BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membuat para manajer perusahaan harus lebih kreatif dalam menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan handal.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan informasi-informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan timbul permasalahan agensi, karena masing-masing dari kedua pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu proses untuk menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah laporan yang dibuat oleh perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Teori Agensi / Keagenan (Agency Theory)

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh tingkat laba yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Perkembangan teori akuntansi positif tidak dapat dilepaskan dari

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB II LANDASAN TEORI. diminta untuk pengakuan laba dibandingkan rugi. Watts juga menyatakan bahwa

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. principal dengan agent yaitu wewenangan yang diberikan principal kepada agent

BAB I PENDAHULUAN. dalam praktik akuntansi. Sebagaimana dikatakan Lasdi (2008), meskipun. melaporkan laporan keuangan secara konservatif.

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agent

TELAAH LITERATUR TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSERVATISME AKUNTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. implikasi sangat besar terhadap penilaian aset perusahaan. Konservatisme

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang lain. Maka dalam tinjauan ini dicantumkan hasil-hasil penetian

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (IAI). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan

Judul : Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Leverage pada Earnings Response Coefficient Nama : Desriyana Natalia NIM :

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dalam dua pilihan atau lebih terhadap teknik akuntansi.

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), POLITICAL COST DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE YANG DIUKUR DENGAN UKURAN DEWAN KOMISARIS

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan kreditor. Informasi akuntansi terjadi pada laporan keuangan perusahaan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham atau kepada pihak eksternal yang memiliki kepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab,

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 8 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai kepentingan. Oleh karena itu, kualitas dari suatu laporan. penggunanya dalam mengambil keputusan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengambil keputusan. Kewenangan ini akan membawa konsekuensi logis yang

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk

I. PENDAHULUAN. Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan gambaran dari kondisi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya

ANALISIS PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan adalah laporan yang bisa diharapkan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan haruslah memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi merupakan teori yang digunakan perusahaan dalam mendasari

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang kian meningkat menuntut setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi. Penelitian tetang konservatisme telah banyak dilakukan dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. LANDASAN TEORI. Teori agensi menjelaskan adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori

BAB I PENDAHULUAN. terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. entitas atau perusahaanya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai pihak eksternal perusahaan, kreditor dan investor

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. menghubungkan antara karakteristik perusahaan khususnya capital intensity dan

PENDAHULUAN Laba merupakan komponen yang penting dalam sebuah laporan keuangan. Laba dapat digunakan sebagai evaluasi bagi pihak internal dan

2016 PENGARUH KONSERVATISME TERHAD AP ASIMETRI INFORMASI D ENGAN D IMOD ERASI EFEKTIFITAS PENGAWASAN D EWAN KOMISARIS

BABI PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan. apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan

Transkripsi:

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) merupakan teori yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara principal dan agen, yang mana prinsipal mengontrak agen untuk melakukan pengelolaan sumber daya dalam perusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan agen berkewajiban melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan bertanggungjawab atas tugas yang dibebankan kepadanya (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Widayati, 2011). Agen memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan principal, sehingga menimbulkan adanya asimetri informasi yaitu suatu kondisi adanya ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan stakeholder sebagai pengguna informasi. Menurut Scott (2009:8) terdapat 2 macam asimetri informasi, pertama adverse selection yaitu bahwa para manajer serta orangorang dalam lainnya memiliki lebih banyak pengetahuan tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan dengan investor selaku pihak luar. Kedua, moral hazard yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun kreditur.

11 Tujuan dari teori agensi adalah : 1. Untuk meningkatkan keamampuan individu dalam mengevaluasi lingkungan dimana keputusan harus diambil. 2. Untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah pengalokasian hasil antara principal dan agen sesuai kontrak kerja. Dari segi perspektif teori keagenan, konservatisme dapat dijelaskan. Terdapat pemisahaan antara pihak agen dan prinsipal dalam teori keagenan yang dapat menimbulkan munculnya konflik yang dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan. Pihak agen yaitu manajemen akan cenderung menyusun laporan keuangan dengan angka laba yang tinggi dimana manajemen memiliki tujuan tertentu misalnya mendapatkan bonus. Hal ini biasa disebut manajemen laba. Penerapan konservatisme dalam penyusunan laporan keuangan dapat mencegah kondisi seperti itu. Pengaplikasian prinsip konservatisme dalam laporan keuangan dapat mengurangi kemungkinan manajer melakukan manipulasi laporan keuangan serta mengurangi biaya agensi (Lafond dan Watts, 2007). Teori keagenan mengatakan sulit untuk mempercayai bahwa bahwa manajemen (agent) akan selalu bertindak berdasarkan kepentingan saham (principal), sehingga diperlukan monitoring dari pemegang saham (Copeland dan Weston, 1992:20). Shareholder atau principal memperkerjakan agen untuk

12 melaksanakan tugas termasuk pengambilan keputusan ekonomik, dalam lingkungan yang tidak pasti seperti perusahaan dalam kondisi financial distress. 2.1.2. Konservatisme Akuntansi Konservatisme adalah konsep akuntansi yang kontroversial dan membuktikan bahwa konservatisme akuntansi memiliki relevansi nilai, yang berarti akuntansi bermanfaat dalam memprediksi kondisi keuangan di masa mendatang. Kondisi keuangan perusahaan yang bermasalah dapat memicu terjadinya kesulitan keuangan yang dapat mendorong manajer untuk menurunkan tingkat konservatisme akuntansi. Lara, et al (2005) dalam Novikasi (2013) konservatisme sebagai reaksi kehati-hatian (prudent) terhadap ketidakpastian, yang ditujukan untuk melindungi hak- hak dan kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemberi pinjaman (debtholders) yang menentukan sebuah verifikasi standar yang lebih tinggi untuk mengakui goodnews daripada badnews. Dengan adanya prinsip kehati-hatian tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi setiap pengguna laporan keuangan. Selain itu, pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan investasi atau pemberian kredit dengan tepat atas prediksi yang mereka lakukan dari laporan keuangan yang memuat ketidakpastian dan risiko perusahaan

13 Beberapa metode dalam Penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) terhadap penerapan prinsip konservatisme: 1. PSAK No.13 mengenai akuntansi untuk investasi, menyatakan bahwa biaya dapat ditentukan berdasarkan FIFO, rata-rata tertimbang, atau LIFO 2. PSAK No. 14 memberikan kebijakan kepada manajemen untuk menghitung biaya persediaan dengan menggunakan rumus FIFO, ratarata tertimbang atau LIFO. 3. PSAK No. 16 mengenai asset tetap dan penyusutan. 4. PSAK No. 19 mengenai asset tidak berwujud berkaitan dengan amortisasi. 5. PSAK No. 20 mengatur biaya riset dan pengembangan. Watts (2003) menjelasakan ada empat hal yang menjadi penjelasan tentang pilihan perusahaan dalam menerapkan akuntansi konservatif : a. Contracting Explanation Konservatisme merupakan upaya untuk membentuk mekanisme kontrak yang efisien antara perusahaan dan berbagai pihak eksternal. Atas dasar penjelasan kontrak, konservatisme akuntansi dapat digunakan untuk menghindari moral hazard yang disebabkan oleh pihak-pihak yang mempunyai informasi asimetris, pembayaran asimetris, harison waktu yang terbatas, dan tanggung jawab yang terbatas. Moral hazard adalah suatu tipe asimetri informasi di mana satu orang atau lebih pelaku

14 bisnis dapat mengamati kegiatan-kegiatan dibandingkan dengan pihak lain. Masalah moral hazard ini terjadi karena pihak-pihak di luar perusahaan (investor) mendelegasikan tugas dan kewenangannya kepada manajer tetapi investor tidak dapat sepenuhnya memantau manajer dalam melaksanakan pendelegasian tersebut. Dengan penerapan akuntansi yang konservatif maka apa yang disajikan dalam laporan keuangan adalah situasi terburuk bagi perusahaan karena bad news diakui terlebih dahulu dari pada good news. Sehingga keputusan ekonomi yang dibuat oleh pemakai laporan keuangan tidak overestimate. (Kiryanto dan Suprianto, 2006). b. Litigation Risiko litigasi berkaitan dengan posisi kreditor dan investor sebagai pihak eksternal. Investor dan kreditor adalah pihak yang memperoleh perlindungan hukum. Risiko potensial terjadinya litigasi dipicu oleh potensi yang melekat pada perusahaan berkaitan dengan tidak terpenuhinya kepentingan investor dan kreditor. Dalam rangka memperjuangkan hak-haknya investor dapat saja melakukan litigasi dan tuntutan hukum terhadap perusahaan. Investor dapat saja melakukan tuntutan hukum karena informasi yang tersaji dalam laporan keuangan disajikan secara overstate. Untuk menghindari harapan yang belebih dari pemakai laporan keuangan tentang kndisi keuangan perusahaan maka

15 perusahaan menerapkan akuntansi yang konservatif. Hal ini penting untuk mengurangi adanya risiko litigasi bagi perusahaan (Watts, 2003). c. Taxation Penerapan akuntansi konservatif dilakukan dalam upaya memperkecil pajak penghasilan perusahaan. Perusahaan dapat memilih metode-metode yang cenderung konservatif dalam rangka menekan biaya pajak sepanjang diperbolehkan oleh Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Di Indonesia peraturan perpajakan mewajibkan dilakukannya rekonsiliasi fiskal dengan tujuan mencocokkan antara laba akuntansi dan laba fiskal. Ada peraturan yang diperbolehkan dalam standar akuntansi namun yang tidak diperbolehkan dalam perpajakan, seperti biaya sumbangan yang tidak boleh dibebankan dan harus dikoreksi. Meskipun demikian aspek perpajakan tetap menjadi pertimbangan pilihan perusahaan untuk menerapkan akuntansi konservatif (watts, 2003). d. Regulation Regulator membuat serangkaian insensitf bagi pelaporan keuangan agar laporan keuangan disusun secara konservatif. Negara-negara dengan regulasi tinggi memiliki tingkat konservatisme yang lebih tinggi daripada negara-negara dengan tingkat regulator rendah. Menurut Lo (2005) Standar Akuntansi Keuangan (SAK) IAI tahun 2001 lebih memposisikan pada akuntansi netral, tidak pada akuntansi konservatif atau liberal. Manajer diberi beberapa pilihan untuk menyelenggarakan akuntansi

16 konservatif atau optimis/liberal. Lasdi (2008) melakukan penelitian tentang determinan konservatisme akuntansi. 2.1.3. Struktur Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976). Budiono (2005) menyatakan kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen melakukan manajemen laba. Lebih lanjut, Fala (2008) menyatakan bahwa investor institusional mempunyai investasi ekuitas yang cukup besar sehingga investor institusional terdorong untuk mengawasi tindakan dan kinerja manajer lebih ketat. Dengan demikian, kepemilikan institusional dapat mengurangi insentif manajemen yang mungkin melakukan suatu hal yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan yang mementingkan kepentingan manajemen sendiri. Investor institusional memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan investor individual, diantaranya yaitu: 1. Investor institusional memiliki sumber daya yang lebih daripada investor individual untuk mendapatkan informasi.

17 2. Investor institusional memiliki profesionalisme dalam menganalisa informasi, sehingga dapat menguji tingkat keandalan informasi. 3. Investor institusional, secara umum, memiliki realasi bisnis yang lebih kuat dengan manajemen. 4. Investor institusional memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan pengawasan lebih ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. 5. Investor institusional lebih aktif dalam melakukan jual beli saham sehingga dapat meningkatkan jumlah informasi secara cepat yang tercermin di tingkat harga. Kepemilikan oleh investor institusional yang tinggi dapat menggantikanatau memperkuat fungsi monitoring dari dewan komisaris oleh perusahaan. Kepemilikan institusional dihitung dengan jumlah lembar saham yang dimiliki oleh investor institusional dibagi dengan total jumlah lembar saham yang beredar. Pengawasan dapat dilakukan dengan menempatkan dewan ahli, dalam hal ini bisa menggunakan komite audit independen sehingga posisinya tidak berada dibawah pengawasan manajer. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) juga menjadi pengawasan lain yang dapat dilakukan engan cara memberikan masukan-masukan sebagai bahan pertimbangan bagi manajer dalam menjalankan usaha

18 2.1.4. Growth Opportunities Pertumbuhan merupakan elemen yang terjadi dalam siklus perusahaan. Ukuran pertumbuhan dalam perusahaan tergantung dari kegiatan perusahaan. Pengertian pertumbuhan pada umumnya menunjukkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan sizenya (Kaliapur dan Trombley, 200; dalam Widya, 2005). Perusahaan yang menganut prinsip konservatisme terdapat suatu cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi, sehingga perusahaan konservatf identik dengan perusahaan yang tumbuh (Mayangsari dan Wilopo, 2002). Perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi memerlukan dana yang besar untuk membiayai pertumbuhan. Oleh karena itu, perusahaan akan selalu mempertahankan earning untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan dan mengandalkan pendanaan melalui utang yang lebih besar (Rachmatika, 2006). Pertumbuhan tersebut dapat dinilai responsif oleh investor sehingga nilai pasar pada perusahaan konservatif lebih besar daripada nilai bukunya sehingga akan menciptakan goodwill. Pasar akan menilai positif atas investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan karena dari investasi yang dilakukan saat ini diharapkan perusahaan akan mendapatkan kenaikan arus kas dimasa depan (Fitriyah, 2007).

19 2.1.5. Tingkat Kesulitan Keuangan Menurut Atmini dan Wuryana (2005), financial distress adalah suatu konsep luas yang terdiri dari beberapa situasi dimana suatu perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan. Financial distress bisa diartikan sebagai munculnya sinyal atau gejala-gejala awal kebangkrutan terhadap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, atau juga kondisi yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. perusahaan mengalai kesulitan keuangan, manajer sebagai agen dapat akan dianggap melanggar kontrak (Nugroho, 2012). Kondisi keuangan yang bermasalah diakibatkan oleh kualitas manajer yang buruk yang dapat memicu pergantian manajer. Akibatnya nilai pasar manajer dipasar kerja menurun. Ancaman tersebut dapat mendorong manajer menurunkan tingkat konservatisme akuntansi. Perusahaan yang tidak memiliki tingkat kesulitan keuangan, para manajernya menerapkan akuntansi konservatif agar tidak akan menghadapi pelanggaran kontrak manajer yang kemungkinan akan menyebabkan konflik. Tingkat keuangan yang semakin tinggi akan mendorong manajer untuk mengurangi tingkat konservatisme akuntansi.

20 2.2. Penelitian Terdahulu 1. Alfian dan Sabeni (2013) menguji analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan konservatisme akuntansi. Hasil dari penelitian tersebut terbukti bahwa rasio leverage, intensitas modal dan kesempatan tumbuh (growth opportunities) berpengaruh positif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik terbukti tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. 2. Pramudita (2012) menguji pengaruh tingkat kesulitan keuangan dan tingkat hutang terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur. Dari penelitian tersebut terbukti bahwa tingkat kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi sedangkan tingkat hutang tidak memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi. 3. Oktomegah (2012) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan konservatisme pada perusahaan manufaktur. Hasil dari penelitian tersebut terbukti bahwa debt covenant yang diproksikan terhadap leverage memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap konsrvatisme akuntansi, political cost yang diproksikan terhadap ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh positif dan bonus plan yang diproksikan terhadap struktur kepemilikan manajerial tidak secara signifikan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.

21 4. Novikasi (2013) meneliti analisis faktor-faktor yang memepengaruhi penerapan konservatisme dalam akuntansi. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa struktur kepemilikan manajemen terbukti berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Struktur kepemilikan institusional terbukti berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Struktur kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Leverage tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Growth opportunities berpengaruhterhadap konservatisme akintansi karena kemampuan perusahaan didalam mengembangkan perusahaannya. 5. Fatmariani (2013) menguji pengaruh struktur kepemilikan, debt covenant dan growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi debt covenant tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi growth opportunities berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi.

22 2.3. Kerangka Pemikiran Model penelitian ini merupakan penelitian yang menguji pengaruh variabel independen yaitu struktur kepemilikan institusional, growth opportunities dan tingkat kesulitan keuangan terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Kerangka pemikiran teoritis untuk pengembangan hipotesis pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut : Struktur Kepemilikan Institusional (+) Growht Opportunities (+) Tingkat Konservatisme Akuntansi (+) Tingkat Kesulitan Keuangan Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

23 2.4. Hipotesis Penelitian 2.4.1. Pengaruh struktur kepemilikan institusional terhadap tingkat konservatisme akuntansi Investor institusional mempunyai investasi ekuitas yang cukup besar sehingga investor institusional terdorong untuk mengawasi tindakan dan kinerja manajer lebih ketat (Fala, 2008). Semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor institusional, maka para pemegang saham institusional mempunyai hak untuk mengawasi perilaku kinerja manajemen. Pengawasan tersebut dilakukan melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi praktik manajemen laba dan akan meminta para manajemen untuk menerapkan akuntansi yang konservatif. Penjelasan diatas menyatakan terdapat hubungan positif antara struktur kepemilikan institusional dengan konservatisme akuntansi. Berdasarkan uraiaan diatas maka hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : : Struktur kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi.

24 2.4.2. Pengaruh growth opportunities terhadap tingkat konservatisme akuntansi Akuntansi konservatif merupakan konsep yang sesuai karena konsep tersebut menunjukan pertumbuhan suatu perusahaan karena aktiva netto yang dilaporkan lebih rendah dari nilai pasar (Penman, 2001). Pada perusahaan yang menggunakan prinsip konservatisme terdapat cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi, sehingga perusahaan yang konservatif identik dengan perusahaan yang tumbuh (Mayangsari dan Wilopo, 2002). Investor akan akan merespon positif Pertumbuhan ini, sehingga nilai pasar perusahaan konservatif lebih besar dari nilai buku dan akan tercipta goodwill. Hal ini akan membuat pasar dan investor menilai positif terhadap perusahaan. Berdasarkan uraiaan diatas maka hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : : growth opportunities berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi.

25 2.4.3.Pengaruh tingkat kesulitan keuangan terhadap tingkat konservatisme akuntansi Teori keagenan adalah teori yang muncul karena adanya konflik antara principal dan agen, ini bisa diasumsikan bahwa pemberian informasi yang mengakui adanya laba yang rendah dapat membantu mengurangi adanya konflik antara manajer dan pemegang saham, karena manajer dengan teori ini berusaha menyampaikan informasi secara jujur dengan penuh kehati-hatian. Konservatisme merupakan prinsip kehati-hatian maka dengan adanya kesulitan keuangan tentu perusahaan akan lebih berhati-hati lagi dalam menghadapi lingkungan yang tidak pasti ini. Dengan demikian, tingkat kesulitan keuangan perusahaan yang semakin tinggi akan mendorong manajer untuk menaikkan tingkat konservatisme keuangan akuntansi, dan sebaliknya jika tingkat kesulitan rendah manajer akan menurunkan tingkat konservatisme akuntansi (Pramudita,2012). Berdasarkan uraiaan diatas maka hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : : tingkat kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi.