RINGKASAN DAN SUMMARY

dokumen-dokumen yang mirip
A R T I K E L HIBAH PENELITIAN TIM PASCASARJANA-HPTP (HIBAH PASCA) TAHUN III MODEL EVALUASI PENJAMINAN MUTU SEKOLAH. Oleh: Peneliti Utama:

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN TIM PASCASARJANA-HPTP (HIBAH PASCA) TAHUN KE III MODEL EVALUASI PENJAMINAN MUTU SEKOLAH. Oleh:

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN TIM PASCASARJANA-HPTP (HIBAH PASCA) TAHUN KE I MODEL EVALUASI PENJAMINAN MUTU. Oleh:

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 101 B. TUJUAN 101 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 101 D. UNSUR YANG TERLIBAT 102 E. REFERENSI 102 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 102

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 31

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

Artikel: MODEL EVALUASI KINERJA GURU PASCA SERTIFIKASI. Oleh: Badrun Kartowagiran

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 24 TAHUN 2006 dan NOMOR 6 TAHUN 2007 Tentang PELAKSANAAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan. Kurikulum

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BSNP, SATUAN PENDIDIKAN, PUSAT KURIKULUM,

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, untuk mencapai proses pembelajaran yang bermutu baik. pendidikan yang berkualitas. Sampai detik ini komponen-komponen

TERM OF REFERENCES EVALUASI REFORMASI KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA 2010 ( Muskamal, S.Sos, M.Si )

STRATEGI SUKSES MENDAPAT SEKOLAH YANG DIINGINKAN (PPDB ONLINE KOTA YOGYAKARTA)

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. ideal yang terlihat ketika guru berinteraksi dengan peserta didik melalui

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB III METODE PENELITIAN

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

V. KESIMPULAN DAN SARAN. implementasi kebijakan RSBI di Propinsi DKI Jakarta. Berdasarkan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) kesimpulan, 2)

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. program peningkatan mutu pendidikan, di antaranya adalah program

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan global. Tantangan dan perkembangan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

JUDUL PENGEMBANGAN MODEL AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

MEMUTUSKAN : 1. Ketentuan..

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana, manajemen dan lingkungan sudah memadai (Widyastono,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. KETENTUAN UMUM PERSYARATAN PESERTA III. TATA CARA PENDAFTARAN. Pendataan / Rekomendasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa

MANUAL APLIKASI Pendaftaran Calon Peserta Ujian Nasional Tahun 2016 Berbasis Dapodik

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PEDOMAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH INDONESIA DI LUAR NEGERI (SILN) SECARA ONLINE

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Standar Kompetensi Guru Dalam Penilaian Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

Rapat Koordinasi Persiapan UN dan USBN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG

ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN Oleh. I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H

TELAAH TEORETIK PERENCANAAN PENDIDIKAN YANG BERORIENTASI KEUNGGULAN MUTU LULUSAN. 23 A. Perencanaan Pendidikan dalam Konteks Administrasi

BERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan.

2016 ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA BANDUNG

RINGKASAN TESIS. Diajukan Kepada

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

KATA PENGANTAR. menengah.

PENGELOLAAN DAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2016

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS.

BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN BUPATI MAGETAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

RINGKASAN DAN SUMMARY Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model evaluasi penjaminan mutu sekolah yang valid dan implementatif, yang terdiri dari: (1) model dan prosedur atau mekanisme evaluasi penjaminan mutu sekolah, (2) instrumen yang valid untuk digunakan dalam evaluasi penjaminan mutu sekolah, dan (3) panduan dalam melakukan evaluasi penjaminan mutu sekolah. Penelitian yang diusulkan ini termasuk penelitian riset dan pengembangan (R & D), yang akan dilakukan selama tiga (3) tahun. Penelitian tahun pertama yang sudah dilaksanakan, adalah mengkaji model evaluasi penjaminan mutu sekolah yang sudah ada dan hasil penelitian relevan, mengembangkan draf model dan prosedur atau mekanisme evaluasi penjaminan mutu sekolah, menyelenggarakan FGD untuk melakukan validasi terhadap draf model serta prosedur atau mekanisme, dan melakukan revisi draf model serta prosedur evaluasi penjaminan mutu sekolah. Penelitian tahun kedua ini, adalah untuk mengembangkan panduan penggunaan model dan instrumen evaluasi penjaminan mutu sekolah, menyelenggarakan FGD untuk membahas draf panduan dan instrumen, dan merevisi draf panduan serta instrumen evaluasi penjaminan mutu sekolah. Tahun ketiga, diseminasi model yang mencakup prosedur, panduan pelaksanaan, dan uji coba instrumen evaluasi penjaminan mutu sekolah, serta merevisi sehingga menjadi model evaluasi penjaminan mutu sekolah yang final. Pada tahun pertama, peserta FGD adalah 10 pakar dari perguruan tinggi dan LPMP, asosiasi profesi, yaitu Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), dan ADGVI. Pada FGD ini materi yang didiskusikan adalah draf model dan komponen, serta prosedur atau mekanisme evaluasi penjaminan mutu sekolah. Pada tahun kedua, peserta FGD adalah 9 pakar dari perguruan tinggi, LPMP, dan P4-TK, serta 9 pakar dari asosiasi profesi (HEPI, ADGVI, dan PGRI), pengawas (SMP, SMA, dan SMK) sebanyak 3 orang, dan Wakasek bidang Penjaminan Mutu (UPM), sebanyak 6 orang. Adapun materi yang didiskusikan adalah panduan penggunaan model dan instrumen evaluasi penjaminan mutu sekolah. Pada tahun ketiga, model akan didesiminasikan kepada lima dinas pendidikan kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta, wakil perguruan tinggi, dan LPMP. Dalam diseminasi itu, masing-masing dinas pendidikan diharapkan dapat mengirimkan 4 orang, LPMP dan P4-TK 4 orang, dan

perguruan tinggi 8 orang. Pada tahun ketiga, juga dilakukan uji coba instrumen evaluasi penjaminan mutu sekolah dengan responden: Wakasek UPM dari 10 SMA, Wakasek UPM dari 10 SMK, Staf di Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di D.I. Yogyakarta, staf LPMP dan P4-TK, dan Komite Sekolah dari sekolah sampel. Hasil penelitian tahun pertama, menunjukkan bahwa: 1. Pelaksanaan penjaminan mutu input siswa dilakukan melalui pelaksanaan seleksi penerimaan peserta didik baru (PPDB), yang untuk SMA RSBI telah mengacu pada ketentuan yang berlaku, yaitu peraturan menteri Pendidikan Nasional. Namun demikian, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi dari peraturan menteri tersebut masih sangat variatif sesuai kondisi dan kemampuan sekolah masing-masing. Yang lebih memprihatinkan adalah bahwa pelaksanaan program PPDB tersebut belum dilakukan evaluasi mengenai efektivitasnya dalam menjaring calon-calon peserta didik SMA RSBI yang berkualitas. 2. Pelaksanaan penjaminan mutu komponen penilaian pendidikan sebagaimana hasil penelitian Ika Pranita Siregar (2011), menunjukkan bahwa sebagian besar SMA RSBI belum memanfaatkan informasi hasil penilaian (daya serap) untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Hal ini tentu saja belum sejalan dengan prinsip-prinsip penilaian, bahwa hasil penilaian seharusnya dapat dimanfaatkan yang salah satunya adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran. 3. Pelaksanaan penjaminan mutu output pendidikan di sekolah, salah satunya dapat dilakukan dengan mengevaluasi kualitas soal yang digunakan untuk uji coba Ujian Nasional. Hasil penelitian Hariyani (2011), menunjukkan bahwa kualitas soal buatan guru yang digunakan untuk uji coba UN perlu dievaluasi secara terus-menerus untuk menjamin terpenuhinya kualitas soal yang valid dan reliabel. 4. Sementara itu, hasil penelitian tema payung menunjukkan bahwa: (1) penjaminan mutu sekolah seharusnya dilakukan untuk semua komponen sistem pendidikan, yang meliputi: komponen input peserta didik, input sumber daya guru, dan input sumber daya lainnya, komponen proses, baik proses manajemen sekolah, pembelajaran, maupun pembentukan kultur sekolah, komponen output atau hasil pendidikan, dan komponen outcomes, (2) untuk melakukan penjaminan mutu, pihak internal sekolah harus difasilitasi (didorong, didukung, didampingi dan disupervisi) oleh pihak-pihak

yang memiliki kompetensi dan tupoksi yang sesuai yaitu: LPMP, P4-TK, Dinas Pendidikan dan juga Komite Sekolah. Berdasarkan hasil penelitian tahun pertama tersebut di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut. 1. Pelaksanaan penjaminan mutu yang dilakukan oleh pihak internal sekolah cenderung belum dilaksanakan secara terencana dan efektif. Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan penjaminan mutu yang dilakukan oleh pihak internal sekolah. 2. Peran pihak-pihak di luar sekolah sebagai pemberi fasilitasi dalam pelaksanaan penjaminan mutu yang dilakukan oleh sekolah masih sangat kurang dan cenderung kabur. Untuk itu, diperlukan sosialisasi mengenai mekanisme dan peran pihak eksternal dalam penjaminan mutu sekolah. Upaya ini akan dilakukan dalam penelitian tahun kedua dan ketiga penelitian ini, sehingga pelaksanaan penjaminan mutu serta fasilitasi dan supervisinya dapat berjalan sebagaimana yang kita harapkan bersama. Hasil penelitian tahun kedua menunjukkan bahwa: 1. Hasil penelitian Nuchron (2012), menunjukkan bahwa: (1) Model Evaluasi Diri SMK Bertaraf Internasional (SMK-BI) yang telah dikembangkan memiliki kepekaan, efektivitas, akurasi, dan presisi terhadap obyek yang diteliti, dan dapat mengungkap data yang dibutuhkan; (2) model ED-SMKBI mempunyai karakteristik yang unggul yakni: komprehensif, dapat mengungkap fakta sesungguhnya apa yang terjadi di sekolah, mudah digunakan, temuan ED-SMKBI dapat digunakan sebagai evaluasi diri sekolah, efektif digunakan sekolah tanpa mengganggu proses pembelajaran yang ada, dan mendukung persiapan akreditasi sekolah dan penjaminan mutu; dan (3) implikasi dari hasil temuan ini adalah bahwa untuk menetapkan kinerja sekolah sangat tergantung pada kualitas instrumen yang digunakan, oleh karena itu instrumen yang digunakan dalam melakukan evaluasi diri dalam rangka penjaminan mutu sekolah harus memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. 2. Hasil penelitian Wiwin Mistiani (2012), menunjukan bahwa: (1) kurikulum PAI SMP tahun 2006 telah mampu mendorong siswa untuk mengamalkan ajaran agamanya sesuai dengan agama yang dianutnya, dan (2) kurikulum PAI SMP tahun 2006 efektif dalam membentuk akhlak mulia siswa. Adapun kendala-kendala dalam pengamalan

nilai keagamaan terutama berkaitan dengan: kurangnya kesadaran dan motivasi siswa di lingkungan keluarga, dan kurangnya dukungan sekolah. 3. Hasil penelitian Selly Rahmawati (2012), menunjukkan bahwa: (1) pendidikan karakter di SMA berciri Islam telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan pedoman pelaksanaan pendidikan karakter, dan (2) hambatan implementasi pendidikan karakter di SMA berciri Islam terutama disebabkan oleh: kurangnya pengkondisian lingkungan sekolah, dan kurangnya pengetahuan sekolah dalam melakukan penilaian pendidikan karakter. 4. Sementara itu, hasil penelitian tema payung menunjukkan bahwa: (1) pada sekolahsekolah non RSBI, penjaminan mutu sekolah belum dilakukan secara terprogram, dan belum dilakukan oleh gugus tugas (Pokja) secara khusus, (2) penjaminan mutu sekolah yang dilakukan secara internal oleh pihak sekolah belum dilakukan evaluasi secara baik, sehingga sulit diketahui tingkat keberhasilan maupun kendalanya, dan (3) untuk melakukan penjaminan mutu, pihak internal sekolah harus difasilitasi (didorong, didukung, didampingi dan disupervisi) oleh pihak-pihak yang memiliki kompetensi dan tupoksi yang sesuai yaitu: LPMP, P4-TK, Dinas Pendidikan dan juga Komite Sekolah. Berdasarkan hasil penelitian tahun kedua tersebut di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut. a. Pelaksanaan penjaminan mutu yang dilakukan oleh pihak internal sekolah pada sekolahsekolah non RSBI pada umumnya belum dilaksanakan secara terencana dan efektif. Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan penjaminan mutu yang dilakukan oleh pihak internal sekolah. b. Peran pihak-pihak di luar sekolah sebagai pemberi fasilitasi dalam pelaksanaan penjaminan mutu yang dilakukan oleh sekolah masih sangat kurang. Untuk itu, diperlukan sosialisasi mengenai mekanisme dan peran pihak eksternal dalam penjaminan mutu sekolah. Selain itu, untuk mendukung kegiatan sosialisasi/ desiminasi tersebut juga perlu disiapkan perangkat pendukung yang berupa panduan dan instrumen evaluasi penjaminan mutu. c. Upaya penyiapan perangkat pendukung yang berupa mekanisme mengenai peran pihak eksternal dalam penjaminan mutu sekolah, telah dihasilkan dari penelitian tahun pertama. Sedangkan penyiapan perangkat panduan dan instrumen evaluasi penjaminan

mutu telah dapat dihasilkan dari penelitian tahun kedua. Sementara itu, upaya sosialisasi/desiminasi mengenai mekanisme dan peran pihak eksternal dalam penjaminan mutu sekolah, panduan dan instrumen evaluasi penjaminan mutu akan dilakukan dalam penelitian tahun ketiga penelitian ini, sehingga diharapkan pelaksanaan penjaminan mutu serta fasilitasi dan supervisinya dapat berjalan sebagaimana yang kita harapkan bersama.