BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor perbankan sebagai lembaga intermediate antara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV GAMBARAN UMUM. profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan (SIZE), capital adequacy ratio

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 Undang-Undang No. 10 tahun 1998

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam


BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam berawal dari krisis moneter pada bulan Juli-Agustus Krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak didukung oleh peran perbankan dalam membangun negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Selain untuk mencari keuntungan, tujuan dari kegiatan bisnis juga untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan. Salah satu dari lembaga-lembaga keuangan tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu penopang yang memperkuat sistem

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja bank merupakan hal yang penting karena merupakan cerminan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. atas dana yang diterima dari nasabah. Sesuai dengan Undang undang RI nomor

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 Undang-Undang No. 10 tahun 1998

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

Analisis pengaruh capital adequacy ratio, operating efficiency ratio, return on equity dan loan to deposits ratio terhadap real return saham

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, RETURN ON ASSETS, NET

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perbankan merupakan salah satu sektur utama dalam menopang perekonomian Indonesia. Sektor perbankan sebagai lembaga intermediate antara masyarakat yang memiliki kelebihan dana dengan masyarakat yang membutuhkan dana memiliki peran strategis dalam pembangunan berbagai sektor. Dalam usahanya perusahaan perbankan mengumpulkan dana dan menyalurkan dana pada masyarakat melalui kredit. Dalam menjalankan usahanya agar tetap eksis dan berkembang perusahaan-perusahaan disektor perbankan tentunya membutuhkan permodalan yang bersumber dari dalam maupun luar perusahaan (eksternal) sehingga perusahaan perbankan akan berupaya untuk menarik investor agar menginvestasikan dananya di perusahaan. Dengan adanya investasi dari para pihak luar, perusahaan perbankan dapat mengembangkan usahanya menjadi lebih besar dan menghasilkan keuntungan bagi para stakeholder perusahaan. Para investor tentunya menginginkan tingkat return yang cepat dan tinggi. Untuk itu, para calon investor akan mencari dan mempelajari informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan perbankan sebelum melakukan investasi agar risiko ketidakpastian dalam berinvestasi dapat diminimalisir. Untuk itu, perusahaan perbankan terutama yang telah listing di Bursa Efek Indonesia terus berupaya untuk menunjukkan kinerja yang optimal. 1

Kemajuan perekonomian yang didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi semakin memudahkan para pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya. Salah satu kemajuan disektor ekonomi dalam hal ini adalah pasar modal. Pasar modal memiliki peran penting dalam transaksi bisnis khususnya transaksi saham-saham perusahaan yang diperjualbelikan di bursa. Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan investor. Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional dan perluasan perusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal Indonesia yang memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari investor yang ingin berinvestasi di pasar modal. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian oleh para investor. Untuk mengurangi kemungkinan risiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi yang berhubungan dengan kinerja keuangan perusahaan perbankan maupun informasi lainnya seperti kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan, seperti analisis rasio keuangan. Salah satu indikator perusahaan-perusahaan perbankan yang memiliki kinerja yang bagus tercermin dari harga saham perusahaan yang diperdangkan di Bursa Efek Indonesia. Harga saham yang tinggi menunjukkan tingginya permintaan pasar terhadap saham perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan 2

harga saham yang rendah menunjukkan rendahnya permintaan pasar terhadap saham perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan disektor perbankan akan berupaya agar harga sahamnya meningkat pada level terntentu untuk menarik minat investor. Dalam upaya perusahaan meningkatkan harga saham pada level tertentu, perusahaan berupaya mengoptimalkan operasional perusahaan seefektif dan seefisein mungkin agar dapat menghasilkan keuntungan. Dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi harga saham diantaranya adalah profitabilitas, kecukupan modal, dan tingkat likuiditas bank. Profitabilitas menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. Hal ini karena profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan secara keseluruhan sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan menunjukkan semakin efisiennya perusahaan dalam menjalankan usahanya sehingga memperoleh keuntungan. Seperti dikemukakan oleh Harahap (2006: 304) yang menyatakan bahwa profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Selanjutnya menurut Kasmir (2012:197) rasio ini memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan, karena menunjukkan laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. 3

Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan Return on Assets (ROA) karena Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki. Brigham dan Houston (2006: 95) menyatakan bahwa rasio ini merupakan perbandingan antara laba usaha dengan total aset. Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan menggunakan aset yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ROA menunjukkan bahwa perusahaan mampu menggunakan sejumlah aktiva dengan efisien untuk memperoleh laba. Dengan demikian, jika laba perusahaan meningkat maka akan berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan karena pelaku pasar tentunya lebih tertarik membeli saham-saham perusahaan yang mampu menghasilkan laba secara konsisten. Faktor lainnya yang turut berdampak pada perubahan harga saham adalah kondisi kecukupan modal perusahaan perbankan. Kecukupan modal perusahaan perbankan diukur dengan Capital Adequcy Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio merupakan rasio kecukupan modal dengan membandingkan antara modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Kuncoro dan Suhardjono (2002:562), menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap kinerja suatu bank dalam menghasilkan keuntungan, dan menjaga besarnya modal yang dimiliki Peraturan Bank Indonesia 4

Nomor 10/15/PBI/2008 menetapkan rasio kecukupan modal bank minimum sebesar 8%. Dengan demikian, jika rasio kecukupan modal (CAR) bank tinggi maka perusahaan memiliki tingkat kecukupan modal untuk menjalankan usahanya sehingga terhindar dari risiko kebangkrutan. Semakin tinggi nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) akan meningkatkan kepercayaan pasar pada perusahaan sehingga berdampak pada meningkatnya permintaan terhadap saham perusahaan yang akhirnya berdampak pada meningkatnya harga saham. Selanjutnya tingkat likuiditas perusahaan perbankan akan berdampak pada perubahan harga saham perusahaan. Sutrisno (2009: 215) menyatakan bahwa likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibankewajibannya yang segera harus dipenuhi. Tingkat likuiditas bank yang diukur dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukkan rasio antara total kredit dengan jumlah deposit. Dendawijaya (2009: 257) menyatakan bahwa Loan to DepositRatio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Likuiditas bagi suatu bank berarti bahwa bank tersebut memiliki sumber dana yang cukup tersedia untuk memenuhi semua kewajibannya. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan salah satu rasio likuiditas. Rasio tersebut dipergunakan untuk melihat kemampuan bank dalam memenuhi tingkat kredit yang diminta dengan menggunakan dana pihak ketiga yang tertanam di bank tersebut. Rasio ini menjadi sangat penting karena juga menggambarkan intensitas fungsi intermediary bank dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat (debitur). Jika rasio LDR terlalu rendah misalnya dibawah 80% 5

menunjukkan bahwa bank hanya mampu menyarlurkan 80% kredit dari dana yang dihimpun. Kondisi ini mencerminkan bahwa bank tidak mampu menyarlurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan demikian sebaliknya jika LDR melebihi 110% menunjukkan bahwa bank menyalurkan kredit melebihi dana yang tersimpan di bank sehingga hal ini menunjukkan bahwa bank kurang optimal dalam mengumpulkan dananya atau dengan kata lain dana yang dapat dihimpun bank lebih rendah dibanding kredit yang disalurkan. Hal ini akan menyebabkan likuiditas bank kurang sehat karena sangat riskan terhadap risiko kredit macet. Sebaliknya jika LDR rendah, maka jumlah kredit yang dapat disalurkan lebih rendah dibanding jumlah dana yang dapat dihimpun bank. Jumlah kredit yang rendah maka kemungkinan bank untuk menghasilkan laba dari kredit yang disalurkan juga rendah karena sumber utama pendapatan bank bersumbe dari bunga kredit. Dengan demikian, jika bank mampu menjaga rasio LDR pada level tertentu maka bank dapat menjaga tingkat likuiditasnya serta mampu meningkatkan laba. Hal ini akan menjadi perhatian investor yang ingin membeli saham perusahaan karena meskipun menginginkan laba yang tinggi, namun harus didukung oleh tingkat likuiditas yang cukup agar permintaan terhadap saham perusahaan tidak mengalami penurunan sehingga harga saham juga tidak menurun. Pada pra penelitian yang dilakukan pada beberapa perusahaan perbankan menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan seperti ROA, CAR, LDR cenderung berfluktuasi disetiap tahunnya. Pada Tabel 1.1 berikut dapat dilihat nilai ROA, 6

CAR, dan LDR serta harga saham pada beberapa bank umum di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Tabel 1.1 NILAI ROA, CAR, LDR dan Harga Saham Beberapa Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 Nama Bank Kode Tahun ROA (%) CAR (%) LDR(%) Harga Saham (Rp) Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga, Tbk AGRO 2010 0,67 14,95 85,68 168,00 2011 1,34 19,26 91,27 118,00 2012 1,27 15,16 93,62 147,00 2013 1,40 22,14 87,11 118,00 2014 1,34 19,26 91,27 103,00 Rata-Rata 1,20 18,15 89,79 130,80 Bank Capital Indonesia, Tbk BACA 2010 0,74 30,48 50,60 93,33 2011 0,73 22,01 43,79 160,00 2012 1,10 18,74 58,96 120,00 2013 1,31 20,86 63,37 88,00 2014 1,07 16,87 58,31 96,00 Rata-Rata 0,99 21,79 55,00 111,47 Bank MNC International, Tbk BABP 2010 0,14 10,32 83,56 122,18 2011-1,71 10,47 101,96 106,00 2012 0,08 11,21 80,03 168,00 2013-0,81 13,09 80,71 133,00 2014-0,74 17,79 80,90 84,00 Rata-Rata -0,61 12,57 85,43 122,64 Bank International Indonesia BNII 2010 0,71 12,64 82,54 765,38 2011 1,04 11,83 103,18 420,00 2012 1,46 12,83 103,60 405,00 2013 1,52 12,72 95,14 310,00 2014 0,68 15,72 104,36 208,00 Rata-Rata 1,08 13,15 97,76 421,68 Bank CIMB Niaga, Tbk BNGA 2010 1,78 13,47 88,04 1.910,00 2011 2,63 13,09 90,72 1.220,00 2012 2,93 15,08 90,79 1.100,00 2013 2,66 15,38 89,05 920,00 2014 1,37 15,39 93,65 835,00 Rata-Rata 2,28 14,48 90,45 1197,00 Sumber: www.idx.co.id (2015) Pada Tabel 1.1 terlihat bahwa nilai ROA Bank Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga, Tbk. selama periode 2010-2013 mengalami fluktuasi dengan nilai 7

tertinggi ditahun 2013 sebesar 1,40% dengan nilai rata-rata sebesar 1,20%. Nilai CAR mengalami fluktuasi disetiap tahunnya dengan nilai rata-rata sebesar 18,15%, demikian juga dengan LDR berfluktuasi dengan nilai rata-rata sebesar 89,79%. Harga saham relatif berfluktuasi dengan harga saham tertinggi terjadi di tahun 2012 sebesar Rp. 147 dan harga terendah di tahun 2014 sebesar Rp. 103. dengan demikian terlihat bahwa fluktuasi yang terjadi pada ROA, CAR, dan LDR tidak seiring dengan fluktuasi yang terjadi pada Harga Saham. Bahkan harga secara keseluruhan, harga saham relatif menurun terutama di tahun 2014 merupakan harga saham yang paling rendah. Pada Bank Capital Indonesia, Tbk (BCA) nilai ROA relatif stabil dengan nilai rata-rata sebesar 0,99%,. Nilai CAR mengalami penurunan disetiap tahunnya dengan nilai rata-rata sebesar 21,79%. Sedangkan pada LDR mengalami fluktuasi disetiap tahunnya dengan nilai rata-rata sebesar 55,00%. Selanjutnya fluktuatif mengalami peningkatan ditahun 2011-2012, namun di tahun 2013 dan 2014 kembali mengalami penurunan. Pada Bank Capital Indonesia, Tbk, disaat ROA, CAR, dan LDR berada pada nilai terendah, justru harga sahamnya berada pada nilai tertinggi. Sehingga terlihat bahwa pada beberapa tahun ada ketidaksesuaian antara rasio ROA, CAR, dan LDR dengan harga saham, namun ditahun tertentu, beberapa rasio keuangan searah dengan pergerakan harga saham. Selanjutnya pada Bank MNC (BBAP) memiliki nilai ROA yang paling rendah bahkan bernilai negatif untuk tahun 2011, 2013, dan tahun 2014. ROA pada Bank MNC merupakan yang terendah dibanding bank lainnya dengan nilai rata-rata sebesar -0,61%. ROA berfluktuasi dan bernilai negatif pada beberapa 8

tahun sedangkan nilai CAR juga berfluktuasi meskipun pada dua tahun terakhir mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata sebesar 12,57%. Nilai LDR berfluktuasi dengan nilai rata-rata sebesar 85,43%. Harga saham Bank MNC juga berfluktuasi dengan harga tertinggi terjadi di tahun 2012 sebesar Rp.168 dan terendah ditahun 2014 sebesar Rp.84. dengan demikian, secara keseluruhan untuk Bank MNC (BABP) peningkatan maupun penurunan yang terjadi pada ROA, CAR, dan LDR tidak searah dengan meningkat maupun menurunnya harga saham pada periode 2010-2014. Selanjutnya pada Bank International Indonesia, Tbk (BNII) terlihat bahwa nilai ROA mengalami peningkatan disetiap tahunnya dengan nilai rata-rata sebesar 1,08%. Nilai CAR relatif lebih stabil selama periode 2010-2014 nilai rata-rata sebesar 13,15%. Nilai LDR berfluktuasi dengan nilai tertinggi ditahun 2014 sebesar 104,36% dan terendah ditahun 2010 sebesar 82,54% dengan nilai rata-rata sebesar 97,76%. Sedangkan harga saham mengalami penurunan disetiap tahunnya selama periode 2010-2014. Dengan demikian, pada Bank Internationa Indonesia, Tbk (BNII) peningkatan yang terjadi CAR, tidak mendorong meningkatnya harga saham justru terus menurun. Dan fluktuasi yang terjadi pada ROA dan LDR, tidak mendorong adanya perubahan harga saham yang signifikan. Pada Bank CIMB Niaga (BNGA) nilai ROA berfluktuasi mengalami peningkatan dari tahun 2010-2012 kemudian menurun secara berturut-turut ditahun 2013 dan 2014 dengan nilai rata-rata sebesar 2,28%.. Nilai CAR meningkat dari tahun 2011-2014 dengan nilai rata-rata sebesar, 14,48%. dan LDR berfluktuasi meski tidak signifikan, sedangkan harga saham justru terus 9

mengalami penurunan selama periode 2010-2014 dengan nilai rata-rata sebesar 90,45%. Dengan demikian, pada Bank CIMB Niaga (BNGA), peningkatan maupun penurunan yang terjadi pada ROA, CAR, dan LDR justru menyebabkan harga saham terus menurun pada periode 2010-2014. Dari uraian tersebut, secara umum terlihat bahwa masing-masing bank memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menjaga rasio keuangannya terutama ROA, CAR, dan LDR. Kondisi ini tentunya akan berpengaruh pada harga saham masing-masing perusahaan. Namun peningkatan atau penurunan yang terjadi pada rasio ROA, CAR, dan LDR tidak selalu searah dengan fluktuasi yang terjadi pada harga saham perusahaan. Hal ini menujukkan bahwa harga saham cenderung berfluktuasi sesuai dengan permintaan pasar terhadap saham perusahaan. Pada uraian diatas, terlihat harga saham yang cenderung naik disetiap tahunnya, namun ada juga yang cenderung turun disetiap tahun serta ada yang berfluktuasi. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya seperti ROA, CAR, dan LDR. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh bagaimana pengaruh Return on Assets, Capital Adequacy Ratio, dan Loan to Deposit Ratio terhadap Harga Saham. Oleh karena itu, Peneliti memilih judul Pengaruh Profitabilitas, Kecukupan Modal, dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014. 10

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Profitabilitas (Retun on Assets), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas (Return on Assets), Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio), dan Likuiditas (Loan to Deposit Ratio) terhadap Harga Saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Perbankan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi yang berkaitan dengan pengaruh Return on Assets, Capital Adequacy Ratio, dan Loan to Deposit Ratio terhadap harga saham. 2. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dalam pengambilan keputusan investasi terkait dengan harga saham. 11

3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai profitabilitas (Return on Assets), kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio), likuiditas (Loan to Deposit Ratio) dan harga saham. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk peneliti selanjutnya. 12