ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER BERKONSEP NILAI-NILAI KEISLAMAN DI PAUD MASJID AL-AZHAR PERUMAHAN PERMATA PURI

dokumen-dokumen yang mirip
dalam kegiatan belajar mengajar dan materi tersebut dapat mudah di rekam dalam ingatan anak perlu adanya pembiasaan. Misalkan dari materi akidah yang

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLES TIME (BCCT) DALAM PEMBELAJARAN MATERI IMTAK DI PLAYGROUP MASYITHOH KALIWUNGU KENDAL

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. vokasional, terlebih lagi di lembaga pendidikan yang berbasis agama. Sebab tanpa

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cahny Sudiarni, 2013

A. Latar Belakang Masalah

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun. masyarakat. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB V FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT INTERNALISASI NILAI- NILAI AGAMA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 26 SURABAYA.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas. maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses terencana untuk menyiapkan anak didik

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Bahkan pakar atau orang-oang bijak yang berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Konsep Internalisasi Pendidikan Karakter Peserta Didik di SMPN

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian simpulan dapat dibagi dua yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jiwa, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1995), hlm Dadang Hawari, Al-Qur an Ilmu Kedokteran jiwa dan Kesehatan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MEMBIASAKAN PENGAMALAN AGAMA PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH MAMBA UL HUDA KELURAHAN GUMAWANG WIRADESA

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

PERANAN BUKU KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER BERKONSEP NILAI-NILAI KEISLAMAN DI PAUD MASJID AL-AZHAR PERUMAHAN PERMATA PURI A. Analisis Pentingnya Pendidikan Karakter Berkonsep Nilai-nilai Keislaman di PAUD Masjid Al-Azhar Pendidikan anak usia dini adalah lembaga yang selalu memberikan bimbingan dan rangsangan terhadap anak secara terus menerus dan konsisten. Pada usia 0-6 tahun anak ingin bermain, melakukan latihan berkelompok, melakukan pejelajahan, bertanya, menirukan dan menciptakan sesuatu. Sehingga sebagai seorang pendidik baik itu orang tua maupun guru tidak boleh menyia-nyiakan usia ini, karena merupakan usia emas bagi pertumbuhan anaknya. Dari hal tersebut, maka perlu adanya pendidik yang membimbingnya agar semua potensi yang dimiliki anak akan semakin berkembang. Pendidikan sebenarnya tidak hanya mendidik peserta didiknya untuk menjadi manusia yang cerdas, tetapi juga membangun kepribadiannya yang berakhlak mulia. Di PAUD Masjid Al-Azhar ini agar kesempatan emas bagi perkembangan anak dimanfaatkan dengan baik, maka dalam proses pembelajarannya menerapkan pendidikan karakter berkonsep nilai-nilai keislaman. Tujuan yang diharapkan dalam penerapan pendidikan karakter ini adalah sesuai dengan visi dan misi dari lembaga pendidikan, yaitu agar peserta didik menjadi insan yang kamil. Manusia yang dapat bersoasialisasi di lingkungan masyarakat dan memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya disertai dengan akhlak yang baik sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Sebenarnya dilaksanakannya visi dan misi dari lembaga ini suatu hal yang tidak berlebihan bila melihat realita sekarang ini banyak kalangan menilai bahwa pendidikan Indonesia telah gagal dalam membangun karakter peserta didiknya. Pelaksanaan pendidikan yang kurang seimbang, yaitu lebih mengutamakan kecerdasan intelektual. Padahal bila kita mengacu kepada 80

kecerdasan yang harus dimiliki oleh peserta didik, setidaknya ada tiga kecerdasan yang perlu untuk dikembangkan, yaitu kecerdasana intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). Berdasarkan hal tersebut, lembaga PAUD Masjid Al-Azhar berusaha mencetak generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas dalam hal intelektual, tetapi cerdas dalam EQ dan SQnya. Pelaksanaannya melalui pembinaan dan teladan dari tenaga pendidik dan pembuatan lingkungan yang kondusif bagi penerapan nilai-nilai karakter dengan pembuatan semacam budaya sekolah yang islami dalam rangka membiasakan karakter yang akan dibentuk. Adapun pelaksanaan pendidikan karakter ini dilakukan melalui beberapa kegiatan yang dilakukan di sekolah mulai dari pra KMB (Kegiatan Belajar Mengajar) sampai anak pulang sekolah yang kemudian akan dilanjutkan ketika peserta didik berada di rumah dengan bimbingan orang tua mereka. Dari segala kegiatan yang diajarkan di sekolah akan termanifestasi dalam pikiran anak dan kemudian akan membawa pengaruh baik ketika anak berada di rumah. Oleh karena itu sejak usia dini anak harus dibentuk kepribadiannya sehingga kelak akan terbentuk pribadi yang berakhlakul karimah melalui pendidikan karakter sejak dini. Implementasi pendidikan karakter di PAUD Masjid Al-Azhar dinilai sangat efektif dalam proses belajar mengajar pada anak usia dini. Semakin dini nilai-nilai karakter diajarkan pada anak usia dini, maka nilai tersebut akan semakin mengakar kuat dalam diri pribadi anak tersebut. Karena sebenarnya di dalam jiwa anak telah terdapat potensi positif (fitrah) sejak lahirnya, tapi tidak mungkin dapat menjadi seorang manusia yang sempurna tanpa adanya usahausaha berupa pembinaan salah satunya melalui jalur pendidikan. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter selain memberikan materi, pendidik juga memberikan contoh atau refleksi dari materi yang diajarkan. Sehingga seorang anak dapat benar-benar memahami dan melakukan apa yang diberikan orang tua dan pendidik. Psikologi anak usia dini yang masih mudah menerima apa yang diajarkan guru di sekolah membuat pelaksanaan pendidikan karakter mudah diterima oleh anak-anak. Sehingga dapat menciptakan kemandirian, 81

rasa menghormati dan menyayangi baik pada diri sendiri dan orang lain, kedisiplinan dan anak dapat menghargai waktu. B. Analisis Pendidikan Karakter Berkonsep-konsep Nilai-nilai Keislaman di PAUD Masjid Al-Azhar Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan melalui observasi, wawancara, maupun dokumentasi, peneliti menganalisis tentang pelaksanaa pendidikan karakter berkonsep nilai-nilai keislaman di PAUD Masjid Al- Azhar. 1. Analisis Perencanaan Pendidikan Karakter Berkonsep Nilai-nilai Keislaman di PAUD Masjid Al-Azhar Dalam tahap perencanaan, pendidik mempersiapkan hal-hal yang akan dilakukan dalam proses belajar mengajar (KBM) berlangsung. Pendidik membuat rencana kegiatan harian (RKH) serta mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan KBM nantinya. Contoh, materi tentang kebersihan, kesehatan, dan keamanan. Pendidik menyiapkan RKH dengan tujuan anak mampu mengetahui alat-alat kebersihan: sapu lantai, sapu lidi, lap, kemoceng, lap pel, tempat sampah. Metode pengajarannya dapat menggunakan metode demonstrasi dan pendidik dapat langsung membawa media yang nyata sebagai sumber belajarnya. Sehingga peserta didik dapat memahami materi yang sedang dijelaskan. Dalam tahap perencanaan pembelajaran ini, pendidik telah menyiapkan RKH sesuai dengan materi yang akan diajarkan setiap harinya. Tetapi pendidik PAUD Masjid Al-Azhar belum memasukkan nilai-nilai karakter yang disesuikan dengan materi pembelajaran dalam setiap rencana kegiatan hariannya. Sehingga nilai karakter tersebut belum dapat diketahui secara jelas. Seharusnya pendidik menyertakan poin dari nilai karakter yang akan diajarkan dalam perencanaan hariannya, hal ini akan memudahkan pendidik untuk mengevaluasi pencapaian peserta didik nantinya. 82

2. Analisis Penerapan Pendidikan Karakter Berkonsep Nilai-nilai Keislaman di PAUD Masjid Al-Azhar Orientasi dari pendidikan karakter berkonsep nilai-nilai keislaman adalah untuk membentuk insan muslim yang mempunyai kepribadian yang baik yang sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam. Pribadi muslim yang penuh dengan akhlak atau moral (etika) yang baik dalam berhubungan dengan masyarakat sekitarnya. Secara umum pendidikan karakter adalah menitik beratkan pada pendidikan nilai dengan hasil akhirnya adalah kepemilikan nilai pada diri individu. Dalam proses ini pendidik mempunyai tanggungjawab agar peserta didik mampu melihat implikasi etis berbagai macam perubahan dalam masyarakat yang berasal dari kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini, mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, mampu mengambil keputusan berdasarkan pemahaman yang tepat dan sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Proses pendidikan karakter berkonsep nilai-nilai keislaman dirancang adalah agar pendidik dan orang tua melibatkan diri secara aktif dan ikut bertanggungjawab dalam menanamkan dan melestarikan nilai-nilai keislaman pada diri peserta didik. Pembangunan individu dimulai dari hal yang paling mendasar adalah dengan pemeliharaan fitrah manusia yang mana fitrah ini cenderung pada kebaikan dan akan berkembang secara optimal. Penanaman pendidikan karakter berkonsep nilai-nilai agama maksudnya adalah nilai agama sebagai landasan dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Karena keyakinan seseorang terhadap nilai agamanya menjadikan suatu motivasi yang kuat dalam membangun karakter. Pelaksanaan pendidikan karakter di PAUD Masjid Al-Azhar menggunakan pembelajaran aktif (learning by doing) yaitu pembelajaran yang berorientasi pada aktifitas anak yang terkonsep pada pendekatan BCCT (beyond centers and circel time). BCCT ini merupakan sebuah 83

konsep belajar dimana guru-guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dalam pelaksanaannya, pendidik hanya sebagai fasilitator dengan memberikan teladan tentang penerapan nilai-nilai karakter yang direfleksikan melalui contoh secara langsung. Dari pendekatan ini peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan kertrampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mencoba sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat sekarang dan kelak. Dengan demikian peserta didik selain cerdas dalam hal kognitif juga cerdas dalam menghadapi keadaan hidupnya. Dalam pelaksanaannya pendidik mengajarkan kecerdasan emosi yang dalam refleksinya adalah menumbuhkan rasa empati pada peserta didik lainnya. a. Analisis Nilai-nilai Pendidikan Karakter Berkonsep Nilai-nilai Keislaman di PAUD Masjid Al-Azhar Nilai-nilai pendidikan karakter yang telah ditetapkan di PAUD Masjid Al-Azhar diterapkan kepada semua peserta didik, baik dari usia paling rendah atau kelompok bermain sampai kelompok TK tanpa pengecualian. Dari pelaksanaan ini, diharapkan proses pendidikan dapat membentuk karakter yang berkualitas sejak usia dini. Nilai-nilai pendidikan karakter yang diajarkan di PAUD terdiri dari enam nilai karakter. Bila dispesifikkan dari keenam nilai tersebut, maka akan dapat dilihat empat point utama: 1) Nilai terkait dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, yaitu nilai religiusitas. Nilai yang semestinya dikembangkan dalam diri peserta didik ini diupayakan senantiasa berdasarkan nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agama yang dianutnya. Sehingga agama yang dianut oleh seseorang benar-benar dipahami dan diamalkan dalam kehidupannya sehari-hari. Apabila seseorang bisa mencintai Tuhannya, kehidupannya akan 84

penuh dengan kebaikan. Apalagi, cinta kepada Tuhannya ini juga disempurnakan dengan mencintai ciptaan-nya. Bila demikian adanya, betapa indahnya hidup ini. 2) Nilai terkait dengan diri sendiri, yaitu nilai kedisipinan, nilai ketertiban dan nilai kemandirian. Nilai kedisiplinan ini berguna sebagai dasar dari pribadi seseorang. Dengan kadisiplinan nantinya peserta didik dapat menjalani kehidupan secar teratur dan dapat dengan mudah dalam meraih keberhasilan. Nilai ketertiban, nilai ini menumbuhkan sikap yang tertib dan terencana bagi peserta didik. Dalam penerapannya, PAUD Masjid Al-Azhar melibatkan langsung kepada peserta didik untuk mengembangkan karakternya dengan baik. Dan nilai kemandirian, yang menjadi nilai penting dari kemandirian adalah mengajarkan agar peserta didik tidak bergantung kepada orang lain dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi suatu pekerjaan. 3) Karakter terkait dengan sesama manusia, yaitu karakter pola pergaulan. Karakter yang terkai dengan sesama manusia ini penting dikembangkan karena manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain dalam hidupnya. Karakter ini akan menjembatani peserta didik dalam kehidupan sosialnya mendatang. Pola pergaulan yang dibangun oleh PAUD Masjid Al-Azhar adalah berupa nilai moral (akhlak) yang diambil dari teladan guru, orang tua siswa, atau dari pelajaran yang diajarkan (materi). 4) Karakter terkait dengan lingkungan, yaitu nilai peduli lingkungan. Nilai yang dikembangkan dari karakter ini adalah sikap peka dan peduli terhadap lingkungan sosial dan lingkungan sekitar. Karakter peduli sosial adalah sebuah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan. Adapun karakter peduli lingkungan bisa ditunjukkan dengan sikap dan tindakan yang selalu mencegah terhadap kerusakan lingkunga, seperti peserta dibimbing agar setelah makan bekal sampahnya dibuang pada tempat sampah yang telah disediakan ditiap-tiap kelasnya. 85

Meskipun sekolah mempunyai kewenangan dalam menentukan prioritas nilai-nilai dalam pendidikan karakter, pada akhirnya tergantung pribadi yang akan mengolah nilai-nilai yang sesuai dengan dirinya dan pengalaman dalam kehidupannya sebagai seorang individu yang beriman dan berakal serta mempunyai kehendak baik untuk kehidupannya sendiri maupun dalam rangka bersosialisasi dengan lingkungan masyarakatnya. Dengan demikian, pendidikan karakter tetap memberikan tempat bagi kebebasan individu dalam menghayati nilainilai yang dianggap sebagai baik, luhur, dan layak untuk diperjuangkan sebagai pedoman perilaku bagi kehidupan pribadi berhadapan dengan dirinya, sesama dan Tuhan. b. Analisis materi pendidikan karakter berkonsep nilai-nilai keislaman di PAUD Masjid Al-Azhar Pelaksanaan merupakan suatu tindakan praktis sehingga menimbulkan sebuah dampak, baik berupa perubahan ke arah yang baik maupun sebaliknya, bertambahnya pengetahuan, keterampilan, maupun sikap serta nilai kepada peserta didik untuk terbiasa berpikir dan bersikap sesuai dengan ajaran agama Islam. Pendidikan karakter di PAUD Masjid Al-Azhar dalam pengajarannya menggunakan metode pengajaran, pembiasaan, keteladanan dan pembuatan lingkungan yang kondusif bagi peserta didik. Metode ini sangat tepat diterapkan pada anak usia kanak-kanak. Hal ini disebabkan, pada usia dini anak mempunyai sifat yang suka hal-hal yang berada di sekitar lingkungannya dan menerima apa yang diberikan oleh pendidiknya. Adapun materi pendidikan karakter berkonsep nilai-nilai keislaman di PAUD Masjid Al-Azhar, yaitu: 86

a. Pengajaran dan keteladan dalam akidah (keimanan) Pengajaran dan keteladanan keimanan yang dilakukan di PAUD Masjid Al-Azhar adalah dengan selalu menghadirkan dan memasukkan Allah SWT pada setiap kegiatan pembelajan di kelas. Di PAUD Masjid Al Azhar selalu ditanamkan dalam diri peserta didik bahwasanya Allah selalu melihat kita, Allah selalu bersama kita, dan Allah selalu mempersaksikan kita. selain itu, peserta didik juga dibentuk karakternya agar beriman sepenuhnya jiwa dan hatinya bahwa tiada Tuhan selain Allah. Hal ini dilakukan dengan jalan mengemukakan benda-benda yang mencerminkan dan menunjukkan kekuasaan-nya yang dapat dilihat oleh peserta didik. Seperti adanya bunga, langit, bintang, dan ciptaan-ciptaan lainnya untuk diambil keputusan bahwa yang menciptakan adalah Allah. b. Pengajaran dan keteladanan dalam ibadah Pengajaran dan keteladanan ibadah yang dilakukan di PAUD Masjid Al-Azhar mengandung tujuan untuk melatih dan memberi teladan peserta didik dalam mengamalkan kegiatan ibadah seharihari, sehingga peserta didik nantinya diharapkan menjadi seorang muslim yang taat dan patuh dalam melaksanakan perintah agamanya. Mereka merasa mempunyai tanggungjawab terhadap ajaran-ajaran agamanya dan ahirnya memiliki keagamaan yang mantab. Kegiatan yang dilakukan dalam pengajaran dan keteladanan dalam ibadah adalah peserta didik diajari untuk menjalankan shalat. Shalat merupakan rukun kedua dalam rukun Islam yang wajib dijalankan oleh umat manusia. Oleh karena itu, shalat harus sudah dibiasakan sejak usia dini. Pengajaran dan keteladanan shalat yang dilakukan di PAUD Masjid Al-Azhar secara bersama-sama dengan seluruh guru yang ada di sekolah tesebut dan sekaligus sebagai teladan bagi peserta didiknya. Hal ini dilakukan agar peserta didik terbiasa melaksanakan shalat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan. 87

Kegiatan lain yang dilakukan dalam ibadah adalah mengajarkan peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, yaitu al-qur an dengan cara mengajarkan sedikit demi sedikit huruf-huruf hijaiyah, membiasakan peserta didik untuk menghafal surat-surat pendek dalam kesehariannya. Kegiatan mengingat hafalan-hafalan ini dilakukan setiap pagi sebelum proses pembelajaran dimulai. Pembiasaan ini diterapkan harapkan selain agar peserta didik gemar menghafal al Qur an juga agar peserta didik kelak menjadikan al Qur an sebagai pedoman dalam hidupnya. c. Pengajaran dan keterladanan dalam akhlak Pengajaran dan keteladanan dalam akhlak yang di maksud adalah segala perbuatan baik yang perlu dibiasakan dalam kehidupan seharihari. Seperti keteladanan dan kepribadian para nabi dan rasul yang diajarkan melalui metode cerita dan dipraktekkan bersama-sama di dalam kelas bersama dengan guru. Guru juga memberi teladan kepada peserta didiknya dalam bertindaka dan bersikap yang baik. Oleh karena itu, akhlak dan kepribadian perlu dibiasakan sedini mungkin dalam kehidupan dengan harapan kemandirian dan kebiasaan itu dapat melekat pada diri peserta didik. Selain dalam hal pembiasaan akhlak diatas, PAUD Masjid Al- Azhar juga mengajari peserta didiknya untuk membiasaan hidup bersih. Pembiasaan yang dilakukan seperti warga sekolah dianjurkan untuk selalu membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan sebelum dan setelah selesai makan, peserta didik dibiasakan menjaga kebersihan kelas, dan lain sebagainya. 3. Analisis Evaluasi Pendidikan Karakter Berkonsep Nilai-nilai Keislaman di PAUD Masjid Al-Azhar Evaluasi dalam pendidikan karakter dilakukan tidak dalam rangka mendapatkan nilai, melainkan dilakukan untuk mengukur apakah pada diri 88

peserta didik sudah memiliki satu atau sekelompok karakter yang telah ditetapkan oleh sekolah dalam kurun waktu tertentu dan berfungsi untuk memberikan umpan balik guna perbaikan dan pengembangan proses belajar selanjutnya. Karena itu, dalam hal ini substansi evaluasi dalam konteks pendidikan karakter adalah upaya membandingkan prilaku anak dengan standar (indikator) karakter yang ditetapkan oleh guru dan/atau sekolah. Proses membandingkan antar perilaku anak dengan indikator karakter dilakukan melalui suatu proses pengukuran. Berdasarkan tujuan pendidikan karakter di atas, dapat dipahami bahwasanya evaluasi pendidikan karakter tidak terbatas pada pengalaman anak di kelas, tetapi juga pengalaman anak di sekolah dan di rumah. Evaluasi terhadap tumbuh kembang suatu karakter pada anak bukanlah suatu hal yang mudah, tetapi tidak berarti hal ini suatu yang mustahil untuk dilakukan oleh seorang pendidik. Evaluasi dalam pendidikan harus dilakukan secara kontinyu, agar pendidik dapat mengetahui perkembangan dan kepemilikan karakter yang telah melekat pada peserta didiknya. Mengenai proses evaluasi yang dilakukan oleh pendidik dalam pendidikan karakter berkonsep nilai-nilai keislaman di PAUD Masjid Al- Azhar, guru telah menggunakan metode pengamatan secara kontinyu untuk mengetahui kemampuan peserta didik. Metode lain yang digunakan oleh pendidik adalah metode wawancara. Wawancara ini digunakan untuk melengkapi metode pengamatan tersebut yang difokuskan kepada orang tua atau wali murid. Selain itu, metode lain yang digunakan adalah pendidik menilai hasil pekerjaan peserta didik. Penilain ini dilaksanakan terhadap hasil pekerjaan anak yang telah dikumpulkan. Untuk tingkatan anak usia dini, cara guru mengevaluasi kepemilikan karakter memang mengalami kerumitan. Karena karakteristik anak yang masih labil dalam penguasaan emosi serta sifat mereka yang masih manja, membuat guru harus bekerja ekstra keras untuk selalu mengobservasi 89

kegiatan anak dan mencari informasi dari wali muridnya sebagai data pendukungnya. Sebenarnya alat evaluasi yang dapat digunakan bermacam-macam, seperti evaluasi diri oleh anak, penilaian teman, catatan anekdot guru dan orang tua, catatan perkembangan aktivitas anak (psikolog), lembar observasi guru, lembar kerja siswa (LKS), dan lain-lain. Melihat hal demikian, maka pendidik anak usia dini agar lebih kreatif dan berfariatif dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan karakter tersebut. C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Pendidikan Karakter berkonsep Nilai-nilai Keislaman di PAUD Masjid Al-Azhar Dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter berkonsep nilai-nilai keislaman di PAUD Masjid Al Azhar banyak dijumpai hambatan dan hal-hal yang menjadi penunjang dalam prosesnya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam penerapannya: 1. Faktor Pendukung Adapun faktor yang mendukung dalam proses penerapan pendidikan karakter berkonsep nilai-nilai keislaman di PAUD Masjid Al-Azhar adalah: a. Faktor Keluarga (orang tua) Pendukung faktor ini adalah orang tua yang selalu mengingatkan dan mengajak anaknya untuk membiasakan segala kegiatan yang telah dilakukan di sekolah untuk selalu dilaksanakan ketika anak berada di rumah. Misalnya orang tua yang membiasakan anak untuk melakukan kegiatannya sendiri, orang tua mengajak anaknya untuk melakukan shalat secara berjamaah, serta orang tua selalu mengingatkan anak ketika anak akhlaknya kurang sesuai dengan ajaran Islam. Selain itu oarang tua mau menerima setiap laporan baik atau buruk mengenai perkembangan anaknya selama dalam proses pembelajaran di sekolah. 90

b. Faktor Guru Keterlibatan guru dalam penerapan pendidikan karakter pada anak usia dini di PAUD Masjid Al Azhar terlihat pada pendampingan guru yang intensif di setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik. Dengan cara memberikan bimbingan dan arahan serta keteladanan, baik pada saat proses belajar mengajar di kelas maupun setelahnya. Pendampingan guru dalam setiap kegiatannya sangat berpengaruh besar dalam penerapan pendidikan karakter berkonsep nilai-nilai keislaman. Karena apabila ada perilaku peserta didik yang tidak sesuai, guru akan menegur, dan memberikan pengertian. Diharapkan peserta didik setelah itu dapat segera memperbaiki perilakunya. c. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan keluarga yang selalu mengarahkan anaknya untuk melakukan pembiasaan mengenai nilai-nilai karakter dan lingkungan PAUD yang selalu membiasakan peserta didiknya untuk selalu menerapkan nilai karakter, hal ini dapat terlihat dalam pembuatan lingkungan yang kondusif oleh semua staf yang berada di sekolah. Seperti dalam pelaksanaanya, setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai pihak sekolah melalui guru piket menyambut kedatangan peserta didik dengan memutar kaset bacaan surat-surat pendek dan telah berada di depan gerbang untuk bersalaman dengan peserta didik yang baru datang. Selain itu, pendidik selalu mengajari agar peserta didik menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempat yang disediakan, mengajari untuk selalu buang air di WC dengan didampingi guru bagi peserta didik yang berusia dini. Selain itu, lingkungan masyarakat yang selalu memberikan pengajaran akhlak dan dibiasakan melalui pengajaran di TPA dan TPQ di lingkungan masyarakatnya. d. Faktor Peserta didik Antusiasme dan rasa ingin tahu yang tinggi dari peserta didik dalam pembelajaran dan penerapan nilai-nilai karakter merupakan sebuah 91

energi yang baik dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada anak usia dini. Keadaan ini akan berbalik apabila tidak ada keinginan dari diri peserta didik dan apa yang telah diusakahan pendidik akan terasa sia-sia. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung mereka terlihat semangat, kompak, gembira dan senang selama mengikuti pembelajaran. 2. Faktor Penghambat Dari beberapa faktor penghambat dalam penerapan pendidikan karakter berkonsep nilai-nilai keislaman juga timbul dari faktor yang sama dari penunjang. Adapun faktor yang menghambat dalam proses penerapan pendidikan karakter berkonsep nilai-nilai keislaman di PAUD Masjid Al- Azhar adalah: a. Faktor Keluarga Faktor keluarga terutama orang tua yang terlalu sibuk bekerja, sehingga pemantauan dan interaksi yang dilakukan orang tua terhadap anak semakin minim, ini menyebabkan karakter baik yang dilakukan oleh anak ketika di sekolah kurang bisa diterapkan dalam kehidupan anak ketika berada di rumah dan orang tua sulit dijadikan figur teladan bagi anaknya. Selain itu, ada juga keluarga yang terlalu pasrah terhadap setiap pembelajaran di sekolah tanpa mau untuk mengoreksi atau ikut menerapkan terhadap anak ketika di rumah. Untuk itu, sebaiknya orang tua segera memperbaiki interaksi dengan anaknya dengan cara lebih baik dan menunjukkan sikap lemah lembut pada anak. b. Faktor Guru Di PAUD Masjid Al-Azhar peran pendidik sebagai transfer of value menempati hal yang utama. Tetapi masih adanya pendidik yang belum bisa dijadikan teladan dalam menerapkan kebiasaan baik dalam perilaku sehari-harinya ketika berada di sekolah merupakan suatu kendala. Seperti cara berbicara guru yang keras dan kasar ketika menegur peserta didik 92

yang salah. Maka emosi dan kesabaran dari pendidik memang harus benar-benar ditata, karena pedidik menghadapi peserta didik yang banyak dan mempunyai keanekaragaman baik dalam hal psikologi, intelegensi maupun emosinya. c. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan yang kurang kondusif dalam penerapan pendidikan karakter berkonsep nilai-nilai keislaman. Yaitu lingkungan hidup peserta didik yang sebagian besar tinggal di lingkungan perumahan yang bersifat individualis dan lingkungan keluarga yang kurang pemantauan terhadap pergaulan anak. Sehingga anak usia dini sering bermain dengan anak yang lebih dewasa darinya dan jenis permainannya kadang tidak sesuai dengan perkembangan usianya. Selain itu, masih adanya pendidik dan peserta didik yang belum bisa dijadikan teladan di lingkungan sekolahnya. Seperti pendidik yang terkadang masih mengucapkan kata-kata kasar dalam memberi peringatan terhadap peserta didik yang melakukan kesalahn. d. Faktor Peserta Didik Perkembangan kognitif dan emosional peserta didik di PAUD Masjid Al- Azhar yang beragam merupakan kendala dalam proses internalisasi nilainilai karakter. Anak yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata akan mudah menerima dan memahami setiap materi yang diberikan oleh pendidik. Sehingga dari pemahaman tersebut memudahkan peserta didik menginternalisasikan setiap materi yang diberikan dan sebaliknya. Perkembangan emosi peserta didik yang telah menyadari keakuannya atau sifat egosentrisnya menjadikan sebuah kendala bagi pendidik di PAUD Masjid Al-Azhar. Hal ini menyebabkan penginternalisasian nilainilai karakter mengalami kendala, karena sifat egosentris peserta didik yang selalu ingin menjadi terdepan dan ingin selalu diperhatikan oleh pendidik sehingga berakibat pada perkelahian pada sebagian peserta 93

didik. Oleh karena itu, perlu adanya pemantauan yang intens dan sikap bijaksana dari pendidik. Selain itu, tidak semua perilaku peserta didik dapat terdeteksi oleh para pendidik. Sebab jumlah peserta didik PAUD Masjid Al-Azhar lebih banyak dari tenaga pengajarnya. Oleh karena itu, jika ada peserta didik yang melakukan beberapa sikap yang kurang baik tidak ada mengingatkannya secara langsung dengan tegas. Berdasarkan keterangan di atas menunjukkan bahwa terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan pendidikan karakter berkonsep nilai-nilai keislaman di PAUD Masjid Al-Azhar. Sehingga untuk mengurangi hambatan tersebut diperlukan adanya sinergitas yang harmonis dari semua pihak yang berada di sekeliling peserta didik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan begitu mendesaknya perbaikan karakter bagi bangsa kita. 94