BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Minat dan bakat merupakan dua faktor internal yang sangat erat

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat proses perubahan ke arah yang lebih baik. Prestasi belajar merupakan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

TES PSIKOLOGIS (TES KUDER ) Dra. Hj. SW. Indrawati, M.Pd., Psi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Adam Iqbal Makasuci, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

, 2015 HUBUNGAN PERILAKU ASOSIATIF DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. penanaman nilai-nilai yang baik dan luhur. Menurut UU No. 20 tahun 2003

BAB III METODE PENELITIAN

Company LOGO KONSEP MINAT. Adhyatman Prabowo, M.Psi

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan test dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar mempunyai

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan memiliki peran yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 12 Padang)

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini, dihadapkan pada berbagai sumber masalah.

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN

PENGARUH PERSEPSI SISWA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini, menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

RATIH DEWI PUSPITASARI K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (knowledge and technology big bang), tuntutan

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal. Mulai dari yang sederhana hingga yang paling kompleks. Namun

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PESONA DASAR JURNAL PENDIDIKAN DASAR DAN HUMANIORA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) paripurna, manusia yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

PENGARUH KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MTs KAPETAKAN CIREBON SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

2015 PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA SMK NEGERI DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan dalam Undang-undang (UU) No.12 tahun 2012 Bab I pasal I ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan sekarang ini menghadapkan individu pada situasi yang penuh persaingan. Situasi kehidupan ini selain memberi dampak yang positif tetapi juga memberi dampak yang negatif terhadap kehidupan individu. Adapun dampak positifnya individu menjadi lebih banyak berpikir dan mendorong untuk meningkatkan kualitas diri. Tetapi dampak negatifnya adalah dihadapkan dengan permasalahan yang rumit dan memungkinkan penuh konflik dan muncul stres. Dibutuhkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi pada individu, tentu diantaranya dengan cara menjadikan sumber daya manusia yang lebih baik. Hal pertama yang bisa dilakukan adalah memberikan pendidikan yang berkualitas terhadap setiap individu. Pendidikan merupakan bagian terpenting untuk kehidupan manusia dimasa depan yang lebih baik. Selain itu dalam pendidikan dibutuhkan usaha untuk mengembangkan potensi yang dimiliki individu, sehingga menjadikan individu tersebut bisa membantu dirinya sendiri dalam memilih, mengarahkan serta menentukan keputusan untuk mencapai cita-citanya. Pendidikan yang bermutu dapat dilihat dari pencapaian prestasi belajar yang optimal. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 pendidikan adalah: usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyakat, bangsa dan negara. Dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang direncanakan dan mempunyai tujuan yang ditetapkan. Untuk itu pendidikan yang dilakukan hendaknya mengacu pada tujuan tersebut. Salah satu cara mewujudkan tujuan tesebut adalah dengan meningkatkan prestasi belajar.

Permasalahan terbesar yang dihadapi remaja adalah masalah yang berkaitan dengan prestasi, baik akademis maupun non akademis.(santrock, 2003). Prestasi belajar sebagai salah satu ukuran keberhasilan proses pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik eksternal maupun internal individu.(fahmie, 2003). Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan prestasi belajar salah satunya dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhinya pencapaian prestasi belajar, diantaranya adalah faktor inteligensi dan minat. Spearman (dalam Gregory, 2007:165) mendefinisikan inteligensi a general ability that involves mainly the education of relations correlates. Thorndike (dalam Sobur, 2010:157) menyatakan bahwa intelligence is demonstrable in ability of the individual to make good responses from the stand point of truth or fact. Syah (1997: 57) berpendapat bahwa: inteligensi (kemampuan intelektual) memerankan peranan yang penting, khususnya berpengaruh kuat terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa, maka semakin besar peluangnya untuk berprestasi. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi seorang siswa, maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh prestasi. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat diketahui bahwa inteligensi adalah seluruh wilayah kemampuan yang mencakup semua aspek pada individu yang berperan dalam penyesuaian berpikir terhadap lingkungan serta situasi yang sedang dihadapi. Sehingga dapat diketahui bahwa inteligensi mencakup kemampuan secara umum yang memiliki pengaruh pada prestasi belajar. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian tentang hubungan antara kecerdasan intelektual (IQ) dengan prestasi belajar siswa kelas empat dan lima SDN Jombang menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kecerdasan intelektual (IQ) dengan prestasi belajar siswa (Andriyani, 2009). Selain dipengaruhi oleh inteligensi, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh minat seseorang. Winkel (1983:30) mengemukakan bahwa minat adalah

kecendrungan yang agak menetap untuk merasa tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang-bidang itu. Minat merupakan salah satu aspek psikis tidak hanya berpengaruh pada perbuatan yang dilakukan seseorang tetapi juga perhatian dan tujuan yang diminatinya. Hal ini sejalan dengan penelitian Aritonang (2008) bahwa ada hubungan yang signifikan antara minat dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran olahraga dan kesenian berdasarkan hasil rapot dengan hasil survey. Hal ini menunjukkan bahwa minat dan motivasi belajar besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar. Selanjutnya Slameto mengungkapkan (2010: 24) bahwa: kekuatan dan arah minat, sikap dan motif merupakan komponen penting dalam kepribadian seseorang. Komponen-komponen tersebut akan berpengaruh terhadap kemajuan pendidikan, kecakapan kerja, kemampuan bergaul, serta pola-pola hidup seseorang. Pada saat seorang anak menginjak usia remaja maka dalam perkembangan minatnya sangat dipengaruhi oleh minat pada prestasi dan pekerjaan. Sejalan dengan pendapat Hurlock (1980:220) bahwa: besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan. Kalau remaja mengharapkan pekerjaan yang menuntut tinggi maka pendidikan dianggap sebagai batu loncatan. Biasanya remaja lebih menaruh minat pada pelajaran-pelajaran yang nantinya akan berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya. Dapat dipahami bahwa pada saat siswa mempunyai minat terhadap pekerjaan tertentu maka siswa tersebut akan mempunyai minat terhadap pelajaran yang berkaitan dengan pekerjaan yang diharapkannya. Pendapat diatas menunjukkan bahwa antara inteligensi dan minat saling mendukung untuk mencapai prestasi. Sejalan dengan pendapat Anastasi (2007:426) bahwa minat dan sikap mempengaruhi prestasi pendidikan dan pekerjaan. Sehingga menempatkan siswa pada jurusan tertentu secara tepat berarti memberikan peluang kepada siswa untuk dapat berhasil pada masa yang akan

datang. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 12 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, bahwa peserta didik mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Untuk itu perlu suatu upaya untuk dapat memahami potensi siswa sehingga dalam pembelajaran penjurusan sesuai dengan inteleginsi (kemampuan) dan minat siswa. Inteligensi dan minat dapat diungkap melalui analisis terhadap hasil pengukuran psikologis. Tes psikologis merupakan tes yang digunakan untuk mengukur aspek-aspek psikologis individu. Hasil tes psikologis dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan dalam bidang pendidikan. Menurut Anastasi (2007: 3) fungsi tes psikologis secara tradisional adalah untuk mengukur perbedaan-perbedaan antara individu atau perbedaan reaksi individu yang sama terhadap situasi yang berbeda. Pengukuran psikologis dalam aspek Inteligensi dan minat dapat menggunakan Tes inteligensi (APM) dan Skala Minat Pekerjaan (SMP) yang ada di Laboratorium Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (LPPB FIP UPI) Bandung. Skala Minat Pekerjaan merupakan salah satu tes psikologi yang dikembangkan oleh LPPB FIP UPI Bandung yang digunakan untuk mengukur minat siswa. Tes ini adaptasi dari Kuder Preference Record-Vocational (KPR-V), yang mengungkap minat terhadap sepuluh kelompok bidang pekerjaan yaitu: Out door, Mechanical, Computational, Scientific, Persuasive, Artistic, Literary, Musical, Clerical, dan Social servise. Menurut Anastasi (2007: 3) tes psikologis mulai berkembang karena adanya kebutuhan penilaian yang muncul dari dunia pendidikan. Berbagai penggunaan tes psikologis diantaranya mengklasifikasikan anak, indentifikasi anak yang cepat dan lamban, konseling pendidikan dan pekerjaan, serta untuk kebutuhan seleksi. Hasil pengukuran Inteligensi dan minat dengan data prestasi siswa dapat dijadikan sebagai prediktor terhadap prestasi belajar siswa dimasa yang akan datang, sebagaimana yang diungkapkan oleh Pudjiono (1982: 41) bahwa:

...dengan mengukur variabel kapasitas intelektual dan lain-lain dengan alat ukur yang memenuhi persyaratan reliabilitas, validitas, serta diadministrasikan secara cermat, dan memberi angka (skor) dilakukan dengan objektif, maka hasil pengukuran variabel tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan memprediksi keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat diketahui apabila pengukuran Inteligensi dan minat dilakukan dengan menggunakan tes yang telah memenuhi standar tertentu maka hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan sebagai prediktor terhadap prestasi belajar siswa. Salah satu syarat tes psikologis yang dapat digunakan adalah memiliki validitas yang tinggi. Adapun dalam penelitian ini yang akan diuji adalah validitas prediktif yang merupakan salah satu bentuk validitas. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Surapranata, 2009: 54). Gregory (2007:125) mengemukakan in a predictive validation study, test score are used to estimate outcome measures obtained at a later date. Pemaparan diatas menjelaskan bahwa mengukur validitas prediktif dapat digunakan untuk memprediksi kemampuan pada masa yang akan datang dan hasil tes dapat dipergunakan untuk memperkirakan keberhasilan dikemudian hari sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan pemaparan diatas jelas menunjukkan pentingnya dilakukan studi dan kajian tentang validitas prediktif terhadap tes psikologis. Untuk itu perlu diadakan penelitian tentang validitas prediktif skor APM, Skala Minat Pekerjaan terhadap prestasi belajar siswa. Pada akhirnya dapat melihat apakah tes inteligensi (APM) dan minat dapat digunakan sebagai dasar dalam memprediksi prestasi belajar siswa. B. Indentifikasi dan Rumusan Penelitian 1. Indentifikasi Masalah

Prestasi belajar merupakan hasil kerja yang keadaannya sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagaimana yang dikemukakan Slameto (2010), Syah (2013), Sobur (2010), ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yaitu: Faktor ekstern (yang berasal dari luar diri siswa) dan intern (dari dalam diri siwa). Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu seperti lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, sedangan faktor intern yaitu tiga tahap bagian yaitu faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani), faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh) dan faktor psikologis (Inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, keterampilan dan kesiapan belajar). Berdasarkan faktor-faktor diatas dapat diketahui bahwa semuanya akan berdampak pada prestasi belajar, namun ada beberapa faktor yang akan mendominasi pada setiap individu. Inteligensi dan minat mempengaruhi prestasi belajar sehingga Inteligensi dan minatpun mampu memprediksi prestasi belajar. Inteligensi dan minat individu dapat diukur melalui tes yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Sehingga tes yang dipakai harus mampu memberi peluang berhasil. Kemampuan instrumen tes Inteligensi dan minat dapat dilakukan dengan menguji validitas prediktif. Untuk itu penting dilakukan penelitian validitas prediktif yang dapat dijadikan landasan kuat untuk pengambilan keputusan. 2. Rumusan Penelitian Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, namun yang akan dibahas adalah inteligensi dan minat. Rumusan pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut: a. Apakah skor APM memiliki validitas prediktif terhadap prestasi belajar siswa pada setiap mata pelajaran? b. Apakah skor APM memiliki validitas prediktif terhadap rata-rata prestasi belajar siswa?

c. Apakah skor Skala Minat Pekerjaan memiliki validitas prediktif terhadap prestasi belajar siswa pada setiap mata pelajaran? d. Apakah skor Skala Minat Pekerjaan memiliki validitas prediktif terhadap rata-rata prestasi belajar siswa? e. Apakah skor APM dan skor Skala Minat Pekerjaan memiliki validitas prediktif terhadap prestasi belajar siswa pada setiap mata pelajaran? f. Apakah skor APM dan skor Skala Minat Pekerjaan memiliki validitas prediktif terhadap rata-rata prestasi belajar siswa C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan secara umum penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas prediktif skor Inteligensi dan minat yang diperoleh dari hasil tes APM dan Skala Minat Pekerjaan terhadap prestasi belajar siswa. Secara lebih rinci penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mendeskripsikan validitas prediktif skor Tes APM terhadap prestasi belajar siswa pada setiap mata pelajaran 2. Untuk mendeskripsikan validitas prediktif skor Tes APM terhadap rata-rata prestasi belajar siswa 3. Untuk mendeskripsikan validitas prediktif skor Skala Minat Pekerjaan terhadap prestasi belajar siswa pada setiap mata pelajaran 4. Untuk mendeskripsikan validitas prediktif skor Skala Minat Pekerjaan terhadap rata-rata prestasi belajar siswa 5. Untuk mendeskripsikan validitas prediktif skor Tes APM dan skor Skala Minat Pekerjaan terhadap prestasi belajar siswa pada setiap mata pelajaran 6. Untuk mendeskripsikan validitas prediktif skor Tes APM dan skor Skala Minat Pekerjaan terhadap rata-rata prestasi belajar siswa

D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Bagi Laboratorium Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP, UPI (LPPB FIP UPI) Bandung, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai validitas prediktif skor Tes APM dan Tes SMP terhadap prestasi belajar siswa. 2. Bagi guru bimbingan dan konseling dapat dijadikan landasan untuk membuat program dalam membantu siswa untuk mengembangkan dan mengoptimalkan Inteligensi serta minatnya untuk dapat mencapai prestasi belajar yang optimal 3. Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini bisa dijadikan dasar untuk melakukan penelitian berikutnya yang lebih rinci dan luas. Sehingga hasil tes psikologis dapat memberi kontribusi yang lebih bermakna terhadap pendidikan. E. Pernyataan Penelitian Dari asumsi yang terpapar diatas, maka dirumuskan pernyataan penelitian sebagai berikut. 1. Skor APM (Inteligensi) memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar siswa 2. Skor SMP (minat) memiliki hubungan yang positif dengan prestasi belajar siswa 3. Skor APM (Inteligensi) dan Skor SMP (minat) mempunyai hubungan yang positif dengan prestasi belajar siswa F. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, pernyataan penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Kajian Teori, yang meliputi landasan teoritis teori asesmen Inteligensi dan minat,instrumen pengungkap Inteligensi dan minat, validitas APM dan Skala Minat Pekerjaan dan Penelitian Terdahulu Bab III Metode Penelitian meliputi, Populasi dan sampel penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis data Bab IV Hasil dan pembahasan penelitian meliputi validitas prediktif skor APM dan Skala Minat Pekerjaan terhadap prestasi belajar. Bab V Simpulan dan saran meliputi simpulan dari semua hasil penelitian dan implikasi hasil penelitian untuk berbagai pihak