BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. elektron tidak berpasangan dan bersifat sangat reaktif (Fessenden dan Fessenden,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lewat reaksi redoks yang terjadi dalam proses metabolisme dan molekul yang

BAB I PENDAHULUAN. antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

LATAR BELAKANG. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak berpasangan menyebabkan spesies tersebut sangat reaktif (Fessenden dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kejadian kanker setiap tahunnya meningkat dalam skala global. Data dari

I. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL ISOLAT A DAN B FRAKSI IV EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN METODE DPPH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh mereka untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dikenal dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan di perairan tropis diketahui memiliki

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB I PENDAHULUAN. datangnya tepat waktu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul bermuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. (Cyclea barbata Meer), cincau hitam (Mesona palustris), cincau minyak

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas ialah atom atau gugus yang memiliki satu atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dihambat (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber. perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia kedokteran dan kesehatan banyak membahas tentang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

TINJAUAN PUSTAKA Zat Ekstraktif

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Efek pangan dapat berdampak terhadap kesehatan, karena

UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL ISOLAT DARI FRAKSI V EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN METODE DPPH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. Antioksidan adalah senyawa kimia baik alami maupun sintetik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL DPPH (1,1-difenil-2- pikrilhidrazil) ISOLAT ALFA MANGOSTIN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN I.1

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fessenden, 1986). Senyawa ini dapat ditimbulkan oleh polusi akibat asap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

PENDAHULUAN. memerlukan waktu inkubasi selama jam. bahkan pembentukan ABTS. -

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Uraian Tumbuhan meliputi daerah tumbuhan (habitat), morfologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Reactive Oxygen Species (ROS) adalah hasil dari metabolisme aerobik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri keberadaannya. Dewasa ini, banyak penyebab penyebab yang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas antioksidan ekstrak buah labu siam (Sechium edule Swartz) Disusun oleh : Tri Wahyuni M BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan ini disebabkan karena atom tersebut memiliki satu atau lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

I. PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes,

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Musaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Di Indonesia, pisang merupakan buah

Transkripsi:

BAB I PEDAHULUA A. Latar Belakang Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan dan bersifat sangat reaktif (Fessenden dan Fessenden, 1986). Senyawa radikal bebas seperti reactive oxygen spesies dalam tubuh dapat terbentuk dari proses metabolisme normal tubuh (seperti dari ksantin oksidase, mitokondria, inflamasi dan olahraga) atau karena pengaruh dari luar tubuh (misal asap rokok, polusi lingkungan maupun sinar ultraviolet) (Langseth, 1995). Radikal bebas dapat menyerang sel-sel dalam tubuh yang pada akhirnya dapat menyebabkan beberapa penyakit degeneratif seperti berbagai jenis kanker (Rohman dkk., 2006), aterosklerosis, hipertensi, iskemik, alzheimer, parkinson dan peradangan (Behera et al., 2004). Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal, protein, dan lemak. Antioksidan memiliki kemampuan mendonorkan elektron untuk menstabilkan radikal bebas (Vaya dan Aviram, 2001). Antioksidan dapat diproduksi dari dalam tubuh dan diperoleh dari luar tubuh. Antioksidan yang diproduksi di dalam tubuh (endogen) berupa tiga enzim, yaitu superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GSH Px), katalase, serta non enzim (Huang et al., 2005). Sedangkan dari luar tubuh, antioksidan 1

2 berasal dari makanan (Langseth, 1995). Tubuh perlu tambahan antioksidan dari luar karena jumlah antioksidan yang dihasilkan tubuh belum mampu menetralkan radikal bebas dalam tubuh (Hernani dan Rahardjo, 2006). Beberapa tanaman dan buah-buahan terbukti bermanfaat melindungi tubuh manusia terhadap bahaya radikal bebas karena bersifat antioksidan (Rohman dan Riyanto, 2006). Senyawa karoten, flavonoid dan komponen fenolik lain (Teow et al., 2006), juga vitamin C dan E (Windono, 2001) merupakan senyawa antioksidan yang sering ditemukan dalam tanaman dan buah-buahan. Buah durian (Durio zibethinus Murr) merupakan salah satu buah yang banyak dikonsumsi di Indonesia karena memiliki rasa yang lezat dan aroma yang khas. Penelitian ini merupakan upaya pemanfaatan kulit buah durian lokal yang cukup berlimpah di sekitar kita dan cenderung hanya berakhir sebagai limbah. Penelitian Fernando et al. (2008) menyebutkan bahwa durian jenis Mon Thong mempunyai kadar polifenol dan flavonoid total serta aktivitas antioksidan paling tinggi di antara durian jenis Chani, Kan Yao, Pung Manee dan Kradum. Penelitian Maria et al. (2007) menyebutkan bahwa kandungan fenolik yang paling banyak dapat diperoleh dari durian yang telah matang. Kandungan fenolik yang terdapat pada buah durian adalah apigenin, asam p-hidroksibenzoat, asam vanilat, asam kafeat, asam ferulat, asam anisat dan kuersetin (Poovarodom et al., 2010). Oktavianingrum (2007) menyebutkan bahwa kulit durian mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, unsur selulosa, lignin, serta kandungan pati. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan kulit buah durian dengan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dalam bentuk ekstrak

3 maupun fraksi-fraksinya. Selain itu dilakukan pula penetapan kadar senyawa fenolik dan flavonoid total untuk mengetahui bagaimana korelasi antara kadar fenolik dan flavonoid total dengan aktivitas antioksidannya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah ekstrak etanol kulit buah durian (Durio zibethinus Murr) lokal dan fraksi-fraksinya memiliki aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH? 2. Berapakah kadar fenolik dan flavonoid total pada ekstrak etanol kulit buah durian (Durio zibethinus Murr) lokal dan fraksi-fraksinya dengan metode kolorimetri? 3. Bagaimanakah korelasi antara kadar fenolik dan flavonoid total terhadap aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol kulit buah durian (Durio zibethinus Murr) lokal dan fraksi-fraksi yang poten sebagai antioksidan? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menetapkan aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah durian (Durio zibethinus Murr) lokal dan fraksi-fraksinya dengan metode DPPH.

4 2. Menetapkan kadar fenolik dan flavonoid total pada ekstrak etanol kulit buah durian (Durio zibethinus Murr) lokal dan fraksi-fraksinya dengan metode kolorimetri. 3. Mengetahui korelasi antara kadar fenolik dan flavonoid total terhadap aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol kulit buah durian (Durio zibethinus Murr) lokal dan fraksi-fraksi yang poten sebagai antioksidan. D. Tinjauan Pustaka 1. Tanaman Durian a. Klasifikasi Tanaman Urutan klasifikasi dari tanaman durian (Durio zibethinus Murr) adalah sebagai berikut: Divisi Kelas : Magnoliophyta : Magnoliopsida Anak kelas : Dilleniidae Bangsa Suku Marga : Malvales : Bombacaceae : Durio Jenis : Durio zibethinus Murr (Cronquist, 1981) b. Morfologi Tanaman Tanaman durian (Gambar 1) merupakan pohon tahunan, hijau abadi (pengguguran daun tidak tergantung musim) tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun baru (periode flushing). Durian dapat tumbuh mencapai

5 ketinggian 40 meter. Daun berbentuk lanset, berwarna hijau dengan sentuhan kuning, sisi bawah lebih pucat. Pohon durian mulai berbuah setelah 4-5 tahun, namun dalam budidaya dapat dipercepat karena menggunakan perbanyakan vegetatif. Bunga durian muncul dari kuncup dorman, berkelompok, mekar pada sore hari dan bertahan beberapa hari. Bunganya menyebarkan aroma wangi untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya. Buah durian berkembang setelah pembuahan dan memerlukan waktu 4-6 bulan untuk pemasakan. Hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai kemasakan dan sisanya gugur karena pada masa pemasakan terjadi persaingan antar buah pada satu kelompok. Berat buah durian (Durio zibethinus) pada umumnya dapat mencapai 1,5 hingga 5 kg. Gambar 1. Foto buah dan kulit durian (Durio zibethinus Murr) c. Kandungan Kimia Buah durian mengandung vitamin B1, B2 dan vitamin C. Kulit buah durian mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, unsur selulosa, lignin, serta 11 kandungan pati. Daunnya mengandung saponin, flavonoid dan polifenol, sedangkan akarnya mengandung tanin. Polifenol yang terdapat pada durian adalah

6 kuersetin, asam kafeat, apigenin, asam p-hidroksibenzoat, asam vanilat, asam ferulat, dan asam anisat (Poovarodom, et al., 2010). d. Manfaat Tanaman Daun dan akar durian digunakan sebagai antipiretik dan daun durian yang dihancurkan dapat juga digunakan untuk pasien yang demam yaitu dengan cara diletakkan di atas dahi. Buah durian dapat dimanfaatkan sebagai suplemen makanan (Fernando, 2008), suplemen khusus bagi pasien hiperkolesterol dan diabetes melitus (Maria, 2007) dan sumber antioksidan alami bagi tubuh (Poovarodom, 2010). Bagi orang yang mempunyai tekanan darah tinggi dianjurkan agar menghindari buah durian karena dapat meningkatkan tekanan darah, sedangkan kulit durian dapat digunakan sebagi penolak nyamuk (Oktavianingrum, 2007). Penelitian tentang kulit durian sebagai antioksidan merupakan upaya pemanfaatan lebih lanjut dari durian yang memiliki potensi antioksidan yang baik bagi tubuh. 2. Radikal Bebas Radikal bebas ialah senyawa kimia yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan dalam stukturnya sehingga tidak stabil dan sangat reaktif (Langseth, 1995). Sumber radikal bebas bisa berasal dari dalam tubuh kita sendiri (endogen), bisa pula dari luar tubuh (eksogen). Radikal endogen terbentuk akibat reduksi oksigen dalam mitokondria yang kurang sempurna, sehingga terbentuk superoksida, interaksi superoksida atau hidrogen peroksida dengan ion logam transisi. Sedangkan radikal bebas eksogen berasal dari polusi udara, radiasi, zat-zat kimia (obat-obatan, insektisida) dan makanan-makanan tertentu

7 (Windono et al., 2001). Senyawa radikal bebas timbul akibat berbagai proses kimia kompleks dalam tubuh, metabolisme oksidatif mitokondria, atau ketika tubuh terpapar polusi lingkungan (Reynertson, 2007). Radikal bebas berperan dalam terjadinya berbagai penyakit. Hal ini dikarenakan radikal bebas adalah spesi kimia yang memiliki pasangan elektron bebas di kulit terluar (Sofia, 2008) sehingga sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan makromolekul sel, seperti: protein, lipid, karbohidrat, atau DA (Langseth, 1995). Reaksi antara radikal bebas dan molekul itu berujung pada timbulnya suatu penyakit (Reynertson, 2007), yaitu antara lain: 1) Kerusakan DA pada inti sel Senyawa radikal bebas merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan DA disamping penyebab lain seperti virus, radiasi, dan zat kimia karsinogen. Bila kerusakan tidak terlalu parah, masih dapat diperbaiki oleh sistem perbaikan DA. amun bila sudah menyebabkan rantai DA terputus di berbagai tempat, kerusakan ini tidak dapat diperbaiki lagi sehingga pembelahan sel akan terganggu bahkan terjadi perubahan abnormal yang mengenai gen tertentu dalam tubuh yang dapat menimbulkan penyakit kanker. 2) Kerusakan protein Terjadinya kerusakan protein akibat serangan radikal bebas termasuk proses oksidasi protein yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada jaringan protein tersebut. Contohnya meningkatnya kadar LDL (low density lipoprotein) oleh oksigen reaktif dapat merusak dinding arteri yang menyebabkan aterosklerosis (Langseth, 1995).

8 3) Kerusakan lipid peroksida Proses ini berlangsung bila radikal bebas menyerang lemak tak jenuh dalam tubuh sehingga terjadi peroksidasi yang menyebabkan munculnya penyakit seperti iskemia, aterosklerosis, diabetes melitus, dan penuaan kulit (Hafid, 2003). 4) Proses penuaan Terjadi kerusakan jaringan disebabkan radikal bebas yang merupakan proses terjadinya penuaan, seperti kehilangan elastisitas jaringan kolagen dan otot sehingga kulit tampak keriput, terjadinya lipofuchsin atau bintik-bintik pigmen kecoklatan di kulit yang merupakan timbunan sisa pembakaran dalam sel. 3. Antioksidan Antioksidan merupakan senyawa yang akan menghambat atau menunda proses oksidasi substrat pada konsentrasi yang rendah (Vaya dan Aviram, 2001). Secara umum, antioksidan mengurangi kecepatan reaksi inisiasi pada reaksi berantai pembentukan radikal bebas dalam konsentrasi yang sangat kecil, yaitu 0,01% atau bahkan kurang (Madhavi et al., 1995). Karakter utama senyawa antioksidan adalah kemampuannya untuk menangkap radikal bebas (Prakash et al., 2007). Menurut Pokorni (2001), antioksidan dapat menghambat atau memperlambat oksidasi melalui jalur penangkapan radikal bebas (free radical scavenging). Antioksidan jenis disebut sebagai antioksidan primer. Termasuk dalam jenis ini adalah senyawa-senyawa fenolik seperti vitamin E (alfa tokoferol) dan flavonoid. Selain itu, mekanisme kerja antioksidan melalui jalur tanpa melibatkan penangkapan radikal bebas. Antioksidan ini disebut dengan

9 antioksidan sekunder yang mekanismenya melalui pengikatan logam, menangkap oksigen, merubah hiperoksida menjadi spesies non radikal, menyerap sinar ultra violet dan mendeaktivasi oksigen singlet. Antioksidan sekunder, seperti asam sitrat asam askorbat dan esternya sering ditambahkan pada lemak dan minyak sebagai kombinasi dengan antioksidan primer. Kombinasi tersebut dapat memberi efek sinergis sehingga menambah keefektifan kerja antioksidan primer. 4. DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) Uji DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) adalah suatu metode kolorimetri yang sederhana, cepat dan mudah untuk memperkirakan aktivitas antiradikal (Koleva et al., 2001 cit Marxen et al., 2007). Selain itu, metode ini terbukti akurat, reliabel dan praktis (Prakash et al., 2007). Uji kimia ini secara luas dipergunakan dalam penelitian produk alami untuk isolasi antioksidan fitokimia dan untuk menguji seberapa besar kapasitas ekstrak dan senyawa murni dalam menyerap radikal bebas. Radikal DPPH adalah suatu senyawa organik yang mengandung nitrogen tidak stabil dengan absorbansi kuat pada λ maks 517 nm dan berwarna ungu gelap dengan ε = 1,05 x 10 3 L/mol cm (Reynertson, 2005; Abuin et al., 2002). Senyawa ini bersifat tidak stabil karena memiliki satu elektron bebas tidak berpasangan yang mampu mengalami resonansi (Gambar 2) dan dapat berikatan dengan senyawa lainnya untuk mencapai kestabilan strukturnya. Setelah bereaksi dengan senyawa antioksidan, DPPH tersebut akan tereduksi dan warnanya akan berubah menjadi kuning (Gambar 3). Perubahan tersebut dapat diukur dengan spektrofotometer dan diplotkan terhadap konsentrasi (Reynertson, 2007).

10 O 2 O 2 O 2 O 2 O 2 O 2 O 2 O 2 O 2 Gambar 2. Resonansi pada Struktur DPPH (Windono et al., 2001) H O 2 O 2 + A H O 2 O 2 + A O 2 Ungu O 2 Kuning Gambar 3. Reaksi Radikal Bebas DPPH dengan Antioksidan (Windono et al., 2001) 5. Ekstraksi Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan (Anonim, 1995). Metode ekstraksi yang cepat dan teliti diperlukan untuk mendapatkan senyawa yang khas (zat aktif) dalam suatu tumbuhan (Harborne, 1987). Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sumber bahan alami dan senyawa yang akan diisolasi tersebut (Sarker et al., 2006). Kandungan kimia tumbuhan digolongkan

11 berdasarkan pada asal biosintesis, sifat kelarutan dan adanya gugus fungsi tertentu (Harborne, 1987). Oleh karena itu terdapat beberapa pilihan metode penyarian, antara lain: maserasi, boiling, sokletasi, supercritical fluid extraction, sublimasi, dan destilasi uap (Sarker et al., 2006). Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi antara lain: pelarut untuk ekstraksi polar (air, etanol, metanol, dan sebagainya), pelarut untuk ekstraksi semi polar (etil asetat, diklormetana, dan sebagainya), dan pelarut untuk ektraksi non polar (heksana, petroleum eter, kloroform, dan sebagainya) (Sarker et al., 2006). Metode ektraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah maserasi. Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Bahan simplisia yang dihaluskan sesuai dengan syarat-syarat farmakope (umumnya terpotong-potong atau berupa serbuk kasar) disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya rendaman tersebut disimpan terlindung dari cahaya (mencegah reaksi yang dikatalisis cahaya atau perubahan warna) dan diaduk kembali. Waktu maserasi pada umumnya 5 hari. Setelah waktu tersebut, artinya keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan yang masuk dalam cairan telah tercapai. Dengan pengadukan dijamin keseimbangan konsentrasi bahan lebih cepat dalam cairan. Keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunnya perpindahan bahan aktif. Secara teoritis pada suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut (Voight, 1994). 6. Fraksinasi Fraksinasi merupakan prosedur pemisahan yang bertujuan memisahkan golongan utama kandungan yang satu dari kandungan yang lain. Senyawa yang

12 bersifat polar akan masuk ke pelarut polar dan senyawa non polar akan masuk ke pelarut non polar (Harborne, 1987). Mekanisme pemisahan dalam metode fraksinasi yang digunakan adalah partisi yakni analit akan terdistribusi diantara kedua pelarut sesuai dengan kelarutan relatif diantara keduanya (Gandjar dan Rohman, 2007). E. Landasan Teori Antioksidan merupakan senyawa yang akan menghambat atau menunda proses oksidasi substrat pada konsentrasi yang rendah (Vaya dan Aviram, 2001). Salah satu sumber antioksidan alami adalah buah-buahan seperti durian. Durian jenis Mon Thong diketahui memiliki kadar polifenol dan flavonoid total serta aktivitas antioksidan paling tinggi di antara durian jenis Chani, Kan Yao, Pung Manee dan Kradum (Fernando et al., 2008). Penelitian Maria et al. (2007), menyebutkan kandungan fenolik yang paling banyak dapat diperoleh pada buah durian yang telah matang. Selain itu, Oktavianingrum dkk (2007) menyebutkan kulit durian mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, unsur selulosa, lignin, serta kandungan pati. Zhang et al. (2006) memaparkan adanya aktivitas penangkap radikal dari ekstrak yang berkorelasi positif dengan kandungan senyawa fenolik dan sumbangan aktivitas dari senyawa flavonoidnya (Zhang, et al., 2006). Semakin tinggi kadar senyawa fenolik dan flavonoid maka aktivitas penangkap radikalnya semakin meningkat.

13 F. Hipotesis Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan bahwa ekstrak etanol kulit buah durian (Durio zibethinus Murr) lokal dan fraksi-fraksinya memiliki aktivitas antioksidan dan terdapat kandungan senyawa fenolik dan flavonoid serta adanya korelasi positif antara aktivitas antioksidan dengan kadar fenolik dan flavonoid totalnya.