III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis yaitu metode yang mempunyai ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Metode deskriptif bertujuan untuk menjelaskan secara rinci/deskriptif dengan cara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat tertentu pada obyek penelitian dengan tujuan deskriptif korelasional. Deskriptif korelasional untuk melihat signifikansi hubungan antara variabel. Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu penelitian dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1997). B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian Penentuan lokasi dipilih secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Pada tahun 1988 Menteri Penerangan Harmoko telah meresmikan Desa Trangsan menjadi sentra kerajinan rotan, semenjak itu nama Desa Trangsan semakin terkenal. Tabel 4. Data Pengrajin Rotan Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo No. Desa Kecamatan Jumlah UMKM 1 2 3 4 5 6 Trangsan Luwang Mayang Gumpang Pabelan Waru Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki 165 19 2 1 1 6 Jumlah 192 Sumber: Forum Rembug Klaster Industri Rotan Trangsan, 2013 Berdasarkan Tabel 4 jumlah industri rotan yang tertinggi ada di Desa Trangsan dengan 165 industri rotan. Hasil dari industri rotan telah berhasil menembus pasar Internasional atau dengan kata lain hasil dari industri rotan dari Desa Trangsan telah di ekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa. 32
33 C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang cirinya diduga (Singarimbun dan Effendi, 1997). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku industri rotan baik dalam skala mikro, kecil maupun skala menengah di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kelurahan Sukoharjo. Menurut Singarimbun dan Effendi (1997), sampel diartikan sebagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya. Industri rotan di desa Trangsan tercatat berjumlah 165 industri, baik itu industri dalam skala mikro, kecil maupun industri dalam skala menengah dan dengan berbagai macam jenis produksinya mulai dari mebel rotan, jasa anyam, jasa finishing, lokalan/parsel, bandulan bayi, sampai furnitur rotan/kayu. Tabel 5. Jumlah Industri Rotan di Desa Trangsan Berdasarkan Jenis Produksi Jenis Produksi Skala Produksi Jumlah Industri Jasa Mebel Kecil dan Mikro 114 Jasa Anyam Kecil dan Mikro 17 Lokalan/Parsel Kecil dan Mikro 26 Jasa Mebel/Furniture Menengah 8 Jumlah 165 Sumber: Forum Rembug Klaster Industri Rotan Trangsan, 2013 Berdasarkan Tabel 5 industri rotan di Desa Trangsan oleh peneliti di kelompokkan ke dalam industri rotan yang dibedakan ke jasa anyam dan mebel rotan (bagian produksi rangka) dalam skala mikro dan kecil. Di Desa Trangsan terdapat 131 industri rotan dalam skala mikro dan kecil yang berproduksi di jasa anyam dan mebel rotan. Industri rotan yang jenis produksi di jasa anyam berjumlah 17 industri dan di mebel rotan berjumlah 114 industri. Menurut Arikunto (2006) jika jumlah populasi kurang dari 100 maka untuk dijadikan sampel diambil seluruhnya, namun jika lebih besar dari 100 maka dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Jadi untuk menentukan jumlah industri rotan yang akan dijadikan sampel dengan perhitungan sebagai berikut: 15% x 114 = 17 industri rotan.
34 17 industri rotan dari 114 industri ditentukan secara purposive sampling. Purposive Sampling adalah sampel yang dipilih dengan cermat dan terpilih oleh peneliti menurut ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel itu (Soeratno, 2003). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling atau teknik acak sederhana (Sugiyono, 2011). 17 industri yang akan menjadi sampel harus memproduksi jenis dan bentuk produk yang sama. Dari 17 industri rotan akan diambil masing-masing 2 responden dibagian produksi kerangka kursi yang memiliki jenis dan bentuk sama sehingga secara keseluruhan menjadi 34 responden. D. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data yang bersifat kuantitatif yang bersumber langsung dari responden berupa subjek secara individual atau kelompok, kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian. Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara tenaga kerja pada industri rotan di Desa Trangsan. Data sekunder diperoleh dari dokumen atau arsip dari Kelurahan Trangsan dan Ketua Klaster Industri Rotan di Trangsan. 1. Data primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari narasumber yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti. Adapun teknik pengambilan data primer adalah dengan menggunakan wawancara. Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab kepada responden dengan menggunakan kuisioner. Wawancara dilakukan dengan tenaga kerja yang bekerja di industri rotan yang menjadi responden dalam penelitian. 2. Data sekunder Merupakan data yang diperoleh dari berbagai literatur, hasil penelitian terdahulu, dan instansi yang terkait. Metode yang digunakan adalah dengan cara dokumentasi, yaitu pengambilan data dan informasi dari instansi-instansi yang terkait serta pustaka yang diperoleh dari perpustakaan ataupun internet. Data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait, yaitu:
35 a. Data Monografi Desa Trangsan Data yang diperoleh meliputi peta desa, keadaan umum desa, mata pencaharian penduduk, jumlah penduduk, tingkat pendidikan penduduk, jenis pekerjaan,dan jumlah industri rotan di Desa Trangsan. b. Data BPS Kabupaten Sukoharjo Data mengenai ketenagakerjaan Kabupaten Sukoharjo. E. Metode Pengumpulan Data Metode yang dilakukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder antara lain : 1. Metode wawancara Wawancara dilakukan kepada pihak terkait dengan tenaga kerja di Industri Rotan untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian. Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya dengan responden dengan menyiapkan serangkaian daftar pertanyaan (kuesioner) mendetail dengan urutan yang telah ditetapkan. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner tersebut berisi tentang identitas tenaga kerja dan variabel-variabel yang diperlukan dalam penelitian. Variabel-variabel tersebut, yaitu produktivitas tenaga kerja pada industri rotan sebagai variabel dependent serta umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lama kerja, upah/gaji, dan insentif sebagai variabel independent. 2. Studi Pustaka Studi Pustaka yaitu dengan cara mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan topik penelitian. Antara lain buku, jurnal, laporan dari lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah, dan artikel. 3. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan mengkaji data-data yang telah ada antara lain dari BPS, monografi desa, dan sumber- sumber relevan lainnya.
36 F. Metode Analisis Data Metode analisis data untuk mengetahui pengaruh pendidikan, umur, lama kerja, jumlah tanggungan keluarga, upah, dan insentif digunakan analisis regresi. Untuk mengetahui variabel bebas yang paling dominan adalah dengan melihat nilai koefisien masing-masing variabel bebas yang paling besar nilainya. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi non linear berganda, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent), dengan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS) (Gujarati, 2007). Metode OLS berusaha meminimalkan penyimpangan hasil perhitungan (regresi) terhadap kondisi aktual. Dalam menghasilkan estimasi persamaan yang baik, maka setiap estimator OLS harus memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbised Estimator), yaitu : 1. Estimator parameter (βi ) bersifat linear terhadap variabel dependen 2. Estimator parameter (βi) bersifat tidak bias atau nilai rata-rata yang diharapkan sama dengan nilai (βi) sesungguhnya. 3. Estimator βi memiliki varians yang minimum, sehingga disebut efisien. Analisis ini menggunakan analisis regresi non linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel umur, pendidikan, tanggungan keluarga, lama kerja, upah/gaji, dan insentif. Menurut Ghozali (2006) adanya perbedaan dalam satuan dan besaran variabel bebas menyebabkan persamaan regresi harus diubah dengan model logaritma natural. Alasan pemilihan logaritma natural adalah sebagai berikut: 1. Menghindari adanya heteroskedastisitas. 2. Mengetahui koefisien yang menunjukkan elastisitas. 3. Mendekatkan skala data. Model yang ditaksir dapat dibentuk seperti model berikut: Y = α. X β1 1. X β2 2. X β3 3. X β4 4. X β5 5. X β6 6 + e Untuk mengetahui nilai α dan β, maka model ditransformasikan dalam bentuk linier yaitu model logaritma natural, sebagai berikut: LnY = Ln α + β 1 Ln X 1 + β 2 LnX 2 + β 3 LnX 3 + β 4 LnX 4 + β 5 LnX 5 + β 6 LnX 6 + e
37 Keterangan : LnY = produktivitas tenaga kerja (unit/minggu) LnX 1 = pendidikan(tahun) LnX 2 = umur (tahun) LnX 3 = lama kerja (tahun) LnX 4 = jumlah tanggungan keluarga (orang) LnX 5 = upah (rupiah/minggu) LnX 6 = insentif (rupiah/minggu) α = Konstanta β = Koefisien Regresi e = Kesalahan Pengganggu Pengujian statistik untuk melihat seberapa besar pengaruh variabelvariabel bebas terhadap variabel terikat yang meliputi uji F, uji t, dan R 2 (koefisien determinasi) sebagai berikut: 1. Uji F Untuk mengetahui apakah secara statistik variabel-variabel bebas yang dipilih secara bersama-sama mempengaruhi atau tidak mempengaruhi variabel tak bebas dapat dilihat dari nilai uji F. Rumus yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut : dimana : R 2 = Koefisien determinasi N= Jumlah sampel k = Jumlah variabel Digunakan untuk menunjukkan apakah keseluruhan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut (Gujarati, 2007): H 0 : β 1 = β 2 = β 3 =β 4 =β 5 = β 6 = 0 atau koefisien regresi tidak signifikan H i : minimal ada salah satu β i yang tidak sama dengan nol atau koefisien regresi signifikan.
38 Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Apabila F hitung dari F tabel maka H i ditolak dan H 0 diterima. Artinya, variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja pada usaha industri rotan di Desa Trangsan Gatak Sukoharjo. b. Apabila F hitung > dari F tabel maka H i diterima dan H 0 ditolak. Artinya, variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri rotan di Desa Trangsan Gatak Sukoharjo. 2. Uji t Pada penelitian ini ditetapkan suatu variabel bebas signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri rotan nyata sampai taraf kepercayaan 95%. Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel bebas lainnya adalah konstan. Dalam pengujian dengan uji-t digunakan rumus sebagai berikut : t hitung = dimana : bi = koefisien regresi Sbi = standart error deviasi Uji t menggunakan hipotesis sebagai berikut (Gujarati, 2007) : H 0 : β i = 0 H 1 : β i 0 Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Apabila t hitung > dari t statistik, maka H0 ditolak dan Hi diterima b. Apabila t hitung < dari t statistik, maka H0 diterima dan Hi ditolak
39 3. Koefisien Determinasi (R 2 ) Untuk mengukur besarnya kontribusi variasi X 1, X 2, X 3,X 4,X 5, dan X 6 terhadap Y dalam persamaan regresi digunakan analisis koefisien determinasi berganda, koefisien determinasi berganda digunakan rumus : R 2 = Keterangan : R 2 = koefisien determinasi ESS = Jumlah kuadrat yang dijelaskan RSS = Jumlah kuadrat yang residual TSS = ESS + RSS 4. Uji Elastisitas atau Uji Koefisien Beta Untuk mengetahui antara varibel pendidikan, umur, lama keja, jumlah tanggungan keluarga, upah dan insentif yang mempunyai pengaruh dominan terhadap variabel terikat atau pengaruh dominan terhadap produktivitas tenaga kerja dalam suatu model regresi maka digunakan koefisien beta atau disebut standardized coefficients. Koefisien beta dirumuskan sebagai berikut: e i = βi e i = elastisitas i βi = koefisien regresi i xi = rata-rata variabel i Y = rata-rata produktivitas Dalam melakukan analisis regresi linier berganda dengan metode OLS, maka pengujian model terhadap asumsi klasik harus dilakukan. Uji asumsi klasik tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Deteksi Multikolinearitas yakni hubungan linear antar variabel independen. Dalam asumsi regresi linear klasik, antar variabel independen tidak diijinkan untuk saling kolerasi. Adanya multikolinearitas akan menyebabkan besarnya varian koefisien regresi yang berdampak pada lebarnya interval kepercayaan terhadap variabel bebas yang dugunakan.
40 Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam suatu persamaan regresi (Gujarati, 2007) salah satunya dengan melihat nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Suatu model regresi bebas dari masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. 2. Deteksi autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain (Ghozali,2006). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena gangguan pada seseorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen (Ghozali, 2006). Ada tidaknya autokorelasi dengan melihat nilai Durbin-Watson -2<dW<+2. 3. Deteksi heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menentukan apakah terdapat heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah dengan melihat grafik scatter plot, jika hasil data menyebar, yaitu
41 di atas dan di bawah nilai nol maka model regresi layak pakai karena bebas heteroskedastisitas (Gujarati, 2007). 4. Deteksi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu memiliki distribusi normal atau tidak. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametrik asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Selain itu, pengambilan kesimpulan dengan melihat tampilan grafik histogram, apabila histogram hampir menyerupai genta dan titik variance semuanya mengikuti arah garis diagonal, menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas artinya layak pakai (Ghozali, 2006).