BAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kodansha Encyclopedia of Japan, pengertian matsuri ( 祭り ) adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak

BAB I PENDAHULUAN. Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan

DAFTAR ISTILAH. : keshogunan Jepang. : tirai berwarna emas. : perlengkapan untuk chanoyu

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal kebudayaan, baik kebudayan dalam bentuk adat istiadat maupun dalam

Bab 1. Pendahuluan. tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI. Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh suatu negara. Seorang ahli antropologi, Koentjaraningrat (1990) mengemukakan

HINA MATSURI Komersialisasi dalam Pelestarian Tradisi

UCAPAN TERIMA KASIH. Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan bimbingan-nya

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup unik. Uniknya kebudayaan-kebudayaan yang ada di Jepang biasanya

Gambar 2. Amigurumi Jepang boneka Kokeshi Pria

Ucapan Terima Kasih. dapat mnyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Pengaruh Shinto dalam Jidai

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

Bab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Jepang dikenal dengan istilah washoku atau nihon shoku.

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

RINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah

Bab 5. Ringkasan. kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Konsep Shinto Dalam Tujuan Diadakannya Tagata Jinja Hounen Matsuri

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BONEKA JEPANG

HINA MATSURI Komersialisasi dalam Pelestarian Tradisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Sering dijumpai bahwa mereka agak sulit untuk menjawab pertanyaan itu. Namun, jika

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh kuat dari Negara Cina baik dari segi pengetahuan, pemerintahan,

MASYARAKAT JEPANG MEMAKNAI MATSURI DALAM KEHIDUPANNYA

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada

Monoimi, Shinsen, Naorai dan Norito dalam Sanja matsuri, untuk dianalisis.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ada beberapa pengertian budaya menurut beberapa ahli salah satu diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam masyarakat kata bahasa sering digunakan dalam berbagai konteks

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara, maka dari itu pertumbuhan ini sangat penting

Bab 1. Pendahuluan. Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol fu..., Andhara Aisya, FIB UI, 2008Universitas

LAMPIRAN. Gambar 1. Teru teru bozu ningyou. Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou. Universitas Sumatera Utara

Abstraksi. Kata kunci : Tagata Jinja Hounen matsuri, kami

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain yang didasari

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP PERAYAAN HINAMATSURI BAGI MASYARAKAT JEPANG MODERN. Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa sanskerta yang

Bab 5. Ringkasan. Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto adalah

Written by Administrator Monday, 14 September :25 - Last Updated Monday, 14 September :28

BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti yang dikatakan oleh Minami (1989) 義理とか義というのは 社会生活の中で自分がタジンに対して どのような関係に立っており したがってどのようにふるまうべきであるかについての約束である

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak

BAB 3 ANALISIS DATA. 3.1 Analisis Hubungan Antara Shinto dan Tango no Sekku

tidak diselenggarakan dengan baik maka akan menyebabkan ketidakberuntungan pada tahun itu

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perayaan-perayaan hari raya tradisi di masyarakat Tionghoa mulai

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

BAB III 7 UPACARA KELAHIRAN DI JEPANG

MAKNA TSUUKAGIREI ( 通過儀礼 ) DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JEPANG ~SEJAK KELAHIRAN HINGGA PERNIKAHAN~ Oleh : Amaliatun Saleha NIP:

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara maju di Asia yang kedudukannya di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kebudayaan masing-masing suku bangsa dapat berdampingan, tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. keinginan untuk mengetahui lebih banyak mengenai budaya kuliner Jepang. Dari

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain tempat tinggal

BAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia ini Tuhan menciptakan mahkluk hidup saling berdampingan.

Bab 1. Pendahuluan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai

BAB 5 RINGKASAN. Kebudayaan merupakan salah satu warisan dari nenek moyang yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. berupa barang maupun uang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. menyerahkan sesuatu kepada orang lain sebagai bentuk ucapan terima

I. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai Agama dan Tradisi di Jepang dalam Buku Panduan Jepang (1996)

BAB I PENDAHULUAN. dan dari bahan-bahan tradisional untuk membuat tato (Gumilar, 2005:51).

BAB I PENDAHULUAN. mana tanaman dan bunga-bunga tersebut dapat tumbuh dan hidup. Jepang juga disebut

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di

Abstraksi. 2. Daijousai. iii

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang bertempat tinggal dalam satu lingkungan masyarakat. Budaya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB 2 LANDASAN TEORI. institusional penting yang melengkapi keseluruhan sistim sosial. Akan tetapi masalah

BAB I PENDAHULUAN. didapat dalam semua kebudayaan dimanapun di dunia. Unsur kebudayaan universal

Bab 5. Ringkasan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

KEHIDUPAN ORANG JEPANG. tertentu saja. Misalnya pada waktu sejin shiki (hari kedewasaan), kekkon shiki (hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nias merupakan salah satu pulau yang kaya dengan peninggalan megalitik

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia dan kaya akan kebudayaan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan kemajuan media informasi, kebudayaan yang dimiliki tetap dipertahankan dan dilestarikan sampai sekarang. Di Jepang, festival tradisional dan gaya hidup sudah berurat akar di setiap daerah tetapi masih tetap melekat sebagai ciri khas daerah yang bersangkutan (http://www.jasso.or.id/pengenalan.php). Di antara banyak tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri Jepang. Tradisi itu adalah matsuri ( 祭り ) (upacara keagamaan dan perayaan) ( Matsuri, Festival Tradisi Jepang http : / / www. pikiran rakyat. com / cetak / 0 1 0 3 / 2 6 / 0 8). Menurut Kodansha Encyclopedia of Japan, pengertian matsuri adalah sebagai berikut : The word matsuri includes the rites and festivals practiced in both Folk Shinto and institusionalized Shinto. A matsuri is basically a symbolic act whereby participants enter a state of active communication with the Gods (kami); it is accompanied by communion among participants in the form of feast and festival (Kodansha International ltd.,1998 : 528). Istilah matsuri terdiri dari dua pengertian yaitu upacara keagamaan dan perayaan yang dipraktekkan dalam agama Shinto. Matsuri pada dasarnya adalah sebuah tindakan simbolik dimana seseorang atau sekelompok orang berada dalam keadaan komunikasi aktif dengan dewa atau yang didewakan. Tindakan yang berkomunikasi aktif dengan dewa atau yang didewakan 1

2 disertai dengan hubungan erat antar peserta matsuri dalam bentuk pesta dan perayaan. Matsuri ( 祭り ) memiliki empat unsur dasar yaitu: penyucian, persembahan, doa dan pesta suci (Sokyo dan William P. Woodard, 1962: 512). Dapat dikatakan bahwa matsuri mengandung unsur yang sakral atau suci, ditandai dengan kegiatan yang berkaitan erat dengan kami ( 神 ) atau dewa Shinto. Matsuri dapat dibagi menjadi tiga ritual yaitu: tsukagirei ( 通過儀礼 ), nenchuugyooji ( 年中行事 ), dan ninigirei ( にん儀礼 ) ( h t t p : / / w w w. a c a d e m i a. e d u / 1 9 0 8 3 7 7 / s h i n t o _ b a n g s a _ j e p a n g ). Tsukagirei adalah upacara yang berhubungan dengan lingkaran hidup seseorang, dimulai dari si jabang bayi dalam kandungan sampai seseorang menjadi arwah atau mulai dari obiiwai ( 帯祝い ) sampai dengan nenkihoyoo ( 年忌法要 ). Contoh dari tsukagirei adalah obiiwai, omiyamairi, hatsu zekku, Shichi Go San matsuri dan lain-lain. Obiiwai dilakukan oleh orang Jepang saat si jabang bayi berusia lima bulan di dalam rahim ibunya. Omiyamairi ( お宮参り ) merupakan upacara membawa bayi ke jinja ( 神社 ) untuk pertama kalinya ketika ia berusia 31 hari untuk anak laki-laki dan 32 hari untuk anak perempuan. Hatsu zekku adalah upacara selamatan bagi anak laki-laki ketika ia pertama kali melewati tanggal 5 bulan Mei, dan untuk anak perempuan ketika ia pertama kali melewati tanggal 3 bulan Maret. Shichi Go San adalah matsuri yang diadakan khusus untuk anak-

3 anak yang berusia tiga, lima, dan tujuh tahun setiap tanggal 15 November. Sementara nenkihoyoo adalah upacara keselamatan arwah. Nenchuugyooji adalah matsuri yang diselenggarakan setiap tahun dan waktunya sudah ditetapkan menurut penanggalan mereka. Salah satu contoh dari nenchuugyooji adalah Hinamatsuri. Ninigirei adalah upacara yang dilakukan pada saat mengharapkan sesuatu, diselenggarakan sesuai keinginan atau tujuan-tujuan tertentu untuk memohon bantuan atau rasa terima kasih kepada kami. Contoh dari ninigirei misal, sotsugyooiwai ( 卒業祝い ) yaitu upacara setelah lulus sekolah, kenchiku girei ( 建築儀礼 ) yaitu upacara sebelum rumah didirikan dan lain-lain (Yudhasari, 2003: 74). Adapun pokok bahasan dalam tugas akhir ini adalah Hinamatsuri ( 雛祭り ), yang tergolong dalam ritual nenchuugyooji. Hinamatsuri ( 雛祭り )adalah festival boneka yang dirayakan pada tanggal 3 Maret setiap tahunnya. Hinamatsuri ( 雛祭り )berasal dari kata Hina yang berarti boneka, dan matsuri yang artinya festival. Jadi festival ini bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya adalah festival boneka. Perayaan ini termasuk dalam salah satu festival utama untuk para gadis atau anak-anak perempuan di Jepang. Hinamatsuri ( 雛祭り )biasanya berkaitan dengan Hina ningyoo. Hina ningyoo( 雛人形 ) awalnya digunakan dalam permainan boneka di kalangan putri bangsawan yang menggunakan boneka kecil terbuat dari kertas yang diwarnai seperti lukisan.

4 Saat perayaan Hinamatsuri( 雛祭り ), keluarga yang memiliki anak perempuan akan memajang rak bertingkat untuk menyusun boneka-boneka Hina di dalam rumah. Satu set terdiri dari boneka kaisar, permaisuri, pelayan-pelayan, dan pemusik istana yang mengenakan pakaian istana kuno. Boneka tersebut diyakini oleh masyarakat Jepang sebagai simbol kebahagiaan putri mereka nanti saat melangsungkan pernikahan. Pakaian yang dikenakan boneka adalah kimono gaya zaman Heian. Susunan boneka Hinamatsuri( 雛祭り )atau Hina ningyoo ( 雛人形 ) melambangkan upacara pernikahan kalangan istana di Jepang pada musim semi. Susunan pada tangga pertama diletakkan boneka kaisar dan permaisuri yang sangat dihormati. Pada tangga kedua dan ketiga diletakkan tiga pelayan wanita dan pemusik istana. Tangga keempat diletakkan dua menteri. Tangga kelima terdapat tiga pelayan laki-laki, dan di tangga keenam diletakkan aksesoris milik kaisar dan permaisuri. Pada tangga terakhir terdapat miniatur. Susunan Hina ningyoo( 雛人形 ) yang unik dan hanya ada di Jepang, membuat penulis tertarik ingin membahas lebih lanjut. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin membahas susunan boneka beserta nama-namanya pada perayaan Hinamatsuri ( 雛祭り )dan makna perayaanhinamatsuri ( 雛祭り )di Jepang. 1.2 Pokok Bahasan Berdasarkan latar belakang tersebut, ada beberapa pokok bahasan dalam penulisan ini yaitu, Pertama, bagaimana susunan boneka Hinamatsuri (Hina

5 ningyoo) pada festival Hinamatsuri( 雛祭り )? Kedua, apa makna perayaan Hinamatsuri( 雛祭り ) di Jepang? 1.3 Tujuan Penulisan Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini. Tujuan pertama adalah untuk mengetahui susunan Hina ningyoo pada festival Hinamatsuri. Tujuan kedua yaitu mengetahui makna perayaan Hinamatsuri di Jepang. 1.4 Metode Penulisan Metode penulisan yang akan digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah metode deskriptif. Pengumpulan data menggunakan metode kepustakaan yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan mencoba memahami data-data pustaka dari buku-buku yang relevan dengan permasalahan, data-data yang didapat dari internet, serta bahan pustaka lainnya yang berhubungan dengan Hinamatsuri untuk dijadikan bahan acuan penulis. Data-data tersebut dideskripsikan kemudian dianalisa dan ditulis kembali ke dalam bab dan sub bab. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Tugas Akhir ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu Bab I latar belakang masalah, pokok bahasan, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II berisi Sejarah Perkembangan Hinamatsuri yang meliputi, Joomi no Harai, Hina asobi, Perayaan Hinamatsurisejak zaman Muromachi sampai zaman Edo, Sejarah boneka