MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. berjalan seiring dengan perkembangan motorik. antara mata, tangan dan otot-otot kecil pada jari-jari, pergelangan tangan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya di bangun dengan empat pilar, yaitu : learning to know,

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

II. KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Teori Belajar Behaviorisme. melalui proses stimulus dan respon yang bersifat mekanis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik Halus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Retna Intania, 2014 Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

NAMA : ELNI NIM : :

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Miranti Rachmawati, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. Usia prasekolah dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil yang

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

II. KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

BAB II LANDASAN TEORI. gerakan pada seluruh bagian tubuh. Perkembangan motorik merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

2015 UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (3-4 TAHUN) MELALUI PENGEMBANGAN KREATIVITAS SENI MELIPAT (ORIGAMI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP KEDIRI.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. tetapi hanya melibatkan sebagian anggota halus yaitu mengenggam, melipat, menggunting, menempel menganyam dan menyusun.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Nurhayati, 2014

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEGIATANMEWARNAI GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B2 TK BUSTANUL ATHFAL AISYIYAH III PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

KARYA ILMIAH. Oleh : SUSIWATI A1/111186

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan anak secara keseluruhan. Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Perkembangan ini akan berpengaruh pada kemampuan sosial emosi, bahasa, dan fisik anak. Perlu diketahui bahwa kemampuan motorik halus sangat penting karena berpengaruh pada segi pembelajaran lainnya. Motorik halus penting karena ini nantinya akan dibutuhkan anak dari segi akademis. Kegiatan akademis tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai, melipat, menarik garis dan menggambar. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock bahwa penguasaan motorik halus penting bagi anak, karena seiring makin banyak keterampilan motorik yang dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak serta semakin baik prestasi di sekolah. Kemampuan motorik halus yang dimiliki setiap anak berbeda. Ada yang lambat dan ada pula yang sesuai dengan perkembangan tergantung pada kematangan anak. Namun sebaiknya selaku pendidik atau orang tua hendaknya mengetahui permasalahan dan memberikan solusi bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak. Permasalahan yang dihadapi dalam perkembangan kemampuan motorik halus misalnya kurangnya kesempatan untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sejak bayi, pola asuh orangtua yang cenderung overprotektif dan kurang konsisten dalam memberikan rangsangan belajar, tidak membiasakan anak untuk mengerjakan aktivitas sendiri sehingga anak terbiasa selalu dibantu untuk

2 memenuhi kebutuhannya, serta ada juga anak yang selalu disuapi sehingga fleksibilitas tangan dan jemarinya kurang terasah. Setelah mengetahui permasalahan secara umum di atas, jika melihat pada kenyataan di lapangan, sebagian TK menerapkan pembelajaran yang dijadikan dasar peningkatan motorik halus terkadang kurang terencana dan terprogram. Guru masih menerapkan pembelajaran yang bersifat konvensional seperti pembelajaran yang kurang memunculkan minat anak dan masih kurangnya sarana prasarana pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Melihat fenomena yang terjadi di lapangan khususnya di TK Negeri Pembina Purwakarta berdasarkan pengamatan awal dan hasil wawancara dengan guru kelompok A menunjukan bahwa anak-anak pada umumnya masih memiliki kemampuan motorik halus yang masih rendah terutama pada kegiatan pramenulis seperti cara memegang pensil yang belum benar, menjiplak bentuk/garis yang belum rapi, kesulitan membuat bentuk-bentuk tulisan dan mewarnai yang masih terlihat corat-coret serta kegiatan lainnya yang masih memerlukan bimbingan dari lingkungan terutama kemampuan motorik halus, yang mencakup penggunaan koordinasi otot-otot kecil/halus. Hasil observasi awal khususnya pada anak kelompok A yaitu kelompok usia 4-5 tahun mengalami perkembangan keterampilan motorik halus yang belum sesuai dengan indikator pencapaian perkembangan motorik halus. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 indikator pencapaian perkembangan untuk anak usia 4-5 tahun meliputi membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran, menjiplak bentuk, mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit, melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media dan mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media. Dari hasil observasi di TK Negeri Pembina Purwakarta menunjukkan bahwa dari 24 anak, ada 16 anak yang termasuk ke dalam kategori Belum Berkembang (BB), 7 anak yang termasuk ke dalam Mulai Berkembang (MB) dan 1 anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH). Dari kelima indikator

3 tersebut yang paling banyak anak yang kemampuannya belum berkembang adalah mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit, melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media. Hal ini dikarenakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran masih kurang variatif dan menarik bagi anak. Sedangkan pada indikator membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran, menjiplak bentuk sebagian besar anak sudah mencapai tahap perkembangan yang lebih baik yaitu sudah mulai berkembang. (data selengkapnya ada pada lampiran 1.1) Selain itu, peneliti juga membaca pada catatan anekdot yang dibuat oleh guru kelompok A selama mengadakan observasi awal. Dari catatan anekdot tersebut peneliti menyimpulkan bahwa upaya guru dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak di TK Negeri Pembina Purwakarta masih belum optimal. Metode dan media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran masih kurang menarik bagi anak sehingga anak merasa bosan ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Misalnya ketika pembelajaran mengenai pengembangan aspek motorik halus seperti melipat kertas, anak masih ada yang kurang serius mengikutinya. Selain itu ada pula anak yang bercanda dengan temannya dan ada pula anak yang berlari-lari ke sana kemari kemudian mengganggu temannya. (data selengkapnya ada pada lampiran 1.2). Untuk mengetahui kondisi anak mengenai perkembangan motorik halusnya peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelompok A. Dari keterangan guru tersebut menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus anak secara umum masih kurang berkembang. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan seharihari berupa menulis, menggambar, menjiplak/meniru bentuk yang masih kurang. Metode yang diterapkan dalam pembelajaran motorik halus lebih banyak menggunakan buku atau majalah yang sudah tersedia. Kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan motorik halus masih jarang dilaksanakan. Hambatan yang ditemui guru dalam mengembangkan kegiatankegiatan lain dalam upaya pengembangan motorik halus adalah belum tersedianya media, alat dan bahan yang diperlukan. Guru mengalami kesulitan dalam

4 mengajukan penambahan sarana/media yang diperlukan bagi anak kepada pihak kepala sekolah dan instansi terkait. Selain itu juga guru masih kurang menguasai metode pembelajaran lain yang akan diberikan kepada anak. (data hasil wawancara ada pada lampiran 1.3). Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka diperlukan adanya suatu metode pembelajaran yang menarik bagi anak untuk meningkatkan motivasi anak dalam upaya meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Metode yang akan digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini yaitu dengan bermain. Salah satu bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan yaitu kegiatan melipat kertas. Melipat adalah suatu teknik berkarya seni / kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari bahan kertas dengan tujuan untuk menghasilkan aneka bentuk mainan, hiasan, benda fungsional, alat peraga dan kreasi lainnya. Bagi anak usia Taman Kanak-Kanak, melipat merupakan salah satu bentuk kegiatan bermain kreatif yang menarik dan menyenangkan. Melalui kegiatan ini dapat mengembangkan kompetensi pikir, imajinasi, rasa seni dan ketrampilan anak. Secara khusus kegiatan melipat bertujuan untuk melatih daya ingatan, pengamatan, ketrampilan tangan, mengembangkan daya fantasi, kreasi, ketelitian, kerapian dan perasaan keindahan. Melipat pada hakikatnya merupakan kegiatan ketrampilan tangan untuk menciptakan bentuk-bentuk tertentu tanpa menggunakan bahan perekat (lem). Ketrampilan ini membutuhkan ketrampilan koordinasi tangan, ketelitian dan kerapian serta kreativitas kegiatan melipat jika disajikan sesuai dengan minat anak akan memberikan keasyikan dan kegembiraan serta kepuasan bagi anak. (Sumantri, 2005, hlm. 150). Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui sejauh mana kegiatan melipat kertas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di TK Negeri Pembina Purwakarta. Berdasarkan uraian yang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti memilih judul Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Melipat Kertas

5 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka perlu dikaji dan diteliti dengan kajian teori yang kuat serta relevan dan kemudian melakukan penelitian di lapangan sehingga semua permasalahan akan terjawab. Namun dengan keterbatasan peneliti maka peneliti mengidentifikasi permasalahan tersebut pada upaya untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak usia dini melalui kegiatan melipat kertas. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan motorik halus anak TK dengan melakukan kegiatan melipat kertas. Secara lebih rinci rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi obyektif keterampilan motorik halus anak di Kelompok A TK Negeri Pembina Purwakarta? 2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran melalui kegiatan melipat kertas di Kelompok A TK Negeri Pembina Purwakarta? 3. Bagaimana hasil peningkatan keterampilan motorik halus anak setelah melakukan kegiatan melipat kertas di Kelompok A TK Negeri Pembina Purwakarta? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh informasi tentang kondisi objektif keterampilan motorik halus anak di kelompk A TK Negeri Pembina Purwakarta. 2. Untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan pembelajaran melalui kegiatan melipat kertas di kelompk A TK Negeri Pembina Purwakarta. 3. Untuk memperoleh informasi tentang proses hasil peningkatan keterampilan motorik halus anak setelah melalui kegiatan melipat kertas di kelompk A TK Negeri Pembina Purwakarta.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Bagi bidang keilmuan, dapat menambah bahan referensi ilmiah mengenai kegiatan pembelajaran khususnya tentang kemampuan motorik halus melalui kegiatan melipat kertas. b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga dalam mengembangkan program pengajaran melalui kegiatan melipat kertas. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, menambah wawasan pribadi peneliti dan memberikan pengalaman tentang kegiatan melipat kertas khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak TK. b. Bagi guru, menambah wawasan dan pengalaman baru mengenai kegiatan melipat kertas sebagai media belajar dalam membantu perkembangan anak secara optimal terutama dalam pengembangan kemampuan motorik halus yang dimiliki anak. c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk peneliti selanjutnya dalam upaya mengembangkan kegiatan pembelajaran di taman kanak-kanak. E. Penjelasan Istilah Dalam penelitian ini, yang menjadi Definisi Operasional Variabel adalah: 1. Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat (Sujiono, 2009:14) 2. Keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja

7 dan objek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit dan lain-lain (Sumantri, 2005: 143) 3. Melipat dilakukan dengan cara mengubah lembaran kertas berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang, atau segitiga menurut arah atau pola lipatan yang diinginkan. Adapun kreativitas melipat yang dimaksudkan di sini adalah kegiatan berlatih membuat sesuatu bentuk / model lipatan yang hasilnya bisa ditempelkan pada kertas gambar. Hasil dari lipatan yang ditempel ditambahkan hiasan dan guntingan dapat pula dijadikan hiasan gantung dengan ditambahkan tali / benang dan difungsikan sebagai mainan. (Sumanto, 2005, hlm. 99-100).