BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar menempatkan ibu pada risiko kematian (akibat kehamilan dan persalinan)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

KESEHATAN IBU DAN ANAK. dr Dani MKes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini Indonesia adalah salah satu negara yang masih belum

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Making

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) merupakan suatu

TUJUAN 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia di tahun 2012 mengalami kenaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dikenal dengan Millennium Development Goals (MDG s) hingga tahun 2015 adalah dengan menurunkan ¾ risiko jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tahun Penurunan angka kematian ibu per kelahiran bayi. Millenium (Millenium Development Goals/MDGs).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan yang Aman atau Making Pregnancy Safer (MPS) pada tanggal 12

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya menurunkan hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs GOAL 5 DI PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. sehingga diperlukan pengawasan yang husus terhadap ibu hamil untuk mencegah

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai tahun 1970 telah

KATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. Berdasarkan data UNICEF, WHO, UNFPA dan Bank Dunia tren angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. di Nigeria (79%), Kongo (74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%) (WHO,

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs) sebagai road map atau arah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Poin ke 5 dalam Milenium Development Goals (MDG) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 189 negara anggota PBB pada bulan September 2000 adalah deklarasi Millenium

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja tertinggi berada pada kawasan Asia Pasifik dengan 432 juta (12-17 tahun)

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

Katalog BPS: KESEHATAN SEKSUAL DAN REPRODUKSI DALAM PEMBANGUNAN: Yang Harus Diperbuat oleh Wakil Rakyat

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persalinan adalah nyawa taruhannya atau toh nyawa (bahasa Jawa)

BAB 1 PENDAHULUAN. telah disepakati dalam Dokument Millennium Declaration yang dituangkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. bersalin dan nifas. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. kematian anak. Derajat kesehatan suatu negara dapat diukur dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan dan perkembangan putra-putrinya, kesejahteraan anak

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam porsi yang dimakan tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

STUDI EMPIRIS CAPAIAN MDGS DI PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi,

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak persoalan, terutama di negara berkembang. Salah satunya adalah Negara

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals atau disingkat MDG s dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang merupakan paradigma pembangunan global yang disepakati secara internasional oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Konferensi Tingkat Tinggi bulan September 2000. Arah pembangunan yang disepakati secara global meliputi: (1) menghapus kemiskinan dan kelaparan berat; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan; (4) menurunkan kematian anak; (5) meningkatkan kesehatan ibu; (6) melawan penyebaran HIV/AIDS, dan penyakit kronik lainnya (malaria dan tuberkolosis); (7) menjamin keberlangsungan lingkungan; dan (8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan (UNDP, 2007: 3). Salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDG s) yang kelima adalah meningkatkan kesehatan ibu dengan target menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya dalam kurun waktu 1990 2015. Namun pada kenyataannya, di seluruh dunia angka kematian ibu pada masa kehamilan dan persalinan mencapai 515 ribu jiwa tiap tahun. Hal ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap menit karena komplikasi pada masa kehamilan maupun persalinannya (UNDP, 2007: 55).

2 Setiap tahun terdapat lebih dari 200 juta kehamilan yang terjadi di seluruh dunia, 75 juta (37,5%) diantaranya adalah kehamilan yang tidak diinginkan. Dari 75 juta kehamilan yang tidak diinginkan ini, sekitar 50 juta setiap tahunnya diakhiri dengan pengguguran, dan 20 juta diantaranya dilakukan dengan aborsi yang tidak aman. Kehamilan tidak diinginkan dapat terjadi karena dua alasan utama, yaitu pasangan tidak menggunakan kontrasepsi atau metode kontrasepsi yang digunakan gagal. Banyak alasan mengapa banyak orang tidak menggunakan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan tidak diinginkan, termasuk kurangnya akses informasi dan pelayanan KB; incest (hubungan seks antara anggota keluarga sendiri yang dilarang oleh hukum atau adat) atau perkosaan; kepercayaan suatu agama; tidak cukupnya pengetahuan tentang risiko kehamilan akibat hubungan seksual yang tidak terlindungi; dan terbatasnya kemampuan pengambilan keputusan bagi para perempuan dengan melihat dari hubungan seksual dan kontrasepsi yang digunakan. Sama halnya dengan mereka yang menggunakan metode kontrasepsi, meskipun metode tersebut paling efektif, kemungkinan gagal dapat terjadi karena berbagai alasan yang berhubungan dengan teknologi dan cara mereka menggunakannya (WHO, 1998). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kehamilan tidak diinginkan terjadi karena banyak pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi. Diseluruh dunia, antara 120 150 juta perempuan yang menikah ingin membatasi atau menjarangkan kehamilan tidak menggunakan kontrasepsi. Meskipun metode KB tersedia, masih banyak para perempuan yang belum menggunakannya. Hal ini dikarenakan kendala keuangan, kepercayaan/agama tertentu, dilarang oleh

3 anggota keluarga atau perhatian tentang efek buruk yang dirasakan mengganggu kesehatan atau fertilitasnya (WHO, 1998). Kehamilan tidak diinginkan juga banyak terjadi pada pasangan yang menggunakan kontrasepsi. Hampir 60% laki-laki dan perempuan di dunia saat ini menggunakan metode kontrasepsi modern. Namun, diperkirakan 350 juta pasangan di dunia kekurangan informasi tentang kontrasepsi dan akses menjangkau metode dan pelayanan keluarga berencana ini. Sebanyak 8 30 juta kehamilan setiap tahunnya merupakan hasil dari kegagalan kontrasepsi yang tidak konsisten atau tidak benar dalam penggunaan metode KB atau justru karena kegagalan metode itu sendiri (WHO, 1998). Berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh Family Planning Perspective, 50% dari semua kehamilan di Amerika Serikat merupakan kehamilan yang tidak diinginkan, termasuk kehamilan yang berakhir dengan aborsi, keguguran, atau yang lahir hidup. Sebagian wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan ini ternyata memakai kontrasepsi sebelum mereka hamil Kontrasepsi diperlukan untuk merencanakan kelahiran anak dalam suatu keluarga. Tanpa menggunakan kontrasepsi, maka 60% dari perempuan akan mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan yang tidak diinginkan ini mengakibatkan tingginya angka pengguguran kandungan. Lebih dari 90% diantaranya justru dilakukan pasangan yang sudah menikah atau suami-isteri (Trierweiler, 2000). Penelitian lain di Amerika menemukan bahwa keterlambatan pemberian informasi mengenai kehamilan tidak diinginkan dapat mempengaruhi satu dari 20

4 wanita setiap tahunnya. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa 49% dari semua kehamilan di Amerika Serikat merupakan kehamilan tidak diinginkan; 3,1 juta kehamilan tidak diinginkan ini terjadi pada tahun 2001, 44% kehamilan tidak diinginkan berakhir dengan lahir hidup, 42% berakhir aborsi, dan 14% berakhir dengan keguguran; 48% perempuan yang mengalami kehamilan tidak diinginkan mengaku memakai kontrasepsi sebelum terjadi kehamilan. Saat ini Amerika Serikat sedang menyusun program nasional untuk menurunkan angka kehamilan tidak diinginkan ini menjadi 30% di tahun 2010 (Finer & Henshaw, 2006: 90). Perempuan akan mencari pelayanan aborsi ketika mengalami kehamilan tidak diinginkan, terlepas dari status legalitas aborsi maupun ketersediaan pelayanan yang aman. Banyak negara berkembang yang tidak menyediakan pelayanan aborsi yang aman, kalaupun tersedia, kualitasnya jauh dari memadai, baik karena tidak adanya tenaga kesehatan terlatih ataupun karena peralatan yang tidak lengkap. Dalam kondisi keputusasaan atau ketidaktahuan, banyak perempuan yang kemudian melakukan aborsi tak aman. Akibatnya, banyak diantara mereka yang mengalami masalah kesehatan yang parah, bahkan harus membayarnya dengan kematian (Hanifah, 2005: 54). Kehamilan tidak diinginkan merupakan salah satu faktor sosial yang akan menimbulkan dampak kehamilan risiko tinggi (high risk pregnancy) dan berakhir dengan kematian ibu (maternal mortality) yang tentunya akan menambah angka kematian ibu (AKI). Di Indonesia, AKI telah mengalami penurunan menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup dari rata-rata kelahiran sekitar 3-4 juta setiap tahun pada tahun 2002 2003 bila dibandingkan tahun 1994 yang mencapai 390

5 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan sekitar 15 ribu ibu meninggal karena melahirkan setiap tahun atau 1.279 setiap bulan, atau 172 setiap pekan atau 43 ibu setiap hari, atau hampir dua ibu meninggal setiap jam (UNDP, 2007: 55). Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia yang saat ini mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup paling tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN 60 per 100.000 kelahiran hidup, apalagi negara maju 5 30 per 100.000 kelahiran hidup persalinan hidup. Selain memberikan dampak pada angka kesakitan dan kematian ibu (morbiditas dan mortalitas maternal) juga akan menghasilkan janin maupun bayi berisiko tinggi juga yaitu gangguan pada fisik, pertumbuhan, dan perkembangan belajar nantinya (Ashari, 2002). Melihat kondisi saat ini, pencapaian target MDG s untuk AKI akan sulit dicapai karena masih terdapat 20.000 ibu yang meninggal setiap tahunnya akibat komplikasi kehamilan atau persalinan yang belum sepenuhnya dapat ditangani. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan bahwa pencapaian AKI baru mencapai angka 163 kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, sedangkan target MDG s pada tahun 2015 tersebut adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup (UNDP, 2007: 55). Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (30%), eklampasia (25%), partus lama (5%), komplikasi aborsi (8%), dan infeksi (12%). Risiko kematian meningkat, bila ibu menderita anemia, kekurangan energi kronik, dan penyakit menular. Aborsi yang tidak aman bertanggung jawab pada 11% kematian ibu di Indonesia. Aborsi yang tidak aman ini biasanya terjadi karena

6 kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) (UNDP, 2007: 56). Di Indonesia setiap tahun ada 2,3 juta keguguran; 700 ribu disebabkan kehamilan yang tidak diinginkan, sedangkan 600 ribu disebabkan kegagalan KB. Penelitian menyebutkan, 89 persen keguguran dilakukan oleh wanita yang sudah menikah, 11 persen dilakukan oleh yang belum menikah (www.kompas.com). Besarnya kontribusi angka kematian ibu karena kehamilan tidak diinginkan yang dapat menyebabkan komplikasi aborsi, terutama aborsi tidak aman, membuat penulis tertarik untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya kehamilan tidak diinginkan. Penelitian ini diharapkan dapat memperkirakan efek dari faktor kegagalan kontrasepsi, karakteristik ibu (umur, tingkat pendidikan, status bekerja, tempat tinggal, jumlah anak hidup), dan pengetahuan ibu tentang alat/cara KB terhadap kejadian kehamilan tidak diinginkan pada perempuan berusia 15 49 tahun di Indonesia pada tahun 2002 2003. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, tingginya kejadian kehamilan yang tidak diinginkan di berbagai negara dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama kegagalan kontrasepsi. Untuk mencegah tingginya angka kematian ibu karena kehamilan tidak diinginkan yang dapat menyebabkan komplikasi aborsi, terutama aborsi tidak aman ini, maka perlu diketahui apakah ada hubungan antara kegagalan kontrasepsi dengan kejadian kehamilan tidak diinginkan dan faktorfaktor lain yang mempengaruhinya. Untuk mengetahui peranan masing-masing

7 faktor tersebut diharapkan dapat menghasilkan suatu rekomendasi kebijakan dan prioritas program intervensi yang tepat sasaran dalam menanggulangi tingginya kejadian kehamilan yang tidak diinginkan di Indonesia. 1.3 Pertanyaan Penelitian Dari rumusan masalah, adapun pertanyaan penelitian yang harus dijawab dalam penelitian ini adalah bagimana gambaran kehamilan tidak diinginkan di Indonesia dan hubungannya dengan kegagalan kontrasepsi. 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui gambaran kejadian kehamilan tidak diinginkan dan hubungannya dengan kegagalan kontrasepsi, serta berkontribusi dalam menurunkan angka kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia. 2. Mengetahui gambaran kegagalan kontrasepsi menurut kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia. 3. Mengetahui gambaran karakteristik demografi ibu (umur, tingkat pendidikan, status bekerja, tempat tinggal, dan jumlah anak hidup) menurut kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia.

8 4. Mengetahui gambaran pengetahuan tentang alat/cara KB menurut kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia. 5. Mengetahui hubungan antara kegagalan kontrasepsi terhadap kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia. 6. Mengetahui hubungan antara karakteristik demografi ibu (umur, tingkat pendidikan, status bekerja, tempat tinggal, dan jumlah anak hidup) terhadap kejadian kehamilan tidak diinginkan. 7. Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang alat/cara KB terhadap kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia. 8. Mengetahui pengaruh kegagalan kontrasepsi terhadap kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia setelah dikontrol dengan variabel karakteristik demografi ibu (umur, tingkat pendidikan, status bekerja, tempat tinggal, dan jumlah anak hidup) dan pengetahuan tentang alat/cara KB. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini menguji apakah ada keterkaitan antara kegagalan kontrasepsi dan faktor-faktor lain yang berperan terhadap kejadian kehamilan tidak diinginkan, sehingga dapat dilakukan upaya preventif dalam mencegah kematian atau kesakitan ibu akibat kehamilan yang tidak diinginkan tersebut.

9 1.5.2 Manfaat Aplikatif Penulis dapat menambah wawasan dalam penulisan ilmiah di bidang kesehatan sehingga penelitian ini dapat memberikan masukan dalam upaya intervensi yang efektif bagi masalah kehamilan yang tidak diinginkan. Bagi program kependudukan dan kesehatan terkait diharapkan perlu adanya kerjasama lintas sektor dalam menangani kasus kehamilan tidak diinginkan pada perempuan berusia 15 49 tahun agar dapat menurunkan angka kejadian kehamilan tidak diinginkan yang dapat berdampak pada kematian ibu. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dan peran kegagalan kontrasepsi, karakteristik responden (umur, tingkat pendidikan, status bekerja, tempat tinggal, jumlah anak hidup), dan pengetahuan tentang alat/cara KB pada perempuan berusia 15 49 tahun yang pernah menikah di Indonesia yang mengalami kehamilan tidak diinginkan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2002-2003. Disain penelitian yang digunakan adalah case control.