ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BRANGSONG 02 KABUPATEN KENDAL. Yuliana Saptiti Sari

dokumen-dokumen yang mirip
MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

Analisis Implementasi Kebijakan ASI Eksklusif Di Tingkat Kabupaten Kebumen Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu target dalam Millenieum Develomment Goals (MDG s). utama pembangunan kesehatan (Kemenkes, 2009b).

ANALISIS SISTEM MANAJEMEN PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CANDILAMA KOTA SEMARANG. Nur Alifah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

PEMBENTUKAN KELOMPOK PENDUKUNG AIR SUSU IBU (ASI) MUHAMMADIYAH KLATEN

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

Analisis Implementasi Sosialisasi Pemberian Asi Eksklusif Oleh Bidan Praktek Swasta (BPS) Di Kabupaten Bengkulu Selatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan, sikap..., Rindiarni Inten Putri, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan langkah wajib pada

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

Analisis Implementasi Program Kesehatan Ibu Dan Anak (Kia) Di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Manado Tahun 2014

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Yuliana, et. al.,motivasi Bidan pada...

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

Kata Kunci : Kinerja, Cakupan ASI Eksklusif, Bidan Desa. Kepustakaan : 40, ( )

FUNGSI MANAJEMEN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS JEURAM KABUPATEN NAGAN RAYA

Pengaruh Pelaksanaann Kelas Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan Tentang Persiapan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS KARANG MALANG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB 1 PENDAHULUAN. Konferensi Nairobi tentang Safe Motherhood tahun Indonesia ikut

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini diketahui secara umum bahwa bayi sehat antara minggu

PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI KAB. OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN. Asmaripa Ainy. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah

BAB I PENDAHULUAN. anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang ingin. Program Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan program promosi

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya

OPTIMALISASI DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGELANG UTARA

, 2014 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DI KAMPUNG KERAJAN DESA SUKAHAJI KECAMATAN CIASEM KABUPATEN SUBANG

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. lebih dramatis dikatakan bahwa anak merupakan penanaman modal sosial

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas Pauh. dilakukan penentuan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini selaras dengan tujuan pembangunan Sustainable Development

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Sistem Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan, ketanggapan, dan keadilan dalam pembiayaan

Pengantar. pemerintah dan masyarakat pada umumnya, sekaligus

I. PENDAHULUAN. Prevalensi gizi buruk pada batita di Indonesia menurut berat badan/umur

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Target dari Millennium Development Goals yang keempat adalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM UNTUK PEJABAT DINAS KESEHATAN DAN TPG PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap 25 tahun negara dengan angka pertambahan penduduk 2,5%

Transkripsi:

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BRANGSONG 02 KABUPATEN KENDAL Yuliana Saptiti Sari ABSTRAK Puskesmas Brangsong 02 adalah puskesmas di Wilayah Kabupaten Kendal yang memiliki angka cakupan ASI Eksklusif terendah di tahun 2011. Cakupan yang rendah tersebut dipengaruhi oleh alokasi dana yang diambilkan dari dana BOK Gizi dan kemudian pada tahun 2011 dana tersebut diproritaskan untuk masalah penyakit asfiksia yang dianggap sebagai masalah yang sangat ekstrim. Oleh karena itu, pelaksanaan program ASI Eksklusif menjadi lemah. ASI Eksklusif merupakan jenis makanan awal terbaik bagi bayi dan sampai umur 2 bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi program pemberian asi Eksklusif yang meliputi sasaran dan pengukuran, sumber daya, komunikasi(sosialisasi), disposisi, karakteristik badan pelaksana dan kegiatan program. Metode penelitian adalah kualitatif. Subjek penelitian adalah 1 tenaga Gizi dan 5 Bidan KIA di Puskesmas Brangsong 02. Sebagai triangulasi adalah Kepala Puskesmas Brangsong 02, Kasie Gizi DKK, dan ibu yang mempunyai anak kurang dari 6 bulan. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam terhadap informan utama dan informan triangulasi dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program pemberian ASI di Puskesmas Brangsong kurang optimal. Petunjuk teknis SOP sudah tersedia di Puskesmas namun pelaksanaanya belum sesuai dengan SOP. Dana diambilkan dari dana BOK Gizi. Pelaksanaan program dilakukan dengan penyuluhan saat pemeriksaan di Puskesmas dan kegiatan Posyandu. Komunikasi dalam program kurang optimal, Alat peraga penunjang program sangat kurang. Watak atau sikap petugas yakni komitmen, respon, dan pemahaman dalam pelaksanaan program sudah baik. Pelaksanaan program pemberian ASI Eksklusif dapat berjalan dengan baik dengan menjalankan SOP/petunjuk teknis oleh seluruh pelaksana program, meningkatkan kegiatan sosoialisasi terkait program secara terjadwal, penggalangan dana khusus untuk kegiatan program, serta penyediaan alat penunjang program di Puskesmas. Kata kunci : implementasi kebijakan, Puskesmas, ASI Eksklusif 1

PENDAHULUAN Pada tahun 2015 Millenium Development Goals ( MDG s ) Indonesia menargetkan penurunan sebesar dua pertiga untuk angka kematian bayi dan balita dalam kurun waktu 1990 2015. Oleh sebab itu, Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan angka kematian bayi dari 68/1.000 KH menjadi 23/1.000 KH dan angka kematian balita dari 97/1.000 KH menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015. Untuk menghadapi tantangan dan target MDGs, maka diperlukan adanya salah satu program yaitu program ASI Eksklusif. 1 Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi selama 3 tahun terakhir. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan pada tahun 2007 adalah 28,6% kemudian menurun menjadi 24,3% pada tahun 2008, dan meningkat menjadi 34,3% pada tahun 2009. Berdasarkan Rekap laporan ASI Eksklusif Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal bahwa Puskesmas yang memilki angka cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan terendah yaitu Puskemas Brangsong 02. Puskesmas Brangsong 02 mempunyai penurunan yang signifikan selama 3 tahun terakhir yaitu pada tahun 2009 sebesar 50,17%, tahun 2010 sebesar 47,33% dan pada tahun 2011 sebesar 3,31% sehingga cakupan tersebut masih dibawah target yaitu 80%. 2 Pada tahun 2011 Puskesmas Brangsong mengalami penurunan yang sangat drastis dari tahun sebelumnya. Cakupan yang rendah ini dipengaruhi oleh pergantian pimpinan Puskesmas yang mana pimpinan tersebut tidak memprioritaskan ASI Eksklusif sebagai masalah yang terlalu ekstrim, karena masalah yang diprioritaskan pada tahun 2011 adalah penyakit asfiksia. Oleh karena itu, dalam menjalankan program ASI Eksklusif Sumber Daya manusia yang terlibat dalam program ini juga tidak seperti pada tahun sebelumnya yang mana para programmer selalu mendukung dan memperhatikan cakupan ASI Eksklusif. Selain sumber daya, cakupan yang rendah ini disebabkan karena sasaran dan tujuan dalam program ini masih terbatas hanya kepada ibu hamil dan ibu menyusui, padahal dalam mensukseskan program ini keluarga juga mempunyai peran yang besar dalam membantu meningkatkan cakupan 2

tersebut, sumber dana untuk program ini diambilkan dari dana BOK Gizi yang mana jumlah untuk program ASI Eksklusif di tahun 2011 tidak banyak sehingga untuk melaksanakan program ini semakin melemah baik untuk kegiatan operasional maupun untuk melengkapi fasilitas guna mendukung kgiatan program. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi pelaksanaan program pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Brangsong 02 yang meliputi sasaran dan pengukuran, komunikasi (sosialisasi), sumber daya, disposisi, dan karakteristik badan pelaksana karena semua variabel ini sangat mempengauhi keberhasilan dalam pelaksanaan suatu program atau kebjakan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif pendekatan deskriptif (explanatory research). Penelitian dengan menggunakan pendekatan deskriptif (explanatory research) bertujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan secara objektif. Sedangkan pelaksanaan penelitian dengan wawancara mendalam. Informan utama adalah 5 orang bidan dan 1 tenaga gizi Puskesmas Brangsong 02. Sedangkan informan triangulasi adalah Kepala Puskesmas Brangsong 02, Kasie Gizi DKK dan ibu yang mempunyai anak berumur kurang dari 6 bulan. Hasil data selain dilakukan dengan wawancara juga dilakukan dengan pengamatan langsung oleh peneliti terhadap fasilitas-fasilitas yang dimiliki Puskesmas Brangsong 02 terkait dengan program pemberian ASI Eksklusif. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan program pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Brangsong 02 belum baik karena belum tepat pada sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Sasaran dalam penelitian terbatas hanya kepada ibu yang datang pelayanan ke 3

Puskesmas atau Posyandu saja sehingga dalam pencapaian target program belum sesuai dengan tujuan yaitu 80% meskipun SOP sudah tersedia di Puskesmas. Proses komunikasi (sosialisasi) program pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Brangsong 02 dinilai masih kurang adekuat ini ditunjukkan dengan tidak adanya sosialisasi langsung dari pihak DKK, sosialisasi hanya aktif dari pihak Puskesmas ke masyarakat. Sosialisasi berupa penyuluhan yang dilaksanakan saat kegiatan pemeriksaan kehamilan di puskesmas dan saat kegiatan posyandu. Sosialisasi atau penyuluhan tidak menggunakan media apapun. Sosialisasi hanya seperti ceramah biasa Sumber daya dalam pelaksanaan program pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Brangsong 2 masih kurang, baik dari sisi tenaga, dana, maupun sarana prasarana. Sarana prasarana untuk menunjang pogram pemberian asi eksklusif hanya pompa payudara saja yang mana alat tersebut kualitasnya sudah jelek. Sedangkan untuk ruang pojok laktasi dan model belum ada. Watak atau sikap petugas yakni respon, komitmen dan pemahaman petugas dalam menjalankan program pemberian ASI Eksklusif diwilayah Puskesmas Brangsong 02 sudah baik yang mana ditunjukkan dengan semangat para petugas dalam melayani keluhan-keluhan ibu menyusui saat pemeriksaan di Puskesmas ataupun Posyandu Dalam pelaksanaan program ASI Eksklusif di Puskesmas Brangsong 02 bentuk dan tanggunjawab sulit untuk diketahui oleh para pelaksana program sehingga mereka tidak tahu jelasnya karena program ini belum menjadi program mandiri yang mana program ini masih numpang pada program gizi sehingga dalam program ini belum ada struktur birokrasi secara khusus. Kegiatan program ASI Eksklusif belum optimal. Kegiatan program dalam pelaksanaan program adalah penyuluhan dengan sasaran yang terbatas yaitu hanya kepada ibu hamil dan ibu menyusui yang datang pelayanan ke puskesmas. 4

SIMPULAN Pelaksanaan program pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Brangsong 02 belum berjalan dengan baik karena keterbatasan dana untuk menunjang program, dana diambilkan dari dana BOK gizi yang mana pada tahun 2011 ini dana lebih digunakan untuk penanganan masalah penyakit asfiksia. Sasaran dalam pelaksanaan program masih terbatas sehingga tidak optimal untuk dapat mencapai target. Sumber daya dalam pelaksanaan program masih sangat kurang baik dari tenaga, dana, maupun sarana prasarana. Komunikasi (sosialisasi) program pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Brangsong 02 dinilai masih kurang adekuat ini ditunjukkan dengan tidak adanya sosialisasi langsung dari pihak DKK, sosialisasi hanya aktif dari pihak Puskesmas ke masyarakat. DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat Jakarta, 2002 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010, Jakarta,2001 3. Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal Binkesmas, Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Petunjuk Pelaksanaan ASI Eksklusif bagi Petugas Puskesmas. Jakarta.1997(Online)(http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//1234 56789/1377/1/BK1997-Sept32.pdf diakses 10 Februari 2012) 4. Dinas Kesehatan kabupaten Kendal.Profil Gizi Kabupaten Kendal Tahun 2010 5. Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal. Profil Gizi Kabupaten Kendal Tahun 2011 6. Nugroho, Riant. Public Policy. Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta, 2008 7. Daud,Mangun. 2012. Analisis Implementasi Program Pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Remu Sorong Papua. Thesis Universitas Diponegoro 5

8. Roesli, Utami. Inisiasi Menyusui Dini plus Asi Eksklusif. Penerbit Pustaka Bunda. 2008 1 2 Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal. Profil Gizi Kabupaten Kendal Tahun 2011 6