BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, beranggotakan masyarakat yang umumnya berekonomi lemah yang

dokumen-dokumen yang mirip
KOPERASI PERTANIAN. DINA NOVIA P.,SP.MSi JURUSAN SOSEK PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Dinno Mulyono, S.Pd. MM ) Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung 2016

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu,

Sejarah Koperasi Dunia dan Indonesia

KOPERASI.

SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. saling membantu membangun kesejahteraan hidup telah berabad-abad dikenal

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung) 1.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak kendala dalam mempertahankan kelangsungan usahanya yang. disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

EKONOMI KOPERASI. By. Diah Aryati, SE., MMSI Tugas setiap minggu ada di slide paling akhir

Mohammad Hatta: Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong

Pentingnya Koperasi bagi

Latarbelakang lahirnya koperasi

masyarakat melalui jalur koperasi dengan tanpa adanya ketergantungan terhadap motif keuntungan.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan sebuah pinjaman dengan bunga yang ringan maupun menjual

PERANAN KREDIT KOPERASI RUMONDANG TERHADAP KESEJAHTERAAN PEGAWAI PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG MEDAN. Yusni Margaret Irsyad Lubis

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SUMBER ARTHA DI MASARAN, SRAGEN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2

BAB I KONSEP, ALIRAN DAN SEJARAH KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Sejarah timbulnya koperasi

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

III. LANDASAN TEORI Sejarah Koperasi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Pendahuluan. kemiskinan di Indonesia masih di atas rata-rata. Kondisi ini semakin parah setelah

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. produktif untuk kelangsungan usaha demi menunjang kehidupan mereka, namun

BAB I PENDAHULUAN. koperasi agar lebih sejahtera dengan berdasarkan asas kekeluargaan. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. kehadirannya diakui oleh Undang-Undang Dasar 1945.Selain sektor koperasi, dua

Koperasi. By :

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL PADA KOPERASI MELALUI PUK (PEREMPUAN USAHA KECIL) DI MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Dasar 1945, bahwa cita-cita bangsa Indonesia adalah untuk melindungi. segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Bagian yang dimainkan seorang pemain dalam suatu kegiatan film, sandiwara

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan roda perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang. bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

KONSEP, ALIRAN DAN SEJARAH KOPERASI

BAB I. PENDAHULUAN. khatulistiwa, yang memiliki banyak ragam budaya serta penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional

TINJAUAN HUKUM TENTANG WANPRESTASI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN PENGGADAIAN BARANG PADA PERUM PEGADAIAN

BAB I PENDAHULUAN. pekerja atau buruh. Oleh karena itu seorang tenaga kerja sebagai subyek

BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN), Swasta dan Koperasi (Hendrojogi, 2007). diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

1. Pernyataan berikut ini adalah perbedaan perusahaan dengan badan usaha ialah... A. Kegiatan utama dari badan usaha adalah mengahasilkan barang dan

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan De Poerwokereto Tosche Hulp, Spaar-en Land Boow Crediet

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

PEMBERIAN KREDIT RITEL KOMERSIAL DAN MENENGAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk. JAKARTA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. makro, sehingga bank yang sehat akan memperkuat perekonomian suatu bangsa.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya mengejar target pendapatan masing-masing, sehingga tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun

PENDAHULUAN. peranan penting pada setiap instansi pemerintah dan juga badan-badan swasta, sebagaimana

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau usaha tersebut dapat dikatakan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil merupakan basis usaha rakyat. Dari perspektif dunia, diakui bahwa usaha kecil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun 2015 sebagai penanda mulainya pasar bebas ASEAN atau disebut

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat perlu melakukan usaha untuk memenuhi. kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Tetapi tidak semua

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana termaktub dalam ideologinya, yaitu Pancasila. Kelima sila

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjalankan usaha ataupun produksinya. Namun dengan suku

BAB I PENDAHULUAN. kerakyatan yang ada di Indonesia ini memang secara umum sangat cocok

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

BAB I PENDAHULUAN. atau badan badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dikenal dengan tiga pilar perekonomian Indonesia.Pada masa sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk kelancaran usahanya. Perkembangan perekonomian nasional dan

BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI. Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dapat tetap bertahan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Di sisi lain, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. itu, pemerintah perlu melakukan perubahan-perubahan strategi agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi dalam perekonomian Indonesia yaitu sektor negara, swasta,

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Agama RI, 1984), hal Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-qur an, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan masyarakat yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan para anggotanya. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke 19. Gerakan koperasi digagas oleh Robert Owen (17711858), yang menerapkannya pertama kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia (Revrisond Baswir, 2000: 11). Gerakan koperasi ini kemudian berkembang di negara Eropa lainnya, seperti Inggris, Jerman, dan Perancis. Koperasi modern berkembang pertama kali di Rochdale, Inggris pada tahun 1844. Koperasi Rochdale timbul karena penderitaan kaum buruh dalam urusan kebutuhan konsumsi. Koperasi Rochdale kemudian mengembangkan sayapnya dengan melakukan usaha produktif. Pada tahun 1852 jumlah koperasi di Inggris mencapai 100 unit. Pada tahun 1862, dibentuklah Pusat Koperasi Pembelian dengan nama The Cooperative Wholesale Society (CWS). Pada tahun 1945, CWS memiliki sekitar 200 pabrik dengan 9.000 pekerja (Revrisond Baswir, 2000: 13). Dengan berkembangnya koperasi Rochdale, mendorong berdirinya koperasi di Perancis. Peloporpelopor koperasi di Perancis muncul seperti Charles Fourier, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle. Di Perancis terdapat gabungan Koperasi Konsumsi 1

Nasional Perancis (Federation Nationale dess Cooperative de Consommation), dengan jumlah koperasi yang tergabung sebanyak 476 buah. Jumlah anggotanya mencapai 3.460.000 orang, dan toko yang dimiliki berjumlah 9.900 buah, dengan perputaran modal sebesar 3.600 milyar franc per tahun (Revrisond Baswir, 2000: 15). Sekitar tahun 1848, saat Inggris dan Perancis telah mencapai kemajuan dalam bidang koperasi, kemudian mendorong Jerman mendirikan koperasi. Jerman sering disebut sebagai tempat kelahiran dari koperasi kredit. Tokoh yang mendorong pendirian koperasi di Jerman adalah F.W.Raiffeisen, walikota di Flammersfied. Bertujuan untuk meringankan beban rakyat dengan menganjurkan agar kaum petani menyatukan diri dalam mengadakan perkumpulan simpanpinjam dikalangan petani, yang diharapkan membantu kesejahteraan petani setempat. Pendirian Koperasi Raiffeisen ini sekaligus ditandai sebagai koperasi simpanpinjam pertama di Jerman yang bergerak di daerah pertanian (Hudiyanto, 2002: 38). Dalam perjalanan sejarah, koperasi tumbuh dan berkembang keseluruh dunia yang kemudian berkembang di Amerika Serikat. Menurut catatan, jumlah koperasi yang tumbuh pada tahun 18631939, berjumlah 2.600 buah dan sekitar 57% dari koperasi mengalami kegagalan. Perkembangan yang menarik setelah tahun 1908, sebuah komisi untuk kehidupan pedesaan yang diangkat oleh presiden Theodore Rosevelt (1908) bahwa salah satu kebutuhan utama masyarakat pedesaan ialah kerja sama yang efektif untuk mempersatukan usahanya pada tingkat yang sesuai dengan kepentingan bersama (Revrisond Baswir, 2000: 1920). 2

Perkembangan koperasi di belahan dunia Eropa, sangat mendorong pendirian koperasi di Benua Asia yakni negara Jepang, Korea dan Indonesia. Koperasi di Jepang pertama kali berdiri pada tahun 1900 (sesudah Kaisar Meiji), atau bersamaan waktunya dengan pelaksanaan Undangundang Koperasi Industri Kerajinan. Sedangkan perkembangan koperasi di Korea, khususnya koperasi pedesaan, dimulai pada awal abad ke 20 dan memiliki dua organisasi pedesaan yang melayani kebutuhan kredit petani, yakni Bank Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian. Pada tahun 1961, digabungkan menjadi satu dengan nama gabungan Koperasi Pertanian Nasional (National Agricultural Cooperative Federation), disingkat NACF (Kartasapoetra, 2003: 20). Adanya perkembangan koperasi di Jepang dan Korea mendorong pendirian koperasi di Indonesia. Gerakan koperasi di Indonesia bermula pada abad ke 20 dipelopori oleh R. Aria Wiriatmadja, seorang patih di Purwokerto. Ide pendirian koperasi di Indonesia untuk membantu rakyatnya yang terjerat hutang dari lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi. Dengan memiliki tujuan yang membantu rakyat, koperasi lalu berkembang pesat dan akhirnya dilanjutkan oleh Budi Utomo (1908), dengan memiliki peranan bagi gerakan koperasi untuk lebih memperbaiki kehidupan rakyat (Kartasapoetra, 2003: 21). Namun banyak perekonomian Indonesia mengalami kemorosotan dan penggolongan diskriminasi ekonomi penduduk pribumi dan banyak muncul gerakan koperasi untuk memecah belah persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia dan menghambat berkembangnya koperasi di Indonesia. Penyempitan ruang gerak 3

koperasi di Indonesia terjadi ketika pemerintahan Belanda dan juga masa pemerintahan Jepang menggantikan Belanda di Indonesia yang banyak hal mengubah peraturan, susunan dan tata pemerintahan (Hudiyanto, 2002: 4750). Dengan adanya pemberontakan rakyat Indonesia terhadap pemerintahan Jepang kemudian kemerdekaan diraih oleh bangsa Indonesia yang membawa arah baru bagi pengembangan koperasi di Indonesia yang dicantumkan dalam pasal 33 UUD 1945 bahwa perekonomian Indonesia disusun berdasarkan asas kekeluargaan. Agar pengembangan koperasi bisa sejalan dengan pasal 33 akhirnya dilakukan reorganisasi Jawatan yang mengurusi Koperasi dipisahkan dari Jawatan Koperasi dan Perdagangan Dalam Negeri (Hudiyanto, 2002: 5051). Keinginan dan semangat rakyat Indonesia untuk berkoperasi mendorong berkembangannya koperasi di Indonesia nampak menggembirakan setelah kemerdekaan dengan menghapus usahausaha dagang yang bukan koperasi dan kedudukan koperasi di Indonesia semakin berkibar. Kemudian sejak saat itu Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden RI lebih insentif mempertebal kesadaran berkoperasi, serta memberikan banyak bimbingan dan motivasi agar meningkatkan cara usaha dan kerja. Atas jasajasa tersebut maka Mohammad Hatta diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia (Kartasapoetra, 2003: 24). Koperasi karyawan merupakan koperasi yang dibentuk oleh karyawan dan untuk karyawan. Koperasi dibentuk untuk dapat memperbaiki keadaan sosial ekonomi para anggotanya. Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pemakai jasa koperasi. Koperasi dapat maju apabila anggotanya yang sekaligus pemilik dan 4

pemakai jasa tersebut berpartisipasi pada kegiatan usaha koperasi. Berarti anggota harus turut mengembangkan usaha koperasi agar koperasi tumbuh menjadi pelaku ekonomi yang dapat mencukupi kebutuhan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya (Ima, Suwandi, 1985: 2). Para karyawan di beberapa perusahaan telah didorong untuk mempersatukan diri dalam bentuk koperasi. Dalam meningkatkan kesejahteraannya, koperasi di kalangan karyawan diharapkan mempunyai peranan positif dalam mengurangi keresahan akibat keadaan ekonomi yang semakin mendesak dan diharapkan mampu membantu pengaturan ekonomi anggotanya. Usaha koperasi merupakan kegiatan yang dilakukan selain guna memenuhi kebutuhan anggotanya juga dapat memberikan pelayanan bagi kelangsungan hidup koperasi sebagai perusahaan. Koperasi karyawan banyak dijumpai di berbagai instansi baik instansi pemerintah maupun swasta. Koperasi karyawan ini biasanya mempunyai usaha dan kegiatan yang relatif sama dengan tuntunan instansi tersebut. Koperasi karyawan pada akhirnya ingin meningkatkan kesejahteraan pegawai. Salah satunya adalah koperasi karyawan seperti ini dijumpai pada instansi Bank BRI. Koperasi karyawan Rumondang merupakan salah satu koperasi yang dimiliki PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk cabang Medan yang berlokasi di kantor PT BRI Putri Hijau Cabang Medan. Kegiatan koperasi Rumondang adalah kegiatan simpan pinjam dan kegiatan serba usaha untuk para anggota. Anggota koperasi adalah para pegawai Bank Rakyat Indonesia, baik pegawai tetap dan maupun pegawai kontrak. Dengan berdirinya Koperasi Rumondang dapat 5

memberikan manfaat yang besar untuk para pegawai dalam memenuhi kebutuhan hidup dan meniadakan praktik rentenir sehingga Koperasi Rumondang memiliki makna yang penting untuk kelangsungan hidup anggota dengan memberikan keuntungan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat (Koperasi Karyawan Rumondang, 2013). Koperasi karyawan Rumondang ini mempunyai sifat Multi Purpose Cooperation yaitu para anggotanya memiliki tujuan untuk bekerja sama mengatasi masalah keuangan dengan melakukan berbagai kegiatan simpanpinjam dan kegiatan penjualan sesuai dengan asas koperasi. Kegiatan ini berorientasi pada kemanfaatan dengan menuju kearah peningkatan kemakmuran para anggotanya. Dalam hal ini, koperasi Rumondang mengambil prinsip memberikan dukungan sebesarbesarnya dari semua aspek yang memungkinkan, sehingga BRI memperoleh manfaat, kemudian diharapkan Koperasi Rumondang memperoleh feedback yang sebaikbaiknya daripadanya (Koperasi Karyawan Rumondang, 2013). Tujuan Koperasi Rumondang bukan untuk mengejar keuntungan sematamata, tetapi yang utama adalah memberikan jasajasa agar para anggotanya bersemangat dan bergairah kerja, sehingga tercapai peningkatan pendapatan. Para anggota koperasi yaitu para pegawai BRI dapat memperbaiki cara kerja, mutu hasil kerja dan jumlah hasil kerjanya terhadap pembangunan Bank BRI melalui pelayanan kepada nasabah Bank BRI. Kegiatan Koperasi Rumondang adalah (Koperasi Karyawan Rumondang, 2013): 1. Kegiatan simpanpinjam 6

Kegiatan simpanpinjam Koperasi Rumondang adalah simpanan yang dikumpulkan bersama dan disalurkan kembali kepada anggota yang memerlukan pinjaman. Dimana anggota mengajukan permohonan tertulis kepada pengurus dengan mencantumkan jumlah uang yang diperlukan, kemudian pengurus memutuskan permohonan pinjaman sesuai dengan kemampuan koperasi, mematuhi syarat pengembaliannya dan bunganya. 2. Usaha penjualan alat tulis Usaha penjualan Koperasi Rumondang ini melayani kebutuhan perlengkapan kantor yang digunakan para pegawai BRI maupun masyarat umum yang bukan anggota koperasi. Misalnya: pulpen, pensil, staples, kertas dan lainnya. 3. Usaha Unit fotocopy Usaha unit fotocopy yang ada pada koperasi Rumondang melayani fotocopy berkasberkas dan paper untuk kebutuhan para pegawai Bank Rakyat Indonesia dan maupun masyarakat umum yang bukan anggota koperasi. 4. Usaha penjualan pulsa Usaha penjualan pulsa ini adalah usaha yang melayani apabila pegawai BRI maupun masyarakat umum dan bukan anggota koperasi yang kehabisan pulsa dapat mengisi atau membeli pulsa di Koperasi Rumondang. Dengan kegiatan simpanpinjam dan kegiatan serba usaha koperasi maka dapat membantu mengatasi kesulitan ekonomi para pegawai BRI sehingga tujuan dan fungsi pendirian koperasi terwujud sesuai dengan asas koperasi Indonesia. Koperasi karyawan ini memiliki 320 anggota aktif dengan jumlah anggota lakilaki 250 7

anggota dan jumlah anggota perempuan 70 anggota (Koperasi Karyawan Rumondang, 2013). Dengan adanya koperasi karyawan maka anggota tidak hanya memperoleh kredit akan tetapi dapat menyimpan sesuai dengan kemampuan keuangannya. Koperasi Rumondang memberlakukan kebijakan tertulis dalam peraturan koperasi karyawan berisi tentang besar pinjaman, bunga pinjaman, simpanan wajib, angsuran pinjaman, jaminan dan sanksi yang diperlakukan sesuai dengan peraturan koperasi Rumondang jika terjadi tunggakan pembayaran. Perkembangan simpanan anggota koperasi dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Perkembangan Simpanan Anggota Koperasi Karyawan Rumondang Tahun 20042011 (Dalam Rupiah) Tahun Simpanan Simpanan Simpanan Simpanan Jumlah 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Pokok 2.610.000 2.740.000 2.780.000 2.790.000 2.840.000 3.030.000 3.100.000 3.140.000 Wajib 191.620.000 231.017.500 270.256.500 323.498.000 395.238.300 503.327.000 622.967.500 710.199.064 Sukarela 30.386.941 31.560.003 32.515.488 31.767.717 51.727.540 50.006.502 44.992.977 44.614.283 Sumber: Koperasi Karyawan Rumondang, 2013 Khusus 262.000.000 754.000.000 969.000.000 1.400.416.750 2.181.416.750 224.613.941 265.317.503 305.551.988 620.055.717 1.203.805.840 1.525.363.502 2.071.477.227 2.939.370.097 Dalam tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perkembangan simpanan khusus anggota pada tahun 2004, 2005 dan 2006 tidak ada simpanan khusus anggota koperasi. Hal ini disebabkan selama 3 tahun tersebut anggota koperasi tidak memiliki dana lebih sebagai simpanan khusus dimana anggota menggunakan dana untuk memenuhi kebutuhan yang lebih penting bagi kelangsungan hidupnya. 8

2011, yaitu: Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Berikut perkembangan kredit koperasi karyawan Rumondang tahun 2004 Tabel 1.2 Perkembangan Kredit Koperasi Karyawan Rumondang Tahun 20042011 Jumlah Anggota Jumlah Kredit RataRata Jumlah Kredit (orang) 194 204 214 244 (Rp) 396.998.685 568.403.701 617.572.211 1.211.797.146 2.153.305.810 2.341.823.001 2.963.621.717 4.535.948.857 Sumber: Koperasi Karyawan Rumondang, 2013 (Rp) 11.099.514 11.479.525 13.848.700 18.589.954 Dalam tabel 1.2 dapat dilihat bahwa kredit yang diperoleh setiap anggota berbeda, disebabkan karena permintaan kredit oleh anggota untuk kebutuhan hidup yang berbedabeda. Kebutuhan hidup yang semakin tinggi, mendorong pegawai bergabung menjadi anggota koperasi untuk memperoleh kredit. Dengan bertambahnya anggota koperasi setiap tahun menjadikan ratarata jumlah kredit berbeda. Setelah kredit diperoleh maka dapat digunakan sebaikbaiknya untuk memenuhi kebutuhan yang lebih penting dan dapat mensejahterakan hidupnya. Kesejahteraan yang erat kaitannya dengan pemanfaatan jasa dari koperasi ikut membantu anggota dalam menghadapi kesulitan terutama yang menyangkut masalah ekonomi. Sisa hasil usaha koperasi juga menjadi salah satu elemen penting dalam meningkatkan kesejahteraan para anggota. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi, selain digunakan untuk peningkatan kesejahteraan anggotanya juga 9

digunakan untuk menjamin kelangsungan kehidupan koperasi itu sendiri dan koperasi harus mampu membiayai operasi usahanya. Pembagian Sisa hasil usaha yang diterima anggota berdasarkan modal dari anggota itu sendiri dan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi tidak dapat dibagi kepada anggota melainkan dijadikan cadangan modal koperasi. Berikut ini merupakan perkembangan SHU yang diperoleh Koperasi karyawan Rumondang selama tahun 20042011, yaitu: Tabel 1.3 Perkembangan SHU Koperasi Karyawan Rumondang Tahun 20042011 (Dalam Rupiah) Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah SHU 6.101.555 6.993.117 75.126.970 141.550.491 256.027.968 352.462.004 376.429.187 525.112.398 Total SHU 1.739.803.690 Sumber: Koperasi Karyawan Rumondang, 2013 Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis menetapkan judul skripsi: Peranan Kredit Koperasi Rumondang Bank Rakyat Indonesia Terhadap Kesejahteraan Pegawai PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang yang diuraikan, maka dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut: 10

1. Sejauhmana peranan dan manfaat kredit Koperasi Rumondang terhadap peningkatan kesejahteraan pegawai BRI cabang Medan? 2. Apa yang melatarbelakangi pegawai BRI meminjam pada koperasi Rumondang BRI cabang Medan? 3. Apakah prinsipprinsip koperasi sudah direalisasikan atau tidak pada koperasi Rumondang BRI cabang Medan dalam hal peningkatan kesejahteraan pegawai BRI? 4. Apa hambatan pegawai BRI dalam memperoleh kredit koperasi karyawan Rumondang BRI cabang Medan dan bagaimana cara pelunasan kredit yang diperoleh? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peranan dan manfaat yang diperoleh para pegawai BRI dari kredit koperasi Rumondang BRIcabang Medan. 2. Untuk mengetahui yang melatarbelakangi pegawai BRI meminjam pada koperasi Rumondang BRI cabang Medan. 3. Untuk mengetahui apakah prinsipprinsip koperasi sudah direalisasikan atau tidak pada koperasi Rumondang BRI cabang Medan dalam hal peningkatan kesejahteraan pegawai BRI cabang Medan. 4. Untuk mengetahui hambatan pegawai BRI dalam memperoleh kredit dan cara pelunasan kredit yang diperoleh tersebut. 11

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diberikan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi koperasi karyawan Rumondang BRI Cabang Medan, sebagai masukan untuk meningkatkan kegiatan usaha lain dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap anggota koperasi dengan memperhatikan kesejahteraan anggota. 2. Bagi pegawai BRI Cabang Medan, sebagai masukan apabila mengambil kredit dan menjadi anggota koperasi dengan bekerjasama meningkatkan kegiatan koperasi karyawan Rumondang BRI cabang Medan. 3. Bagi penulis, melatih diri dalam mengembangkan dan menginterprestasikan teori ilmiah tentang tema penelitian ini, sehingga diharapkan mampu mendefinisikan masalah dan berupaya mencari solusi penyelesaian masalah yang terjadi dilapangan sesuai dengan kajian teoritis yang didapat dibangku kuliah, referensi serta didukung dengan kemampuan bernalar secara ilmiah. 4. Bagi pemerintah, sebagai masukan dalam pemberian kredit harus sesuai dengan kebijakan moneter, selektif dan diarahkan pada sektorsektor yang diprioritaskan dalam pembangunan serta dalam peningkatan kesejahteraan nasabah. 5. Bagi masyarakat, masyarakat lebih mudah memenuhi kebutuhannya yang berupa barang atau jasa dari pemberian koperasi. BAB II 12