BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kinerja dari perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup bagus dan cenderung diminati oleh investor sebagai salah satu target

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dana tersebut, semakin banyak orang yang mendirikan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dimana ketidakstabilan mata uang dollar terhadap rupiah membuat melemahnya

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanamkan oleh para investor asing maupun domestik di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. International Yearbook of Industrial Statistics 2016, industri manufaktur di

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan di periode sebelumnya. Perubahan laba menjadi ukuran keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. investasi di Indonesia serta ketidak stabilan mata uang dollar terhadap rupiah.

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan hubungan antar bangsa dihadapkan pada kondisi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar dalam

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PEDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang cepat

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, perusahaan harus meningkatkan kinerja perusahaannya yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. efektif, efisien, berhati-hati dalam melakukan pengambilan keputusan. Pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada masa perekonomian saat ini perusahaan diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan membuat lesunya kegiatan perekonomian. Kondisi seperti ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan persaingan diantara para pelaku usaha juga semakin kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara yang masih dalam kondisi perbaikan akibat krisis ekonomi yang melanda beberapa waktu, memberikan penghalang bagi pelaku usaha untuk berkembang. Suka bunga bank yang cukup tinggi, pengangguran semakin banyak, harga bahan bakar yang meningkat, daya beli masyarakat yang belum pulih, nilai tukar rupiah yang masih terus berfluktuatif serta keadaan keamanan dalam negeri yang masih belum kondusif membuat persaingan usaha menjadi semakin ketat guna mempertahankan kelangsungan usahanya. Pada akhir juni tahun 2013, nilai tukar rupiah cenderung melemah. Hal yang sama juga dialami oleh beberapa negara berkembang di dunia. Nilai tukar sebuah mata uang ditentukan oleh relasi penawaran-permintaan atas mata uang tersebut. Dinamika ekspor-impor akan berdampak pada nilai tukar mata uang. Ekspor meningkatkan permintaan atas mata uang negara eksportir. Beranjak pada tahun 2014 merupakan tahun penuh tantangan bagi ekonomi Indonesia. Penurunan nilai mata uang rupiah memiliki dampak yang cukup serius pada tahun 2013-2014. Yaitu pada saat harga bahan pokok produksi meningkat akan menyebabkan harga produk itu sendiri menjadi meningkat. Pada akhir 1

2 Agustus 2013 tercatat bahwa pengangguran di Indonesia meningkat yaitu mencapai angka 7,39 juta orang. Angka pengangguran yang tinggi ini menjadi salah satu penyebab menurunnya daya beli masyarakat. Pada Februari 2013 jumlah pengangguran masih berada pada angka 7,17 juta orang. Selain itu pada tahun 2013 terjadi kenaikan harga bahan baku minyak. Hal ini menyebabkan naiknya biaya produksi dan transportasi sekitar 30%. Permasalah yang nampak pada tahun 2013-2014 ini menyebabkan perusahaan makanan dan minuman di Indonesia mengalami penurunan keuntungan (profit). Salah satu tujuan sebuah perusahaan mendaftarkan sahamnya ke pasar modal adalah untuk meningkatkan performance perusahaan. Hal ini menjadikan pasar modal sebagai penghimpun dana jangka panjang dan dilakukan secara langsung, tanpa perantara keuangan, juga sebagai salah satu fasilitator dalam negara yang dipergunakan oleh pemerintah untuk mengendalikan perekonomian karena pasar modal mampu memenuhi kebutuhan akan permintaan dan penawaran modal bagi kalangan industri. Pasar modal memiliki beberapa daya tarik, pertama diharapkan pasar modal akan bisa menjadi alternatif penghimpun dana selain perbankan. Kedua pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi dengan risiko mereka. Ketiga dari sisi perusahaan yang memerlukan dana, seringkali pasar modal merupakan alternatif pendanaan ekternal dengan biaya yang lebih rendah dari pada sistem perbankan. Persaingan dalam dunia usaha membuat setiap perusahaan, khususnya industri manufaktur, semakin meningkatkan kinerja agar tujuan perusahaannya

3 tercapai. Industri manufaktur adalah industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Industri manufaktur terdiri dari perusahaan yang bergerak di sektor industri barang konsumsi, sektor industri dasar dan kimia, dan sektor aneka industri. Pada tahun 2013 industri manufaktur diproyeksikan tumbuh mencapai 7,1%. Industri barang konsumsi yang terdiri dari 5 sub sektor yaitu Food and Beverage (Makanan dan Minuman), Tobacco Manufactures (Rokok), Pharmaceuticals (Farmasi), Cosmetics and Household (Kosmetik & Barang Keperluan Rumah Tangga) dan Houseware (Peralatan Rumah Tangga) merupakan industri yang cukup diminati oleh investor karena secara keseluruhan industri barang konsumsi memiliki kapitalisasi pasar yang besar dari total kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa industri barang konsumsi merupakan industri yang cukup diminati oleh investor. Perusahaan makanan dan minuman dalam bahan pangan ini menjadi kebutuhan pokok yang dibutuhkan. Makanan dan minuman dalam kemasan saat ini sudah menjadi hal yang diminati oleh penduduk Indonesia dalam semua jenis kalangan. Dalam hal ini membuat banyak perusahaan seperti perusahaan bersaing untuk mencari keuntungan yang lebih banyak. Rasio profitabilitas dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator fundamental perusahaan yang mewakili kinerja keuangan. Rasio profitabilitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan dan memberikan ukuran tingkat efektifitas menajemen suatu perusahaan. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan evaluasi kinerja

4 sebuah perusahaan dengan melihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan. Penulis menggunakan rasio profitabilitas khususnya Return On Assets (ROA). Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan. Berikut disajikan rata-rata profitabilitas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 40 30 20 10 0 Rata-Rata Profitabilitas 28.7 22.46 24.33 26.64 18.89 2010 2011 2012 2013 2014 ROA Sumber : ICMD (Indonesia Capital Market Directory) yang diolah Gambar 1.1 Rata-rata Profitabilitas Perusahaan Makanan dan Minuman Berdasarkan gambar 1.1 rata-rata profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2010-2013 mengalami peningkatan, pada tahun 2010 sebesar 18.89%, pada tahun 2011 sebesar 22.46%, pada tahun 2012 sebesar 24.33% dan pada tahun 2013 sebesar 28.7% sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 26.64%. Tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan menunjukan nilai profitabilitas yang semakin besar dan akan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan assetnya.

5 Profitabilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu margin laba bersih, perputaran total aktiva, laba bersih, penjualan, total aktiva, aktiva tetap, aktiva lancar dan total biaya (Kasmir, 2009). Penulis menggunakan rasio Likuiditas sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi profitabilitas, karena dengan mengetahui likuiditas suatu perusahaan kita dapat mengetahui kemampuan sebuah perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya. Berikut disajikan rata-rata likuiditas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 3 2 1 0 Rata-Rata Likuiditas 2.65 2.01 1.9 2.15 1.52 2010 2011 2012 2013 2014 CR Sumber : ICMD (Indonesia Capital Market Directory) yang diolah Gambar 1.2 Rata-rata Likuiditas Perusahaan Makanan dan Minuman Berdasarkan gambar 1.2 dapat dilihat bahwa rata-rata likuiditas pada tahun 2010-2012 mengalami penurunan, terhitung likuiditas pada tahun 2010 sebesar 2.65%, pada tahun 2011 sebesar 2.01% dan pada tahun 2012 sebesar 1.9%. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan yaitu sebesar 2.15% dan pada tahun 2014 mengalami penurunan kembali menjadi 1.52%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat likuiditas suatu perusahaan memegang peranan yang penting dan dapat menjadi perhatian utama apabila perusahaan mengadakan analisis finansial, sebab tingkatan likuiditas suatu

6 perusahaan merupakan salah satu faktor lain yang menentukan berhasil tidaknya suatu perusahaan dikelola karena mengangkut penyediaan kebutuhan dana dan uang tunai dan sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan tersebut, serta turut menentukan seberapa jauh perusahaan akan menanggung resiko, dimana faktorfaktor / resiko tersebut menyangkut dana jangka panjang serta menyangkut hubungan antara dana pemegang saham. Keputusan akan penggunaan utang mengharuskan perusahaan menyeimbangkan tingkat ekspektasi pengembalian yang lebih tinggi dengan risiko yang meningkat. Leverage (utang) berarti penggunaan biaya tetap dalam usaha untuk meningkatkan profitabilitas. Rasio leverage ini dipilih sebagai variabel yang mempengaruhi profitabilitas. Berikut disajikan rata-rata leverage perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 4 2 0 Rata-Rata Leverage 2.12 2.13 2.02 1.94 1.06 2010 2011 2012 2013 2014 DER Sumber : ICMD (Indonesia Capital Market Directory) yang diolah Gambar 1.3 Rata-rata Leverage Perusahaan Makanan dan Minuman Berdasarkan gambar 1.3 dapat dilihat bahwa rata-rata leverage pada tahun 2010-2014 bergerak relatif menurun. Tingkat pada leverage pada perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2010 sebesar 2.12% mengalami peningkatan

7 menjadi 2.13% pada tahun 2011, sedangkan pada tahun 2012-2014 mengalami penurunan kembali, pada tahun 2012 sebesar 2.02%, pada tahun 2013 sebesar 1.94% dan pada tahun 2014 tingkat leverage sebesar 1.06%. Hal ini disebabkan karena perusahaan tersebut telat untuk membayar hutangnya. Perusahaan memperoleh sumber dana dari dalam perusahaan berupa laba ditahan, sedangkan sumber dana dari luar perusahaan berupa utang dan pernerbitan saham. Utang (leverage) adalah salah satu alat yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan modal dalam rangka meningkatkan keuntungan. Perusahaan yang terlalu banyak melakukan pembiayaan dengan utang pada umumnya dianggap tidak sehat, kerena dapat menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan. Selain rasio leverage, ada pula rasio aktivitas yang mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Apabila rasio aktivitas ini rendah, maka perusahaan tersebut tidak beroperasi dengan baik dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya, maka setiap perusahaan diharapkan mampu menghasilkan profit yang optimal dari operasi perusahaan yang dihasilkan. Berikut disajikan rata-rata aktivitas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.

8 20 10 0 Rata-Rata Aktivitas 10.46 2.61 2.74 2.76 3.38 2010 2011 2012 2013 2014 TATO Sumber : ICMD (Indonesia Capital Market Directory) yang diolah Gambar 1.4 Rata-rata Aktivitas Perusahaan Makanan dan Minuman Berdasarkan gambar 1.4 dapat dilihat bahwa rata-rata Aktivitas pada tahun 2010-2014 terhitung stabil. Pada tahun 2010-2014 mengalami peningkatan terus menerus, tingkat aktivitas pada tahun 2010 sebesar 2.61 kali, pada tahun 2011 sebesar 2.74 kali, pada tahun 2012 sebesar 2.76 kali, pada tahun 2013 sebesar 3,38 kali dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu sebesar 10.46 kali. Dengan mengukur rasio aktivitas perusahaan bisa dilihat seberapa besar aktivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Semakin efektif dalam memanfaatkan dana, semakin cepat perputaran dana. Menurut Fahmi (2011:132) rasio aktivitas adalah Rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan, di mana penggunaan aktivitas ini dilakukan sangat maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal. Berdasarkan hal di atas maka dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba baik laba saat ini maupun laba di masa mendatang.

9 Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian penulis adalah perusahaan-perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan Makanan dan Minuman dipilih sebagai unit analisis di dalam penelitian ini karena memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan komsumen. Perusahaan makanan dan minuman dianggap akan bertahan atau tetap beroperasi. Karakteristik masyarakat yang konsumtif terhadap barang akan membantu mempertahankan perusahaan makanan dan minuman. Perusahaan makanan dan minuman ini memiliki peranan penting bagi pembangunan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan penjualan barang makanan dan minuman sehingga menimbulkan perputaran yang tinggi dengan demikian perusahaan makanan dan minuman ini diprediksi akan tetap terus bertahan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Aktivitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Identifikasi masalah dan rumusan masalah penelitian ini diajukan untuk untuk merumuskan dan menjelaskan mengenai permasalahn yang tercakup dalam penelitian.

10 1.2.1 Identifikasi Masalah Untuk menyelesaikan masalah yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya, perlu ada pengidentifikasian masalah sehingga hasil analisa selanjutnya dapat terarah dan sesuai dengan penelitian, yaitu: 1. Profitabilitas mengalami penurunan pada tahun 2014. 2. Likuiditas mengalami penurunan pada tahun 2012 dan 2014. 3. Leverage mengalami penurunan dari tahun 2012-1014. 4. Aktivitas dari tahun 2010-2014 stabil. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi likuiditas, leverage dan aktivitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 2. Bagaimana kondisi profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 3. Seberapa besar pengaruh likuiditas, leverage dan aktivitas terhadap profitabilitas baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 1.3 Tujuan Penelitian mengetahui: Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

11 1. Untuk mengetahui dan menganalisis kondisi likuiditas, leverage dan aktivitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh likuiditas, leverage dan aktivitas terhadap profitabilitas baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka kegunanaanya adalah sebagai berikut : 1.4.1 Kegunaan Teoritis Adapun kegunaan penelitian secara teoritis sebagai berikut : 1. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru yang berhubungan mengetahui teori-teori keuangan khususnya mengenai Current Ratio, Debt to Equity Ratio, total asset turn over dan Return on asset.

12 2. Bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi untuk memungkinkan peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian mengenai topik-topik yang berkaitan dengan penelitian ini, baik yang bersifat melanjutkan atau melengkapi. 1.4.2 Kegunaan Praktis Adapun kegunaan penelitian secara praktis sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi perusahaan dan pertimbangan yang berarti dalam membuat keputusan keuangan dimasa yang akan datang khususnya yang mempengaruhi kebijakan keuangan. 2. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi, tolak ukur atau pertimbangan, khususnya bagi individual investor yang tertarik untuk mengambil keputusan keuangan.