MINIMALISASI KESENJANGAN MUTU JASA PELAYANAN ANTARA HARAPAN STAKEHOLDERS DENGAN KUALITAS JASA PELAYANAN: TANGIBLE, RELIABLE, RESPONSIVENESS, ASSURANCE PENINGKATAN KINERJA USAHA BANK JABAR DARI PERSPEKTIF FINANSIAL, PELANGGAN, PROSES BISNIS INTERNAL, PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN Gambar 5.2 MODEL KONSEPTUAL MANAJEMEN PENGEMBANGAN KUALITAS KINERJA KARYAWAN BANK JABAR Model tersebut menyarankan manajemen pengembangan kualitas kinerja karyawan yang pilihan strateginya berpijak pada analisis bidang hasil pokok jasa perbankan. Mengingat jasa perbankan merupakan bisnis yang kompetitif dan sangat bergantung kepada derajat kepercayaan masyarakat, maka upaya pengembangan kualitas kinerja karyawan seharusnya menghasilkan output berupa perubahan perilaku pelayanan, yang selanjutnya melahirkan outcome berupa minimalisasi kesenjangan

203 mutu jasa pelayanan antara harapan stakeholders dengan performa faktual yang ditampilkan para karyawan. Sejalan dengan itu, proses dan tujuan pengembangan kualitas kinerja karyawan harus mempertimbangkan keserasiannya dengan isu, tantangan bisnis, dan potensi sumber daya manusia yang dimiliki Bank Jabar. Bertolak dari proses, output, dan outcome manajemen peningkatan kualitas kinerja sebagaimana dikonsepsikan dalam model tersebut, selanjutnya diplih instrumen yang tepat guna. Dalam konstelasi itulah program pengembangan kualitas kinerja karyawan harus dimaknai sebagai upaya penguatan apreasiasi karyawan terhadap budaya organisasi dan etos kerja.