IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Jumlah penduduk dan keadaan ekonomi Kabupaten Way Kanan

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN dan BUPATI WAY KANAN MEMUTUSKAN :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

III. METODE PENELITIAN. Sumber data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

III. METODOLOGI PENELITIAN. mencatat, mengumpulkan serta menyalin data-data yang diperlukan dari dinas atau instansi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

4.1. Letak dan Luas Wilayah

I. PENDAHULUAN. dari 1,0 juta ton pada tahun 1985 menjadi 1,3 juta ton pada tahun 1995 dan 1,9

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA (NEW INISIATIF) TAHUN 2013

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bernama Tiuh Margakaya pada tahun 1738 Masehi yang dihuni masyarakat

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bendungan Way Rarem terletak di Kabupaten Lampung Utara, Provinsi

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

Transkripsi:

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan 1. Geografi Kabupaten Way Kanan adalah salah satu dari 15 kabupaten/kota di Propinsi Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari luas Propinsi Lampung. Ibukota Kabupaten Way Kanan adalah Blambangan Umpu yang merupakan salah satu kampung tua yang ada di Kabupaten Way Kanan. Batas-batas wilayah Kabupaten Way Kanan adalah sebagai berikut : a) Sebelah utara berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan b) Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara c) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang d) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat 2. Topografi Kabupaten Way Kanan dapat dibagi menjadi dua unit topografis, yaitu daerah topografis berbukit sampai bergunung dan daerah river basin. a. Topografi berbukit sampai bergunung Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan ketinggian bervariasi antara 450 1500 meter dari permukaan laut. Daerah ini meliputi Bukit Barisan yang

61 umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan primer atau sekunder dengan puncakpuncaknya antara lain Bukit Barisan dan Bukit Pesagi. b. Daerah river basin Kabupaten Way Kanan memiliki daerah river basin yaitu sungai-sungai kecil. 3. Administrasi Pemerintahan Kabupaten Way Kanan dengan ibukota Blambangan Umpu dibentuk secara resmi pada tanggal 20 April 1999 berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Timur, dan Kotamadya Daerah Tingkat II Metro. Kabupaten Way Kanan pada awal terbentuknya di tahun 1999 terbagi dalam 6 wilayah kecamatan dengan jumlah desa atau kampung sebanyak 192 kampung. Pada tahun 2003 Kabupaten Way Kanan memiliki 12 kecamatan dengan jumlah desa atau kampung sebanyak 198 kampung. Kemudian hingga tahun 2005 terjadi pemekaran wilayah berdasarkan Keputusan Bupati Way Kanan Nomor 2 tahun 2003 dan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2005 sehingga jumlah kecamatan di Kabupaten Way Kanan menjadi 14 kecamatan dengan jumlah desa atau kampung sebanyak 210 kampung. Pada tanggal 30 Agustus 2012, Bupati Way Kanan Bustami Zainudin melantik 12 kepala kampung hasil pemekaran sehingga total kampung di Kabupaten Way Kanan menjadi 222 kampung, yang terdiri dari 216 kampung dan 6 kelurahan. Pemekaran kampung tersebut dibentuk berdasarkan Perda

62 No. 3 tahun 2012 yang disahkan DPRD dan Pemerintah Kabupaten Way Kanan. 4. Demografi Pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Way Kanan adalah sebanyak 473.368 jiwa, jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebanyak 468.843 jiwa maka terjadi peningkatan jumlah penduduk sebanyak 4.525 jiwa atau dengan pertumbuhan sebesar 1 %. Jumlah penduduk pria sebanyak 242.805 jiwa dan jumlah penduduk wanita sebanyak 230.563. Kepadatan penduduk Kabupaten Way Kanan tahun 2012 adalah sebesar 106 jiwa per km 2. Kecamatan Baradatu memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi yaitu 236 jiwa per km 2, sedangkan Kecamatan Negeri Besar tercatat sebagai kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu sebesar 51 jiwa per km 2. 5. Keadaan Pertanian Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu daerah produsen tanaman pangan. Tanaman pangan yang dibudidayakan di Kabupaten Way Kanan diantaranya yaitu padi, jagung, kedelai, ubikayu dan ubi jalar. Luas lahan, produksi, dan produktivitas padi sawah dan padi ladang di Kabupaten Way Kanan tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 8.

63 Tabel 8. Luas lahan, produksi, dan produktivitas padi sawah dan padi ladang di Kabupaten Way Kanan, tahun 2012 Kecamatan Luas Areal (ha) Padi Sawah Produksi (ton) Produktivitas (kw/ha) Luas Areal (ha) Padi Ladang Produksi (ton) Produktivitas (kw/ha) Banjit 7.428 39.739 53,50 168 525 31,35 Baradatu 1.400 6.545 46,75 140 482 34,45 Gunung Labuhan 351 1.544 44,00 485 1.612 33,25 Kasui 2.260 10.283 45,50 965 3.324 34,45 Rebang Tangkas 1.081 4.902 45,35 901 2.833 31,45 Blambangan Umpu 1.071 4.765 44,50 1.610 5.192 32,25 Way Tuba 1.056 4.752 45,00 493 1.698 34,45 Negeri Agung 813 3.658 45,00 581 1.815 31,25 Bahuga 2.834 15.714 55,45 142 443 31,25 Buay Bahuga 2.754 15.284 55,50 - - - Bumi Agung 2.772 14.483 52,25 118 393 33,35 Pakuan Ratu 2.995 13.477 45,00 1.241 4.027 32,45 Negara Batin 3.172 14.353 45,25 736 2.447 33,25 Negeri Besar 1.542 7.016 45,50 765 2.390 31,25 Total 31.529 156.520 49,64 8.345 27.186 32,58 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Way Kanan, 2012 Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa daerah yang memiliki lahan padi sawah terluas dan produksi padi sawah tertinggi adalah Kecamatan Banjit, sedangkan daerah yang memiliki lahan padi ladang terluas dan produksi padi ladang tertinggi adalah Kecamatan Blambangan Umpu. Tanaman pangan lainnya yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Way Kanan adalah jagung dan kedelai. Luas lahan, produksi, dan produktivitas jagung dan kedelai di Kabupaten Way Kanan tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 9.

64 Tabel 9. Luas lahan, produksi, dan produktivitas jagung dan kedelai di Kabupaten Way Kanan, tahun 2012 Kecamatan Luas Areal (ha) Jagung Produksi (ton) Produktivitas (kw/ha) Luas Areal (ha) Kedelai Produksi (ton) Produktivitas (kw/ha) Banjit 2.701 161.683 598,60 29 36,66 12,64 Baradatu 2.097 13.691 65,29 - - - Gunung Labuhan 529 2.573 48,65 - - - Kasui 2.060 8.961 43,50 162 170,10 10,50 Rebang Tangkas 1.630 8.050 49,39 450 605,70 13,46 Blambangan Umpu 2.110 11.476 54,39 167 191,38 11,46 Way Tuba 36 175 48,75 - - - Negeri Agung 524 2.887 55,10 102 127,50 12,50 Bahuga 611 2.944 48,19 5 2,03 4,06 Buay Bahuga 268 1.300 48,54 - - - Bumi Agung 736 3.719 50,54 29 30,62 10,56 Pakuan Ratu 1.286 6.384 49,65 - - - Negara Batin 1.065 4.867 45,70 21 19,95 9,50 Negeri Besar 1.586 8.366 52,75 - - - Total 17.239 237.081 137,53 965 1.183 12,27 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Way Kanan, 2012 Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa daerah yang memiliki lahan jagung terluas dan produksi jagung tertinggi adalah Kecamatan Banjit, sedangkan daerah yang memiliki lahan kedelai terluas dan produksi kedelai tertinggi adalah Kecamatan Rebang Tangkas. Selain padi, jagung dan kedelai, tanaman pangan lainnya yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Way Kanan adalah ubi kayu dan ubi jalar. Luas lahan, produksi, dan produktivitas ubi kayu dan ubi jalar di Kabupaten Way Kanan tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 10.

65 Tabel 10. Luas lahan, produksi, dan produktivitas ubi kayu dan ubi jalar di Kabupaten Way Kanan, tahun 2012 Kecamatan Luas Areal (ha) Ubi kayu Produksi (ton) Produktivitas (kw/ha) Luas Areal (ha) Ubi Jalar Produksi (ton) Produktivitas (kw/ha) 1. Banjit 637 16.116 253,00 21 194,78 92,75 2. Baradatu 305 7.686 252,00 27 209,66 77,65 3. Gunung Labuhan 602 14.120 234,56 2 26,11 130,55 4. Kasui 164 3.698 225,50 5 45,20 90,40 5. Rebang Tangkas 35 788 225,34 3 25,73 85,77 6. Blambangan Umpu 1.316 31.584 240,00 73 654,45 89,65 7. Way Tuba 197 4.833 245,35 - - - 8. Negeri Agung 1.529 38.225 250,00 48 386,40 80,50 9. Bahuga 139 3.129 225,15 4 48,53 121,33 10. Buay Bahuga 258 6.326 245,20 18 192,33 106,85 11. Bumi Agung 166 4.212 253,76 15 185,07 123,38 12. Pakuan Ratu 2.867 75.975 265,00 27 173,56 64,28 13. Negara Batin 5.413 126.177 233,10 11 77,00 70,00 14. Negeri Besar 2.250 67.045 297,98 - - - Total 15.878 399.918 251,87 254 2218,82 87,36 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Way Kanan, 2012 Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa daerah yang memiliki lahan ubi kayu terluas dan produksi ubi kayu tertinggi adalah Kecamatan Negeri Batin, sedangkan daerah yang memiliki lahan ubi jalar terluas dan produksi ubi jalar tertinggi adalah Kecamatan Negeri Agung. Selain tanaman pangan, Kabupaten Way Kanan juga sebagai produsen tanaman perkebunan. Tanaman perkebunan yang dibudidayakan di Kabupaten Way Kanan diantaranya yaitu lada, karet, kopi, kelapa sawit, kakao, kelapa, tebu dan cengkeh. Luas lahan tanaman perkebunan rakyat menurut kecamatan dan jenis tanaman di Kabupaten Way Kanan tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 11.

66 Tabel 11. Luas lahan tanaman perkebunan rakyat menurut kecamatan dan jenis tanaman di Kabupaten Way Kanan, tahun 2012 Kecamatan Karet Kelapa Sawit Kelapa Kopi Lada Kakao Tebu Cengkeh Banjit 596 68 285 9.495 877 71-374 Baradatu 578 103 610 800 2.199 62-6 Gunung Labuhan 692 210 205 1.465 5.335 93-78 Kasui 1.152 175 355 7.489 2.572 214-354 Rebang Tangkas 765 545 130 2.470 911 196-40 Blambangan Umpu 7.189 270 1.480 2.355 980 94 - - Way Tuba 1.589 224 607 380 297 124 10 - Negeri Agung 4.222 130 349 270 300 57 79 - Bahuga 5.623 1.460 250-2 40 189 - Buay Bahuga 2.655 581 101 - - 85 - - Bumi Agung 2.664 1.622 107 18-220 57 - Pakuan Ratu 11.743 404 681 340-65 1.570 - Negara Batin 1.317 82 1.012 100 10 81 1.668 2 Negeri Besar 506 123 68 - - 60 77 - Total 41.291 5.997 6.240 25.182 13.403 1.462 3.650 854 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Way Kanan, 2012 Pada Tabel 11 dapat dilihat dari total luas lahan bahwa karet, kopi, dan lada merupakan tanaman yang paling banyak dibudidayakan di Kabupaten Way Kanan. Kecamatan Pakuan Ratu merupakan daerah yang paling banyak memiliki lahan yang membudidayakan tanaman karet. Daerah yang paling banyak memiliki lahan yang di tanami kopi adalah Kecamatan Banjit, sedangkan daerah yang paling banyak memiliki lahan lada adalah Kecamatan Gunung Labuhan. 6. Sarana Perekonomian Kabupaten Way Kanan mempunyai berbagai macam koperasi, yang dimana tujuannya untuk membantu perekonomian penduduk Kabupaten Way Kanan agar lebih baik lagi. Berbagai koperasi yang ada di Kabupaten Way Kanan dapat dilihat pada Tabel 12.

67 Tabel 12. Jumlah koperasi menurut jenis koperasi di Kabupaten Way Kanan tahun 2011 2013 Jenis koperasi 2011 2012 2013 KUD 28 28 27 KOPTAN 47 47 49 KOPBUN 35 35 33 KSP 14 15 12 KSU 235 236 264 KPRI 5 5 3 KOPWAN 169 169 166 KOPPONTREN 10 10 11 Koperasi lainnya 93 94 149 Jumlah 636 639 696 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Way Kanan, 2013 Dapat dilihat dari Tabel 12 bahwa perkoperasian Kabupaten Way Kanan terus mengalami kemajuan apabila melihat jumlah koperasi yang terus meningkat dari tahun 2011 hingga tahun 2013. Jumlah koperasi yang mengalami peningkatan diantaranya yaitu KOPTAN, KSU, KOPPONTREN dan koperasi lainnya. Selain adanya koperasi untuk membantu perekonomian penduduk di Kabupaten Way Kanan, kondisi jalan juga sangat berpengaruh dalam memperlancar kegiatan hubungan perekonomian di Kabupaten Way Kanan. Kondisi jalan di Kabupaten Way Kanan dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Panjang jalan menurut jenis permukaan di Kabupaten Way Kanan tahun 2011 2013 (km) Jenis permukaan 2011 2012 2013 Diaspal 1.006,18 1.011,18 1.058,35 Kerikil 37,63 37,63 37,63 Tanah 188,68 187,82 228,633 Lainnya 705,12 727,12 661,85 Jumlah 1.937,61 1.963.75 1.986,65 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Way Kanan, 2013

68 Hal lainnya yang berfungsi meningkatkan perekonomian adalah sektor perdagangan. Untuk memperlancar jalannya sektor perdagangan di Kabupaten Way Kanan perlu adanya sarana perdagangan yang menunjang diantaranya seperti pasar dan kios/toko. Banyaknya sarana perdagangan menurut jenisnya di Kabupaten Way Kanan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Banyaknya sarana perdagangan menurut jenisnya di Kabupaten Way Kanan tahun 2011 2013 Jenis permukaan 2011 2012 2013 Pasar pemerintah 3 3 3 Pasar desa 46 51 51 Ruko 12 12 12 Kios 96 544 544 Jumlah 157 610 610 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Way Kanan, 2013 7. Pengembangan Lada di Kabupaten Way Kanan Pada tahun 2014 dinas perkebunan mengadakan program pengembangan yaitu kegiatan rehabilitasi tanaman lada seluas 500 ha di Provinsi Lampung. Program ini diadakan dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dengan peningkatan produksi, produktivitas dan mutu komoditas lada berkelanjutan. Daerah yang mendapat program pengembangan di Provinsi Lampung tersebar di Kabupaten Lampung Utara seluas 100 ha, Kabupaten Lampung Timur seluas 100 ha, Kabupaten Tanggamus seluas 100 ha, Kabupaten Lampung Barat seluas 100 ha dan Kabupaten Way Kanan 100 ha. Bantuan yang diberikan untuk kegiatan rehabilitasi lada meliputi benih lada siap salur sebanyak 800 batang per hektar, pupuk NPK sebanyak 100 kg per hektar, dan insektisida sebanyak 1 kg/l per hektar.

69 a. Proses Pengadaan Bantuan Kegiatan pengadaan barang diatur secara kontraktual oleh ULP (Unit Layanan Pengadaan) melalui sistem LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) sesuai dengan Perpres No. 70 tahun 2012 dan Buku Pedoman Umum Pengadaan Barang dan Penatausahaan Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2013. b. Proses Penyaluran Bantuan Bantuan diserahterimakan kepada pemerintah daerah sebelum disalurkan kepada kelompok tani/petani sesuai SK bupati/kepala dinas yang membidangi perkebunan tentang Penetapan Calon Petani dan Calon Lahan (CP/CL) sebagai penerima bantuan, apabila : 1) Benih lada telah disertifikasi oleh institusi yang berwenang (IP2MB atau UPTD Perbenihan) dan telah dilakukan pemeriksaan/penerimaan barang. 2) Pupuk telah dilakukan uji mutu dan telah dilakukan pemeriksaan atau penerimaan barang. 3) Insektisida telah dilakukan pemeriksaan/penerimaan barang. Jenis dan jumlah barang/bahan yang diterima kelompok tani harus sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan. Seluruh bantuan yang diterima oleh kelompok sasaran harus dibuktikan dengan berita acara serah terima barang yang ditandatangani oleh ketua kelompok tani dan diketahui oleh kepala dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. Pemanfaatan atau aplikasi bantuan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

70 c. Pembinaan Pembinaan kelompok dilakukan secara berkelanjutan sehingga kelompok mampu mengembangkan usahanya secara mandiri, oleh karena itu diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari APBD. Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah pengelolaan sesuai dengan prinsip pelaksanaan pemerintah yang baik (good governance) dan pemerintah yang bersih (clean goverment), maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip. d. Pengendalian Pengendalian dan pengawasan perlu dilakukan untuk lebih meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan pemberdayaan masyarakat pertanian. Pengendalian dilakukan melalui jalur struktural oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota, Tim Pembina Provinsi dan Pusat. Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Kuasa Pengguna Anggaran. Proses pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh masing-masing instansi. Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui aparat pengawas fungsional (Inspektorat Jenderal, Badan Pengawas Daerah maupun lembaga/instansi pangawas lainnya) dan pengawasan oleh masyarakat, sehingga diperlukan penyebarluasan informasi kepada pihak yang terkait (penyuluh pertanian, pengurus kelompok, anggota kelompok, tokoh masyarakat, organisasi petani, LSM, aparat instansi di daerah, perangkat pemerintah mulai dari desa sampai kecamatan, anggota lembaga legislatif dan lembaga lainnya). Pada tingkat lokal/desa/kelompok, pengawasan masyarakat terhadap ketepatan

71 sasaran dilakukan oleh perangkat desa, anggota kelompok, penyuluh lapangan, maupun LSM. Laporan pengaduan penyimpangan terhadap kegiatan dapat disampaikan kepada TimTeknis Kabupaten/Kota. Pengaduan dari masyarakat segera ditanggapi secara langsung oleh pihak yang terkait. e. Pengawalan Pengawalan kegiatan perlu dilakukan untuk menjamin bantuan diterima oleh petani/kelompok tani dan kegiatan dilaksanakan harus sesuai jadwal, sehingga pemanfaatan bantuan benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat setempat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Pengawalan dilakukan oleh dinas yang membidangi perkebunan di tingkat kabupaten/kota dan provinsi yang dibiayai masing-masing oleh APBD serta Direktorat Jenderal Perkebunan yang dibiayai oleh APBN. f. Pendampingan Pendampingan kegiatan dilakukan oleh pendamping yang ditunjuk oleh Dinas yang membidangi perkebunan dari Dinas Provinsi dan Direktorat Jenderal Perkebunan, untuk ikut mengawasi dan memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan serta memberikan arahan inovasi kegiatan yang lebih menguntungkan bagi peningkatan dan pengembangan usaha kelompok/gabungan kelompok untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.

72 B. Gambaran Umum Kecamatan Gunung Labuhan Gunung Labuhan diresmikan pada tanggal 11 April 2002 oleh Bupati Way Kanan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 01 tahun 2002 tentang pembentukan Kecamatan Gunung Labuhan. Kecamatan Gunung Labuhan terletak di daratan berbukit dengan ketinggian berkisar 40 80 meter dari permukaan laut, beriklim tropis dengan curah hujan 2000 2500 mm/tahun. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Gunung Labuhan adalah sebagai berikut : a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Bukit Kemuning b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Baradatu c. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sungai Utara d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Baradatu dan Kecamtan Banjit Pusat penyelenggaraan pemerintah/ibukota kecamatan terletak di Kampung Gunung Labuhan. Kecamatan Gunung Labuhan terdiri dari 21 kampung yang masyarakatnya memiliki suku yang beragam yaitu terdiri dari suku Lampung Way Kanan, Jawa, Sunda, Semendo, Ogan, dan suku lainnya. Kecamatan Gunung Labuhan mempunyai luas wilayah 115,22 km 2 dengan jumlah penduduk 27.535 jiwa dimana jumlah penduduk pria sebanyak 14.012 jiwa dan jumlah penduduk wanita sebanyak 13.523 jiwa. Komoditi perkebunan yang mayoritas dibudidayakan di Kecamatan Gunung Labuhan adalah lada. Luas areal dan produksi tanaman perkebunan menurut komoditi di Kecamatan Gunung Labuhan dapat dilihat pada Tabel 12.

73 Tabel 15. Luas areal dan produksi tanaman perkebunan menurut komoditi Kecamatan Gunung Labuhan tahun 2012 Komoditi Luas Areal (ha) Produksi TM TBM (ton) Kelapa 10 110 75,9 Kopi 269 1.205 602,5 Cengkeh - 3 2,0 Lada 104 2.338 1.052,0 Kelapa sawit 100 50 20,0 Coklat 11 15 10,0 Karet 113 212 302,0 Tebu - - - Tembakau - - - Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Way Kanan, 2012 Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa komoditi yang paling banyak dibudidayakan adalah komoditi lada dengan luas areal 2.442 ha dan produksi sebanyak 1.052 ton. Selain tanaman lada, komoditi yang banyak dibudayakan yaitu komoditi kopi dan karet.