KEPUTUSAN MENTERI AGAMA NOMOR TENTANG PENYEMPURNAAN

dokumen-dokumen yang mirip
DATA / PROFIL UNIT KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 06/E/2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39A TAHUN 2000

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

JADWAL RETENSI ARSIP KEPEGAWAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEJABAT NEGARA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN) 2 tahun setelah semua diangkat PNS

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

Informasi Manajemen Kepegawaian di Lingkungan Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum;

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2011

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

URAIAN TUGAS JABATAN PADA ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA DENPASAR

1. BIDANG MUTASI 1.1 KENAIKAN PANGKAT

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008

SOP 1 SUBAG. TENAGA ADMINISTRASI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI RIAU GUBERNUR RIAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI UMUM

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

Standar Pelayanan Administrasi Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Sekretariat Negara

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) URUSAN KEPEGAWAIAN PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 97 TAHUN 2013 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selama melaksanakan Proyek Akhir di Sub Bagian Tata Usaha dan

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH WALIKOTA MADIUN,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

DAFTAR INFORMASI PUBLIK BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT

KEPUTUSAN KABUPATEN BLITAR NOMOR : 050/08/ /2017 TENTANG

10 menit. 20 menit. 5 hari. PENGELOLA ADMINISTRASI UMUM KEPEGAWAIAN : 7. Mengetik jadi job description yang telah disetujui pimpinan.

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Keterangan Pelayanan. b. Pengangkatan dalam pangkat (Periode April dan Oktober)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MANDAILING NATAL ANGAN PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 35 TAHUN 2011

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jalan Untung Surapati Telp. (0363) A M L A P U R A

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 73 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

LAYANAN KEPEGAWAIAN. Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Daerah PERMOHONAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL

PROSES PEMBUATAN CUTI HAKIM DAN PEGAWAI

MENTERI EMERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLlK INDONESIA

BPKP. Auditor. Jabatan fungsional. Perpindahan Jabatan. Perlakukan Khusus. Pengangkatan.

JANGKA WAKTU SIMPAN JENIS ARSIP KET AKTIF INAKTIF a. Usulan dari Unit Kerja anggaran berakhir. 2 tahun setelah tahun.

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN KABUPATEN JEMBER

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 21 Tahun 2001 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 57 TAHUN 2007 TENTANG URAIAN TUGAS PADA UNSUR ORGANISASI TERENDAH KANTOR PELAYANAN TERPADU

LAMPIRAN I. PERSETUJUAN TERTULIS DARI PIMPINAN UNIT KERJA INSTANSI ASAL KOP NASKAH DINAS ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN BUPATI DOMPU NOMOR 06 TAHUN 2006 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN DOMPU BUPATI DOMPU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

6) Prosedur Pengusulan pemberhentian PNS dengan Hak Pensiun

Khusus Bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan lembaran negara Nomor 4884); 4. Undang-Undang Nomor

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PENGADILAN AGAMA TUAL

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UJIAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL WALIKOTA BLITAR,

BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA

BUPATI BELITUNG KEPUTUSAN BUPATI BELITUNG NOMOR : / 109 /KEP/BKD/2011 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI KEGIATAN PROSENTASE NO PROGRAM RENCANA TINGKAT

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-O TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENGELOLAAN PASAR WALIKOTA SURAKARTA,

1) Prosedur Pengusulan Usul Kenaikan Pangkat Reguler PNS Tenaga Kependidikan

2017, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

KENAIKAN PANGKAT ASN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

Transkripsi:

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA NOMOR TENTANG PENYEMPURNAAN KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39A TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA MENTERI AGAMA REPUBLIKA INDONESIA Menimbang: Bahwa dalam rangka menindak lanjuti Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama, dipandang perlu meninjau kembali Keputusan Menteri Agama Nomor 39A Tahun 2000. Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 7 tahun 1971 tentang ketentuanketentuan Pokok Kearsipan ; 2. Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian jo Undang-undang 43 tahun 1999, tentang Perubahan Undang-Undang nomor 8 tahun 1974 ; 3. Peraturan Pemerintah nomor 15 tahun1979 tentang Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil ; 4. Peraturan Pemerintah nomor 34 tahun 1979 tentang Penyusunan Arsip ; 5. Keputusan Presiden RI Nomor 165 tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja departemen yang telah diubah dan disempurnakan terakhir dengan Keputusan Presiden RI nomor 102 tahun 2001 ; 6. Keputusan Presiden RI nomor 49 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen; C:/KMA39A/Miftah 1

7. Keputusan Menteri Agama nomor 111 tahun 1999 tentang penyempurnaan lampiran Keputusan Menteri Agama nomor 681 tahun 1997 tentang Pedoman Jadwal retensi Arsip di lingkungan Departemen Agama; 8. Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama; 9. Keputusan Agama Nomor 137 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Informasi Keagamaan Departemen Agama; 10. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENYEMPURNAAN KEPUTUSAN MENTERI AGAMA NOMOR 39 A TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Yang dimaksud dengan pedoman pengelolaan data dan informasi kepegawaian adalah seperangkat acuan pengaturan tentang, prosedur pengelolaan data dan informasi kepegawain. C:/KMA39A/Miftah 2

2. Data dan informasi kepegawain yang dimaksudkan disini adalah sekumpulan fakta konkrit atau keadaan obyektif mengenai kepegawaian baik yang sudah diolah maupun belum diolah. 3. Pegawai adalah PNS Departemen Agama baik sebagai pegawai administrasi maupun non administrasi seperti guru, dosen, peneliti dan sebagainya. 4. Kartu Induk Pegawai yang selanjutnya disingkat Karin, adalah instrumen data kepegawaian perorangan yang harus diisi oleh setiap pegawai negeri sipil Departemen Agama. 5. Buku Induk Pegawai adalah buku yang berisi data dasar kepegawaian perorangan setiap pegawai negeri sipil Departemen Agama yang hanya berada pada Biro Kepegawaian sebagai unit pembina data kepegawaian di lingkungan Departemen Agama. 6. Buku Register pegawai adalah buku yang berisi data dasar perorangan setiap pegawai negeri sipil Depertemen Agama pada setiap unit pengelola data kepegawaian di lingkungan Departemen Agama. 7. File/berkas pegawai yang selanjutnya disebut file adalah himpunan arsip kepegawaian yang tersusun secara teratur yang memuat data kepegawaian perorangan sejak pengangkatan sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) sampai dengan yang bersangkutan mengakhiri tugasnya (pensiun/berhenti/meninggal dunia). 8. Nomor Induk Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat NIP adalah nomor identitas pegawai negeri sipil yang terdiri dari 9 angka dan untuk Departemen Agama didahului dengan angka 15 sebagai angka pengenal Departemen Agama. 9. Kartu Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat KARPEG adalah kartu identitas yang diberikan kepada pegawai yang telah diangkat menjadi PNS. 10. Kartu Pendaftaran Ulang yang selanjutnya disingkat KARDAF adalah kartu yang digunakan pada kegiatan Pendaftaran Ulang Pegawai Negeri Sipil (PUPNS) tahun 1974, C:/KMA39A/Miftah 3

berisi data kepegawaian perorangan yang digunakan sebagai dasar untuk penertiban administrasi dan data kepegawaian. 11. Kartu istri yang selanjutnya disingkat KARIS adalah kartu identitas istri pegawai negeri sipil dalam arti bahwa pemegangnya adalah istri sah dari pegawai negeri sipil yang bersangkutan ; 12. Kartu suami selanjutnya disingkat KARSU adalah kartu identitas bagi suami seorang pegawai negeri sipil dalam arti bahwa pemegangnya adalah suami sah dari pegawai negeri sipil yang bersangkutan. 13. Data statistik kepegawaian adalah daftar sajian inventaris data dan pengolahannya yang berupa angka-angka atau bagan/grafik yang menunjukkan keadaan (profil) pegawai dari berbagai aspek pada suatu satuan organisasi tertentu yang disajikan dan dilaporkan secara periodik sekurang-kurangnya setahun sekali atau sesuai kebutuhan ; 14. Daftar Urut Kepangkatan pegawai negeri sipil yang selanjutnya disingkat DUK PNS adalah suatu daftar yang memuat nama pegawai negeri sipil dari satuan organisasi negara yang disusun menurut tingkat kepangkatan PNS yang bersangkutan ; 15. Mutasi kepegawaian adalah segala perubahan status pegawai meliputi perubahan status CPNS menjadi PNS, kenaikan pangkat, kepindahan, jabatan, peninjauan masa kerja, dan lain-lain yang dinyatakan dengan surat keputusan dari pejabat yang berwenang dan atau persetujuan Kepala BKN. 16. Pegawai adalah pegawai negeri sipil Departemen Agama yang terdiri dari pejabat struktural, pejabat non struktural dan pejabat fungsional. 17. Unit Pembina Data, yang selanjutnya disebut Unit Pembina adalah unit tertinggi yang melakukan pembinaan dalam pengelolaan data dan informasi kepegawaian Departemen Agama. C:/KMA39A/Miftah 4

18. Unit Pengelola data, yang selanjutnya disebut unit pengelola adalah satuan organisasi/satuan kerja yang melakukan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data kepegawaian dari setiap PNS pada satuan organisasi/kerja yang bersangkutan 19. Pengelolaan Data adalah proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data kepegawaian termasuk penataan file pegawai dan buku induk/register pegawai. Pasal 2 Tujuan penyusunan pedoman pengelolaan data dan informasi kepegawaian adalah untuk terciptanya keseragaman dalam pengumpulan, pengolahan dan penyajian data serta informasi kepegawaian, untuk keperluan perencanaan, pembinaan dan pengembangan serta pelayanan kepegawaian di lingkungan Departemen Agama. Pasal 3 Ruang lingkup pedoman pengelolaan data dan informasi kepegawaian di lingkungan Departemen Agama, meliputi : 1. Organisasi pengeloan data kepegawaian ; 2. Pengelolaan buku induk pegawai dan buku register pegawai ; 3. Penatan file pegawai ; 4. Pengolahan, penyajian data dan statistik kepegawaian. BAB II ORGANISASI PENGELOLAAN DATA KEPEGAWAIAN Pasal 4 Struktur organisasi pengelola data kepegawaian Departemen Agama meliputi : 1. Unit Pembina adalah Sekretariat Jenderal dalam hal ini dilakukan oleh Biro Kepegawaian Departemen Agama. 2. Unit Pengelola : a. Tingkat Departemen Agama Pusat terdiri dari : C:/KMA39A/Miftah 5

1) satuan organisasi eselon I yaitu Sekretariat pada Itjen, Ditjen dan Balitbang Agama.. 2) Biro-Biro dan Pusat di lingkungan Sekretarist Jenderal. b. Tingkat Departemen Agama di Daerah, terdiri dari : 1) Kanwil Departemen Agama Propinsi ; 2) Pengadilan Tinggi Agama (PTA) ; 3) Institut Agama Islam negeri (IAIN) ; 4) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN)/Sekolah Tinggi Agama (Kristen) Protestan Negeri (STAKPN)/Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN); 5) Kantor Dep. Agama Kab/Kota ; 6) Pengadilan Agama ; 7) Balai Diklat Pegawai/Balai Litbang ; 8) Madrasah Negeri (MAN, MTsN dan MIN) ; 9) Kantor Urusan Agama Kecamatan. 3. Penyelenggaraan pengelolaan data dan informasi kepegawaian pada setiap satuan organisasi dilaksanakan oleh unit yang fungsi dan tugas pokoknya menangani masalah kepegawaian. Pasal 5 Tugas pokok Unit Pembina dan Unit Pengelola adalah : 1. Tugas pokok Unit Pembina : a) Melakukan pembinaan terhadap proses pengelolaan data dan informasi kepegawaian di lingkungan Departemen. Agama ; b) Mengelola buku induk pegawai Departemen Agama ; c) Mengelola seluruh file pegawai Departemen Agama ; d) Mengolah laporan data kepegawaian satuan organisasi/satuan kerja di lingkungan Departemen Agama ; e) Menghimpun, mengolah dan menyajikan data dan statistik kepegawaian Departemen Agama pusat dan daerah ; f) Melaporkan data kepegawaian Departemen Agama kepada Kepala BKN dan instansi lain yang terkait. 2. Tugas pokok Unit Pengelola : C:/KMA39A/Miftah 6

a) Tingkat Pusat mengelola file dan buku register pegawai serta mengolah dan menyajikan data bagi semua pegawai pada unit masing-masing, yaitu pada Itjen, Ditjen, Balitbang Agama, Biro-Biro dan Pusat ; b) Tingkat Daerah : 1) Kanwil Departemen Agama mengelola file dan buku register pegawai serta mengolah dan menyajikan data kepegawaian bagi pegawai yang berada pada Kanwil Departemen Agama yang bersangkutan, pada Kandepag Kab/Kota, KUA, MAN, MTsN dan MIN serta guru agama yang diperbantukan pada daerah otonomi di lingkungannya ; 2) Pengadilan Tinggi Agama mengelola file dan buku register pegawai serta mengolah dan menyajikan data kepegawaian bagi pegawai yang berada pada Pengadilan Tinggi Agama, yang bersangkutan dan Pengadilan Agama di lingkungannya ; 3) IAIN mengelola file dan buku register pegawai serta mengolah dan menyajikan data kepegawaian bagi pegawai yang berada pada IAIN yang bersangkutan ; 4) STAIN/STAKPN/STAHN mengelola file dan buku register pegawai serta mengolah dan menyajikan data kepegawaian bagi pegawai yang berada pada STAIN/STAKPN/STAHN yang bersangkutan ; 5) Kandepag Kab/Kota mengelola file dan buku register pegawai serta mengolah dan meyajikan data kepegawaian bagi semua pegawai yang berada pada Kandepag Kab/Kota, MAN, MTsN, MIN, KUA dan guru agama yang diperbantukan pada daerah otonom di lingkungannya. 6) Pengadilan Agama mengelola file dan buku register pegawai serta mengolah dan menyajikan data kepegawaian bagi pegawai yang berada pada Pengadilan Agama di ingkungannya. 7) Balai Diklat/Balai Litbang mengelola file dan buku register pegawai serta mengolah dan menyajikan data kepegawaian bagi pegawai yang berada pada Balai Diklat/Balai Litbang yang bersangkutan. 8) MAN/MTsN mengelola file dan Karin pegawai serta mengolah dan menyajikan data kepegawaian bagi pegawai yang berada pada MAN/MTsN yang bersangkutan. C:/KMA39A/Miftah 7

9) KUA Kecamatan dan MIN mengelola file pegawai serta mengolah dan menyajikan data kepegawaian bagi pegawai yang berada pada KUA Kecamatan dan NIB yang bersangkutan. Pasal 6 (1) Setiap unit pembina/unit pengelola data mengusahakan kelengkapan sarana pengelolaan data dan informasi kepegawaian di lingkungannya masing-masing yang meliputi buku induk/buku register pegawai, map/almari file pegawai dan sarana lainnya yang diperlukan (2) Setiap perubahan yang terjadi atas diri seseorang pegawai (mutasi kepangkatan/ jabatan, kepindahan, peninjauan masa kerja, status perkawinan dan lain-lain) harus dicatat dalam buku induk pegawai/buku register pegawai dan berkas fisiknya disimpan dalam file pegawai yang bersangkutan (3) Secara periodik dilakukan pemutakhiran data dan disajikan dalam bentuk data statistik dan informasi kepegawaian sesuai format yang ditetapkan. Hasil pengolahan data statistik informasi kepegawaian setiap unit pengelola data dikirimkan kepada Biro Kepegawaian dan satuan organisasi yang menjadi atasannya secara berjenjang pada akhir bulan Desember setiap tahun. BAB III PENGELOLAAN BUKU INDUK PEGAWAI DAN BUKU REGISTER PEGAWAI Pasal 7 Buku Induk/Buku Register Pegawai dipergunakan untuk mencatat data pokok kepegawain perorangan setiap pegawai, dan sebagai sumber data utama dalam pengola-han data dan informasi kepegawaian. Pasal 8 Bahan yang dipergunakan dalam mengelolaan buku induk/register pegawai : C:/KMA39A/Miftah 8

1. SK pengangkatan pertama ; 2. SK-SK mutasi kepegawaian (Pegawai Negeri Sipil, Kenaikan Pangkat, Jabatan, Kepindahan, Peninjauan Masa Kerja, impassing) ; 3. KARPEG ; 4. KARIS / KARSU ; 5. KARDAF ; 6. Nota Persetujuan Kepala BKN ; 7. Daftar Riwayat Hidup/Daftar Riwayat Pekerjaan (DRH/DRP) ; 8. SK Hukuman Disiplin 9. Ijazah/STTPL ; 10. Surat Nikah ; 11. Daftar Keluarga (KP4). Pasal 9 Tata cara pengisian dan penyusunan kartu Induk/buku induk/register pegawai adalah : 1. Kartu induk pegawai diisi oleh setiap calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi calon pegawai negeri sipil pengisian dilakukan pada saat menerima SK CPNSnya. 2. Setiap Unit pengelola data menyusun buku register pegawai bagi semua pegawai yang berada di lingkungan masing-masing dengan menggunakan isian kartu induk pegawai dan penyusunannya dilakukan berdasarkan urut NIP dimulai dari NIP yang terkecil sampai dengan NIP yang terbesar ; 3. Biro Kepegawaian Departemen Agama, menyusun buku induk pegawai untuk semua pegawai Departemen Agama Pusat dan Daerah, penyusunannya dilakukan berdasarkan urut NIP mulai dari yang terkecil sampai dengan NIP yang terbesar ; 4. Teknis pengisian kartu induk pegawai dan buku induk pegawai / buku register pegawai : a. Setiap PNS melakukan pengisian kartu induk pegawai melalui proses DUPNS atau pada saat penyerahan SK pengangkatan yang bersangkutan sebagai CPNS. b. Isian kartu induk pegawai dijadikan buku induk/buku register pegawai ; c. Setiap terjadi mutasi/perubahan status kepegawaian seorang PNS, harus dilakukan pencatatan ke dalam buku induk/buku register pegawai. C:/KMA39A/Miftah 9

d. Pengisian kartu induk pegawai menggunakan formulir A.10. BAB IV PENATAAN FILE PEGAWAI Pasal 10 File pegawai dipergunakan untuk menyimpan bukti fisik data kepegawaian perorangan sejak diangkat sebagai CPNS sampai dengan pensiun/berhenti yang berfungsi sebagai sumber data utama dalam pengolahan data dan informasi kepegawaian. Pasal 11 Bahan / isi file pegawai meliputi : 1. Daftar isi file 2. SK Pengangkatan CPNS dan nota persetujuan pengangkatannya dari BKN (D2) 3. SK Pengangkatan CPNS menjadi PNS 4. SK-SK mutasi pegawai (kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pindah, pendidikan, perubahan jabatan, penyesuan masa kerja dan impassing yang terakhir). 5. Nota persetujuan Kepala BKN model D-1, D-3, dan D-4 6. Foto copy Karpeg / Karis / karsu 7. KARDAF (bagi yang mengikuti daftar ulang PNS tahun 1974) 8. Daftar riwayat hidup pegawai/daftar riwayat pekerjaan (DRH/DRP) yang terakhir 9. Salinan/foto copy ijazah pendidikan formal/surat tanda tamat pendidikan dan latihan kedinasan yang terakhir 10. Daftar penilaian pelaksanan pekerjaan (DP3) 2 (dua) tahun terakhir 11. Foto copy surat nikah dan KP.4 12. Suarat Pemberitahuan kenaikan gaji berkala terakhir 13. SK. Penetapan pemberian penghargaan/tanda jasa yang terakhir (bagi mereka yang memilikinya) C:/KMA39A/Miftah 10

14. SK. Hukuman disiplin yang terakhir (bagi mereka yang pernah dikenakan hukuman disiplin). 15. Berita acara pengangkatan sumpah sebagai PNS. Pasal 12 Tata cara penyelenggaraan file pegawai : 1. Biro Kepegawaian Departemen Agama menyusun file pegawai untuk semua pegawai Departemen Agama pusat dan daerah 2. Setiap unit pengelola data satuan organisasi menyusun file pegawai untuk setiap pegawai yang berada dalam lingkungan wewenangnya masing-masing 3. Penylenggaraan penataan file pegawai menggunakan almari arsip gerak (roll-o-pact) dan map arsip gantung (latomap). 4. File pegawai disusun secara berurutan sesuai urut NIP, mulai dari NIP yang terkecil hingga yang terbesar dan disimpan dalam latomap yang kemudian digantung di dalam roll-o-pact/almari file pegawai serta dilengkapi dengan buku kendali file 5. Bagi pegawai yang pindah wilayah tempat bekerjanya, file pegawai yang bersangkutan dipindahkan/dikirimkan ke tempat kerja yang baru melalui surat dinas. 6. Disamping file pegawai yang bersifat umum, maka setiap satuan organisasi menyusun file khusus seperti file untuk pejabat yang berjasa dalam pelaksanaan tugas Departemen Agama, dan file penyelesaian kasus kepegawaian 7. File pegawai hanya dapat dipinjamkan untuk kepentingan dinas dengan menggunakan surat peminjaman dan tanda terima 8. Berkas persyaratan usul pengangkatan CPNS, dan berkas usul-usul mutasi kepegawaian setelah selesai diproses pada unit/instansi pemroses disampaikan kepada unit pengelola file pegawai untuk dipilah/dosortir. Bahan yang diperlukan untuk menjadi bahan file dimasukkan/disimpan kedalam file pegawai yang bersangkutan dan yang bukan bahan file dihapuskan sesuai ketentuan yang berlaku 9. Setiap satuan organisasi/satuan kerja yang diberikan kewenangan dan atau kuasa untuk menandatangani surat keputusan mutasi kepegawaian wajib segera menyampaikan tembusan SK-nya secara kolektif dan berkala kepada Biro Kepegawaian Departemen Agama dengan surat pengantar. C:/KMA39A/Miftah 11

10. Setiap isi file ditulis datanya pada lembar daftar isi dan berkas disusun berurutan sesuai tahun pengeluarannya. 11. Apabila seorang PNS pensiun, berhenti, meninggal dunia, maka file pegawai yang bersangkutan diserahkan ke unit kearsipan dengan menggunakan daftar pertelaan arsip dan berita acara. 12. File pegawai dapat dihapuskan berdasar jadual retensi arsip Departemen Agama dengan sebelumnya dikonsultasikan dengan Badan Kepegawaian Negara dan atau Kantor Wilayah Badan Kepegawaian Negara bagi satuan organisasi di daerah. 13. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan file dan data kepegawaian Departemen Agama diusahakan dapat dilakukan secara bertahap pengembangan sarana dan prasarananya sesuai tuntutan perkembangan teknologi yang ada. 14. secara periodik diadakan peremajaan, pemeliharaan dan penyusutan file pegawai. BAB V STATISTIK KEPEGAWAIAN Pasal 13 Bahan Penyusunan statistik kepegawaian diperoleh dari : 1. File Pegawai 2. Buku induk pegawai/buku register pegawai 3. Laporan hasil pengolahan data kepegawaian setiap satuan organisasi. Pasal 14 Statistik kepegawaian dipergunakan sebagai bahan laporan dan sumber data serta informasi dalam menyusun perencaan, pelayanan, pembinaan dan pengembangan pegawai serta tugastugas lainnya yang berkaitan dengan kepegawaian. C:/KMA39A/Miftah 12

Pasal 15 (1) Instrumen penyajian data dan statistik kepegawaian pada unit pembina dan setiap unit pengelola data meliputi : a. Data umum kepegawaian yang terdiri dari : 1. Data pegawai menurut status kepegawaian, jenis kelamin, status perkawinan, Agama (form A1) ; 2. Data pegawai menurut golongan ruang (form A2) ; 3. Data pegawai menurut pendidikan (A3) ; 4. Data pegawai menurut jenis pekerjaan (form A4) ; 5. Data pegawai menurut umur/usia (form A5) ; 6. Data pegawai menurut jenis jabatan (form A6) ; 7. Data pegawai yang pensiun, berhenti dan meninggal dunia (form A7) ; 8. Data pegawai menutut pendidikan dan latihan (form 8) ; 9. Daftar urut kepangkatan (DUK) PNS (form 9) ; 10. Profil pegawai setiap satuan organisasi/satuan kerja. b. Data untuk perencanaan kepegawaian : 1. Data kebutuhan pegawai pemegang jabatan non struktural (administrasi) (form B1) 2. Data kebutuhan pegawai pelaksana teknis dan fungsional (form B2). c. Data untuk keperluan pembinaan dan pengembangan pegawai 1. Daftar inventarisasi pegawai pemegang jabatan struktural setiap tingkat eselon dan jabatan fungsional serta jabatan non struktural (form C1) ; 2. Daftar inventarisasi data historis pejabat/pegawai (form C2) ; 3. Daftar CPNS calon peserta diklat prajabatan Tk. I, II dan III (form C3) ; 4. Data kebutuhan Diklat Struktural (form C4). d. Data untuk keperluan pelayanan mutasi kepegawaian 1. Daftar pegawai yang telah mencapai 4 tahun atau lebih dalam pangkat terakhir (form D1) 2. Daftar pejabat struktural yang telah menduduki jabatan 3 tahun atau lebih (form D2) 3. Daftar pegawai yang akan memasuki batas usia pensiun (form D3) C:/KMA39A/Miftah 13

4. Daftar pegawai yang akan mendapat kenaikan gaji berkala (form D4) 5. Daftar pegawai yang telah mendapat mutasi kenaikan pangkat (form D5) 6. Daftar pegawai yang pindah tempat bekerja (form D6) 7. Daftar pegawai yang mutasi jabatan (form D7) 8. Daftar pegawai yang telah mendapatkan mutasi pendidikan (form D8). (2) Pengisian instrumen penyajian data dan statistik kepegawaian adalah sebagai berikut : a. Didasarkan/diambil dari data dasar yang tertulis dalam kartu/buku induk/buku register pegawai dan SK mutasi kepegawaian. b. Setelah formulir data diisi, selanjutnya disajikan untuk keperluan intern masing-masing unit pengelola data dan dikirimkan kepada pimpinan satuan organisasi/unit pengelola data setingkat lebih tinggi dari masing-masing unit pengelola data yang bersangkutan. c. Bagi Kanwil, PTA, IAIN, STAIN/STAKPN/STAH dan Balai Diklat Teknis Keagamaan menyampaikan laporan datanya ke Biro Kepegawaian yang berisi data bagi semua pegawai dilingkungannya. (3) Untuk memperoleh data pegawai Departemen Agama yang lengkap dan akurat dilaksanakan melalui pemutakhiran data setiap terjadi perubahan. (4) Teknis pengolahan dan penyajian data kepegawaian pada unit pembina dan unit pengelola data dilakukan kearah komputerisasi sesuai dengan perkembangan informasi dan manajemen kepegawaian dan sarana serta prasarana yang ada. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 (1) Bagi unit pengelola data yang telah mengelola buku register pegawai dengan bentuk /format sebelum dikeluarkannya keputusan ini, masih tetap berlaku sampai selesainya penyelesaian dengan register baru. C:/KMA39A/Miftah 14

(2) Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur kemudian dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (juklak) terdiri. Pasal 17 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 3 Maret 2000 MENTERI AGAMA R.I MUHAMMAD THOLCHAH HASAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth : 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan ; 2. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ; 3. Kepala Badan Kepegawaian Negara ; 4. Sekjen/Irjen/Ditjen/Kabalitbang Agama/Staf Ahli Menteri Agama Jakarta ; 5. Biro Hukum dan Humas Setjen Departemen Agama Jakarta ; 6. Para Kepala Biro dan Kepala Pusat di lingkungan Setjen Departemen Agama Jakarta ; 7. Rektor IAIN di seluruh Indonesia ; 8. Ketua STAIN/STAKPN/STAHN seluruh Indonesia ; 9. Kepala Kanwil Departemen Agama Propinsi di seluruh Indonesia ; 10.Ketua PTA di seluruh Indonesia ; 11.Kepala Kandepag Kab/Kota seluruh Indonesia ; C:/KMA39A/Miftah 15

12.Ketua PA seluruh Indonesia ; 13.Kepala Balai Diklat/Balai Litbang Agama seluruh Indonesia ; 14. Kepala MAN/MTsN/MIN/KUA Kecamatan seluruh Indonesia. C:/KMA39A/Miftah 16

C:/KMA39A/Miftah 17