PENGARUH FLY ASH PADA KUAT TEKAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN EXPANDED POLYSTYRENE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL PASIR (INFLUENCE OF FLY ASH ON COMPRESSIVE STRENGTH MIX DESIGN CONCRETE USING EXPANDED POLYSTYRENE AS PARTIAL SUBSTITUTION OF SAND) Gunaedi 1 dan Irpan Hidayat 2 1 Universitas Bina Nusantara, Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Jakarta Barat 11480, (021) 53696969 E-mail: gunniez257@gmail.com 2 Dosen Departemen Teknik Sipil, Universitas Bina Nusantara, Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Jakarta Barat 11480, (021) 53696969 E-mail: hidayat_irpan@yahoo.com Abstract Concrete mixtures using (expanded polystyrene) can reduce the density of the concrete, but cause cavities in the concrete so that compressive strength decreases. To fill the cavity can use fly ash as a filler which increases the compressive strength and density of concrete, but concrete compressive strength decreased in the fly ash content of 17,5%. The Objective of this research to determine the influence of fly ash on compressive strength mix design concrete using expanded polystyrene () as partial substitution of sand. Concrete mix design method used is SNI 03-2834-2000. Percentage of is used as partial substitution of sand of 0%, 10%, 20%, 30% from fine aggregate weight. Percentage of fly ash is used as filler of 0%, 7,5%, 10%, 12,5%, 15%, 17,5% from cement weight. The highest value of compressive strength is 0% concrete with 15% fly ash which has compressive strength of 25,86 MPa and density of 2237,95 kg/m 3. Compressive strength and density of optimum concrete based on the highest compressive strength and the smallest density is 30% concrete with 15% fly ash which has compressive strength of 16,04 MPa and density of 2049,85 kg/m 3. Key Words : Concrete, expanded polystyrene, fly ash Abstrak Campuran beton menggunakan (expanded polystyrene) dapat menurunkan berat jenis dari beton, tapi menimbulkan rongga pada beton sehingga kuat tekannya menurun. Untuk mengisi rongga tersebut dapat menggunakan fly ash sebagai filler yang meningkatkan kuat tekan dan berat jenis beton, tapi kuat tekan beton mengalami penurunan pada kadar fly ash 17,5%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh fly ash pada kuat tekan campuran beton menggunakan expanded polystyrene () sebagai substitusi parsial pasir. Metode perancangan campuran beton yang digunakan yaitu SNI 03-2834-2000. Persentase yang digunakan sebagai
substitusi parsial pasir sebesar 0%, 10%, 20%, 30% dari berat agregat halus. Persentase fly ash yang digunakan sebagai filler sebesar 0%, 7,5%, 10%, 12,5%, 15%, 17,5% dari berat semen. Nilai kuat tekan tertinggi yaitu beton 0% dengan fly ash 15% yang memiliki hasil kuat tekan 25,86 MPa dan berat jenis 2237,95 kg/m 3. Kuat tekan dan berat jenis beton optimum berdasarkan kuat tekan tertinggi dan berat jenis terkecil yaitu beton 30% dengan fly ash 15% yang memiliki hasil kuat tekan 16,04 MPa dan berat jenis 2049,85 kg/m 3. Kata kunci : Beton, expanded polystyrene, fly ash PENDAHULUAN Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam teknologi bahan konstruksi. Beton merupakan campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa padat (SNI 03-2847-2002, pasal 3.12, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung). Beton memiliki keunggulan pada kuat tekan yang baik sehingga beton digunakan sebagai pembentuk struktur utama konstruksi dan peningkatan kualitas beton akan terus-menerus dilakukan dalam berbagai penelitian. Selain kekuatan, berat jenis beton juga mempengaruhi suatu konstruksi. Untuk mengurangi berat total dari suatu konstruksi dan beban yang disalurkan ke pondasi dapat menggunakan material ringan sebagai bahan campuran beton yang digunakan dalam struktur. Berat jenis beton normal antara 2200-2500 kg/m 3 yang dibuat menggunakan agregat alam pecah atau tidak pecah, sedangkan berat jenis beton ringan di bawah 1900 kg/m 3 (SNI 03-2847-2002, pasal 3.14 dan 3.18, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung). Berat jenis beton yang besar mempengaruhi ukuran atau dimensi dari struktur beton sehingga hal ini mengakibatkan biaya konstruksi yang mahal juga. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian jenis material ringan yang sesuai untuk beton. Salah satu material alternatif untuk mengurangi berat beton dengan menggunakan expanded polystyrene atau biasa disebut styrofoam. Butiran expandend polystyrene () memiliki berat jenis 16-27 kg/m 3 dimana saat dicampur dengan beton akan menghasilkan berat jenis beton antara 1700-2000 kg/m 3 (Zaher Kuhail, 2001, Polystyrene Lightweight Concrete (Polyconcrete)). Penggunaan pada campuran beton akan menurunkan kekuatan beton karena permukaan yang licin menyebabkan pasta semen sulit mengikat butiran dengan agregat sehingga menimbulkan rongga udara dalam beton. Rongga tersebut harus diisi dengan filler atau bahan pengisi berupa material halus seperti abu terbang (fly ash). Fly ash merupakan abu sisa pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik yang memiliki butir yang sangat halus. Penambahan fly ash pada campuran beton bersifat pozzolan, sehingga dapat menjadi filler yang baik untuk beton. Pemakaian dapat menurunkan berat jenis beton dan fly ash mempengaruhi kekuatan beton sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana hasil campuran beton yang dihasilkan. Berat jenis beton yang lebih rendah akan membuat beban struktur menjadi lebih ringan. Penggunaan akan mengurangi berat jenis beton, oleh sebab itu perlu diketahui seberapa besar penurunan berat jenis beton bila menggunakan sebagai substitusi parsial pasir. Permukaan yang licin menyebabkan pasta semen sulit mengikat butiran dengan agregrat sehingga menimbulkan rongga yang menyebabkan kuat tekan beton menjadi berkurang. Besarnya penurunan kuat tekan yang terjadi antara beton normal dengan beton akan dianalisa dan dihitung dalam penelitian ini. Selain itu digunakan pula fly ash untuk mengisi rongga dalam campuran beton. Pengaruh fly ash pada kuat tekan beton akan dianalisa apakah dapat meningkatkan kuat tekan beton atau sebaliknya menurunkan kuat tekan beton. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh fly ash pada kuat tekan campuran beton menggunakan expanded polystyrene () sebagai substitusi parsial pasir. Manfaat penelitian ini adalah hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan bermanfaat untuk pengembangan beton menggunakan expanded polystyrene () dan fly ash. METODE PENELITIAN Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat dalam referensi-referensi tentang beton dan filler fly ash. Penggunaan pada campuran beton dapat menurukan berat jenis dan kekuatan dari beton. Untuk meningkatkan kekuatan beton dapat menggunakan fly ash sebagai bahan
tambah dalam campuran beton. Berdasarkan referensi-referensi yang didapatkan dari studi literatur maupun dari jurnal, maka diidentifikasi permasalahan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Setelah identifikasi masalah, mulai mengumpulkan referensi baik berupa jurnal, laporan skripsi, artikel, buku, website atau blog dari internet, dan sebagainya tentang beton atau biasa disebut styrocon dan fly ash yang nantinya akan digunakan dalam penelitian. Selain itu, digunakan juga peraturan atau standar untuk penelitian seperti SNI 03-2834-2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal dan SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan komposisi optimum campuran beton dengan fly ash berdasarkan nilai kuat tekan benda uji. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Semen Portland Semen portland yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen portland tipe I merek Tiga Roda. b. Agregat Kasar Agregat kasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah batu pecah berukuran maksimum 40 mm. Agregat tersebut lolos saringan 76 mm (3") dan tertahan pada saringan 4,76 mm (no. 4). c. Agregat Halus Agregat halus yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir alam yang lolos saringan 4,76 mm (no. 4). d. Air Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air bersih dari Laboratorium Beton Jurusan Teknik Sipil Binus University. e. / styrofoam yang digunakan dalam penelitian ini adalah baru berdiameter 1-2 mm dan berat jenis 16-27 kg/m 3. f. Fly Fly ash yang digunakan adalah fly ash tipe F yang berasal dari sisa pembakaran batubara pada PLTU. Teknik pengambilan sampel beton dengan cara setiap komposisi campuran beton dibagi menjadi 3 buah yang akan diuji pada umur beton 28 hari. Jumlah benda uji atau sampel sebanyak 72 buah. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm dengan kuat tekan beton yang dinyatakan dalam satuan MPa (SNI 03-2847-2002, pasal 3.33, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung). Langkah-langkah pembuatan benda uji sebagai berikut: a. Bahan-bahan dan peralatan disiapkan. Lakukan pembersihan cetakan silinder dan pelapisan dinding dalam silinder dengan oli agar cetakan beton dapat mudah dilepaskan. b. Timbang bahan campuran beton yang telah ditentukan sesuai komposisi yang telah dihitung. c. Setelah bahan campuran beton ditimbang, lakukan pengadukan beton menjadi beton segar. d. Lakukan pengujian nilai slump beton sebelum melakukan pencetakan beton. e. Selanjutnya masukan adukan beton segar ke dalam cetakan beton secara bertahap, yaitu setiap 1/3 lapisan dari cetakan silinder. f. Setiap lapisan dipadatkan dengan cara dirojok sebanyak 25 kali dengan menggunakan rod (besi perojok). g. Setelah tiap lapisan selesai dirojok sampai cetakan terisi penuh adukan beton, permukaan adukan beton diratakan dengan besi perojok. h. Benda uji kemudian didiamkan selama 24 jam sampai benda uji telah padat dan keras. i. Setelah 24 jam cetakan beton dapat dibuka untuk kemudian dilakukan proses perawatan. Proses perawatan benda dengan cara merendam benda uji dalam bak air. Teknik pengumpulan data dalam penelitian dengan cara mengumpulkan atau mencatat data nilai kuat tekan dan berat jenis benda uji pada umur 28 hari. Pengujian beton dilakukan untuk mengetahui kuat tekan dan berat jenis beton yang menggunakan atau styrofoam sebagai substitusi parsial pasir dengan persentase 0%, 10%, 20%, 30% dari berat agregat halus, dan fly ash sebagai filler campuran beton dengan persentase 0%, 7,5%, 10%, 12,5%, 17,5% dari berat semen.
HASIL DAN BAHASAN Hasil komposisi campuran beton tiap variabel dapat dilihat sesuai dengan tabel 1 untuk komposisi tiap 3 benda uji silinder dan tabel 2 untuk komposisi tiap m 3. Parameter 0%, Fly 10%, Fly 20%, Fly 30% + Fly No. Tabel 1 Komposisi Campuran Beton Tiap 3 Benda Uji Silinder Kadar Agregat Agregat Kadar Agregat Nama Fly Halus Halus Kasar Sampel Awal Akhir Semen Air (%) (%) (kg) (kg) (kg) (kg) (lt) (gr) (kg) 1 I 0 18,52 8,03 8,03 2,53 - - 2 V 7,5% 17,63 7,97 7,97 3,48-0,42 3 VI 10% 17,53 8,16 8,16 3,39-0,57 0% 4 VII 12,5% 17,83 8,14 8,14 3,11-0,71 5 VIII 15% 17,83 8,14 8,14 3,11-0,85 6 IX 17,5% 17,66 8,22 8,22 3,21-0,99 7 II 0% 18,15 8,74 7,86 2,20 10,62-8 X 7,5% 18,45 8,22 7,40 2,41 9,90 0,42 9 XI 10% 18,45 8,18 7,36 2,45 9,94 0,57 10% 10 XII 12,5% 18,45 8,18 7,36 2,45 9,94 0,71 11 XIII 15% 18,45 8,20 7,38 2,43 9,96 0,85 12 XIV 17,5% 18,38 8,22 7,40 2,47 10,00 0,99 5,66 13 III 0% 18,13 8,54 6,83 2,41 20,76-14 XV 7,5% 18,38 8,22 6,58 2,47 19,99 0,42 15 XVI 20% 10% 18,17 8,20 6,56 2,71 19,94 0,57 16 XVII 12,5% 18,31 8,29 6,64 2,47 20,17 0,71 17 XVIII 15% 18,31 8,29 6,64 2,47 20,17 0,85 18 XIX 17,5% 18,47 8,13 6,50 2,47 19,76 0,99 19 IV 0% 17,92 8,31 5,82 2,85 30,31-20 XX 7,5% 18,47 8,13 5,69 2,47 29,65 0,42 21 XXI 10% 18,52 8,11 5,67 2,45 29,56 0,57 30% 22 XXII 12,5% 18,52 8,11 5,67 2,45 29,56 0,71 23 XXIII 15% 18,55 7,97 5,58 2,56 29,05 0,85 24 XXIV 17,5% 18,55 7,97 5,58 2,56 29,05 0,99 Fly Parameter No. 0%, Fly Nama Sampel Tabel 2 Komposisi Campuran Beton Tiap m 3 Kadar Agregat Agregat Kadar Agregat Fly Halus Halus Kasar Awal Akhir Semen Air (%) (%) (kg/m 3 ) (kg/m 3 ) (kg/m 3 ) (kg/m 3 ) (lt/m 3 ) (kg/m 3 ) (kg/m 3 ) 1 I 0 1164,92 505,29 505,29 159,01 - - 2 V 7,5% 1109,11 501,18 501,18 218,94-26,68 3 VI 10% 1102,98 513,21 5123,21 213,04-35,58 0% 355,77 4 VII 12,5% 1121,81 511,79 511,79 195,63-44,47 5 VIII 15% 1121,81 511,79 511,79 195,63-53,37 6 IX 17,5% 1110,69 516,88 516,88 201,65-62,26 Fly
10%, Fly 20%, Fly 30%, Fly 7 II 0% 1141,55 549,55 494,59 138,13 2,00-8 X 7,5% 1160,61 516,91 465,22 151,70 1,89 26,68 9 XI 10% 1160,61 514,67 463,20 153,95 1,88 35,58 10% 10 XII 12,5% 1160,61 514,67 463,20 153,95 1,88 44,47 11 XIII 15% 1160,61 515,69 464,12 152,93 1,88 53,37 12 XIV 17,5% 1156,53 517,32 465,59 155,38 1,89 62,26 13 III 0% 1140,65 537,27 429,82 151,31 3,92-14 XV 7,5% 1156,53 517,32 413,86 155,38 3,77 26,68 15 XVI 10% 1143,14 515,89 412,72 170,19 3,76 35,58 20% 16 XVII 12,5% 1151,76 521,81 417,45 155,66 3,81 44,47 17 XVIII 15% 1151,76 521,81 417,45 155,66 3,81 53,37 18 XIX 17,5% 1162,20 511,41 409,13 155,62 3,73 62,26 19 IV 0% 1127,03 522,80 365,96 179,40 5,72-20 XX 7,5% 1162,20 511,41 357,99 155,62 5,59 26,68 21 XXI 10% 1164,92 509,98 356,99 154,32 5,58 35,58 30% 22 XXII 12,5% 1164,92 509,98 356,99 154,32 5,58 44,47 23 XXIII 15% 1166,97 501,21 350,85 161,05 5,48 53,37 24 XXIV 17,5% 1166,97 501,21 350,85 161,05 5,48 62,26 Hasil pengujian berat jenis beton rata-rata tiap variabel dapat dilihat sesuai dengan tabel 3, gambar 1 dan gambar 2 berikut ini: Tabel 3 Berat Jenis Rata-Rata Beton Berat Jenis Rata- Kadar Fly (%) Rata (kg/m 3 ) 0% 7,5% 10% 12,5% 15% 17,5% 0% 2184,79 2210,90 2220,96 2229,77 2237,95 2246,44 Kadar 10% 2089,11 2115,53 2125,03 2133,96 2142,71 2152,39 20% 2053,06 2079,42 2088,86 2097,66 2106,47 2115,91 (%) 30% 1996,38 2023,43 2032,74 2041,36 2049,85 2058,79 Gambar 1 Berat Jenis Rata-Rata Beton Fly Terhadap %
Gambar 2 Berat Jenis Rata-Rata Beton Terhadap %Fly Gambar 1 dan 2 merupakan hasil berat jenis rata-rata beton menggunakaan dan fly ash. Gambar 1 menunjukan bahwa semakin besar kadar yang digunakan sebagai substitusi parsial pasir (agregat halus) akan menurunkan berat jenis beton dan pada gambar 2 menunjukan semakin besar kadar fly ash yang digunakan sebagai filler beton akan meningkatkan berat jenis beton. Berat jenis rata-rata terkecil yaitu 1996,38 kg/m 3 pada beton menggunakan 30%. Hasil ini lebih kecil 188,41 kg/m 3 atau 8,62% dari berat jenis beton normal (2184,79 kg/m 3 ). Berat jenis rata-rata terbesar yaitu 2246,44 kg/m 3 pada beton menggunakan 0% dan fly ash 17,5%.. Hasil ini lebih besar 61,65 kg/m 3 atau 2,82% dari berat jenis beton normal. Hasil pengujian kuat tekan beton rata-rata tiap variabel dapat dilihat sesuai dengan tabel 4, gambar 3, dan gambar 4 berikut ini: Tabel 4 Kuat Tekan Rata-Rata Beton Kuat Tekan Kadar Fly (%) Rata-Rata (MPa) 0% 7,5% 10% 12,5% 15% 17,5% 0% 24,53 24,91 25,29 25,48 25,86 25,48 Kadar 10% 18,12 18,49 18,87 19,44 19,63 19,06 20% 16,23 16,70 16,99 17,17 17,55 16,99 (%) 30% 14,91 15,29 15,66 15,85 16,04 15,66
Gambar 3 Kuat Tekan Rata-Rata Beton Fly Terhadap % Gambar 4 Kuat Tekan Rata-Rata Beton Terhadap %Fly Pada hasil gambar 3 dan 4 merupakan hasil kuat tekan rata-rata beton menggunakaan terhadap fly ash. Gambar 3 menunjukan bahwa semakin besar kadar yang digunakan sebagai substitusi parsial pasir (agregat halus) akan menurunkan kuat tekan beton. Kadar fly ash pada gambar 4 menunjukan bahwa kuat tekan semakin meningkat seiring bertambahnya kadar fly ash yang digunakan sebagai filler beton, tapi kuat tekan beton mengalami penurunan pada kadar fly ash 17,5%. Kuat tekan rata-rata terbesar yaitu 25,86 MPa pada beton menggunakan 0% dengan filler fly ash 15%. Perbandingan kuat tekan rata-rata beton 0% dengan fly ash 15% terhadap beton normal adalah 1,33 MPa atau lebih besar 5,42% dari kuat tekan rata-rata beton normal (24,53 MPa). Fly ash sebagai filler dapat mengisi rongga-rongga pada campuran beton sehingga beton menjadi lebih padat dan kuat, tetapi semakin besar kadar fly ash akan menurunkan nilai slump. Hal ini terjadi karena fly ash lebih banyak menyerap air jika dibandingkan dengan semen, sehingga adukan menjadi lebih kering yang kemudian mempengaruhi nilai slump beton menjadi semakin rendah seiring bertambahnya kadar fly ash yang digunakan (Pujianto, A., 2010). Semakin besar kadar fly ash maka kadar air yang dibutuhkan juga semakin bertambah, sehingga hal ini mempengaruhi nilai FAS yang mengakibatkan kuat tekan beton mengalami penurunan saat melewati kadar fly ash 15%.
Menurut ASTM, ACI, dan SNI, nilai kadar fly ash yang digunakan dalam campuran beton adalah 15%- 25% dari berat semen. Beberapa penelitian menunjukan hasil kadar optimum fly ash pada 10%-20% untuk peningkatan mutu beton. Menurut pandangan konvensional menetapkan kadar optimum fly ash sebesar 10% untuk pemakaian dalam beton konstruksi bangunan, yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan korosif dan kadar fly ash di atas 25% dapat menurunkan mutu beton (Nji, Lauw Tjun). Pandangan konvensional ini berdasarkan: Hampir semua penelitian memastikan bahwa dengan kadar fly ash 10% memberikan kepastian peningkatan mutu beton. Beberapa penelitian menunjukan bahwa penambahan fly ash diatas 10% beresiko mengalami penurunan kuat tekan atau mutu beton secara jangka panjang (walaupun masih banyak pula penelitian yang menunjukan kadar fly ash diatas 10% masih meningkatkan mutu beton sampai umur 90 hari). Relatif aman terhadap susut, karena walaupun secara teoritis penambahan fly ash seharusnya mengurangi susut beton terutama susut plastis dan pengeringan, dalam prakteknya masih ditemui penambahan justru memperbesar susut beton. Berdasarkan penelitian Mardiono (2011), kuat tekan optimum terjadi pada kadar fly ash 10%-20%. Nilai sesuai dengan nilai optimum kadar fly ash dari penelitian ini yaitu sebesar 15%. Nilai kadar optimum ini juga sesuai dengan peraturan standar ASTM, ACI, dan SNI. Setelah pengujian benda uji, dilakukan analisis perbandingan hasil kuat tekan rata-rata beton tiap variabel sesuai tabel 4 dengan hasil berat jenis rata-rata beton tiap variabel sesuai tabel 3. Hasil perbandingan tersebut disajikan pada gambar 5 dan 6 berikut ini: Gambar 5 Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Beton Dengan Berat Jenis Rata-Rata Beton Fly
Gambar 6 Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Beton Dengan Berat Jenis Rata-Rata Beton Gambar 5 dan 6 merupakan perbandingan kuat tekan rata-rata beton dengan berat jenis rata-rata beton menggunakan terhadap fly ash. Gambar 6 menunjukan bahwa semakin besar kadar yang digunakan sebagai substitusi parsial pasir (agregat halus) akan menurunkan kuat tekan dan berat jenis beton. Kadar fly ash pada gambar 5 menunjukan bahwa kuat tekan dan berat jenis semakin meningkat seiring bertambahnya kadar fly ash yang digunakan sebagai filler beton, tapi kuat tekan beton mengalami penurunan pada kadar fly ash 17,5%. Nilai kuat tekan tertinggi yaitu beton 0% dengan fly ash 15% yang memiliki hasil kuat tekan 25,86 MPa dan berat jenis 2237,95 kg/m 3. Hasil berat jenis ini lebih besar 53,16 kg/m 3 atau 2,43% dari berat jenis beton normal (2184,79 kg/m 3 ). Pada kuat tekan, didapatkan hasil lebih besar 1,33 MPa atau 5,42% dari kuat tekan beton normal (24,53 MPa). Kuat tekan dan berat jenis beton optimum berdasarkan kuat tekan tertinggi dan berat jenis terkecil yaitu beton 30% dengan fly ash 15% yang memiliki hasil kuat tekan 16,04 MPa dan berat jenis 2049,85 kg/m 3. Hasil berat jenis ini lebih besar 53,47 kg/m 3 atau 2,68% dari berat jenis beton 30% (1996,68 kg/m 3 ). Pada kuat tekan, hasil ini lebih besar 1,13 MPa atau 7,58% dari kuat tekan beton 30% (14,91 MPa). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Penambahan kadar yang digunakan sebagai substitusi parsial pasir (agregat halus) akan menurunkan kuat tekan dan berat jenis beton. Penambahan kadar fly ash yang digunakan sebagai filler beton meningkatkan kuat tekan dan berat jenis beton, tapi kuat tekan beton mengalami penurunan pada kadar fly ash 17,5%. Fly ash sebagai filler dapat mengisi rongga-rongga pada campuran beton sehingga beton menjadi lebih padat dan kuat, tetapi semakin besar kadar fly ash akan menurunkan nilai slump. Semakin besar kadar fly ash maka kadar air yang dibutuhkan juga semakin bertambah, sehingga hal ini mempengaruhi nilai FAS yang mengakibatkan kuat tekan beton mengalami penurunan saat melewati kadar fly ash 15%. Nilai kadar air tiap variabel berbeda-beda sesuai dengan waktu pembuatan benda uji. Nilai kadar air diuji saat hari pembuatan benda uji agar dapat dipastikan kebutuhan air yang digunakan dalam adukan beton dan perancangan campuran beton menjadi lebih akurat karena adanya faktor koreksi kadar air terhadap campuran beton. Berat jenis terkecil pada beton dengan kadar 30% yang memiliki hasil berat jenis 1996,38 kg/m 3. Hasil ini lebih kecil 188,41 kg/m 3 atau 8,62% dari berat jenis beton normal (2184,79 kg/m 3 ).
Dengan demikian berat jenis beton tidak ada yang mencapai kurang dari 1900 kg/m 3, maka tidak ada variabel beton yang masuk kategori beton ringan. Berat jenis terbesar pada beton pada kadar 0% dengan fly ash 17,5% yang memiliki hasil berat jenis 2246,44 kg/m 3. Hasil ini lebih besar 61,65 kg/m 3 atau 2,82% dari berat jenis beton normal (2184,79 kg/m 3 ). Nilai kuat tekan tertinggi yaitu beton 0% dengan fly ash 15% yang memiliki hasil kuat tekan 25,86 MPa dan berat jenis 2237,95 kg/m 3. Hasil berat jenis ini lebih besar 53,16 kg/m 3 atau 2,43% dari berat jenis beton normal (2184,79 kg/m 3 ). Pada kuat tekan, didapatkan hasil lebih besar 1,33 MPa atau 5,42% dari kuat tekan beton normal (24,53 MPa). Kuat tekan dan berat jenis beton optimum berdasarkan kuat tekan tertinggi dan berat jenis terkecil yaitu beton 30% dengan fly ash 15% yang memiliki hasil kuat tekan 16,04 MPa dan berat jenis 2049,85 kg/m 3. Hasil berat jenis ini lebih besar 53,47 kg/m 3 atau 2,68% dari berat jenis beton 30% (1996,68 kg/m 3 ). Pada kuat tekan, hasil ini lebih besar 1,13 MPa atau 7,58% dari kuat tekan beton 30% (14,91 MPa). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan sebagai berikut: Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut beton menggunakan bahan tambah selain fly ash yang dapat meningkatkan kuat tekan dan menurunkan berat jenis beton. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis nilai modulus elastisitas beton (E) pada beton. Dalam penelitian tentang beton, gunakan jenis material pada agregat kasar dan halus yang sama untuk tiap variabel agar memiliki nilai material properties yang sama seperti berat jenis, penyerapan, gradasi, dan sebagainya. Selain itu, untuk memperoleh kadar air agregat yang sama maka proses pembuatan benda uji tiap variabel harus dilakukan dihari yang sama. REFERENSI Ahmad, M. H. et al. (2008). Mix Design Of Styrofoam Concrete. International Conference On Construction And Building Technology (ICCBT), A(26), pp285-pp296. Badan Standardisasi Indonesia. (2000). SNI 03-2834-2000 : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Bandung : Badan Standardisasi Indonesia. Badan Standardisasi Indonesia. (2002). SNI 03-2847-2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Bandung : Badan Standardisasi Indonesia. Badan Standardisasi Indonesia. (2002). SNI 03-6815-2002 : Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton. Bandung : Badan Standardisasi Indonesia. Badan Standardisasi Indonesia. (2002). SNI 03-6820-2002 : Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan Dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen. Bandung : Badan Standardisasi Indonesia. Badan Standardisasi Indonesia. (2002). SNI 06-6867-2002 : Spesifikasi Abu Terbang Dan Pozzolan Lainnya Untuk Digunakan Dengan Kapur. Bandung : Badan Standardisasi Indonesia. Badan Standardisasi Indonesia. (2004). SNI 15-2049-2004 : Semen Portland. Bandung : Badan Standardisasi Indonesia. Giri, I. B. D., Sudarsana, I. K., dan Tutarani, N. M. (2008). Kuat Tekan Dan Modulus Elastisitas Beton Dengan Penambahan Styrofoam (Styrocon). Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 12(1), pp75-pp85. Kuhail, Z. (2001). Polystyrene Lifgtweight Concrete (Polyconcrete). An-Najah Univ. J. Res, 15, pp41- pp61. Lauw, T. N. (2013). Fly : Overview. 04-05-2013. http://lauwtjunnji.weebly.com/fly-ash-- overview.html. Lauw, T. N. (2013). Gradasi : Agregat Halus. 04-05-2013. http://lauwtjunnji.weebly.com/gradasi-- agregat-halus.html. Lauw, T. N. (2013). Agregat Halus (Pasir) : Parameter. 04-09-2013. http://lauwtjunnji.weebly.com/agregat-halus--parameter.html. Lauw, T. N. (2013). Gradasi : Agregat Kasar. 04-05-2013. http://lauwtjunnji.weebly.com/gradasi-- agregat-kasar.html. Lauw, T. N. (2013). Agregat Kasar (Split) : Parameter. 04-09-2013. http://lauwtjunnji.weebly.com/agregat-kasar--parameter.html. Panitia Pembaharuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia. (1979). Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I.-2. (7 th edition). Bandung : Departemen Pekerjaan Umum Dan Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Pujianto, A. (2010). Beton Mutu Tinggi Dengan Bahan Tambah Superplastizer Dan Fly. Jurnal Sipil Semesta Teknika, 13(2), pp171-pp180. Subhan, T. F. L. (2005). Compressive And Tensile Strength Of Expanded Polystyrene Beads Concrete. Sipil, Mesin, Arsitektur, Electro (SMARTek), pp227-pp235. Susanto, R. (2011). Analisis Penambahan Fly Dalam Campuran Beton Dengan Expanded Polystyrene Sebagai Agregat Ringan. Jakarta : Universitas Bina Nusantara. Yusuf, R. (2011). Pengaruh Penggantian Pasir Dengan Expanded Polystyrene Terhadap Kuat Tekan Dan Berat Jenis Beton. Jakarta : Universitas Bina Nusantara. RIWAYAT PENULIS Nama penulis yaitu Gunaedi lahir di kota Surabaya pada 25 Juli 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Teknik Sipil pada 2013.