Efektivitas Pupuk Bio organik Terhadap Produksi Tanaman Semangka (Citrullus vilgaris L.) di Desa Sungai Tunu Barat Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan Hayani, Rizki, Novi Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinnggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Watermelon (Citrullus vulgaris L.) is one fruit crop is popular because it tastes sweet, crisp and a lot of water content. Requirement of watermelon continues to increase while the production is still low. Economic value of watermelon is quite high and is expected to increase revenues society therefore to increase the production of watermelon cultivation needs to be done. Watermelon cultivation using organic bio fertilizers other environmentally friendly can also add soil organic matter and very simple acquiring. The objectives of this research is to determine the effectiveness of Bio organic fertilizer for crop production of watermelon (Citrullus vulgaris L.) which includes: fruit weight, fruit diameter and number of pieces. This research has been conducted on farmers' field Tunu River Village Sub Domains West Coast South Coastal District from April to June 2013. This type of research is experimental, this study using Cluster Randomized Design (RAK) with 4 treatments and 6 repetitions, each treatment is a control (Urea, NPK, SP36 and KCL), B (Bio Organic 2%), C (4% organic Bio), D (6% organic Bio) parameters measured were fruit weight, fruit diameter and number of pieces. Data were processed using analysis of variance and continued DNMRT test at level 5%. The results were analyzed by analysis of variance after directing that the use of Bio organic fertilizer is not a real effect on crop production covering a total of watermelon fruit, fruit weight and fruit diameter compared dangan use of inorganic fertilizers. From the research results it is advisable for farmers to use organic bio fertilizer in crop cultivated watermelon pupuknya for more economical and environmentally friendly. Key words: Effectiveness of Bio Organic Fertilizer Production Plant Against Watermelon (Citrullus vilgaris L.). PENDAHULUAN Pupuk merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisika, kimia, atau biologi tanah sehingga lebih baik bagi pertumbuhan tanaman, pemberian atau penambahan zat-zat kedalam tanah, untuk memperlengkapi atau mengganti keadaan unsur hara yang tidak cukup terkandung di dalam tanah. Bahan atau zat-zat yang diberikan ke dalam tanah yang bersifat organik yang bertujuan untuk meningkatkan produksi
tanaman dalam keadaan faktor lingkungan yang baik (Sutedjo, 2010). Pertanian oganik adalah sistem produksi pertanian terpadu, yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Peyediaan pupuk Bio organik, biofertilizer, biodekomposer, biokontrol dan bioremediasi. Pupuk diberikan pada tanaman dengan tujuan menambah zat atau unsur hara yang dibutuhkan tanaman, sebenarnya unsur hara telah tersedia dalam tanah akan tetapi diserap secara terus menerus oleh tanaman pada saat panen maka jumlahnya berkurang atau habis (Primantoro, 2000). Jenis-jenis pupuk berdasarkan asalnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu pupuk anorganik yang disebut juga pupuk buatan, seperti urea (pupuk N), TSP atau SP-36 (Pupuk P), KCL (pupuk K) dan pupuk organik disebut juga pupuk alami seperti pupuk kandang. Pupuk hayati atau pupuk organik buatan adalah pupuk yang sudah mengalami pabrikasi dan teknologi tinggi. Banyak kelebihan dari pupuk organik buatan, seperti pupuk Bio organik diantaranya adalah kadar hara tepat untuk kebutuhan tanaman dan penggunaannya lebih efektif dan efisien (Lingga dan Marsono,2008). Pupuk Bio organik diproduksi secara biologikal komplek diperkaya dengan mikroba-mikroba sebagai biofertilizer, hormon pertumbuhan dan asam amino yang sangat dibutuhkan tanaman (Suswono 2010). Kelebihan pupuk Bio organik dibandingkan pupuk organik lainnya yaitu mengurangi dosis pupuk kimia sehingga 50% secara bertahap yang terdapat pada pupuk Anorganik seperti pupuk urea, KCL, ZA, SP-36 dan TSP atau menguraikan bahan kimia didalam tanah, diperkaya mikrobamikroba, memacu pertumbuhan tanaman, menguat kan batang tanaman dan meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Pupuk Bio organik dapat digunakan untuk semua jenis tanaman seperti tanaman hias, kehutanan, perkebunan, hortikultura, tanaman pangan dan tanaman buah. (Suswono, 2010). Semangka (Citrullus vulgaris L.) merupakan salah satu buah yang sangat digemari, karena rasanya yang manis, renyah, dan kandungan air yang banyak. Tanaman semangka mempunyai peluang yang cukup baik untuk dikembangkan, selain nilai ekonomisnya tinggi umur panen relatif pendek dan teknik budidayanya mudah, budidaya semangka dapat meningkatkan pendapatan petani. Tingkat dan kualitas produksi semangka di Sumatera Barat masih tergolong
rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras dan ketersediaan unsur hara di dalam tanah yang kurang, yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, sabit, wadah kecil, kain halus/sapu tangan, tali rafiah, ember pemupukan yang tidak berimbang, plastik, gunting pemotong, label, meteran, serangan hama dan penyakit tanaman, timbangan house, gergaji, alat tulis. pengaruh cuaca atau iklim, serta teknis budidaya petani, berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : benih semangka, pupuk urea, NPK, SP36, KCL dan pupuk kuantitas dan kualitas dengan tetap Bio organik cair. Rancangan penelitian memelihara Kelestarian lingkungan menggunakan rancangan acak kelompok (Aspek K-3), karena semangka sangat dibutuhkan di pasaran. Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan (RAK), dengan 4 perlakuan dan 6 kelompok, sehingga percobaan ini terdiri dari 24 unit. masing-masing perlakuan yaitu: kontrol (tanpa Bio organik), Pupuk judul efektivitas pupuk Bio organik Bio organik 2% /tanaman, Pupuk Bio terhadap produksi tanaman semangka di Desa Sungai Tunu Barat Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan. organik 4% /tanaman dan Pupuk Bio organik 6% /tanaman. parameter yang di ukur adalah berat buah, diameter buah dan BAHAN DAN METODE jumlah buah. Data diolah dengan Penelitian ini telah dilakukan pada menggunakan analisis ragam dan bulan April Juni 2013, di lahan petani di desa Sungai Tunu Barat Kecamatan Ranah dilanjutkan uji DNMRT pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan. Adapun Jumlah buah berdasarkan uji jenis penelitian ini adalah eksperimen. kepada tiap-tiap kelompok eksperimen statistik berpengaruh tidak nyata karena F hit < F tabel maka tidak perlu uji lanjut dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dan hasilnya seperti terlihat pada tabel di dengan kondisi yang dapat dikontrol. Alat bawah ini. Tabel 1. Pemberian pupuk Bio organik terhadap rata-rata jumlah buah semangka
No Jenis Perlakuan Rata-rata Jumlah buah 1. 2. 3. 4. A. Kontrol 1,5 B. Bio organik 2% 2,0 C. Bio organik 4% 2,3 D. Bio organik 6% 2,5 Berdasarkan uji statistik yang berat buah semangka berpengaruh tidak telah dilakukan tentang efektivitas pupuk Bio organik terhadap produksi tanaman nyata dan hasilnya seperti terlihat pada tabel dibawah ini. semangka (Citrullus vulgaris L.) terhadap Tabel 2. Pemberian pupuk Bio organik terhadap rata-rata berat buah semangka. No Jenis Perlakuan Rata-rata Berat buah 1. 2. 3. 4. A. Kontrol 4,1 a B. Bio organik 2% 4,6 a C. Bio organik 4% 4,7 a D. Bio organik 6% 5,3 a Keterangan : angka-angka pada lajur yang sama yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α 5% menurut DNMRT Berdasarkan uji statistik yang telah buah semangka berbeda tidak nyata dan dilakukan tentang hasil rata-rata diameter hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.Tabel 3. Pemberian Bio organik terhadap rata-rata diameter buah semangka. No Jenis Perlakuan Rata-rata Diameter Buah (cm) 1. A. Kontrol 10,71 2. B. Bio organik 2% 13,37 3. C. Bio organik 4% 16,68 4. D. Bio organik 6% 18,15 Pembahasan dan diameter buah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk Bio Berdasarkan hasil penelitian dan setelah dianalisis dengan sidik ragam, maka dapat dilakukan pembahasan tentang efektivitas pemberian pupuk Bio organik organik berpengaruh tidak nyata pada jumlah buah semangka, hal ini disebabkan dari kontrol dengan menggunakan pupuk anorganik salah satu kandungan nutrisi terhadap jumlah Jumlah Buah, berat buah
hara sama dengan Bio organik seperti sama-sama terdapatnya kandungan unsur P yang berperan penting didalam pembentukan bunga dan buah (jumlah buah). seperti hasilnya terlihat pada pemberian pupuk Bio organik sebanyak 6% yaitu rata-rata jumlah buah sebanyak 2,5 buah. Hal ini bearti dalam optimalisasi produktivitas suatu tanaman terhadap (jumlah buah) diperlukan pengurangan jumlah dosis pupuk pada fase pertumbuhan vegetatif, terutama pupuk yang mengandung unsur Nitrogen (N) karena jika tidak dihentikan maka pertumbuhan vegetatif akar, daun dan batang akan tumbuh terus menerus sehingga akan menghambat pertumbuhan generatif (Gardner dan Mitchell, 1991). Hasil pengamatan terhadap berat buah dari pemberian pupuk Bio organik sama dengan pupuk anorganik karena menunjukkan hasil yang berpengaruh tidak nyata terhadap berat buah semangka. Seperti terlihat dari hasil penelitian menunjukkan berat buah tertinggi saat diberikan Bio organik sebanyak 6% yaitu berat buah sebesar 5,3 kg data berat buah yang diperoleh adalah data rata-rata berat buah dalam satu rumpun, hal ini bearti pemberian pupuk Bio organik sudah mampu memberikan peranan terhadap peningkatan berat buah semangka yang lebih baik, hal ini disebabkan nutrisi yang terkandung di dalam pupuk Bio organik seperti unsur hara makro dan mikro yang berdampak terhadap peningkatan berat buah serta kandungan mikroba yang mampu menyediakan unsur hara, melarutkan hara sehingga dapat memperbaiki pertumbuhan dan produktivitas suatu tanaman dan meningkatkan kesuburan tanah (Nursanti, 2008). Berat buah semangka secara manual dipengaruhi oleh pupuk Bio organik karena selain dapat bekerja cepat, juga mengandung mikroba-mikroba dan hormon tertentu yang dapat memacu pertumbuhan tanaman. Berdasarkan statistik hasil penelitian menujukan bahwa berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah semangka. Karena pemberian Bio organik hasilnya sama dengan pupuk anorganik hal ini terlihat pada pengamatan pemberian pupuk Bio organik menujukan bahwa ratarata diameter buah semangka yang diberikan pupuk Bio organik 6%, yaitu sebesar 18,15 cm, sedangkan rata- rata diameter buah semangka pada pupuk kontrol sebesar 10,71 cm. Jadi rata-rata diameter buah semangka menujukan hasil yang berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah semangka. hal ini disebabkan pada pupuk Bio organik dan anorganik sama-sama memeliki unsur Seperti N, P,dan K. dalam pembentukan buah seperti (diameter buah) diperlukan
nutrisi tambahan yang didapatkan dari proses pemupukan. Hal ini didukung oleh pendapat Latifah (2008), yang mengatakan bahwa pemberian pupuk melalui tanah dengan frekuensi yang sangat jarang (sekaligus, dua atau tiga kali) sepanjang siklus pertumbuhan membutuhkan jumlah pupuk yang sangat banyak karena dari pupuk hayati (Bio organik) yang mengandung unsur N yang diberikan kedalam tanah hanya 30-50 % yang diserap tanaman, sedangkan unsur P dan K lebih rendah lagi hanya sebesar 15-20 % selebihnya menjadi residu dan tercuci dalam larutan tanah. Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa pemberian pupuk Bio organik terbaik menurut penelitian terhadap rata-rata jumlah buah, rata-rata berat buah dan diameter buah adalah perlakuan sebanyak 6%. dengan demikian dapat direkomendasikan untuk meningkatkan hasil budidaya tanaman semangka. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang efektivitas pupuk Bio organik terhadap produksi tanaman semangka di lahan petani di desa Sungai Tunu Barat Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian Bio organik berpengaruh tidak nyata terhadap produksi tanaman semangka yang meliputi jumlah buah, berat buah dan diameter buah dibandingkan dengan penggunaan pupuk anorganik. DAFTAR PUSTAKA Gardner, P dan Michell. (1999). Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Prees. Jakarta. Lingga, P. dan Marsono (2008). Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penerbit Swadaya. Jakarta. Latifah. (2008). Metode Penapisan dan Uji Ketahanan Cabai (Capsicum annuum L. ). Terhadap Chili Veinal Mottle Virus dan Cucumber Mosaic Virus, Thesis. Institut Pertanian Bogor Primantoro. (2000). Pemupukan. Penerbit Swadaya. Jakarta. Suswono. (2010). Pupuk Bio Organik. Sidomuncul. Semarang. Sutedjo, M. (2009). Pupuk dan Pemupukan, Penebar Swadaya. Jakarta. Nursanti. 2008. Pemanfaatan Pupuk Bio organik Terhadap Beberapa Sifat Kimia Ultisol Dan Populasi Mikroba Rhizosfer Serta Hasil Cabai (Capsicum annum L.). Jurnal Agronomi vol. 12 No, 12 : 28-33. Suswono. (2010). Pupuk Bio organik Sidomuncul. Semarang..