BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN ABC SYSTEM DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK UNTUK PENETAPAN HARGA JUAL DI PERUSAHAAN MDK

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan penentuan harga jual merupakan hal penting untuk

KESUMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

TIME-DRIVEN ACTIVITY-BASED COSTING

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

METODE PEMBEBANAN BOP

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. PT.Merak Mekar Abadi perlu menerapkan metode target costing dalam perhitungan

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN KEBIJAKAN HARGA TRANSFER BAHAN BAKU UNTUK PENGUKURAN PRESTASI DIVISI PADA PT. HONORIS INDUSTRY

PENGELOLAAN BIAYA MANUFAKTUR PADA LINGKUNGAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR MAJU. Oleh : Edi Sukarmanto Th. 1 Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

ABSTRAK. Kata kunci: anggaran, perencanaan, pengendalian UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

BAB IV PENUTUP. dan menganalisis perhitungan HPP pada CV Danmas Cushion dapat diberikan

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEMBAHASAN SISTEM BIAYA TAKSIRAN

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. biaya aktivitas saat terjadi perubahan aktivitas output yang memungkinkan

BAB II TARGET COSTING

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

PENENTUAN HARGA TRANSFER DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Zulkifli Bokiu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis zaman sekarang (sumber: Kompas 13 Juli 2011). Oleh. karena itu, untuk menjamin kelangsungan hidupnya perusahaan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC)

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

APLIKASI ACTIVITY-BASED COST SYSTEM DALAM SISTEM INFORMASI BIAYA MANUFAKTUR. Saarce Elsye Hatane*, Antonio Sugianto**, dan Oviliani Yenty Yuliana***

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB II LANDASAN TEORI

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing

KalkulasiBiayaberdasarkan-aktivitas(ABC) dan Manajemen berdasarkan-aktivitas(abm) Latar Belakang

ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan

BAB II LANDASAN TEORI

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UNIT COST. C. Tujuan dan Manfaat Penghitungan Unit Cost

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PENENTUAN BIAYA PEMERIKSAAN DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA LABORATORIUM KLINIK PRIMA. Indah Setya Utami

BAB IV KESIHPULAN DAN SARAN

Penerapan Metode Activity Based Costing dalam Menentukan Harga Pokok Produksi Karet PT. Sumber Djantin Sambas

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

EVALUASI BIAYA PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE ABC

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Ekky Febrianti Astuti Helmy Adam. Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165, Malang atau

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. I-WON APPAREL INDONESIA. E-Journal

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan

BAB V KESIMPULAN dan SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Prosedur pengendalian persediaan yang ada di perusahaan terdiri dari: a. Prosedur penerimaan pesanan pembeli

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap Perusahaan MDK, maka kesimpulan yang dihasilkan untuk menjawab identifikasi masalah di bab 1 adalah sebagai berikut: 1. Sistem pencatatan dan dokumentasi biaya perusahaan belum memadai, baik untuk tujuan pelaporan keuangan untuk pihak eksternal maupun penyediaan informasi biaya yang diperlukan perusahaan, khususnya penetapan harga jual. Sistem biaya perusahaan yang tidak akurat tersebut tercermin salah satunya pada sistem perhitungan harga pokok perusahaan. Sistem perhitungan harga pokok produk perusahaan dimulai dengan mengidentifikasikan biaya bahan baku dan biaya produksi. Biaya bahan baku yang diidentifikasikan adalah benang dan aksesori. Jumlah biaya bahan baku dihitung dengan mengalikan biaya standard dan jumlah konsumsi dari biaya langsung tersebut. Biaya produksi terdiri dari (1) biaya produksi yang diidentifikasikan satu per satu (biaya karyawan rajut, biaya karyawan linking, biaya makloon washing, dan biaya karyawan steam) dan (2) biaya produksi yang merupakan kelompok biaya (biaya finishing dan biaya aksesori dan lain-lain). Biaya produksi dihitung dengan dikalikan tarif tertentu untuk keperluan Biaya produksi yang diidentifikasikan satu per satu dihitung dengan mengalikannya dengan tarif tertentu untuk menutupi biaya lain terkait kegiatan tersebut. Biaya-biaya dalam kelompok biaya, yaitu biaya finishing dan biaya aksesori dan lain-lain, dihitung dengan mengalikan tarif tertentu dengan biaya karyawan rajut (yang telah dikalikan tarif tertentu). Total harga pokok produk sistem perusahaan adalah jumlah dari biaya bahan baku dan biaya produksi tersebut. Total 162

biaya harga pokok produk sistem perusahaan dinyatakan dalam unit, lusin, dan pesanan. 2. Menurut penulis, sistem perhitungan harga pokok produk perusahaan belum memadai, karena terdapat pembebanan biaya langsung yang belum dibebankan secara langsung dan pembebanan biaya tidak langsung yang tidak berdasarkan pemacu biayanya. Selain itu biaya produksi yang diidentifikasikan perusahaan sebenarnya tidak tepat karena memasukkan biaya nonproduksi juga. Penerapan ABC system untuk perhitungan harga pokok produk di Perusahaan MDK adalah sebagai berikut: a. Pemikul biaya yang diidentifikasikan adalah suatu pesanan pakaian jadi (kode tertentu dalam kuantitas tertentu pada tanggal tertentu). b. Jenis biaya langsung yang diidentifikasikan adalah 15 biaya, yang terdiri dari biaya bahan baku, aksesori, plastik atau pembungkus, 3 biaya gaji dan THR karyawan, 2 biaya komisi montir, 4 biaya makloon, 2 biaya distribusi, dan komisi sales. c. Total aktivitas yang diidentifikasikan adalah 34 primary activities dan 6 secondary activities. d. Biaya-biaya tidak langsung dihitung untuk operasi satutahun atau 280 hari kerja dengan rata-rata jam kerja atau jam produksi dalam 1 hari adalah 8 jam. Pembebanan jumlah biaya-biaya tidak langsung ke aktivitas-aktivitas dapat berdasarkan tingkat penggunaan (waktu, luas ruangan, atau lainnya) atau secara langsung menentukan jumlah biaya yang dikonsumsi oleh aktivitas-aktivitas tersebut karena terlihat secara langsung biaya yang dikonsumsi oleh aktivitas tersebut (sumber daya tersebut digunakan hanya untuk suatu aktivitas). Pembebanan biaya tidak langsung ke aktivitas menghasilkan biaya-biaya pada 34 primary activities dan 6 secondary activities, setelah itu dilakukan pembebanan biaya dari secondary activities ke primary activities sehingga menghasilkan total biaya pada primary activities. 163

e. Dasar alokasi dipilih dengan sebelumnya menentukan hirarki aktivitas. Hirarki aktivitas yang diidentifikasikan adalah product unit-level, product batch-level, product-sustaining, facility-sustaining, dan customer batch-level. Setelah menentukan hirarki aktivitas, ditentukan jenis dasar alokasi dan jumlah dasar alokasi. Selanjutnya dilakukan penghitungan tarif, tarif yang digunakan adalah satu tarif (single rate) karena sebagian besar aktivitas berunsur biaya tetap yang besar dan ada beberapa aktivitas yang berunsur biaya variabel yang besar. Setelah didapatkan aktivitas-aktivitas lengkap dengan jenis dan jumlah dasar alokasinya, kemudian dilakukan penyederhaan aktivitas. Aktivitasaktivitas (primary activities) digabungkan jika bersifat homogen sehingga dihasilkan jumlah primary activities baru, yaitu 25 aktivitas. f. Pembebanan biaya tidak langsung ke produk dengan melakukan identifikasi kategori produk dan identifikasi kategori desain atas suatu pesanan produk jadi, yaitu mudah, sedang, dan sulit untuk menentukan jumlah dasar alokasi biaya tidak langsung (aktivitas) suatu pesanan produk jadi (pemikul biaya). Setelah didapatkan jumlah dasar alokasi suatu pesanan produk jadi, kemudian jumlah dasar alokasi tersebut dikalikan dengan tarif biaya aktivitas sehingga didapatkan biaya aktivitas tertentu untuk suatu pesanan pakaian jadi. Total biaya tidak langsung dihitung untuk suatu pesanan dengan cara menjumlahkan jumlah biaya aktivitas-aktivitas tersebut. g. Pembebanan biaya langsung ke produk dengan melakukan identifikasi kategori produk dan identifikasi kategori desain atas suatu pesanan produk jadi untuk menentukan biaya standardnya. Setelah didapatkan biaya standardnya, kemudian biaya standard tersebut dikalikan dengan jumlah konsumsi biaya langsung satu pesanan jadi tersebut sehingga didapatkan biaya langsung tertentu untuk satu pesanan pakaian jadi. Total biaya langsung dihitung untuk satu pesanan dengan cara menjumlahkan jumlah biaya-biaya langsung tersebut. ABC system yang telah dibuat dapat disederhanakan dengan menggunakan proporsi untuk menghitung biaya lain terkait rajut, biaya lain terkait linking, biaya lain terkait steam, dan biaya lain terkait washing. Penggunaan proporsi 164

ini dapat dilakukan karena biaya lain tersebut bersifat homogen dan memiliki proporsi yang sama pada kombinasi kategori produk dan kategori desain yang sama. Penerapan proporsi pada ABC system tersebut menghasilkan penyederhanaan pada identifikasi dan perhitungan biaya langsung, yaitu menjadi 12 (sebelumnya 14) identifikasi dan perhitungan dan penyederhanaan pada identifikasi dan perhitungan biaya aktivitas, yaitu menjadi 18 (sebelumnya 25) identifikasi dan perhitungan. 3. Jumlah sampel yang diteliti untuk perbandingan harga pokok produk yang dihasilkan dengan sistem perusahaaan dan ABC system adalah tiga sampel, yaitu Knitwear Horz Red sebanyak 60 lusin (sampel 1), HWR_TATA sebanyak 80 lusin (sampel 2), dan R2 (sampel 3) sebanyak 50 lusin. Setelah dilakukan perhitungan harga pokok produk dengan ABC system dan dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produk dengan sistem Perusahaan MDK, hasilnya terdapat perbedaan perhitungan. Harga pokok produk yang dihitung berdasarkan sistem Perusahaan MDK menghasilkan harga pokok produk yang lebih tinggi (overcosted) pada ketiga sampel tersebut jika dibandingkan dengan harga pokok produk yang dihitung berdasarkan ABC system. Pembebanan biaya langsung bahan baku benang dan aksesori tidak terdapat perbedaan. Pembebanan biaya karyawan rajut, biaya karyawan linking, biaya makloon washing, dan biaya karyawan steam pada sampel 1 dan sampel 2 tidak terdapat perbedaaan, tetapi pada sampel 3 terdapat overcosted. Hal ini disebabkan pada kenyataannya biaya-biaya tersebut untuk kategori kids lebih murah 15% dibandingkan kategori produk man dan ladies. Pembebanan biaya lain terkait rajut mengalami overcosting pada sampel 1 dan 2, dan mengalami undercosting pada sampel 3. Pembebanan biaya lain terkait linking, biaya lain terkait washing, dan biaya aksesori dan lain-lain mengalami overcosting pada ketiga sampel. Pembebanan biaya lain terkait steam dan biaya finishing mengalami undercosting pada ketiga sampelnya. 165

4. Metode penentuan harga jual perusahaan adalah cost-plus pricing dengan markup 130% dari harga pokok produk. Hasil perhitungan harga pokok produk dengan sistem Perusahaan MDK menghasilkan harga jual yang overpriced pada ketiga sampel. ABC system memberikan perhitungan biaya yang tidak overpriced, lebih akurat karena berdasarkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat yaitu membebankan biaya langsung dan tidak langsung berdasarkan jumlah biaya langsung atau aktivitas yang dikonsumsinya. Perusahaan dapat menggunakan perhitungan ABC system untuk keperluan penetapan harga jual yang lebih akurat dan pertimbangan batas penawaran harga atau memberikan diskon tertentu dengan lebih akurat, terutama jika hasil perhitungan perusahaan sering mengalami overpriced, dengan menyesuaikannya dengan target margin yang ditetapkan. Jika perusahaan terus menetapkan harga jual yang terlalu mahal bagi pelanggannya, maka dampaknya pelanggan tertentu dapat memutuskan untuk tidak memesan lagi atau berhenti menjadi pelanggan. Perusahaan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan serta dapat mengancam keberlanjutan perusahaan, terutama jika persaingan semakin ketat. Selain itu jika perhitungan harga jual yang akurat juga yang memberikan perusahaan kemampuan untuk memberikan melakukan penawaran harga dan diskon dengan lebih yakin akan memberikan kemampuan perusahaan untuk lebih memertahankan pelanggan, terutama jika pelanggan tersebut memliki daya beli dalam jumlah banyak, memiliki brand produk yang baik, dan pelanggan lama yang selalu membeli ke perusahaan MDK. Manfaat lainnya dari perhitungan harga jual yang lebih akurat, dapat membantu jika perusahaan berada dalam kondisi diharuskan untuk hanya memilih salah satu dari pesanan, misalnya karena kapasitas produksi hampir penuh, maka perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menerima pesanan dengan harga jual yang memberikan margin lebih tinggi, jika konsumen telah memberikan kisaran harga pembelian. Hal ini dapat dilakukan jika dasar penerimaan pesanan hanya berdasarkan tingkat margin yang diterima. 166

5.2 SARAN Saran yang diberikan kepada Perusahaan MDK berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan untuk peningkatan bisnis khususnya terkait dengan perbaikan sistem perhitungan harga pokok produk adalah: 1. Pencatatan dan dokumentasi biaya dengan lebih baik Perusahaan perlu mencatat biaya yang terjadi secara lengkap dan mendokumentasikannya dengan baik sehingga dapat membuat laporan keuangan internal yang lebih akurat. Pencatatan dan dokumentasi biaya yang lebih baik akan berguna dalam pembebanan biaya yang akurat terutama jika terjadi perubahan biaya yang signifikan. Selain itu, perusahaan juga perlu melakukan reklasifikasi biaya, terutama biaya langsung dan tidak langsung, agar memiliki perhitungan biaya yang akurat untuk membebankan biaya ke satu pesanan. Staf akuntansi dapat diberikan tugas ini dengan bekerja sama dengan pihak-pihak yang memiliki akses terhadap otorisasi pembelian, penjualan, pemasukan uang, pengeluaran uang, dan hal-hal lain terkait biaya. 2. Penerapan ABC system Perusahaan perlu menerapkan ABC system agar penetapan harga jual menjadi lebih akurat, terutama karena perusahaan memiliki banyak variasi produk dan terjadi overcosting pada ketiga sampel yang telah dihitung. Perhitungan harga pokok produk dengan ABC system lebih rumit dari perhitungan sistem perusahaan, namun lebih akurat dibandingkan dengan sistem perusahaan. Perusahaan dapat menerapkan ABC system yang lebih sederhana dengan menggunakan bantuan proporsi. Perhitungan harga pokok produk yang akurat dengan ABC system akan membuat penetapan harga jual lebih akurat, dan penetapan harga jual yang lebih akurat akan memberikan kemampuan kepada perusahaan untuk yakin dalam memberikan penawaran harga jual, memberikan diskon, dan negoisasi harga dengan pelanggan, dan keputusan untuk memilih menerima pesanan jika diharuskan. Keputusankeputusan yang tepat terkait hal-hal tersebut akan mendukung keberlanjutan perusahaan. 167

3. Evaluasi berkala terhadap komponen biaya dan ketepatan pembebanan biaya Perusahaan perlu melakukan evaluasi berkala, misalnya satu tahun sekali, untuk mendapatkan informasi biaya yang tepat guna membebankan biaya secara akurat. Salah satunya, yaitu untuk menentukan keakuratan penentuan jumlah dasar alokasi yang dikonsumsi satu pesanan atau jika perusahaan memerlukan penambahan jenis kriteria penentuan desain untuk perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat. Pihak-pihak yang terkait perlu bekerja sama dalam memberikan informasi untuk mendukung ketersediaan informasi biaya yang akurat. Pemilik dapat menjadi pihak utama yang mendukung ketersediaan informasi biaya di perusahaan. Namun walaupun pemilik mengetahui keseluruhan terkait bisnisnya, pemilik perlu melakukan pemantauan kembali untuk mengetahui keadaan saat ini terkait biaya karena biaya dapat berubah jumlahnya dan pemakaiannya. Pemilik dapat bekerja sama dengan pihak-pihak terkait tersebut. 4. Evaluasi untuk kemungkinan efisiensi dengan melakukan penyatuan layout operasi proses rajut Perusahaan perlu memerhartikan layout operasinya, banyak mesin yang tidak terpakai, yang ditujukan untuk menghindari kekurangan kapasitas. Terutama untuk layout operasi proses rajut, terjadi biaya kapasitas tidak terpakai yang cukup banyak, yaitu 25 mesin yang tidak atau jarang terpakai, yang tersebar kepada 6 tempat rajut, yaitu rata-rata 4-5 mesin rajut dalam satu tempat rajut disediakan untuk menghindari kekurangan kapasitas. Selain itu biaya montir rajut juga dapat dikurangi dengan adanya penyatuan operasi rajut. Namun diperlukan analisis lebih lanjut juga mengenai biaya-biaya relevan lain yang akan muncul dan kepentingan manajemen jika menyatukan operasi sehingga keputusan untuk menyatukan operasi dapat dilaksanakan jika dihasilkan biaya yang lebih kecil atau manfaat yang diperoleh lebih banyak jika menyatukan operasi dbandingkan pemisahan operasi. 168

DAFTAR PUSTAKA Blocher, Edward J., dkk. 2010. Cost Management: A Strategic Emphasis, Edisi 5. New York: McGraw-Hill/Irwin. Guan, Liming, dkk. 2009. Cost Management, Edisi 6. USA: South-Western Cengage Learning. Horngren, Charles T, dkk. 2015. Cost Accounting: A Managerial Emphasis, Edisi 15. England: Pearson Educated Limited. Kaplan, Robert S. dan Anthony A. Atkinson. 1998. Advanced Management Accounting, Third edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Kaplan, Robert S., dan Robin Cooper. 1997. Cost & Effect. Boston, Massachusetts: Harvard Business School Press Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat (2010, 19 Januari). Sentra Rajut Binong Jati Makin Terdesak. Pikiran Rakyat [Online]. Tersedia:http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2010/01/19/105671/sentrarajut-binong-jati-makin-terdesak [diakses 24 Juni 2016] (2011, 19 Januari). Anjlok, Perajut Binong Jati Alih Profesi. Kompas [Online]. Tersedia: http://nasional.kompas.com/read/2011/01/19/15020613/anjlok..perajut.bino ng.jati.alih.profesi [diakses 24 Juni 2016]