BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.

BAB I PENDAHULUAN. negara menjadi lebih baik. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas.

ANALISIS KOMPETENSI GURU GEOGRAFI DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) DI SMA NEGERI KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan efektif apabila satuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah kota Malang mengharapkan supaya semua pegawai negeri tak

Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tugas dan Kompetensi Guru. 1. Pengertian Guru. Menurut UU No.14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1, guru adalah pendidik

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI: B. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd.

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel :

Tarakan, 15 November 2016 Kepada Yth. Seluruh PNS : 1. Fungsional Guru 2. Fungsional Pamong Belajar 3. Fungsional Penilik 4. Fungsional Pengawas

BAB I PENDAHULUAN. muda penerus bangsa untuk membangun negeri ini. menjalankan profesinya. Tidak hanya dalam mengajar kepada siswa didik, tetapi

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA JURNAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Pengertian, Prinsip, dan Karakteristik PTK) Oleh: Dwi Rahdiyanta *)

448 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009)

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan pada saat ini. Bukan karena adanya peningkatan melainkan

PROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan)

PEMENUHAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BAGI GURU SDN DAN SDN KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK KABUPATEN KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. tantangan menuju profesionalisme. Oleh Rahmatiah

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU

Ibm bagi Guru Sekolah Dasar untuk Peningkatan Karya Tulis Ilmiah di Kelurahan Sedatigede Kabupaten Sidoarjo

Keterkaitan PUBLIKASI ILMIAH Dengan PKB

PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PENGEMBANGAN PROFESI GURU BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN BANTUL

DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

2016, No Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

Artikel Jurnal. Oleh : Diaz Wiryawan NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

DRAFT JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja sebagai institusi yang. masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan karyawan yang memiliki

Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru SMP Negeri 7 Kota Sukabumi Melalui Pendampingan Penyusunan Karya Ilmiah

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DILEMA ATAU TANTANGAN. Oleh Rahmatiah

STRATEGI PENCAPAIAN ANGKA KREDIT WIDYAISWARA

2016, No Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494), 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabat

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Keterkaitannya dengan PUBLIKASI ILMIAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

LAPORAN AKHIR IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU)

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

Dr. Ali Mustadi, S. Pd, M. Pd

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di aparat pemerintahan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor

KENAIKAN JABATAN/PANGKAT GURU. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Banyumas 2017

2 Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 2. Peraturan Menteri Pendayagunaa

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 46 TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU SMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS GURU

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. aktifitas sehari harinya. Kesehatan yang dimiliki seseorang tidak hanya ditinjau dari

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

2017, No Analis Kebijakan melalui Penyesuaian/Inpassing; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GURU BK MELALUI PENILAIAN KINERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Siti Fitriana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hanya diperoleh dari guru yang profesional dan sekolah berkualitas.

SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA PENYAMPAIAN SURAT KEPUTUSAN KENAIKAN PANGKAT UNTUK GOLONGAN


MENUJU ASN YANG PROFESIONAL BERBASIS SISTEM MERIT MELALUI PENGUATAN JABATAN FUNGSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus

STUDI KOMPARASI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA SMP NEGERI DI BALIKPAPAN DITINJAU BERDASARKAN GOLONGAN KEPANGKATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

MAKSIMALISASI PENCAPAIAN NILAI PKB GURU MELALUI IMPLEMENTASI BIAS KARYA GURU. YUYUS ROBENTIEN MTsN Malang I

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/P/2010 TENTANG

PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ONLINE (KTI ONLINE) TAHUN 2009 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru harus memiliki kompetensi kompetensi tertentu agar mampu mendidik anak didiknya dengan baik. Menurut UU No.14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1, kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut guru sebagai seorang pendidik untuk terus-menerus mengembangkan dirinya agar wawasannya menjadi luas sehingga dapat mengikuti perubahan dan perkembangan profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Guru perlu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan dan pengajaran, terutama hal-hal yang menyangkut pelaksanaan tugas-tugas pokoknya di sekolah. Sebagai sosok yang memegang peranan penting dalam upaya mencerdaskan bangsa tentunya banyak kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu, penghargaan dan kesejahteraan bagi guru dengan harapan mereka akan lebih mampu bekerja sebagai tenaga profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik. Salah satunya adalah melalui kegiatan menulis karya tulis ilmiah. Guru dapat menunjukkkan bahwa dirinya adalah seorang guru yang profesional dengan 1

menulis karya tulis ilmiah, karena salah satu indikator guru profesional adalah dapat menulis karya tulis ilmiah. Tugas guru adalah menyampaikan ilmu. Ilmu yang disampaikan oleh guru akan lebih bermanfaat apabila penyampaiannya juga dilakukan melaui karya tulis ilmiah karena tidak hanya dapat dinikmati oleh anak didiknya, namun juga oleh masyarakat luas. Guru juga dapat mengangkat persoalan yang muncul dalam praktik pendidikan serta mencari solusi untuk memecahkannya melalui karya tulis ilmiah. Permasalahan dan solusi yang dituangkan guru dalam karya tulis ilmiah tersebut dapat lebih dipertanggungjawabkan oleh guru karena guru sendiri yang mengalami persoalan tersebut. Hal tersebut sangat berbeda bila dibandingkan dengan pihak luar yang mengangkat permasalahan yang ada dalam lingkungan pendidikan berdasarkan pemahaman secara parsial saja, sehingga terkadang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Menulis karya tulis ilmiah merupakan sarana melatih berpikir logis, sistematis, argumentatif, penggunaan bahasa dan lain sebagainya. Semua kemampuan yang mendukung dalam kegiatan menulis karya tulis ilmiah tersebut sangat mendukung profesi guru, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam berdiskusi dan memecahkan suatu masalah. Menulis karya tulis ilmiah selain sebagai upaya untuk mengembangkan profesi guru juga sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan guru melalui sistem pemberian angka kredit sesuai dengan jenis karya tulis ilmiah yang ditulis oleh guru. Ada beberapa jenis karya ilmiah yang dapat ditulis 2

oleh guru sebagai sarana pengembangan profesinya seperti laporan hasil penelitian, makalah berupa tinjauan ilmiah, tulisan ilmiah populer, artikel ilmiah, buku pelajaran dan sebagainya. Semua jenis karya ilmiah tersebut merupakan sarana bagi guru untuk mengembangkan profesinya sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraannya. Hal tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) No. 16 Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya bahwa salah satu kegiatan pengembangan profesi adalah publikasi ilmiah. Publikasi Ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat. Menurut Suharsimi Arikunto, Suhardjono & Supardi, (2009: 44), melalui sistem angka kredit tersebut diharapkan dapat diberikan penghargaan secara lebih adil dan lebih profesional terhadap pangkat guru yang merupakan pengakuan profesi dan kemudian akan meningkatkan tingkat kesejahteraannya. Angka kredit tersebut dapat digunakan untuk kenaikan pangkat/ golongan bagi guru. Kenaikan pangkat/ golongan memang tidak hanya ditentukan oleh angka kredit dari unsur kegiatan pengembangan profesi, namun juga dari unsur lainnya. Berdasarkan peraturan yang lama yaitu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84 Tahun 1993 tanggal 23 Desember 1993, hanya untuk kenaikan pangkat/ jabatan Pembina dan golongan ruang IV/a ke atas yang mensyaratkan adanya angka kredit yang harus diperoleh melalui kegiatan penulisan karya tulis ilmiah, sedangkan 3

peraturan terbaru mengenai syarat kenaikan pangkat/ golongan yaitu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) No. 16 Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya menyebutkan bahwa tidak hanya kenaikan pangkat pembina golongan ruang IV/a ke atas yang mensyaratkan angka kredit dari unsur publikasi ilmiah ataupun dari karya inovatif, namun juga kenaikan pangkat guru Penata Muda golongan ruang III/b ke pangkat/ golongan ruang yang lebih tinggi. Hal tersebut bertujuan untuk lebih memotivasi guru untuk meningkatkan produktifitasnya dalam menulis sejak dini. Saat ini budaya menulis karya tulis ilmiah di kalangan guru masih rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dr.Sugijanto, Kepala Pusat Perbukuan Depdiknas dalam Nugroho (2010) bahwa guru yang bisa menulis tidak lebih dari 1%. Indikatornya adalah peserta yang mengikuti lomba menulis buku di Pusat Perbukuan pada tahun 2009 hanya 818 peserta, padahal jumlah guru di Indonesia berjumlah kurang lebih 2,7 juta guru. Pemerintah dalam hal ini sudah berusaha memotivasi guru untuk menulis melalui pemberian angka kredit sebagai syarat kenaikan pangkat/ golongan, namun ternyata hal tersebut tidak cukup memotivasi guru untuk menulis. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya guru yang kenaikan pangkatnya terhenti pada pangkat pembina dan golongan IV/a. Menurut data Dirjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional tahun 2009, jumlah guru yang berada di golongan IV/a sebanyak 569.611 guru, sedangkan yang berada di golongan 4

IV/b ke atas jumlahnya tidak lebih dari 1000 guru. Dari hal tersebut dapat terlihat perbedaan yang mencolok antara jumlah guru golongan IV/a dan IV/b ke atas. Hal tersebut juga terjadi pada guru guru SD di wilayah Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas. Guru guru yang bertugas di Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas seluruhnya tersebar di 3 gugus, yaitu gugus I, gugus II dan gugus III. Gugus I terdiri dari 10 SD, gugus II terdiri dari 10 SD dan gugus III terdiri dari 9 SD. Jumlah guru secara keseluruhan 303 guru. Berdasarkan data yang diterima oleh peneliti, pangkat/ golongan tertinggi dari guru tersebut adalah guru Pembina golongan IV/a dan tidak ada guru yang memiliki pangkat di atas guru Pembina golongan IV/a. Menurut data yang diterima peneliti, sebagian besar guru SD di Kecamatan Kebasen sudah bergelar sarjana, sehingga setidaknya mereka pernah membuat suatu karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar tersebut. Saat mereka sudah terjun langsung untuk mengajar, produktivitas mereka dalam menulis sangat kurang. Hal tersebut dapat terlihat dari terhentinya kenaikan pangkat dan golongan guru SD di Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas pada pangkat pembina golongan IV/a karena mereka mengalami hambatan dalam menulis karya tulis ilmiah. Hal ini sesuai dengan pernyataan N, salah seorang guru di Kecamatan Kebasen yang bergolongan IV/a, yang mengatakan bahwa dirinya merasa enggan mengajukan kenaikan pangkat ke golongan IV/b karena adanya syarat menulis karya tulis ilmiah. Oleh karena itu beliau memilih tetap berada di golongan IV/a. Dengan kata lain kenaikan 5

golongan dari golongan IV/a ke golongan IV/b tidak cukup memotivasi beliau untuk menulis. Hal ini diperkuat dengan pernyataan WW, salah seorang kepala SD yang menyatakan bahwa rekan-rekannya sangat sulit untuk diajak menulis karya tulis ilmiah. Adanya peraturan terbaru yang akan diberlakukan secara efektif pada tahun 2013 memungkinkan terhentinya kenaikan golongan guru berpindah pada golongan III/b. Menulis karya tulis ilmiah memang tidak semata mata digunakan untuk memperoleh angka kredit namun lebih ditekankan pada upaya pengembangan profesi guru. Rendahnya produktifitas guru dalam menulis karya tulis ilmiah juga akan berdampak bagi profesionalitas guru SD di Kecamatan Kebasen. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa salah satu indikator guru yang profesional adalah dapat menulis karya tulis ilmiah dalam bidang pendidikan sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan profesinya. Rendahnya profesi guru akan berakibat pada penurunan mutu guru dalam mengajar. Guru yang tidak profesional tidak akan dapat berinovasi dalam pembelajaran sehingga mengakibatkan proses belajar mengajar menjadi monoton dan tidak berkembang seperti yang diharapkan. Rendahnya produktivitas guru dalam menulis karya tulis ilmiah tentunya dikarenakan adanya hambatan bagi guru SD di Kecamatan Kebasen dalam menulis karya tulis ilmiah. Selain karena faktor budaya menulis yang masih rendah di kalangan guru SD, terdapat faktor lain yang dapat menghambat guru dalam menulis karya tulis ilmiah yang perlu untuk diidentifikasi. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk 6

meneliti mengapa produktivitas guru SD dalam menulis karya tulis ilmiah rendah dan apa saja hal-hal yang menjadi hambatan bagi guru SD di Kecamatan Kebasen dalam menulis karya tulis ilmiah, dengan harapan dapat ditemukan solusi bagi para guru tersebut agar produktivitas guru dalam menulis dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, peneliti mengajukan penelitian dengan judul: Hambatan Bagi Guru Sekolah Dasar dalam Menulis Karya Tulis Ilmiah di Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas. B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Produktivitas guru SD dalam menulis karya tulis ilmiah masih rendah. 2. Kemampuan menulis guru SD yang merupakan salah satu indikator guru profesional masih rendah. 3. Adanya hambatan bagi guru SD dalam menulis karya tulis ilmiah sebagai salah satu upaya pengembangan profesi. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan, peneliti menentukan batasan masalah agar peneliti dapat lebih fokus dalam penelitian yaitu: 1. Produktivitas guru SD dalam menulis karya tulis ilmiah masih rendah 2. Adanya hambatan bagi guru SD dalam menulis karya tulis ilmiah sebagai salah satu upaya pengembangan profesi. 7

D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Mengapa di tengah tuntutan profesionalisme guru, produktifitas guru SD dalam menulis karya tulis ilmiah rendah? 2. Hambatan apa sajakah yang menyebabkan rendahnya produktifitas guru SD dalam menulis karya tulis ilmiah? E. Tujuan Penelitian Sesuai rumusan masalah di atas maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui dan menganalisis penyebab rendahnya pruduktifitas guru SD dalam menulis karya tulis ilmiah. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi hambatan bagi guru SD dalam menulis karya tulis ilmiah F. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di sekolah dasar di wilayah Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas ini memiliki beberapa manfaat antara lain: 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Unit Pendidikan Kecamatan Kebasen Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk mengetahui apa sajakah hambatan guru SD dalam menulis karya tulis ilmiah di Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas. 8

b. Bagi kalangan ilmiah Penelitian ini sebagai alat untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai dasar bagi penelitian selanjutnya. c. Bagi peneliti Penelitian ini sebagai sarana menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan serta mengetahui secara langsung apa saja hambatan guru SD dalam menulis karya tulis ilmiah sebagai sarana untuk mengembangkan profesinya. 2. Manfaat Praktis Bagi Guru Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru untuk memaksimalkan dirinya dalam mengembangkan profesinya khususnya dalam menulis karya tulis ilmiah. 9