BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan oleh seluruh mahasiswa baru di perguruan tinggi. Rata-rata usia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kecerdasan..., Leila, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pada perguruan tinggi mahasiswa tahun pertama harus bersiap menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial, individu di dalam menjalin hubungan dengan individu lain perlu

BAB I PENDAHULUAN. Kasus perceraian di Indonesia saat ini bukanlah menjadi suatu hal yang asing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keberadaan orang lain dalam hidupnya. Dorongan atau motif sosial pada manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Ketika remaja dihadapkan pada lingkungan baru misalnya lingkungan

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk pertama kalinya belajar berinteraksi atau melakukan kontak sosial

HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dimana awal kehidupan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, individu (remaja)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi (Depdiknas,

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA RANTAU DARI INDONESIA BAGIAN TIMUR DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. akademis dengan belajar, yang berguna bagi nusa dan bangsa di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomi,yang menuju dewasa. Selain mejunjukan adanya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan formal maupun nonformal. mempermudah mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data dari Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahap perkembangannya, seperti pada tahap remaja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan individu kompleks yang memiliki dinamika

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Ada banyak sekagli pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan sumber daya manusia yang benar-benar berkulitas guna

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu periode pendidikan yang lebih tinggi setelah masa Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. Ketrampilan sosial merupakan kemampuan individu untuk bergaul dan

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. antar bangsa yang semakin nyata serta agenda pembangunan menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (dalam Kompas, 2011) menyatakan bahwa didapatkan jumlah mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki arti tersendiri di dalam hidupnya dan tidak mengalami kesepian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu perubahan yang dialami oleh individu dalam masa emerging

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. antara sekianbanyak ciptaan-nya, makhluk ciptaan yang menarik, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencari pengalaman hidup serta ingin menuntut ilmu yang lebih tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sifatnya subjektif. Kebahagiaan, kesejahteraan, dan rasa puas terhadap hidup yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vera Ratna Pratiwi,2013

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diperlukan upaya pengajaran. dimensi kehidupan terutama dibidang pendidikan.

BAB I Pendahuluan. Menengan Atas (SMA) saat beralih ke perguruan tinggi. Pada jenjang SMA untuk

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa yang akan menjadi penerus bangsa tentunya memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan yang teratas dan juga terakhir adalah

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan generasi muda yang belajar dan menuntut ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan tahap memasuki masa dewasa dini. Hurlock (2002)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia saling berinteraksi sosial dalam usaha mengkomunikasikan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keterampilan yang memadai. Mahasiswa bukan hanya mampu

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan pelajar yang paling tinggi levelnya. Mahasiswa di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan sangat penting. Hal ini disebabkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar, membahas soal bersama-sama, atau bahkan ada yang berbuat

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA MAHASISWA AKTIVIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mahasiswa diharapkan memiliki prinsip yang kuat. Mahasiwa juga diharapkan memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia,1998), seringkali menjadi tema dari banyak artikel, seminar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak pernah berhenti dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyesuaian diri di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh seluruh mahasiswa baru di perguruan tinggi. Rata-rata usia mahasiswa adalah 18-23 tahun, yang dimana dalam tahap perkembangannya termasuk periode masa remaja, yaitu masa topan-badai (strum and drang), yang mencerminkan kebudayaan modern yang penuh gejolak akibat pertentangan nilainilai (Sarwono, 2013). Menjadi mahasiswa bukanlah merupakan hal yang mudah bagi sebagian remaja yang lulus dari Sekolah Menengah Atas, dan melanjutkan perguruan tinggi. Mahasiswa dituntut untuk mampu melakukan penyesuaipenyesuaian diri dengan situasi dan tuntutan yang baru. Karena didalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain untuk melakukan interaksi. Apabila penyesuaian yang dilakukan mahasiswa buruk dengan kehidupan di Universitas mungkin memaksa mahasiwa untuk meninggalkan lembaga (Mudhovozi, 2012). Oleh karena itu, manusia harus dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungan di sekitarnya. Dalam kaitannya dengan penyesuaian diri pada mahasiswa baru dijumpai masalah-masalah psikologis pada mahasiswa yang bersumber dari akademik maupun non-akademik. Dalam hal akademik biasanya mahasiswa mengalami kesulitan dalam hal studi misalnya saja seperti metode pembelajaran yang berbeda dengan SMA, salah dalam memilih jurusan, cara dosen mengajar di kelas, tugas 1

2 perkuliahan, materi pelajaran yang sulit, menurunya IPK, sistem akademik perkuliahan yang berbeda di SMA seperti adanya SKS (satuan kredit semester) untuk menentukan jumlah mata kuliah, dan sistem SKS ditentukan oleh IP yang diperoleh oleh mahasiswa tiap semester. Berkaitan dengan masalah akademik diatas, menurut Tinto (dalam Olani, 2009) tahun pertama perkuliahan adalah periode transisi kritis, karena masa tersebut adalah waktunya mahasiswa untuk meletakkan dasar atau pondasi yang selanjutnya akan mempengaruhi keberhasilan akademik. Selain masalah akademik, masalah yang dialami selama proses penyesuaian yaitu masalah dengan lingkungan sosial di perguruan tinggi. Masalah yang akan dihadapi seperti tinggal terpisah dari keluarga, sulit mengatur keuangan, adanya masalah-masalah yang bersumber dari tempat tinggal yang baru, adanya latar belakang sosial-budaya yang berbeda, masalah dengan lawan jenis, masalah dengan teman-teman baru diperkuliahaan, serta masalah dalam kegiatan di organisasi atau kemahasiswaan. Mahasiswa memiiliki peran utama yaitu belajar dan berprestasi dalam hal akademik. Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Administrasi Akademik Universitas Muhammadiyah Surakarta tercatat bahwa jumlah mahasiswa aktif angkatan 2015/2016 di Universitas Muhammadiyah Surakarta sebanyak 7.765 mahasiswa yang berasal dari 36 provinsi di Indonesia, dan dari jumlah mahasiswa yang berasal dari 36 provinsi tersebut terdapat satu provinsi yaitu provinsi Jawa Tengah sebanyak 5.710 mahasiswa sedangkan yang berasal dari luar Jawa Tengah sebanyak 2.055, sehingga dapat dikatakan bahwa sebanyak 2.055 mahasiswa angkatan 2015/2016 yang berasal dari luar Jawa melakukan penyesuaian diri

3 dengan tempat tinggal baru, dengan kehidupan perkuliahan baru serta melakukan penyesuaian diri dengan teman yang berlatar belakang sosial-budaya berbeda. Dengan hal-hal baru yang terdapat di lingkungan perguruan tinggi mahasiswa butuh kesiapan secara psikologis maupun sosial. Menurut (Willis, 2005) penyesuaian diri menuntut kemampuan mahasiswa untuk hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga remaja merasa puas terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Penyesuaian diri sangat diperlukan oleh semua orang khususnya remaja, menurut (Santrock, 2003) kegoncangan dan perubahan diri banyak dialami oleh remaja, sehingga tidak sedikit mahasiswa yang gagal dalam menyesuaikan diri di lingkungannya. Kegagalan mahasiswa dalam melakukan penyesuaian diri di lingkungan perguruan tinggi banyak dialami oleh mahasiswa baru, adapun akibat dari kegagalan dalam menyesuaikan diri di perguruan tinggi yaitu dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Wintre dan Bowers (dalam Zubir, 2012) bahwa pada sebuah universitas di Kanada menemukan bahwa dari 944 mahasiswa, 57,9% diantaranya berhasil menyelesaikan pendidikannya hingga mendapatkan gelar, 9% tetap terdaftar sebagai mahasiswa, dan 33.1% tidak berhasil menyelesaikan pendidikannya hingga selesai. Kemudian menurut (Kristanti, 2012) berita yang dilansir vivanews.com, jumlah mahasiswa yang mengalami putus studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) mencapai 5-10% tiap tahunnya dan sebagian besar mahasiswa ITB dikeluarkan akibat gagal bersosialisasi serta beradaptasi dengan lingkungan. Selain itu dalam sebuah penelitian yang dilakukan di sebuah universitas publik di Malaysia, Ahmad, Fauziah, Azemi, Zailani pada

4 tahun 2002 menemukan bahwa masalah penyesuaian yang dihadapi oleh mahasiswa tahun pertama termasuk kesulitan dalam pendaftaran saja, kesulitan dalam memahami buku yang ditulis dalam bahasa Inggris bahasa, dan masalah dalam menghadiri kuliah sedini 8:00 di pagi hari (Abdullah dkk, 2010). Selain permasalahan yang dialami oleh mahasiswa dari Universitas lain, bahwa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta juga mengalami masalah penyesuaian diri. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap dua mahasiswa angkatan tahun pertama 2015/2016 di Universitas Muhammadiyah Surakarta, bahwa terdapat kesulitan dalam penyesuaian diri di perguruan tinggi. Wawancara dilakukan pada mahasiswa yang berbeda jurusan dan fakultas berinisial R dan W. Berdasarkan hasil wawancara, mahasiswa yang berinisal R mengatakan bahwa subjek merasa asing ketika pertama kali memasuki perguruan tinggi dan mengalami kesulitan dalam mengatasi perbedaan metode pembelajaran di perkuliahan dengan di SMA. Dengan kesulitan yang dialami subjek mengakibatkan subjek mendapatkan hasil yang kurang maksimal dalam hal akademik dan mendapatkan IPK yang tidak sesuai harapan. Adapun kesulitan yang dialami subjek R selain akademik yaitu lingkungan sosial di perguruan tinggi, saat awal memasuki perkuliahan subjek merasa kurang percaya diri apabila ingin melakukan sosialiasi dengan teman baru sehingga perilaku subjek menjadi sedikit pendiam dan mudah menyendiri. Tidak berbeda juga dengan mahasiswa yang berinisial W bahwa subjek mengalami kesulitan dalam menyesuaikan pelajaran yang diterapkan di dalam kelas, selain akademik subjek mengalami kesulitan untuk bergaul dengan teman-teman baru serta sulit menyesuaikan diri

5 dengan organisasi yang diikuti. Berdasrkan hasil wawancara yang dilakukan pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta tersebut, menunjukan bahwa mahasiswa baru masih sulit untuk menyesuaikan diri dan lingkungan sosial di lingkungan perguruan tinggi yang menimbulkan perilaku yang tidak realistis, menjadi penyendiri, tidak relevan bahkan bisa menimbulkan perilaku yang tidak logis. Dengan tuntutan yang terdapat di perguruan tinggi, apabila mahasiswa tidak mampu melakukan penyesuaian diri secara sosial, maka munculah dampak yang ditimbulkan yaitu mahasiswa menjadi kurang percaya diri ketika berinteraksi, menghambat mahasiswa dalam bersosialisasi dengan teman-teman kuliah, suka menyendiri, kurang mendapat pengetahuan atau hal-hal yang terdapat di perguruan tinggi, tidak mendapatkan teman, mengubah perilaku yang tidak logis, menimbulkan perilaku yang tidak sesuai dengan lingkungannya, menurut Fatimah (dalam Mahmudi & Suroso 2014) Penyesuaian diri yang salah ditandai oleh sikap dan tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistis, membabi buta dan sebagainya. Secara akademis dampak yang ditimbulkan dari sulitnya menyesuaikan diri yaitu kurang percaya diri pada kemampuan yang dimilikinya, menjadi kurang bersemangat untuk kuliah, sering membolos atau tidak masuk kuliah, mendapatkan nilai yang tidak sesuai dengan harapan, kesulitan belajar ketika di kelas dan tidak bersemangat dalam belajar. Pengertian penyesuaian sosial menurut Schneiders (dalam Nur, 2013) adalah kemampuann individu berinteraksi secara tepat dengan kenyataan, situasi dan hubungan sosial sehingga persyaratan untuk kehidupan sosial yang layak dan

6 memuaskan dapat terpenuhi. Penyesuaian di perguruan tinggi meliputi menghargai dan bersedia menerima otoritas perguruan tinggi, tertarik dan berprestasi dalam kegiatan di perguruan tinggi, menjalin relasi sosial yang sehat dan bersahabat dengan teman, kaka tingkat, dosen dan unsur-unsur yang ada di perguruan tinggi lainnya, mampu menerima batasan dan tanggung jawab sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, serta mermbantu merealisasikan atau mewujudkan tujuan dari perguruan tinggi tersebut. Penyesuaian sosial di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh semua mahasiswa. Apabila seorang remaja memiliki kesulitan dalam menyesuaikan diri di perguruan tinggi dapat menghambat perkembangan sosial di lingkungannya bahkan mahasiswa tersebut menjadi putus sekolah karena ketidakmampuan mahasiswa dalam menyesuikan diri dan beradaptasi di perguruan tinggi. Berdasarkan berbagai fenomena yang ada pada diri mahasiswa baru, fokus penelitiannya adalah permasalahan atau kesulitan-kesulitan apa yang dialami pada mahasiswa tahun pertama terhadap penyesuaian dirinya di lingkungan perguruan tinggi baik dalam hal akademik, maupun non akademik. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penyesuaian diri di lingkungan perguruan tinggi pada mahasiswa baru di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rumusan permasalahannya adalah Bagaimana Penyesuaian Diri pada Mahasiswa tahun pertama di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta?

7 B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Tahun Pertama Angkatan 2015/2016 di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. C. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi, khususnya dalam bidang psikilogi sosial mengenai penyesuaian diri atau penyesuaian sosial. b. Manfaat Praktis a) Bagi Peneliti Dapat memberikan pengetahuan atau wawasan baru mengenai penyesuaian diri pada mahasiswa baru. b) Bagi Mahasiswa a. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi serta menambah wawasan mahasiswa mengenai penyesuaian diri. b. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai penyesuaian diri. c) Bagi Perguruan Tinggi Dapat menambah informasi mengenai penyesuaikan diri yang dilakukan oleh mahasiswa psikologi.