PELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA. Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR-DASAR MELATIH. Hedi Ardiyanto Hermawan

PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEKOLAH

TUGAS DAN PERAN PELATIH (Hak dan Kewajiban Pelatih) OLEH: YUNYUN YUDIANA

Teori Kepemimpinan. Teori x, y. Z Teori TRAIT (Bakat) Teori Perilaku Teori Situasional

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

PEDOMAN PELATIH BOLABASKET Oleh: Budi Aryanto

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

Pendetakan tradisional

DRS. HERWIN, M.PD.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penting saat ini bahkan dimasa yang akan datang, karena perusahaan tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

KETAHANAN MENTAL Pengantar Ketahanan Mental Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, karakter setiap pemain dan menciptakan kekompakan.

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013

106 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Gaya Kepemimpinan IKA RUHANA

1. Pembinaan olahraga sebaiknya dimulai sejak anak usia dini, berkesinambungan, dan mempertimbangkan kondisi anak atau disesuaikan dengan dunia anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

BAGAIMANA MENGENAL DIRI ANDA

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

2015 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

PEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

Sambutan Presiden RI pada Peresmian OSO Sports Center, Bekasi, 25 Maret 2011 Jumat, 25 Maret 2011

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

PERIODISASI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penandasan kembali terhadap falsafah Man behind the gun. Roda organisasi sangat

LAMPIRAN 1 KUESIONER. Saya adalah mahasiswi dari Binus University yang sedang melakukan penelitian mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

Oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd. l.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) METODOLOGI KEPELATIHAN OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. Kedisiplinan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan. Setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai

BAB I PENDAHULUAN. Guru atau seorang pendidik, merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru

BAB V PEMBAHASAN. pustaka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknis analisis.

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga melalui slogan Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan

PRIJANTO: TANGAN KEDUA YANG SETIA DAN BISA DIANDALKAN. Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah

ETIKA PROFESI SATPAM

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

PEDOMAN ETIKA DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

ETOS KERJA PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

KEPEMIMPINAN. Bab 12

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan Jumlah Wakatu Aktif Belajar Saat Proses Belajar Mengajar Permainan Bola

BAB I PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat luas dan mulai digemari oleh para pemuda Indonesia,

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya olahraga prestasi. Olahraga prestasi yang dimaksud dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menguraikan definisi dan teori-teori yang dijadikan landasan berpikir

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Persiapan Tim Hockey Jabar Menuju PON 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

PEMAHAMAN PELATIH BOLA VOLI DI KABUPATEN SLEMAN MENGENAI PROGRAM LATIHAN MENTAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun

Etika Guru Definisi Etika: 1. Ilmu tentang filsafat moral, yaitu mengenai nilai 2. Ilmu tentang tingkah laku 3. Ilmu yang menyelidiki mana yang baik

KOMPETENSI HAKIKAT KOMPETENSI. Kemampuan Profesional Guru. Mampu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK. Tabel 1. Jenis Dan Bentuk Sanksi Pelanggaran Kode Etik PNS BAPETEN. ringan

ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL

Patricia Dhiana Paramita *)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

Sebutan untuk pelatih dari Grassroot adalah "COACH EDUCATOR" akan terlihat perbedaan peran "Coach" dengan "Coach Educator"

PSIKOLOGI PELATIHAN FISIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena

Transkripsi:

PELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

PELATIH OLAHRAGA Sukses tidaknya kegiatan ekstrakurikuler OR di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari segi pelatih, peserta didik, sarana dan prasarana, sekolah, orangtua, maupun kondisi masyarakat sekitar. Dari berbagai faktor tersebut, pelatih memiliki andil yang besar dalam kesuksesan kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah. Bagaimana jadinya seorang olahragawan bergantung pada program latihan yang disajikan oleh pelatih.

PELATIH OLAHRAGA?? Ialah seorang yang memberikan latihan fisik, teknik, taktik, dan mental untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pelatih olahraga memiliki peran sebagai guru, bapak dan teman. guru disegani bapak dicintai, dihormati teman dipercaya untuk mencurahkan keluh kesah

KEMAMPUAN YANG HARUS DIMILIKI PELATIH 1. Memiliki jiwa pemimpin, tegas, berwibawa juga humoris 2. Memiliki pengetahuan olahraga 3. Menguasai komponen kondisi fisik dan psikologis anak 4. Memiliki keterampilan olahraga 5. Memiliki sikap sportif 6. Memiliki kreativitas 7. Memiliki kesehatan yang baik 8. Memiliki kemampuan dalam administrasi 9. Memiliki emosional yang baik

Gaya Kepemimpinan Pelatih Menurut Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu: 1. Otoriter, 2. Demokrasi, 3. Liberal

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter Wewenang dan keputusan mutlak berada pada pimpinan Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat Tugas-tugas pada bawahan diberikan secara instruktif Lebih banyak kritik daripada pujian

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat Cenderung adanya paksaan dan hukuman Kasar dalam bersikap Tanggung jawab dalam keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis Wewenang pimpinan tidak mutlak Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan Komunikasi berlangsung timbal balik Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan pertimbangan Tugas-tugas dari bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif Pujian dan kritik seimbang

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas masing-masing Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak Tercipta suasana saling percaya saling hormat menghormati, dan saling menghargai Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung secara bersama-sama.

3. Gaya Kepemimpinan Liberal Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku Prakarsa selalu berasal dari bawahan

3. Gaya Kepemimpinan Liberal Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perseorangan.

Gaya kepemimpinan yang paling baik?? Dari gaya-gaya kepemimpinan tersebut, tidak ada satu pun yang mutlak paling baik dan benar digunakan, namun kombinasi dari ketiganya dapat digunakan dengan melihat berbagai situasi dan kondisi. Karakteristik siswa dan materi latihan juga menjadi salah satu penentu gaya kepemimpinan apa yang paling cocok dan kapan gaya kepemimpinan tersebut cocok diterapkan.

Pelatih olahraga seyogyanya tidak condong hanya pada salah satu gaya kepemimpinan secara berlebihan. Sebab, gaya kepemimpinan tertentu lebih cocok digunakan dalam situasi tertentu. Pelatih olahraga perlu mengkombinasikan antara gaya kepemimpinan satu dan yang lain bergantung akan situasi kondisi yang dihadapinya dilapangan. Hal ini disebabkan oleh karena adanya keuntungan dan kerugian dari tiap gaya kepemimpinan.

Kode Etik Pelatih?? Silakan dibaca dan dibahas pada pertemuan berikutnya.

SEKIAN TERIMA KASIH,,,

KODE ETIK PELATIH (Harsono. (1988) Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching ) 1. Perilaku Seorang Pelatih - Sesuai dengan norma agama dan norma di masyarakat - Memberikan suri tauladan perilaku baik - Ingat bahwa masyarakat memandang dirinya sebagai manusia model diamati oleh olahragawan atau atlitnya dan masyarakat.

KODE ETIK PELATIH 2. Kepemimpinan Pelatih - Seyogyanya mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik: tegas, bijaksana, dan berwibawa. - Mampu memberikan motivasi, memimpin atletnya, serta para asisten pelatih. - Dapat bekerjasama dengan semuanya

KODE ETIK PELATIH 3. Sikap Sportif - Pelatih yang sportif: jujur, disiplin, tanggung jawab, serta berjuang mati-matian, dan tidak membedakan antara olahragawan satu dengan olahragawan lain. - Menghindari cara-cara curang dalam mencapai tujuan tertentu.

KODE ETIK PELATIH 4. Pengetahuan dan Keterampilan Pelatih - Tinggi rendahnya prestasi peserta didik dipengaruhi pada tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan dari pelatih. - Pelatih harus mempunyai pengetahuan akan bentuk bentuk formasi permainan, strategi pertahanan, dan juga strategi penyerangan. - Pelatih yang baik akan mengenalkan bentuk-bentuk formasi permainan, strategi pertahanan dan penyerangan yang membuat regu lawan sulit mengacaukan regunya, dengan penyerangan maupun pertahanan yang jitu.

KODE ETIK PELATIH 5. Keseimbangan Emosional - Keseimbangan emosional pelatih terlihat ketika menghadapi situasi marah atau tertekan. - Pelatih berfungsi sebagai pembimbing siswa dalam keseimbangan emosionalnya belum matang. - Bersikap secara wajar dengan kepala dingin pada waktu latihan dan pertandingan, serta pada kehidupan keseharian.

KODE ETIK PELATIH 6. Imajinasi Seorang Pelatih - Imajinasi seorang pelatih olahraga sangat dibutuhkan untuk pencapaian prestasi olahragawan. - Imajinasi: kemampuan daya ingatan dalam membentuk khayalan tentang obyek yang tidak nampak. - Imajinasi penting untuk: mendesain pola permainan, sistem pertahanan dan penyerangan, teknik dan taktik, serta metode latihan yang efektif dan efisien.

KODE ETIK PELATIH 7. Ketegasan dan Keberanian Seorang Pelatih - Pelatih seyogyanya berani mengambil keputusan yang tegas dan wajar terhadap olahragawan. - Pelatih harus sanggup memberikan perlindungan kepada olahragawan yang dilatih terhadap kritikan dari sekolah/masyarakat terkait penampilannya.

KODE ETIK PELATIH 8. Humor - Humor akan dapat mencairkan suasana tegang yang sering terjadi dalam tim. - Penyajian humor harus mengenal batas, sebab siswa sering memberikan tanggapan yang berlebihan. - Pemberian humor harus memperhatikan tempat dan situasi justru dapat merusak suasana.

KODE ETIK PELATIH 9. Kesehatan - Pelatih yang mempunyai kesehatan baik (jasmani&rohani, fisik&psikis) akan membantu dalam melaksanakan tugasnya. - Seorang pelatih agar tetap sehat hendaknya memperhatikan faktor makan, istirahat, dan aktivitas.

KODE ETIK PELATIH 10. Administrator - Pelatih olahraga perlu mempunyai kemampuan mengorganisir proses latihan, program latihan, menginventaris data-data pribadi olahragawan (data kondisi fisik, kemajuan latihan, dst) dan mengorganisasi pertandingan. - Kunci keberhasilan pelatih sering kali diawali dari kemampuan pelatih dalam mengorganisir tugas-tugas pelatih.

KODE ETIK PELATIH 11. Pendewasaan Olahragawan - Pelatih yang baik memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan serta pendewasaan olahragawan - Mengajarkan sifat-sifat kepemimpinan, kekompakan tim, mengambil inisiatif, ambisi, disiplin, dan sebagainya.

KODE ETIK PELATIH 12. Kegembiraan Berlatih Olahragawan - Kegembiraan saat berlatih maupun bertanding sangat diperlukan namun tidak melupakan disiplin. - Suasana latihan yang menyenangkan namun tidak berlebihan membantu olahragawan dalam mencapai prestasi maksimal

KODE ETIK PELATIH 13. Menghargai Wasit - Tidak sedikit perlombaan & pertandingan olahraga yang dirugikan oleh wasit. - Pelatih hendaknya mampu menghargai apa yang telah diputuskan oleh wasit, namun apabila keputusan tsb merugikan perlu menyampaikan kritik dan saran melalui prosedur yang telah ada. - Mengajarkan kepada siswa untuk menghargai wasit adalah hal yang penting justru dapat mempengaruhi penampilan.

KODE KODE ETIK ETIK PELATIH PELATIH 14. Menghargai Tim Tamu atau Regu Lawan - Menghargai regu lawan yang datang sebagai tamu sangat perlu dimiliki oleh seorang pelatih olahraga. - Tamu yang datang untuk bertanding harus dihargai dengan bertanding secara maksimal. - Hal ini untuk menguji siapa yang terbaik di antara keduanya melalui perjuangan keras dan gigih namun tetap dengan fair.

KODE KODE ETIK ETIK PELATIH PELATIH 15. Perhatian Pribadi - Siswa ingin agar diakui sebagai orang dan bukan sebagai sesuatu yang hanya dipergunakan untuk pertandingan, sebab jika siswa diperlakukan demikian maka akan ada kemalasan dan sikap ogah-ogahan untuk berlatih. - Jadi pelatih yang sukses ialah pelatih yang memberikan perhatian kepada olahragawan, dan olahragawan merasakan bahwa sang pelatih selalu memberikan perhatian kepadanya.

KODE KODE ETIK ETIK PELATIH PELATIH 16. Berpikir Positif Seorang pelatih mempunyai tugas membuat olahragawan berfikir secara positif. Selalu optimis dan berfikir positif akan membantu meraih prestasi maksimal. Pelatih harus memusatkan perhatian pada kekuatan-kekuatan yang dimiliki, bukan pada kelemahan-kelemahan yang dimiliki.

KODE KODE ETIK ETIK PELATIH PELATIH 17. Larangan dalam Berjudi Pantang hukumnya bagi seorang pelatih untuk berjudi. Pelatih olahraga harus berani untuk melarang judi kepada olahragawannya dan harus berani memberi hukuman yang berat kepada setiap olahragawan yang bermain judi, apalagi yang mau disogok, dan juga mau dibeli.

KODE KODE ETIK ETIK PELATIH PELATIH 18. Berbahasa yang Baik dan Benar Martabat seorang pelatih seringkali ditentukan oleh kemampuannya dalam berbicara didepan umum. Citra pelatih akan berubah dengan perilakuperilaku yang kurang baik dalam berbicara di depan umum, seperti berbahasa kasar dan jorok, pengucapan kata-kata yang kurang jelas, dan kekakuan sikap.

KODE KODE ETIK ETIK PELATIH PELATIH 19. Mengisukan Orang Pelatih olahraga hendaknya jangan mengkritik, dan mengisukan menceritakan kekurangankekurangan olahragawan dan pelatih lain kepada orang lain. Pelatih harus dapat menyaring informasi-informasi yang baik dan kurang baik, sehingga dapat menyampaikan pada olahragawan tanpa menjelekkan orang lain.

KODE KODE ETIK ETIK PELATIH PELATIH 20. Menggunakan Wewenang Pelatih olahraga janganlah menggunakan wewenang untuk kepentingan pribadi. Hindari menerima sesuatu pemberian atau hadiah yang sekiranya dapat atau diperkirakan akan menyebabkan menyimpang dari ketentuanketentuan yang berlaku dan melanggar kode etik profesinya. Misal memberikan perhatian yang berlebih pada olahragawan karena menerima suatu pemberian atau hadiah.

KODE KODE ETIK ETIK PELATIH PELATIH 21. Sikap Mental Secara mental seorang pelatih harus sudah siap untuk: Mengabdikan diri pada dunia olahraga. Menjadi persyaratan utama bagi seorang pelatih, sebab harihari seorang pelatih akan sangat berkaitan dengan dunia olahraga. Mengamalkan seluruh pengetahuan yang dimiliki kepada semua orang. Berani berkorban baik secara biaya, tenaga, dan juga waktu. Tidak mengharap dipuja apabila olahragawan menjadi juara atau menang bertanding, dan siap dicerca bila olahragawan gagal atau kalah.

KODE KODE ETIK ETIK PELATIH PELATIH 22. Hubungan dengan Asisten Pelatih Hubungan baik antara pelatih dengan asisten pelatih serta staf pelatih akan sangat membantu kesuksesan dari tim yang dibangun.

SEKIAN, TERIMA KASIH,,,