KARAKTERISTIK BETON DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH SERAT NYLON DAN POLIMER CONCRETE

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAMBU ORI TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON

Pengaruh Substitusi Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk Kaca Dan Silica Fume Terhadap Sifat Mekanik Beton

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak

PERILAKU MEKANIK BETON BERONGGA MENGGUNAKAN AIR LAUT

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak

ANALISA PERBANDINGAN PENAMBAHAN VARIASI CONSOL TERHADAP KUAT TEKAN BETON

STUDI PENGARUH SERAT POLYPROPYLENE (PP) TERHADAP KUAT TEKAN DAN TARIK BELAH SELF COMPACTING CONCRETE (SCC)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI

PENGARUH PEMANFAATAN SERAT KELAPA TERHADAP KINERJA BETON MUTU TINGGI

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

PENGGUNAAN SERAT POLYPROPYLENE UNTUK MENINGKATKAN KUAT TARIK BELAH BETON

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

1. PENDAHULUAN 1.1. BETON

STUDI EKSPERIMENT EVALUASI PENGARUH PENAMBAHAN SERAT NYLON TERHADAP KUAT TARIK BETON NORMAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN FIBER GLASS JACKET PADA KONDISI KERUNTUHAN TARIK

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON TERHADAP KUAT TARIK BELAH. DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

KAJIAN PENGGUNAAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH DAN KUAT TEKAN PADA CAMPURAN BETON TANPA AGREGAT KASAR

ANALISIS UKURAN AGREGAT KASAR PADA SIFAT MEKANIS BETON

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

Pengaruh Panjang Serat Kulit Bambu Terhadap Sifat Mekanik Beton

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempermudah penyebaran fiber kawat secara merata kedalam adukan beton. Dari

PEMAKAIAN SERAT HAREX SF DENGAN SERUTAN BAJA LIMBAH LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIKA STTNAS TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP KUAT TEKAN

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGARUH PENGGUNAAN SERAT ALAM TERHADAP KEKUATAN GESER BALOK BETON MUTU TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

Pengaruh Penambahan Serat Polypropylene Terhadap Sifat Mekanis Beton Normal

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN UJI TARIK LANGSUNG DAN UJI TARIK BELAH BETON

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Beton

PENINGKATAN KUAT LENTUR PADA BETON DENGAN PENAMBAHAN FIBER POLYPROPHYLENE DAN COPPER SLAG (TERAK TEMBAGA)

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

PENENTUAN MUTU AGREGAT HALUS DARI BERBAGAI QUARRY PADA PRODUKSI BETON

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

PENGARUH PENAMBAHAN TUMBUKAN LIMBAH BOTOL KACA SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON

commit to user 1 BAB 1 PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland

Perilaku Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton Campuran Limbah Plastik HDPE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUAT TEKAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PERBAIKAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN GLASS FIBER JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

Laksmi Irianti dan Eddy Purwanto 2. Abstrak

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

TINJAUAN KUAT GESER KOMBINASI SENGKANG ALTERNATIF DAN SENGKANG U ATAU n DENGAN PEMASANGAN SECARA VERTIKAL PADA BALOK BETON SEDERHANA

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

TINJAUAN KEKUATAN BETON PADA USIA MUDA DENGAN PENAMBAHAN POLYPROPYLENE FIBRE

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAJA 4D DRAMIX TERHADAP KUAT TEKAN, TARIK BELAH, DAN LENTUR PADA BETON

Daftar Pustaka D.P-1 DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

Transkripsi:

Megasari, S.W., Yanti, G., & Zainuri / Karakteristik Beton / pp. 24 33 KARAKTERISTIK BETON DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH SERAT NYLON DAN POLIMER CONCRETE Shanti Wahyuni Megasari 1) Gusneli Yanti 2) Zainuri 3) Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning Jl. Yos Sudarso km. 8 Rumbai Pekanbaru E-mail : shanti@unilak.ac.id Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik beton dengan penambahan limbah serat polimer (nylon) dan polimer concrete terhadap pengujian tekan dan tarik belah. Perencanaan campuran beton menggunakan metode DoE ( Develoment of Environment). Rancangan benda uji menggunakan kuat tekan K-175, faktor air semen (fas) 0,6 dengan 3 (tiga) variasi penambahan limbah serat polimer (nylon) 0%, 0,1%, 0,2% dan 0,3% serta penambahan polimer concrete (polcon) dengan perbandingan 1:100 terhadap berat air. Benda uji menggunakan silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pengujian yang dilakukan adalah kuat tekan beton dan kuat tarik belah pada umur beton 28 hari. Dari hasil pengujian terjadi peningkatan nilai kuat tekan beton rata-rata pada penambahan serat 0%; 0,1%; 0,2% dan 0,3% secara berurutan yaitu 33,011%; 3,379%; 4,281%; dan 2,985% dibandingkan dengan benda uji tanpa polcon. Sedangkan pada hasil pengujian kuat tarik belah beton diperoleh peningkatan nilai kuat tarik belah pada penambahan serat 0%; 0,1%; 0,2% dan 0,3% secara berurutan yaitu 19,998 %; 0%; 5,555% dan 9,090% dibandingkan dengan benda uji tanpa polcon. Hasil pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah diperoleh trend (kecenderungan) kurva yang sama yaitu mengalami peningkatan pada penambahan limbah serat nylon sebesar 0,1%; kemudian akan mengalami penurunan pada penambahan limbah serat nylon 0,2% dan 0,3%. Hal tersebut dikarenakan semakin banyaknya jumlah serat dalam beton dengan karakteristik permukaan nylon yang licin akan mengakibatkan kurang kuatnya ikatan atau lekatan antara material-material penyusun beton. Dapat disimpulkan bahwa penambahan limbah serat nylon dan polimer concrete dapat meningkatkan nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton. Kata Kunci : Beton, Kuat tekan, Kuat tarik belah, Limbah serat nylon, Polimer concrete Abstract The purpose of this study is to determine concrete characteristics with addition of waste polymer fiber (nylon) and concrete polymer to compressive strength and split tensile test. Concrete mix design used DoE (Development of Environment) method. Sample has compressive strength of K-175, water cement factor 0,6 with 3 variations of waste polymer fiber (nylon) 0%, 0,1%, 0,2%, 0,3% and additional concrete polymer (polcon) with 1:100 ratio to water weight. Sample of concrete cylinder with 15 cm diameter and 30 cm height. Compressive strength and split tensile test held in concrete age 28 days. Test results showed enhancement of compressive strength average value in fyber 24

Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016 addition of 0%; 0,1%; 0,2% and 0,3% sequentially were 33,011%; 3,379%; 4,281%; and 2,985% than sample without polcon. Otherwise the results of split tensile strength showed increasement in fyber addition of 0%; 0,1%; 0,2% and 0,3% sequentially were 19,998 %; 0%; 5,555% and 9,090 % than sample without polcon. The results of compressive strength and split tensile test retrieved same curve trend that showed increasement in nylon waste fiber of 0,1%; therefore decreasement in nylon waste fiber of 0,2% and 0,3%. It happened because of increasing fiber number in concrete with nylon slippery surfaces characteristic lead to lack of bond or concrete material coherency. In conclusion, the addition of nylon waste fiber and concrete polymer could increase compressive strength and split tensile value of concrete. Keywords: Concrete, Compressive strength, Split tensile strength, Waste polymer fiber, Polimer concete A. PENDAHULUAN Latar belakang penelitian adalah beton memiliki daktilitas yang rendah dicerminkan oleh kurva-kurva tegangan-regangannya yang memiliki penurunan kekuatan tekan yang signifikan pada daerah beban puncak, sehingga menyebabkan keruntuhan secara tiba-tiba. Untuk memperbaiki sifat beton tersebut dapat dilakukan dengan melalui pemanfaatan bahan tambah kimia (chemical admixture) maupun mineral (mineral admixture). Salah satu jenis bahan tambahan tersebut adalah serat dan polimer concrete (polcon), yang diharapkan dapat membantu meningkatkan daktilitas dari beton yang dihasilkan. Disisi lain, Konsep bangunan beton (greener concrete) yang ramah lingkungan sedang berkembang di dunia konstruksi. Salah satunya dengan menggunakan material penyusun beton dengan memanfaatkan material buangan (waste) dengan konsep 4R (Reduce, Refurbish, Reuse dan Recycle). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kuat tekan dan kuat tarik belah beton dengan penambahan limbah serat nylon dan polimer concrete (polcon). Manfaat penelitian yaitu diharapkan akan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang bahan campuran beton alternatif dalam menciptakan konsep bangunan ramah lingkungan (greener concrete). B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Beton Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir, batu-batu pecah, atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan secukupnya bahan perekat semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung. Agregat halus dan kasar, disebut sebagai bahan campuran kasar campuran, merupakan komponen utama beton. Nilai kekuatan serta daya tahan ( durability) beton merupakan fungsi dari banyak faktor, diantaranyaialah nilai banding campuran dan mutu bahan susun metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan finishing, temperatur, dan kondisi perawatan pengerasan (Dipohusodo I., 1996). 25

Megasari, S.W., Yanti, G., & Zainuri / Karakteristik Beton / pp. 24 33 2. Beton Serat Menurut Suhardiman, M (2011), beton serat didefenisikan sebagai beton yang terbuat dari campuran semen, agregat halus, agregat kasar, dan sejumlah kecil serat atau fiber (ACI Committe 544, 1982). Bahan -bahan serat yang dapat digunakan untuk perbaikan sifat pada beton yaitu dengan meningkatkan ketahanan retak awal (first crack). serat yang ditambahkan dapat dari berbagai tipe, bentuk permukaan, panjang serat dan persentase jumlah serat (fiber volume fraction). Menurut bahan tambah serat yang dapat digunakan terdiri dari 5 (lima) macam : a. Beton serat baja (Steel Fiber Reinforced Concrete, SFRC) b. Beton serat kaca (Glass Fiber Reinforced Concrete, GFRC) c. Beton serat sintetis plastik (Synthetic Fiber Reinforced Concrete, SFRC) d. Beton serat karbon (Carbon Fiber Reinforced Concrete, CFRC) e. Beton serat alam (Natural Fiber Reinforced Concrete, NFRC) Menurut Soroushian (1987), pendekatan teori untuk menjelaskan mekanisme kerja serat beton adalah : a. Spacing concept Dengan mendekatkan jarak antar serat dalam campuran beton akan membuat beton lebih mampu membatasi ukuran retak dan mencegah berkembangnya retak menjadi lebih besar. Kerja serat akan lebih efektif jika diletakkan berjajar dan seragam tidak tumpang tindih ( overlapping). Pada kondisi sebenarnya, penyebaran serat di dalam adukan beton sulit untuk dibuat beraturan dan saling menindih, sehingga volume efektif potongan serat hanya dapat dianggap 41% dari volume sebenarnya. b. Composit material concept Suatu konsep pendekatan untuk memperkirakan kuat tarik dan lentur beton dengan asumsi bahan penyusun beton saling melekat sempurna, dengan memperkirakan kekuatan material komposit saat timbul retak pertama (first crack strength). 3. Polimer concrete (POLCON) Polimer concrete (POLCON) adalah material polimer dalam bentuk emulsi komposit manometer untuk memodifikasi sifat-sifat material dan mekanis beton dan mortar. Polcon dapat ditambahkan sebagai salah satu unsur material dalam pembuatan beton dan mortar untuk mempercepat pengerasan tanpa perawatan basah ( wet curing) sekaligus untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan terhadap benturan, kuat tekan, kuat lentur, kuat tarik, kuat belah dan keawetan beton dan mortar. Koefisien ekspansi beton dan mortar relatif tetap, lebih tahan terhadap panas, penetrasi air tawar maupun air asin. Perbandingan sifat mekanis beton yang menggunakan polcon dan beton biasa dapat dilihat pada tabel 1. Sifat Mekanis Beton Tabel 1. Perbandingan Sifat Mekanis Beton yang Menggunakan Polcon dan Beton Biasa Kuat Tarik, MPa Modulus Elastisitas, GPa Kuat Tekan, MPa Kuat Lekat Geser, KPa Serapan Air, % Ketahanan Terhadap Asam Klorida Menggunakan Polcon 5,6 14 38 4,550-4 Tanpa Polcon 2,5 24,5 35 875 5,5 - (Sumber : Polcon PT Masushita Builders) 26

Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016 4. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beton diawali oleh tegangan tekan maksimum (fc ) dengan satuan N/mm² atau MPa (Mega Pascal). Sebelum diberlakukan sistem satuan SI di Indonesia, nilai tegangan menggunakan satuan kgf/cm². Kuat tekan beton yang berumur 28 hari berkisar antara nilai ± 10-65 MPa (Dipohusodo I., 1996). Nilai kuat tekan beton didapat dari hasil pengujian kuat tekan yang gunanya untuk mengetahui mutu dari beton tersebut. Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan cara memberi gaya tekan aksial terhadap benda uji silinder dengan dilakukan peningkatan beban sampai benda uji mengalami keruntuhan. Besarnya kuat tekan beton dapat dihitung dengan cara membagi beban maksimum pada saat benda uji tersebut hancur dengan penampang benda uji. Pengujian terhadap kuat tekan beton dilakukan dengan menggunakan silinder yang berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Nilai tegangan yang dihasilkan dari uji kuat tekan beton yang berbentuk silinder, dihitung dengan rumus : P (1) f c ' = A Keterangan : f c ' = Kuat tekan beton (MPa) P = Beban maksimum yang mengakibatkan silinder hancur (MPa) A = Luas penampang tertekan benda uji (cm²) Dari hasil pengumpulan data kekuatan hancur tekan beton, dilakukan penentuan kuat tekan beton rata-rata dengan mempergunakan rumus sebagai berikut : f c ' rt = N fc' I N Keterangan : f c ' = Kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji (MPa) f c ' rt = Kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm 2 ) N = Jumlah seluruh nilai hasil pemeriksaan Benda uji dikatakan memenuhi persyaratan mutu kekuatan tekan beton apabila nilai yang dihasilkan lebih besar dari nilai yang direncanakan (Dipohusodo I., 1996). 5. Kuat Tarik Belah Beton Menurut Nawy (1990), kuat tarik beton berpengaruh pada perambatan dan lebar retak dalam struktur dengan batasan dalam satuan MPa dan dinyatakan sebagai : f tarik = 0,6 f ' (3) 0,5 c Pengujian kuat tarik beton dilakukan dengan membebani benda uji silinder beton dengan suatu beban/gaya yang tegak lurus terhadap sumbu longitudinalnya. Kuat tarik belah benda uji berbentuk silinder merupakan pengujian tarik tidak langsung dari benda uji beton berbentuk silinder yang diperoleh dari hasil pembebanan benda uji tersebut, yang diletakkan mendatar sejajar dengan permukaan meja penekan mesin uji tekan. Kekuatan tarik belah berkisar antara 10 % - 15 % dari kekuatan tekannya (Nawy, 1990). Untuk mengatasi hal tersebut, pada struktur beton biasanya diberikan penguatan (2) 27

Megasari, S.W., Yanti, G., & Zainuri / Karakteristik Beton / pp. 24 33 tarik dan geser pada daerah tarik dari penampangnya. Kuat tarik belah dihitung dengan persamaan : Pengujian terhadap kuat tarik belah dihitung dengan rumus: σ tr = 2P πld (4) Keterangan : tr = Kuat tarik belah (MPa) P = Beban maksimum (N) L = Panjang benda uji (mm) D = Diameter benda uji (mm) C. METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Beton Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning. 2. Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah : a. Semen dengan jenis PCC (Portland Composite Cement) type I produksi PT. Semen Padang b. Agregat kasar berupa batu pecah yang berasal Kabupaten Kampar c. Agregat halus berupa pasir yang berasal dari Kabupaten Kampar d. Air yang digunakan berasal dari sumur dilingkungan Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning e. Material buangan atau limbah berupa serat (nylon) f. Polcon Concrete & Mortar Modifier produksi PT. Masushinta Builders 3. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian meliputi pengujian pendahuluan pada agregat kasar dan agregat halus. Data tersebut digunakan untuk perhitungan perencanaan campuran beton (mix design) dengan menggunakan metode DoE ( Departement of Environment). Kemudian dilakukan pencampuran material yang memenuhi syarat dan dilanjutkan dengan pembuatan benda uji, pengujian slump, perawatan dan pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah beton setelah benda uji berumur 28 hari. 4. Rancangan Benda Uji Penelitian Rancangan benda uji dilakukan dengan menggunakan kuat tekan beton K-175, faktor air semen (fas) sebesar 0,6 dan penambahan polcon sebanyak 1:100 terhadap berat air. Variasi penambahan limbah serat nylon yaitu 0%; 0,1%; 0,2% dan 0,3 %. Benda uji berbentuk silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm dengan jumlah sampel pada masing-masing variasi sebanyak 4 (empat) sampel benda uji. Rincian rancangan benda uji penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 28

Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016 Tabel 2. Rancangan Benda Uji Benda Uji Persentase Penambahan Limbah Serat Total Benda 0 0,1 0,2 0,3 Uji Tanpa Polcon 4 4 4 4 16 Dengan Polcon 4 4 4 4 16 5. Bagan Alir Penelitian Bagan alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Bagan Alir Penelitian 29

Megasari, S.W., Yanti, G., & Zainuri / Karakteristik Beton / pp. 24 33 D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Hasil pengujian kuat tekan beton dengan penambahan limbah serat nylon dan polcon dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 2. Benda Uji Tanpa Polcon Dengan Polcon Tabel 3.Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Umur 28 hari % Serat Nylon 0 0,1 0,2 0,3 0 0,1 0,2 0,3 % Nomor Sampel Beban Max (kn) Kuat Tekan Beton (kg/cm 2 ) 1 261 150,556 2 221 127,483 3 242 139,596 1 323 186,321 2 336 193,820 3 288 166,131 1 282 162,670 2 312 179,975 3 317 182,860 1 249 143,634 2 284 163,824 3 271 156,325 1 348 200,742 2 307 177,091 3 308 177,668 1 363 209,394 2 368 212,279 3 248 143,057 1 357 205,933 2 283 163,247 3 310 178,822 1 288 166,131 2 271 156,325 3 269 155,171 Kuat Tekan Rata-rata (kg/cm 2 ) 139,212 182,091 175,168 154,594 185,167 188,244 182,667 159,209 Berdasarkan Tabel 3 terdapat peningkatan nilai kuat tekan rata-rata pada benda uji tanpa polcon dengan 0% serat yaitu 139,212 kg/cm 2 menjadi 185,167 kg/cm 2 pada benda uji dengan polcon. Peningkatan yang terjadi sebesar 33,011% dibandingkan dengan benda uji tanpa polcon. Hal tersebut juga terjadi pada benda uji 0,1%; 0,2% dan 0,3% dengan persentase peningkatan nilai kuat tekan secara berurutan sebesar 3,379%; 4,281%; dan 2,985%. Dari hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa penggunaan polcon pada beton dapat meningkatkan kekuatan tekan beton rata-rata. Nilai kuat tekan beton rata-rata tanpa polcon dengan 0% limbah serat sebesar 139,212 kg/cm 2 menjadi 182,091 kg/cm 2 pada penambahan 0,1% limbah serat. Peningkatan yang terjadi sebesar 30,801% dibandingkan dengan 0% limbah serat nylon. Nilai kuat tekan beton rata-rata dengan polcon juga mengalami peningkatan yaitu dengan 0% limbah serat sebesar 185,167 kg/cm 2 menjadi 188,244 kg/cm 2 pada penambahan 0,1% limbah serat. Peningkatan yang terjadi sebesar 1,662% dibandingkan dengan 0% limbah serat nylon. Namun kekuatan tekan rata-rata mengalami penurunan 30

Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016 pada penambahan limbah serat sebesar 0,2% dan 0,3% baik pada benda uji tanpa maupun dengan polcon. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa diperoleh trend (kecenderungan) yang sama yaitu mengalami kenaikan nilai kuat tekan pada benda uji dengan penambahan limbah serat nylon 0,1% namun mengalami penurunan pada benda uji dengan penambahan 0,2% dan 0,3% baik pada benda uji tanpa maupun dengan polcon. Hal tersebut membuktikan bahwa penambahan limbah serat nylon dapat meningkatkan kekuatan tekan beton namun dengan persentase tertentu, dikarenakan semakin banyaknya jumlah serat dengan karakteristik permukaan nylon yang licin akan mengakibatkan kurang kuatnya ikatan atau lekatan antara material-material penyusun beton. Kuat Tekan Beton Umur 28 hari (kg/cm 2 ) 250 200 150 100 50 Tanpa Polcon Dengan Polcon 0 0,0% 0,1% 0,2% 0,3% Gambar 2. Grafik Nilai Kuat Tekan Beton Umur 28 hari 2. Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton Hasil pengujian kuat tarik belah beton dengan penambahan limbah serat nylon dan polcon dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 3. Tabel 4.Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton Umur 28 hari Benda Uji Tanpa Polcon Dengan Polcon % Penambahan Serat Nylon % Limbah Serat Nylon Beban Max (kn) Kuat Tarik Belah Beton (kg/cm 2 ) 0 % 150 21,632 0,1 % 195 28,121 0,2 % 180 25,958 0,3 % 165 23,795 0 % 180 25,958 0,1 % 195 28,121 0,2 % 190 27,400 0,3 % 180 25,958 31

Megasari, S.W., Yanti, G., & Zainuri / Karakteristik Beton / pp. 24 33 Kuat Tarik Belah Beton Umur 28 hari (kg/cm 2 ) 40 30 20 10 Tanpa Polcon Dengan Polcon 0 0,0% 0,1% 0,2% 0,3% % Penambahan Serat Nylon Gambar 3. Nilai Kuat Tarik Belah Beton Umur 28 hari Berdasarkan Tabel 4 terdapat peningkatan nilai kuat tarik belah pada benda uji tanpa polcon dengan 0% serat yaitu 21,632 kg/cm 2 menjadi 25,958 kg/cm 2 pada benda uji dengan polcon. Peningkatan yang terjadi sebesar 19,998 % dibandingkan dengan benda uji tanpa polcon. Pada benda uji dengan penambahan 0,1% terdapat hasil nilai kuat tarik belah yang sama antara benda uji tanpa polcon dan dengan polcon. Sedangkan pada benda uji dengan penambahan serat sebanyak 0,2% dan 0,3% terjadi peningkatan nilai kuat tarik belah dengan persentase peningkatan secara berurutan sebesar 5,555% dan 9,090 %. Dari hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa penggunaan polcon pada beton dapat meningkatkan kekuatan tarik belah beton. Nilai kuat tarik belah beton tanpa polcon dengan 0% limbah serat sebesar 21,632 kg/cm 2 menjadi 28,121 kg/cm 2 pada penambahan 0,1% limbah serat. Peningkatan yang terjadi sebesar 29,997% dibandingkan dengan 0% limbah serat nylon. Nilai kuat tarik belah beton dengan polcon juga mengalami peningkatan yaitu dengan 0% limbah serat sebesar 25,958 kg/cm 2 menjadi 28,121 kg/cm 2 pada penambahan 0,1% limbah serat. Peningkatan yang terjadi sebesar 8,333% dibandingkan dengan 0% limbah serat nylon. Nilai kekuatan tarik belah juga mengalami penurunan pada penambahan limbah serat sebesar 0,2% dan 0,3% baik pada benda uji tanpa maupun dengan polcon sama dengan hasil pengujian kuat tekan beton. Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa diperoleh trend (kecenderungan) yang sama yaitu mengalami kenaikan nilai kuat tekan pada benda uji dengan penambahan limbah serat nylon 0,1% namun mengalami penurunan pada benda uji dengan penambahan 0,2% dan 0,3% baik pada benda uji tanpa maupun dengan polcon. E. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Penambahan polimer dan serat nylon pada campuran beton dapat meningkatkan nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton. 32

Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016 2. Dari hasil pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah diperoleh kecenderungan (trend) kurva mengalami peningkatan pada penambahan limbah serat nylon sebesar 0,1%; kemudian akan mengalami penurunan pada penambahan limbah serat nylon 0,2% dan 0,3%. 3. Penambahan serat yang terlalu banyak pada suatu campuran beton dapat menyebabkan terjadinya penurunan kuat tekan dan kuat tarik belah beton, dikarenakan semakin banyaknya jumlah serat dengan karakteristik permukaan nylon yang licin akan mengakibatkan kurang kuatnya ikatan antara materialmaterial penyusun beton. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI 03-2847-2002, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Balaguru P., dan Shah S.P., 1992, Fibre Reinforced Cement Composites, McGraw- Hill, Singapore. Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan, 2011, Pedoman Pengendalian Mutu Pekerjaan Beton, Kementerian Pekerjaan Umum, Bandung. Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002, Metode, Spesifikasi dan Tata Cara Beton, Semen, Perkerasan Beton Semen, Departemen Kimpraswil, Jakarta. Dipohusodo I., 1994, Struktur Beton Bertulang, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hannant D.J., 1978, Fibre Cements and Fibre Concretes, John Wiley & Sons, New York. Mulyono T., 2004, Teknologi Beton (Edisi kedua), Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Nawy E.G., 1990, Beton Bertulang; Suatu Pendekatan Dasar, PT. Eresco, Bandung. Soroushian dan Bayasi, 1987, Fibre Reinforced Concrete Design and Aplication, Seminar Proceeding Composite and Structure Centre, Michigan State University. Suhardiman M., 2011, Kajian Pengaruh Penambahan Serat Bambu Ori Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton, Jurnal Teknik, Vol.1, No.2, Oktober 2011. Tjokrodimulyo K., 1995, Buku Ajar Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil UGM, Yogyakarta. 33