BAB I PENDAHULUAN. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pemimpin merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. itu biaya pendidikan dan biaya konsumsi.

BAB V PEMBAHASAN. yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan :

Di hari berikutnya Nyai Maisarah bercerita tentang Sayyidah Aisyah ra. Semua santri memperhatikan Aisyah sehingga membuatnya malu.

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

TAFSIR IBNU KASIR. Judul Asli :

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

Lesson Sheet Kelas : Mars

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN SPIRITUAL DALAM PENCAPAIAN PRESTASI KERJA

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Mendidik Anak di Zaman Yang Sulit

usaha tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah individu (Robbins,2007: ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force)

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan berbagai elemen dalam sebuah organisasi; yaitu

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syariah yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan, hingga Januari 2015

Pendidikan Agama Islam

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

lalui, tapi semua itu sama sekali tidak memberikan bekas apa pun pada diri kita.

BAB IV PANDANGAN ULAMA TERHADAP KETELADANAN RASULULLAH SAW.

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H

BAB I PENDAHULUAN. komitmen organisasi dari para anggota dalam upaya meningkatkan kualitas.

: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

BAB I PENDAHULUAN. berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena

Bab VI Konsep Pendidikan Ar-Rafi Membangun PemimpinMasa Depan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi pengikut atau karyawan. mempengaruhi perilaku seseorang pengikut atau para pengikut dalam suatu

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa

PENGARUH PEMAHAMAN AJARAN ISLAM DAN KONSEP DIRI TERHADAP PARTISIPASI DALAM KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI FKIP UMS ANGKATAN 2007 / 2008

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17.

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Modul ke: Etos Kerja. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

Para Hadirin yang saya hormati, Pemimpin adalah orang yang diberi wewenang untuk mengelola organisasi dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Perilaku Pemimpin dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Secara Simultan (Uji F)

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan bukan jatuh dari langit, ia harus tumbuh dalam pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekstrakurikuler seperti yang ada di sekolah-sekolah umum, tapi merupakan salah satu

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan secara teoritis maupun hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dalam seninya, akan menyadari bahwa bukan seniman yang mencapai

BAB V PEMBAHASAN. A. Model pembiasaan shalat Dhuha dalam pembinaan akhlakul karimah

BAB I PENDAHULUAN. adalah adalah suatu bentuk lingkungan masyarakat yang memiliki tatanilai

KISI-KISI SOAL SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/ Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

Masih Spiritualitas Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. responsif agar tetap bertahan. Dalam perubahan organisasi/perusahaan baik yang

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pembahasan hasil penelitian tentang Efektifitas Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB VI PENUTUP. 1. Ihwal Keberbakatan (Cerdas Istimewa-Berbakat Istimewa) di Kalangan Siswa MAN 1 dan SMAN 3 Jombang Jombang.

Haji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengenyam pendidikan. Ajaran Islam menuntut semakin tinggi jenjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH

BAB I PENDAHULUAN. kyai memberikan pengaruh yang cukup besar dalam perpolitikan di Martapura

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

SITI MEGAWATI NIM:

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW, sangat memiliki kedudukan yang tinggi. kepada umat manusia sejagad, bahkan bagi seisi alam semesta.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

Istiqomah. Khutbah Pertama:

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa. Sebagaimana pada masa sebelum penjajahan dapat diketahui

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I. Pendahuluan. Teknologi di Indonesia kini semakin maju, serta kondisi perekonomiannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfir motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi, filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya (Ivancevich, dkk, 2007:209). House (1977:67) mengusulkan sebuah teori untuk menjelaskan kepemimpinan karismatik dalam hal sekumpulan usulan yang dapat melibatkan proses, yang dapat diamati bukannya cerita rakyat dan mistik. Teori itu mengenali bagaimana para pemimpin karismatik berperilaku, ciri dan keterampilan mereka, dan kondisi dimana mereka paling mungkin muncul. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan Shamir dkk. (1993) telah merevisi dan memperluas teori itu dengan menggabungkan perkembangan baru dalam pemikiran tentang motivasi manusia dan gambaran yang lebih rinci tentang pengaruh pemimpin pada pengikut. Asumsi berikut telah dilakukan mengenai motivasi manusia: (1) perilaku adalah ekspresi dan perasaan seseorang, nilai dan konsep diri dan juga berorientasi sasaran dan pragmatis, (2) konsep diri seseorang terdiri dari hierarki identitas dan nilai sosial, (3) orang secara intrinsik termotivasi untuk memperkuat dan mempertahankan kepercayaan diri dan nilai diri mereka, dan (4) orang secara intrinsik termotivasi untuk memelihara konsistensi di antara berbagai komponen dari mereka dan antara konsep diri mereka dengan perilaku. Oleh karena itu kepemimpinan karismatik dapat diartikan sebagai kemampuan menggunakan keistimewaan atau kelebihan sifat kepribadian dalam mempengaruhi pikiran, 1

perasaan dan tingkah laku orang lain, sehingga dalam suasana batin mengagumi dan mengagungkan pemimpin bersedia berbuat sesuatu yang dikehendaki oleh pemimpin. Pemimpin disini dipandang istimewa karena sifat-sifat kepribadiannya yang mengagumkan dan berwibawa. Sehingga bisa menimbulkan karakter-karakter yang positif. (Robert House dalam Robins, 1996) mengidentifikasikan 3 (tiga) karakteristik pribadi pemimpin karismatik, yaitu: (1) kepercayaan yang luar biasa. (2) kekuasaan dan (3). teguh dalam keyakinan. Dampak dari sebuah kepemimpinan karismatik adalah akan menimbulkan meyakini pemimpin tersebut adalah benar, menerima pemimpin tersebut tanpa mempertanyakannya lagi, tunduk kepada pemimpin dengan senang hati, merasa sayang terhadap pemimpin tersebut. (House, 1977) yang mana pada umumnya seorang pemimpin harus bisa meyakinkan anggotanya, serta mereka bisa mempercayai semua kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemimpin. Sehingga pemimpin tersebut bisa menjadi panutan untuk memotivasi kinerja karyawan agar bekerja lebih positif yang bisa dilakukan. Dalam pandangan Islam, karakteristik pribadi pemimpin karismatik bukan hanya tiga karakter sebagaimana teori Robert House (Robins, 1996), tetapi ada kedalaman spiritual yang tidak bisa ditinggalkan, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara berdo a, berdzikir, sholat dan sebagainya karena seorang pemimpin harus mempertanggung jawabkan makmumnya kepada Allah SWT atas apa yang telah dilakukannya. Dalam hal ini akan kami kaji tentang kepemimpinan yang dijanjikan oleh Allah SWT. Suatu telaah terhadap seratus tokoh berpengaruh di dunia, Muhammad SAW diakui sebagai seorang tokoh yang paling berpengaruh dan menduduki rangking pertama. Ketinggian itu dilihat dari berbagai perspektif, misalnya sudut kepribadian, jasa-jasa dan prestasi beliau dalam menyebarkan ajaran Islam pada waktu yang relatif singkat. Kesuksesan beliau dalam berbagai

bidang merupakan dimensi lain kemampuan sebagai leader dan manajer yang menambah keyakinan akan kebenaran Rasul. (1) dikatakan leader karena beliau selalu tampil di muka, menampilkan keteladanan, dan kharisma sehingga mampu mengarahkan, membimbing dan menjadi panutan. Dikatakan manajer karena beliau pandai mengatur pekerjaan atau bekerja sama dengan baik, melakukan perencanaan, memimpin dan mengendalikannya untuk mencapai sasaran. Umat Islam memandang Muhammad saw bukan hanya sebagai pembawa agama terakhir (Rasul) yang sering disebut orang sebagai pemimpin spiritual, tetapi sebagai pemimpin umat, pemimpin agama, pemimpin negara, komandan perang, qadi (hakim), suami yang adil, ayah yang bijak sekaligus pemimpin bangsa Arab dan dunia. (2) peran yang sangat komplek ini telah diperankan dengan baik oleh Nabi Muhammad saw., sehingga menjadi dasar bagi umatnya sampai akhir zaman. Hal ini menunjukkan bahwa peran Nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin umat sangat besar pengaruhnya. Perwujudan kepemimpinan beliau dengan memberi pendidikan dan pengajaran yang baik kepada umat dengan keteladanan yang baik. ( muhakbar ilyas 2012 ) Pada dasarnya Islam memandang bahwa setiap manusia merupakan pemimpin. Sehingga setiap umat Islam sebagai pemimpin yang beriman harus berusaha secara maksimal untuk meneladani kepemimpinan Rasulullah sebagai konkretisasi kepemimpinan Allah SWT., untuk itu Allah SWT memfirmankan agar mentaati Rasulullah, baik berdasarkan sabda dan perilakunya, maupun diamnya beliau dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah kehidupan. Hal ini sesuai dengan firman Allah surat An-Nisa : 64

64. dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya, datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Dari hasil paparan diatas maka kepemimpinan adalah fondasi terpenting dalam sebuah negara, lembaga dan organisasi. Kepemimpinan berbicara tentang bagaimana seseorang dapat mempengaruhi, menginspirasi dan bagaimana seseorang bisa membuat orang lain mau belajar bekerja ekstra dengan ikhlas. Banyak orang mengatakan, kemampuan memimpin berhubungan dengan bakat, tetapi yang pasti, kepemimpinan adalah keterampilan yang perlu dilatih bukan hanya dipelajari ilmu dan teorinya. Pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah adalah sebuah lembaga pendidikan swasta yang memiliki kyai, ustadz, karyawan dan santri (baik santri laki-laki maupun perempuan). Umumnya sebuah lembaga pendidikan Pondok pesantren ingin mencetak santri yang religius dan mandiri, sehingga dalam mengajar dan mendidik nilai-nilai kemandirian kepada santri, mereka dituntun langsung untuk melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini dilakukan supaya jiwa kemandirian para santri benar-benar tertanam sejak dini ketika mereka berada di pondok pesantren, sehingga kelak ketika mereka sudah berbaur dengan masyarakat tidak menggantungkan diri dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri. Akan tetapi yang membedakan adalah lembaga ini di pimpin oleh seorang kyai yang cukup terkenal dan karismatik dimata masyarakat. Dari hasil penelitian awal yang bersumber pada wawancara dengan seorang guru yang bekerja di MA Tarbiyatut Tholabah yang bernama Abdul latif, menurut beliau lembaga ini memiliki seorang pemimpin (pengasuh pondok pesantren) yang disegani oleh semua guru dan karyawan yang bekerja di lembaga ini, Beliau juga sering diberikan motivasi agar bekerja lebih

ikhlas dan niatkan semua itu untuk beribadah kepada Allah SWT, sehingga beliau merasa termotivasi, terayomi dan bekerja lebih ikhlas. Bukan hanya itu, pemimpin di lembaga ini juga menganjurkan kepada semua guru, karyawan dan siswa siswinya untuk selalu beristikomah dalam mengerjakan sholat dengan berjamaah karena banyaknya hikmah di balik sholat berjamaah, misalnya pahalanya yang dilipat gandakan dari 1 menjadi 27 dan lain sebagainya, sehingga dia beranggapan pemimpin lembaga ini memiliki karisma dan kedalaman spiritual yang baik. (Wawan cara dengan Abdul latif, 2012) Dari kondisi rill tersebut sebuah fakta bahwa model kepemimpinan karismatik tidak hanya berlatar belakang pada karakteristik kepercayaan yang luar biasa, kekuasaan dan teguh dalam keyakinan akan tetapi ada faktor kedalaman spiritual yang melatar belakangi dalam memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dari kondisi diatas maka peneliti tertarik untuk menggali karakteristik kepemimpinan karismatik di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Lamongan, yang telah dijadikan sebagai tolak ukur kesuksesan dalam memimpin lembaga ini. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana karakteristik kepemimpinan karismatik K.H. Moh. Nasrullah Baqir di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah? 1.3 Tujuan Untuk mengetahui karakteristik kepemimpinan karismatik K.H. Moh. Nasrullah Baqir di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah. 1.4 Batasan

Penelitian ini hanya dibatasi pada kepemimpinan karismatik yang menjadikan tolak ukur kesuksesan dalam memimpin 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Lamongan Hasil ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi untuk terus memgembangkan karakteristik kepemimpinan yang sudah diterapkan, agar mampu memenuhi tuntutan perkembangan saat ini. 2. Bagi Peneliti a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk mengembangkan kemampuan peneliti dalam mengamati permasalahan serta membantu memberikan sumbangan pikiran bagi organisasi/perusahaan. b. Dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan praktek melihat langsung kondisi di lapangan. c. Peneliti dapat mengaplikasikan ilmunya secara langsung dengan menghadapi kondisi secara nyata di lapangan dan mengasah kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian dengan metode ilmiah. d. Memperoleh kesempatan untuk dapat melihat dan melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan di lapangan. e. Sebagai sarana untuk belajar menganalisa strategi bersaing yang diterapkan pada perusahaan. 3. Bagi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber untuk mengembangkan kegiatan keilmuan dan pendidikan, khususnya untuk Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi. b. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang berkepentingan untuk mengkaji lebih lanjut tentang permasalahan sejenis.