SUBDIVISI KEANEKARAGAMAN AFFINSYAH ARRAFIQAH RAHMAH

dokumen-dokumen yang mirip
6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

III. METODE PENELITIAN

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

Lili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka(

MATERI DAN METODE. Gambar 3.1.Lokasi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

SIFAT-SWAT MORFOLOGIS DAN ANATOMIS LANGKAP (Arenga obtusifolia Blumme Ex. Mart) Haryanto dan Siswoyo'"

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Morfologi Tanaman Begonia

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada September - Desember 2013 di dua lokasi, yaitu

IDENTIFIKASI MORFOLOGI TANAMAN Rhoeo discolor Pada UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

A. Struktur Akar dan Fungsinya

III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

TINJAUAN PUSTAKA Botani

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

Jurnal Praktikum Phanerogamae Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan Semester IV. TA.2015/

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.)

Data Faktor Klimatik dan Edafik pada Berbagai Ketinggian ( 1180 m dpl 1400 m dpl ) di Kawasan Hutan Bebeng, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

DESKRIPSI TANAMAN. Acriopsis javanica Reinw.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK TUJUH ANGGOTA FAMILIA APOCYNACEAE. Rahmawati, Hasanuddin, Cut Nurmaliah, Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta

HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK MARGA Tarenna DI SUMATERA

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN CABE BESAR HIBRIDA DEWARENGKU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

LAPORAN PRAKTIKUM I KUNCI DETERMINASI KELAS DICOTYLEDONAE

Amomum cardamomum Willd

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan Raja

Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

CIRI CIRI KACANG TANAH

SHORT CUT PENANAMAN EKSPLAN DAUN STEVIA PADA MEDIUM NEW PHALEONOPSIS

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

LAMPIRAN. Lampiran 1. Perhitungan. Dosis Pupuk Ureaa tanaman tomat 125 kg/ha. Perhitungan kebutuhan pupuk per tanaman sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dilihat dari beberapa bentuk dan karakteristik jenis tanamanya.

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

POKOK BAHASAN 3. STRUKTUR MORFOLOGI DAUN (FOLIUM)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kumbang Koksi (Epilachna admirabilis)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

MATERI DAN METODE Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif.

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 175/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA PURWO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1. Bagan penelitian Ulangan I Ulangan II Ulangan III Ulangan IV

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 163/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA HOT BEAUTY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. ini secara umum merupakan jenis labu-labuan dengan anggota sekitar 120 genus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada area bekas tambang batu bara Kecamatan Lahei Barat Barito Utara. tempat pengambilan sampel penelitian.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 345/Kpts/SR.120/9/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI RAWIT HIBRIDA DEWATA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB VIII BAGIAN TUBUH TANAMAN

Ini Dia Si Pemakan Serangga

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.3

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana 1 Program Studi Pendidikan B iologi. Disusun Oleh: RAHAYU KURNIA DEWI

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian tentang identifikasi klon karet unggul tingkat petani

Transkripsi:

SUBDIVISI KEANEKARAGAMAN TANAMAN AFFINSYAH ARRAFIQAH RAHMAH Gladiolus hybridus

BOTANICAL DECONSTRUCTION Pemanfaatan Media Digital dalam Analisis Morfologi Tumbuhan

LATAR BELAKANG Salah satu yang harus dipelajari di KSAT, khususnya Subdivisi Ketam, adalah tentang morfologi tumbuhan. Mempelajari morfologi tumbuhan menggunakan foto terkadang tidak representatif karena bisa jadi tidak dilakukan secara benar. Dalam suatu pembelajaran, diperlukan media yang representatif. Dibuat suatu media pembelajaran baru, yaitu Botanical Deconstruction.

Botanical deconstruction adalah teknik memisahkan organ tumbuhan yang kemudian ditata kembali dengan pola tertentu yang representatif dan memperhatikan unsur estetika dalam peletakannya. Manfaat : LATAR BELAKANG 1. Membantu menambah pemahaman tentang struktur morfologi tumbuhan. 2. Dapat digunakan sebagai herbarium digital, untuk media pendukung dalam pembelajaran morfologi tumbuhan.

LATAR BELAKANG Jika dibandingkan dengan media pembelajaran lain Kelebihan : dapat di zoom-in dan zoom-out, menambah kreativitas, mudah penyimpanannya. Kekurangan : menghabiskan waktu, proses pembuatan tidak mudah. Jika dibandingkan dengan preparat asli Kelebihan : mudah disebarluaskan. Kekurangan : tidak mengetahui keadaan secara real morfologi tumbuhannya.

TUJUAN Untuk memudahkan mahasiswa biologi maupun masyarakat luar dalam mempelajari morfologi tumbuhan.

Hymenocallis littoralis (Spider Lily)

METODE/PELAKSANAAN Alat 1. Mini studio foto, terbuat dari kardus bekas, kertas layangan warna putih, dan kertas karton warna putih.

METODE/PELAKSANAAN 2. Lampu belajar 2 buah 3. DSLR / kamera HP 4. Botol flakon

Bahan Gymnospermae : Pinus merkusii Angiospermae METODE/PELAKSANAAN Dikotil : Allamanda cathartica, Catharanthus roseus, Hibiscus rosa-sinensis, Lagerstroemia speciosa, Rivina humilis Monokotil : Neomarica longifolia Pterydophyta : Nephrolepis sp.

METODE/PELAKSANAAN Cara Kerja 1. Buat mini studio foto. 2. Lakukan botanical deconstruction. 3. Foto hasil botanical deconstruction.

HASIL Pinus merkusii (Tusam Sumatera) Analisis morfologi : Daun majemuk, satu tangkai terdiri dari beberapa helai daun. Panjang daun ± 10-20 cm. Bagian pangkal daun diselubungi sisik berupa selaput tipis, spiral. Terdapat selaput bumbung (ochrea). Daun seri garis, dengan bentuk jarum (acerose). Ujung daun runcing (acute). Pangkal daun rata (truncate). Tepi daun rata (integer), tidak dijumpai sinus (lekukan ke dalam) dan angulus (lekukan ke luar). Warna daun hijau hingga hijau kekuningan.

Allamanda cathartica (Golden trumpet) HASIL Analisis morfologi : Batang yang tua berwarna coklat, tunas muda berwarna hijau; silindris. Daun bertangkai, hanya ada tangkai dan helaian daun, tanpa upih. Bentuk daun jorong; ujung daun meruncing; pangkal daun meruncing; tepi daun rata; pertulangan daun menyirip (penninerve). Permukaan daun halus. Panjang daun ± 6-16 cm. Duduk daun berkarang (vertillate), pada satu batang tumbuh 3 sampai 4 helai daun. Bunga berwarna kuning; berbentuk seperti terompet. Bunga banci, simetri banyak, calyx 5, corolla 5 berlekatan, benangsari 5 berlekatan, putik 1.

HASIL Catharanthus roseus (Tapak dara) Analisis morfologi : Bentuk daun bulat telur terbalik (obovate); ujung daun membulat (rotundate); pangkal daun tumpul (obtuse); pertulangan daun menyirip (penninerve). Duduk daun menyirip berseling (disticha). Daun berwarna hijau. Panjang daun ± 2-6 cm; lebar daun ± 1-3 cm. Tangkai daun pendek. Bunga aksial (muncul dari ketiak daun). Calyx kecil. Corolla berbentuk terompet (hypocrateryform), tabung mahkota lebih panjang dari mangkuk mahkota. Ujung corolla melebar. Bunga sympetala. Warna bunga ungu, putih, merah jambu, biru.

HASIL Hibiscus rosa-sinensis (Kembang sepatu) Analisis morfologi : 5 helai calyx, dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx); 5 helai corolla; putik 5, ada bulu halus di kepala putik; benangsari Bunga berbentuk terompet (hypocrateryform). Bunga berwarna merah. Memiliki androginofor (pendukung benang sari dan putik). Tangkai putik berbentuk silinder panjang, dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan benangsari. Bentuk daun bulat telur (ovate); ujung daun meruncing (acuminate); pertulangan daun menyirip (penninerve); pangkal daun membulat; tepi daun bergerigi (serrate) (sinus runcing, angulus runcing).

HASIL Analisis morfologi : Daun seri elips, berbentuk jorong; ujung daun meruncing (acuminate); pangkal daun tumpul (obtuse); pertulangan daun menyirip (penninerve). Panjang daun ± 8-15 cm; lebar daun ± 3-7 cm. Duduk daun berlawanan. Bunga aksial atau malai. Corolla berjumlah 6; berwarna ungu; lebat/menyebar, mencolok (speciosa) Calyx berbentuk corong/lonceng, berjumlah 6. Putik berwarna merah muda/ungu. Benangsari banyak. Lagerstroemia speciosa (Bungur)

HASIL Analisis morfologi : Panjang daun 15 cm; lebar daun 9 cm; panjang tangkai daun 1-11 cm. Bentuk daun bulat telur (ovate); ujung daun meruncing (acuminate); pangkal daun meruncing (acuminate); pertulangan daun menyirip (penninerve). Bunga tandan (bunga bertangkai nyata dan duduk pada aksis, bunga tersebar); panjang 4-15 cm; panjang batang 1-5 cm; panjang gagang bunga 2-8 mm. Panjang sepal 1,5-3,5 mm; warna putih/hijau hingga merah muda atau keunguan. Buah glossy; warna berry merah cerah. Rivina humilis (Bloodberry)

HASIL Analisis morfologi : Warna bunga kuning, ada bintik-bintik warna coklat kemerahan di bagian tengah. Daun panjang dan ramping berbentuk pedang. Daun berwarna hijau. Bentuk daun lanset; tepi daun rata. Panjang daun mencapai 30 cm. Batang tegak, kaku, kurus. Neomarica longifolia (Yellow Walking Iris)

HASIL Analisis morfologi : Batang berkayu; warna kecoklatan; permukaan batang halus, namun seperti ada rambut-rambut halus. Daun majemuk menyirip; ada percabangan pada tulang daun. Jenis daun mikrofil (daun kecil-kecil). Pada ujung urat daun terdapat sporangium, tertata rapi di sepanjang tepi daun. Permukaan daun halus dan bersisik. Panjang daun umumnya 2 cm dan lebar daun 1 cm. Bentuk daun jorong; tepi daun bergerigi. Nephrolepis sp. (Paku pedang)

Setiap media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan botanical deconstruction : 1. Lebih efektif dan efisien : preparat disimpan dalam digital, mudah disebarluaskan 2. Mudah penyimpanannya 3. Mudah dibawa dan digunakan 4. Bisa di zoom-in dan zoom-out 5. Menambah kreativitas PEMBAHASAN

PEMBAHASAN Kekurangan botanical deconstruction : 1. Menghabiskan waktu. 2. Proses pembuatan tidak mudah. 3. Perlu banyak persiapan. 4. Butuh waktu sangat luang. 5. Tidak mengetahui keadaan morfologi tumbuhan secara real.

PEMBAHASAN Botanical deconstruction memiliki further implication terutama dalam bidang ilmu biologi, diantaranya : 1. Sebagai media penunjang pembelajaran bagi mahasiswa 2. Mengembangkan kreativitas 3. Disimpan sebagai herbarium digital, menambah koleksi herbarium di Fakultas Biologi UGM.

PEMBAHASAN Kendala yang dialami selama melakukan proyek Botanical Deconstruction : 1. Kesulitan dalam menemukan kardus berukuran besar. 2. Dekonstruksi harus dilakukan pada hari yang sama ketika preparat/spesies diambil. 3. Masih ada bayangan akibat cahaya lampu kurang terang.

PEMBAHASAN Untuk melakukan botanical deconstruction, penggunaan morfometri disesuaikan dengan tujuannya. Apabila tumbuhan yang dikonstruksi merupakan satu marga, maka dalam mendekonstruksi boleh ditambah dengan morfometri untuk mengetahui hubungan kekerabatan dan variasi dalam marga tersebut.

PEMBAHASAN Tidak terdapat aturan tertentu dalam penataan botanical deconstruction, apakah harus selalu persegi, persegi panjang, atau melingkar. Penataannya disesuaikan dengan tujuan dari pembuatan botanical deconstruction itu sendiri, lebih menonjolkan sisi estetika atau ilmu pengetahuannya. Untuk tujuan ilmu pengetahuan, khususnya media pembelajaran, penataan botanical deconstruction sebaiknya dibuat per-bagian tubuh tumbuhan, sehingga mudah untuk dipahami.

PEMBAHASAN Informasi yang dapat diberikan dari botanical deconstruction sejauh ini masih berupa makromorfologi. Dikarenakan bagian-bagian tubuh tumbuhan yang terjangkau oleh kamera adalah yang memiliki ukuran besar, seperti batang, daun, dan bunga. Untuk melihat morfologi tumbuhan yang berukuran kecil, sebaiknya menggunakan kamera dengan lensa mikro.

PEMBAHASAN Resolusi kamera yang digunakan dalam botanical deconstruction disesuaikan dengan tujuan pembuatan botanical deconstruction, untuk segi estetika atau ilmu pengetahuan. Apabila untuk segi ilmu pengetahuan, sebaiknya resolusi yang digunakan yang paling bagus, dengan kata lain saat di zoom-in foto morfologi tumbuhan terlihat dengan jelas.

PEMBAHASAN Kelebihan botanical deconstruction jika dibandingkan dengan herbarium biasa : 1. Herbarium biasa memiliki warna kecoklatan akibat dari proses preservasi dengan menggunakan oven. Sementara botanical deconstruction sebagai herbarium digital memiliki warna yang lebih bervariasi, karena berupa foto, sehingga warnanya seperti preparat yang asli. 2. Pada herbarium biasa, kelengkapan organ tumbuhan yang dapat dipreservasi masih terbatas, sementara pada botanical deconstruction dapat menunjukkan organ tumbuhan yang lengkap.

KESIMPULAN Morfologi tumbuhan dapat lebih mudah dipelajari dan dipahami dengan adanya media digital Botanical Deconstruction.

SARAN Perlu dilakukan proyek lebih lanjut, terutama dalam segi pencahayaannya agar meminimalkan munculnya bayangan dari organ tumbuhan yang didekonstruksi, seperti menambah lampu sebagai sumber cahaya dari sisi atas mini studio.

TERIMAKASIH