BAB I PENDAHULUAN. governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meyakini kualitas pekerjaannya. Dalam penyelenggaraanya good governance

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa demokrasi saat ini, pemerintah dituntut untuk semakin

BAB I PENDAHULUAN. besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk. penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung dengan suatu

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan bersifat

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah tersebut melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, PENGETAHUAN AUDITOR, INDEPENDENSI, INTERGRITAS, DAN OBJEKTIVITAS PADA KUALITAS AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas pengguna dana untuk. penyenglenggaraan pemerintah seharusnya didukung dengan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. aparatur pemerintah yang berkompeten dalam menjalankan tugas sebagai fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan penggunaan keuangan negara yang dilakukan pihak-pihak. tertentu. Dengan adanya pengawasan ini, pemerintah diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk. penggunaan dana bisa dipertanggungjawabkan. Auditor pemerintah terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan akuntansi didalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin pendistribusian dana yang merata pada semua sektor publik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengunaan dana sehingga efektivitas dan efisien penggunaan dana

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian mengenai kualitas audit penting agar auditor dapat mengetahui

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan laporan hasil audit. Agar pemerintah puas dengan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses sistematik yang dilakukan untuk. mengevaluasi bukti secara objektif atas pernyataan-pernyataan dari

BAB I PENDAHULUAN. yang langsung bertanggungjawab kepada Presiden dalam melaksanakan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). untuk menjamin bahwa tujuan tercapai secara hemat, efisien, dan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah yang mengelola negara dalam kaitannya dengan masalah

BAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat. Diumumkan dalam Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. dan bertanggungjawab dengan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana,

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas yang dihasilkan yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengendalian intern merupakan salah satu alat bagi manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu pengawas intern untuk meminimalisir penyimpangan

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada pemerintahan sekarang mengharuskan adanya transparansi laporan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal

BAB I PENDAHULUAN. karena karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta maraknya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit yang berkualitas dapat membantu mengurangi penyalahgunaan dana

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. menemukan temuan yang memuat permasalahan, yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak dapat dibendung dan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BAB1 PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat akan terwujudnya pemerintahan yang baik (good

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai wujud pertanggungjawaban daerah atas otonomi pengelolaan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dan sesuai dengan kode etik auditor. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. kronis bangsa. Hampir disemua lini pemerintahan terjadi perilaku korupsi, dan

PERSEPSI KARAKTERISTIK INDIVIDU TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN. (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Surakarta) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggung jawaban pengelolaan keuangan daerah merupakan sesuatu hal

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan serta untuk menjamin bahwa tujuan akan tercapai secara hemat,

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan

PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, PENGETAHUAN, PENGALAMAN KERJA DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT

BABl PENDAHULUAN. Auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian independen yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu pengawasan yang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DeAngelo (1981) dalam Lauw dan Elyzabeth (2012), kualitas audit adalah

BAB I PENDAHULUAN. Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, organisasi audit pemerintah dibagi menjadi dua, yaitu : Auditor Eksternal

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merupakan suatu gangguan terhadap pemeriksa, bila sikap kebebasan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing auditor berbeda. Auditor pemerintah dibedakan menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

BAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya harapan masyarakat akan terwujudnya good corporate governance dan penyelenggaraan organisasi sektor publik yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme membutuhkan peningkatan peran dari pengawasan internal. Dalam penyelenggaraanya good governance tidak hanya ditujukan bagi pemerintah pusat namun pemerintah daerah juga dituntut untuk melakukan good governance agar tercipta tata kelola pemerintahan yang baik di setiap lini pemerintahan. Dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan hukum terutama berkaitan dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan segala praktiknya seperti penyalahgunaan wewenang, penyuapan, pemberian uang pelicin, pungutan liar, pemberian imbalan atas dasar kolusi dan nepotisme serta penggunaan uang negara untuk kepentingan pribadi telah menjadi perhatian masyarakat dan dianggap sebagai suatu hal yang lazim terjadi di negara ini. BPKP adalah organisasi yang diberikan tugas oleh pemerintah untuk memeriksa transparansi dalam pelaporan dan praktik pengelolaan realisasi anggaran sektor publik, mengawasi realisasi anggaran daerah yang diperoleh yang menggunakan anggaran dari pemerintah pusat dan juga bertujuan mengembangkan aspek-aspek ekonomi yang ada didaerah tersebut. BPKP sebagai auditor internal pemerintah berperan penting dalam mendorong upaya pemberantasan korupsi. BPKP dalam melakukan audit dilakukan oleh auditor. 1

2 Auditor BPKP merupakan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang merupakan salah satu unsur manajemen pemerintah yang penting dalam rangka tata pemerintahan yang baik. Dalam menjalankan fungsi audit, maka BPKP perlu didukung oleh kinerja auditornya. Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Suatu pengawasan intern yang dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam suatu Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang terdiri dari audit, review, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya. Pengawasan disini bersifat membantu supaya sasaran yang telah ditetapkan organisasi dapat tercapai, dan secara dini dapat menghindari terjadinya penyimpangan penyelenggaraan, penyalahgunaan wewenang, pemborosan dan kebocoran. Audit merupakan salah satu bagian dari pengawasan, pada praktisnya terdiri dari suatu tindakan untuk mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu instansi yang akan diperiksa, dan membandingkan hasilnya dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan menyetujui atau menolak hasil yang telah dibuat dan memberikan rekomendasi mengenai tindakan perbaikan (Sukriah dkk,2009:2 dalam Wandita,dkk 2014) Audit internal adalah salah satu bentuk upaya dalam mencegah terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan asset-aset negara. Oleh karena itu, diperlukanlah orang-orang yang memiliki kemampuan yang memiliki keahlian khusus dalam mencegah terjadinya hal-hal yang mengakibatkan kerugian yang

3 dapat terjadi di lingkungan pemerintahan. Dalam fungsinya sebagai pengawas dan konsultan intern pemerintah, tentu kualitas hasil kerja auditor ini secara tidak langsung juga akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil serta mempengaruhi kualitas hasil auditnya. Menurut Tan dan Alison (1999) dalam Salsabila dan Prayudiawan (2011) kualitas hasil kerja audit tersebut berhubungan dengan seberapa baik sebuah pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas audit yang dihasilkan yang dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon yang benar dari setiap pekerjaan audit yang diselesaikan. Independensi auditor merupakan salah satu faktor yang penting untuk menghasilkan audit yang berkualitas. Karena jika auditor kehilangan independensinya, maka laporan audit yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam standar umum kedua dalam Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SKPN) mengharuskan bahwa auditor harus mempertahankan sikap independen (tidak mudah dipengaruhi), karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Auditor tidak hanya berkewajiban mempertahankan sikap mental independen, tetapi juga harus menghindari hal-hal yang dapat mengakibatkan independensinya diragukan masyarakat. Auditor harus dapat mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen (Sukriah dkk., 2009) dalam Lestari, dkk. 2015.

4 Integritas auditor dapat berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut Sukriah,dkk (2009) dalam Parasayu dan Rohman (2014) menyatakan bahwa integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil auditnya (Pusdiklatwas BPKP, 2008) dalam Parasayu dan Rohman (2014). Auditor harus senantiasa menjaga integritas yang dimilikinya dalam melaksanakan pekerjaan audit. Sikap integritas auditor diperlukan karena berkaitan dengan kualitas audit yang dihasilkan. Dengan adanya integritas yang tinggi yang diiringi dengan meningkatnya kualitas audit, tentunya akan dapat meningkatkan kepercayaan dari public terhadap pemerintahan. Karena, dengan adannya kualitas audit yang tinggi akanmendukung kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan Pemerintahan. (Arianti, dkk. 2014) Pengetahuan juga dapat mempengaruhi kualitas audit. Perbedaan pengetahuan diantara auditor akan berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan (Brown dan Stanner, 1983) dalam Quenna dan Rohman (2012). Dalam melaksanakan audit, auditor harus bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya melalui pengalaman dan praktek audit (SPAP, 2001) dalam Quenna dan Rohman (2012). Seseorang yang melaksanakan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai akan tugasnya. Pengetahan auditor adalah

5 hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas audit, terlebih pengetahuan di bidang akuntansi dan auditing. Kedua pengetahuan tersebut merupakan dasar yang penting yang menjadi modal selama mereka bekerja sebagai seorang akuntan, terlebih pada saat melakukan pengauditan atas laporan keuangan. Pengetahuan audit bisa diperoleh dari berbagai pelatihan formal maupun dari pengalaman khusus, berupa kegiatan seminar, loka karya, serta pengarahan dari auditor senior kepada auditor juniornya (Wandita, dkk 2014) Seorang auditor profesional harus mempunyai pengalaman yang cukup tentang tugas dan tanggung jawabnya. Pengalaman audit juga memberikan dampak untuk setiap keputusan yang akan diambil dalam melaksanakan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang akan diambil merupakan keputusan yang tepat. Pengalaman kerja menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas pengalaman kerja seseorang, semakin trampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan (Sukriah dkk,2009:4 dalam Wandita, dkk, 2014). Menurut Salsabila dan Prayudiawan (2011) kualitas dari hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Akuntabilitas

6 merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan kewajibannya yang akan di pertanggungjawabkan kepada lingkungannya. Tingkat akuntabilitas individu dalam melakukan suatu pekerjaan sangat menentukan bagaimana suatu informasi diproses. Hasil dari informasi yang diproses, akan dapat mempengaruhi respon, keputusan maupun tindakan yang akan diambil. Semakin besar tingkat akuntabilitas seorang auditor maka semakin tinggi pula kualitas hasil kerja auditor. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, PENGETAHUAN, PENGALAMAN KERJA DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Auditor BPKP Perwakilan Jawa Tengah) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini akan menganalisa tentang pengaruh independensi, integritas, pengetahuan, pengalaman kerja, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit pada BPKP perwakilan Jawa Tengah. Maka perumusan masalah yang akan dianalisis adalah apakah pengaruh independensi, integritas, pengetahuan, pengalaman kerja dan akuntabilitas terhadap kualitas audit

7 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini untuk: 1. Untuk menganalisis pengaruh independensi terhadap kualitas audit. 2. Untuk menganalisis pengaruh integritas terhadap kualitas audit. 3. Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap kualitas audit. 4. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas audit. 5. Untuk menganalisis pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas audit. D. Manfaat Penelitian ini juga bermaksud untuk memberikan manfaat bagi pihak yang memerlukan, termasuk dari pihak BPKP perwakilan Jawa Tengah dan publik sebagai pembacanya, adapun manfaatnya sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dan referensi pada penelitian dibidang audit guna meningkatkan kinerja dan kualitas hasil pemeriksaan audit yang ada di BPKP perwakilan Jawa Tengah. b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan independensi, integritas, pengetahuan, pengalaman kerja dan akuntabilitas kualitas audit. c. Diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan pengetahuan ilmu akuntansi khususnya audit pemerintahan, dan dapat menjadi media informasi untuk penelitian lebih lanjutnya.

8 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini saya harapkan Sebagai sarana dalam menerapkan ilmu pengetahuan saya yang telah saya peroleh dibangku kuliah Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. b. Bagi BPKP Perwakilan Jawa Tengah Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan dasar sebagai acuan dalam meningkatkan mutu kualitas hasil audit pada BPKP perwakilan Jawa Tengah. c. Bagi Auditor Internal di BPKP Perwakilan Jawa Tengah Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan hal-hal yang bisa meningkatkan kualitas dari hasil audit bagi para auditor yang ada di BPKP perwakilan Jawa Tengah, serta bisa memberikan motivasi lebih kepada mereka. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang pengaruh independensi, integritas, pengetahuan, pengalaman kerja, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit, sehingga pada hakekatnya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para auditor BPKP perwakilan Jawa Tengah untuk lebih profesional lagi dalam menjalankan peran mereka sebagai penyedia informasi. Penelitian ini juga diharapkan kontribusi praktisnya untuk organisasi penyedia jasa akuntan terutama pada Kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah dalam mengelola sumber daya manusia yang profesional.

9 E. Sistematika Penulisan Dalam laporan penelitian ini, sistematika pembahasan terdiri atas lima bab, masing-masing uraian yang secara garis besar dapat diterangkan sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini menjelaskan tentang landasan teori, penelitian terdahulu, dan perumusan hipotesis. BAB III. METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian yang memuat tentang variabel penelitian, definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan. BAB IV. ANALISA DATA Bab ini berisi penyajian dan analisis data. Pada bab penelitian menyajikan dan menyelesaikan hasil pengumpulan serta analisis data, sekaligus merupakan jawaban atas hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. BAB V. PENUTUP Bab ini menguraikan kesimpulan yang ditarik berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini serta saran saran yang berkaitan dengan penelitian sejenis dimasa yang akan datang.