PELUANG PEMANFAATAN LIMBAH PISANG SEBAGAI PAKANTERNAK A. Ujianto Balai Penelitian Ternak Po.Box 221 Bogor 16002 Kata Kunct : Limbah, Pisang, Pakan Ternak RINGKASAN Limbah pisang merupakan masalah yang dihadapi oleh pengusaha pisang yang banyak bertebaran didaerahdaerah penghasil pisang, danjika dibiarkan berpotensi untuk mencemari lingkungan yang dapatmerusakekosistem dikawasan tersebut. Dengan mengaplikasikan teknologi fermentasi yaitu menggunakan probiotik, maka nilai gizi yang awalnya rendah yaitu Protein War 6,56 %, Serat kasar 15,32 %, lemak 6,7 % dan abu 11,15 %dapat meningkat menjadi Protein kasar 14,88%, Serat kasar 11,43 %, lemak 7,0% dan abu 23,86% setelah difermentasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa limbah kulit pisang yang awalnya hanya menjadi sampah, ternyata berpeluang untuk dimafaatkan sebagai salah satu bahan baku pakan ternak. PENDAHULUAN Indonesiaadalah negara penghasil pisang yang sebagian diekspor, sedangkan yang tidak diekspor biasanya dikonsumsi dalam negeri. Pisang tertentu dapat dikonsumsi setelah masak dan ada jugs pisang tertentu yang dikonsumsi setelah direbus atau digoreng. Ada beberapa daerah yang membuat usaha home industri keripik pisang dan selai pisang seperti di Bogor (Jaws Barat) dan Lampung (Sumatera Selatan). Dengan adanya usaha tersebut, maka kulit pisang setiap saat akan merupakan limbah atau sampah bagi lingkungan sekitarnya yang dapat mengganggu ekosistem daerah tersebut. Dari sekian banyak pisang yang tersedia, mau tidakmau akan timbul petmasalahan limbah pisang. Sebagai contoh untuk wilayah kecamatan Ciawi terdapat kurang lebih 35 pengusaha pisang. Apabila rata-rata mengolah pisang sebanyak 100 ton/ hari maka akan memproduksi kira-kira 5-7 ton yang terdiri dari packing, kulit pisang, rontokan pisang, tangkai pisang dan daun pisang (sumber. Koperasi pisang "Sugita Sejahtera" Ciawi Bogor). Limbah ini akan semakin bertumpuk di tempat pemeraman gudang pisang dan di sekitar rumah pengelola selai dan keripik pisang/home industri. Akibat dari tidak terurusnya limbah pisang dapat menimbulkan bau yang menyengat dan penumpukkan limbah di bantaran kali yang berpotensi dapat menyebabkan banjir dan terjangkitnya penyakit. Untuk menjaga kelestarian lingkungan perlu diberikan suatu informasi tentang bagaimana cara memanfaatkan limbah kulit pisang dan diharapkan dapat berdampak positifterhadap daerah tersebut terutama dalam mengurangi pencemaran lingkungan. Pengertian limbah disini adalah bagian dari tanaman di atas tanah, pucuknya yang tersisa setelah dipanen, sisa hasil panen (Direktorat Bina Produksi, 1982). Limbah kulit pisang segar dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak khususnya Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 53
Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003 temak ruminansia. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan tempk ruminansia dalam konstnnsi kulit pisang adalah sebanyak 36,09 t 2,72% dari total ransum terhadap bahan kering ( Karto 1995). Sedangkan limbah yang tidak dapat digunakan sebagai pakan tempk seperti tangkai pisang, daun pisang yang sudah tua (klaras) dan batang pisang, dengan menggunakan suatu proses tertentu limbah ini dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Tujuan tulisan ini untuk mengemukakan teknik pengolahan limbah pisang agar dapat digunakan untuk pakantempk. Bahan BAHAN DAN CARA Pengamatan ini menggunakan bahan baku limbah pisang dari wilayah kecamatan Ciawi kabupaten Bogor. Kulit pisang segar sebanyak 750 kg, probiotik tumbuh 400 cc, air 8000 cc dan gula 250 gram. Alat Peralatan yang dibutuhkan adalah ruang yang terlindungi tapi terbuka, sprayer, sekop, golok dan alat pengering (oven). Cara A. Cara pengolahan limbah pisang yang mudah busuk 1. Limbah kulit pisang dikumpulkan pada tempat khusus yang terbuka dan terlindung dari sinar matahari langsung dan air hujan. 2 Semprotkan secara merata probiotik tumbuh cair dengan dosis 50 cc probiotik dicampur 1000 cc air bersih untuk 100 kg, bahan baku limbah kulit pisang. 3. Diamkan selama 4 hari untuk proses fermentasi sambil di bolak-balik. 4. Keringkan pada suhu tempemtur 60 C selama 24-30jam. 5. Selanjutnya limbah kulit pisang yang telah kering digiling hingga halus. B. Cara pengolahan limbah yang sulit busuk 1. Tangkai pisang dan daun dipotong dengan ketebalan 1-2 cm. 2 Bahan yang telah dirajang ditempatkan pada tempat khusus yang terbuka dan terlindung dari sinar matahari dan hujan. 3. Semprotkan larutan probiotik dengan dan gula dengan dosis 1 liter/100 kg bahan baku limbah. 4. Diamkan selama 7. hari untuk proses fermentasi. 5. Keringkan padatemperatur 60 C selama 24-30jam. 6. Setelah kering digiling hingga halus. 54 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengurangi pelmasalahan limbah pisang ada beberapa cara yang yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara membuat tempat penampungan sampah pisang, mengolah limbah pisang supaya dapat digunakan sebagai salah satu campuran bahan baku pakan tempk atau sebagai pupuk tanaman. Pada dasamya limbah kulit pisang adalah yang lunak dan mudah busuk, berbeda dengan limbah plastik/limbah industri lainnya. Untuk memudahkan dalam hal pengolahan limbah pisang ini, maka limbah harus dipisahkan antara limbah yang mudah busuk dan yang sulitbusuk. Limbah yangmudah busuk seperti kulit pisang, buah pisang dan rontokan pisang yang busuk. Sedangkan limbah pisang yang sulit busuk seperti tangkai pisang dan dawn pisang pembungkus. Tujuan pemisahan limbah ini berkaitan dengan pemanfaatan limbah pisang yang mudah busuk dapat digunakan sebagai pakan tempk (Soeharinoto dan Hetmanto 1997). Sedangkan limbah pisang yang alot dapat digunakan sebagai pupuk setelah mengalami proses pembusukan. Hasil pengolahan limbah kering dari kulit pisang yang difermentasi dapat menghasilkan bahan baku pakan yang mempunyai gizi yang cukup tinggi untuk pakan tempk (dapat dilihat dari Tabel 1) sedangkan untuk analisa kulit pisang segar sebagai pembanding (dapat dilihat pada Tabel 2). Tabel l. Kandungan gizi limbah kulit pisang dengan proses fermentasi *) Hasil analisa Persentase (%) Hasil analisa Persentase (%) Protein kasar 14,88 Serat kasar 11,43 Lemak 7,0 Ca 0,86 Abu 23,86 P 0,41 ') Analisa dilakukan di Laboratorium Balitnak Ciawi Bogor. Tabel 2. Hasil Analisa Kulit Pisang segar Hasil analisa Persentase (%) Hasil analisa Perentase (%) Protein kasar 6,56 Serat kasar 15,32 I Lemak T 6,7 Abu 11,15 Sumber : Abdurrays Ambar Karto. Balitnak Ciawi Bogor 1995. Sedangkan sebagai pembanding dapat dilihat hasil analisa dedak padi pada Tabel.3, yang menunjukkan Protein Kasar limbah pisang yang difermentasi jauh lebih tinggi dari pada Protein Kasar pada dedak padi. Dari segi nutrisi dan dari segi harga diperkirakan limbah pisang yang difermentasi dapat bersaing dengan dedak padi sehingga dapat menekan biaya pakan tempk tanpa mengurangi kualitas pakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 55
Tabel.3 Hasil analisa dedak padi HasilAnalisa Prosentase (% ) Protein Kasar 12,0 Lemak 12,0 Serat Kasar 5, Sumber : NAS-NRC Nutrient Requirement of Poultry (1984) Dalam : Anggorodi (1995) Sedangkan pemanfaatan hasil limbah alot/tangkai dan daun pisang dapat digunakan untuk pupuk tanaman. Menurut Rukmana Rahmat 1999, limbah tanaman pisang berupa bonggol dapat digunakan untuk sabun dan pupuk kalium. Caranya bonggol pisang diiris-iris tipis kemudian dikeringkan dan dibakar untuk dijadikan abu. NILAI EKONOMIS PENGOLAHAN LIMBAH PISANG Limbah pisang tidak diperjual belikan. Tidak ada pasar yang memperdagangkan limbah pisang sebagai pakan ternak. Atas dasar penelitian pakar nutrisi di Balitnak bahwa Wit pisang segar mengandung komponen nutrisi yang tinggi dan dapat digunakan sebagai pakan ternak, maka dengan menambahkan sedikit teknologi dan biaya maka harga per kilo limbah kulit pisang dapat bersaing dengan harga per kilo dedak padi. Analisa Usaha Limbah Pisang Kebutuhan dana Pembelian limbah kulit pisang 750 kg x Rp 0 = Rp 0,- Transport = Rp40.000,- Tenaga ketja = Rp24.000, Probioti 400 cc x @Rp 40, = Rp 16.000,- Gula'/. kg =Rp 1000,- Pengeringan 750 kg = Rp 35.000,- Penggilingan 165 kg x Rp 100; B9 16.500. Total biaya = Rp 132.500; Biaya bahan bakuper kilogram = Rp 132.500,- :165 kg = Rp 803,030/kg Harga dedak padi pada saat ini adalah Rp 1000,- / Kg, dengan demikian peluang pemanfaatan limbah pisang sebagai sumber pakan ternak sangat terbuka karena biaya produksi per kilo lebih rendah dari harga dedak padi. 56 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
KESIMPULAN Penggunaan limbah pisang fermentasi sebagai pakan ternak mempunyai prospek yang baik karena mempunyai nilai gizi yang tinggi seperti protein kasar 14,88 %, serat kasar 11,43 % clan lemak 7 %. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Entang Suganda selaku manajer Koperasi Pisang Sugita Sejahtera yang telah banyak memberikan informasi yang kami perlukan juga rekanrekan teknisi yang selalu memberikan dukungan moril kepada penulis sehingga penulisan makalah ini selesai. DAFTAR BACAAN Anggorodi,1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal :207. Direktorat Bina Produksi, 1982. Inventarisasi Limbah Pertanian, Ditjen Peternakan Departemen Pertanian. Karto. A.A, 1995. Penggunaan Kulit Pisang Sebagai Pakan Pada Sapi Peranakan Onggol. Balitnak Ciawi. Prosiding, Seminar Nasional Sains clan Teknologi Peternakan. Hal : 126. Rukmana R., 1999. Usaha Tani Pisang,Penerbit Kanisius. Hal : 36. Soebarinoto clan Hermanto, 1997. Kualitas Silase Kulit Pisang Untuk Pakan Ternak Ruminansia. Prosiding Seminar Nasional II INMT 1997. hal : 117. Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian 57