LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 20 Tahun 2013 SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARNDA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENERIMAAN SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA, Menimbang Mengingat : a. bahwa sebagai upaya untuk menunjang penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah secara optimal dibutuhkan pembiayaan-pembiayaan yang bersumber dari APBD; b. bahwa kondisi riil APBD Kota Samarinda tidak sepadan dibandingkan dengan program pembangunan yang ingin dicapai oleh Pemerintah Daerah, sehingga untuk mendukung terwujudnya program dimaksud perlu adanya partisipasi berupa sumbangan dari Pihak Ketiga; c. bahwa sesuai ketentuan pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1978 tentang Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah, daerah dapat menerima sesuatu sumbangan dari Pihak Ketiga baik dalam bentuk material maupun non material; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah; : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);
2 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4022); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 209, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4027); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4609); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
3 Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1978 tentang Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan Lain-Lain; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman, Pengurusan Pertanggungjawaban dan Pengurusan Keuangan Daerah, dan Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Penghitungan APBD; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Milik Daerah; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694); 21. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pedoman Penilaian Barang Daerah; 22. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 06 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Samarinda Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah (Lembaran Daerah Kota Samarinda Tahun 2008 Nomor 06 Seri D Nomor 03); 23. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Samarinda Tahun 2009 Nomor 11);
4 Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SAMARINDA dan WALIKOTA SAMARINDA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENERIMAAN SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Samarinda. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Walikota adalah Walikota Samarinda. 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah unsur Pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Samarinda yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan sesuai kewenangan dan tanggungjawab berdasarkan tupoksi masing-masing. 5. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Kepala SKPD adalah Pejabat Eselon I, Eselon II dan/atau Eselon III di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Samarinda. 6. Pejabat yang ditunjuk yang selanjutnya disebut Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu sesuai dengan peraturan peundang-undangan yang berlaku. 7. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kota Samarinda. 8. Sumbangan adalah Pemberian, hadiah, donasi, wakaf dan atau lain-lain sumbangan yang berupa dengan itu yang diberikan oleh Pihak Ketiga. 9. Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah adalah Sumbangan pihak ketiga kepada daerah secara ikhlas tidak mengikat pengelolaannya oleh Pihak Ketiga dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik berupa uang
5 atau yang disamakan dengan uang atau barang-barang baik bergerak maupun tidak bergerak. 10. Pihak Ketiga adalah Setiap orang, masyarakat dan atau badan usaha dimanapun domisilinya tanpa membedakan kewarganegaraan atau asal-usulnya yang memberikan sumbangan kepada daerah. 11. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Samarinda. 12. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Samarinda. BAB II PENERIMAAN SUMBANGAN PIHAK KETIGA Pasal 2 (1) Pemerintah Daerah dapat menerima sumbangan dari pihak ketiga. (2) Sumbangan pihak ketiga kepada Pemerintah Daerah dapat berupa uang atau yang disamakan dengan uang atau barang bergerak maupun tidak bergerak yang diberikan secara ikhlas tanpa meminta atau mengharap balas jasa. (3) Sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa wakaf, hibah dan atau lain-lain sumbangan serupa. (4) Pemberian sumbangan pihak ketiga kepada daerah sebagaimana dimaksud ayat (2) tidak mengurangi kewajiban-kewajiban pihak ketiga yang bersangkutan kepada negara maupun daerah, seperti pembayaran pajak dan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku. BAB III LEMBAGA PELAKSANA Pasal 3 (1) Lembaga yang bertanggung jawab dalam penerimaan sumbangan pihak ketiga berupa barang bergerak atau tidak bergerak kepada daerah adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dan penerimaan sumbangan pihak ketiga berupa uang kepada daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah. (2) Tugas dan kewenangan Badan dan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. melakukan pendaftaran dan pendataan terhadap Pihak Ketiga yang secara ikhlas memberikan sumbangan pihak ketiga kepada daerah; b. membuat rekapitulasi jumlah sumbangan pihak ketiga kepada daerah atau daftar yang ditanda tangani oleh calon penyumbang sumbangan pihak ketiga kepada daerah;
6 c. mencatat jumlah sumbangan pihak ketiga dengan membukukan ke buku kas umum daerah melalui bendahara penerima; dan d. mencatat dalam buku inventarisasi asset pemerintah daerah apabila sumbangan dalam bentuk barang. Pasal 4 Rincian sumbangan yang telah disampaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, akan dituangkan lebih lanjut dalam suatu Perjanjian antara Pemerintah Daerah dengan Pihak Ketiga. Pasal 5 (1) Semua hasil sumbangan Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 yang berbentuk uang dan atau yang disamakan dengan uang seluruhnya disetor ke Kas Daerah. (2) Setiap sumbangan pihak ketiga berupa barang-barang baik yang bergerak maupun tidak bergerak harus disertai Berita Acara Penyerahan kepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk dan mencatatnya, disaksikan oleh Inspektur Kota Samarinda. Pasal 6 (1) Hasil penerimaan sumbangan pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus dicantumkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun berikutnya. (2) Sumbangan pihak ketiga yang diperoleh daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dipergunakan untuk kepentingan Pembangunan Daerah. (3) Barang-barang bergerak maupun tidak bergerak yang disumbangkan pihak ketiga menjadi kekayaan daerah yang pengelolaannya dilakukan oleh SKPD teknis sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 7 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Sistem dan Prosedur Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga kepada Daerah akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
7 BAB IV PEMELIHARAAN Pasal 8 (1) Barang bergerak dan tidak bergerak yang telah disumbangkan oleh Pihak Ketiga wajib dilakukan pemeliharaan dan perawatan oleh SKPD yang menangani. (2) Biaya pemeliharaan dan perawatan dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Samarinda. Pasal 9 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Samarinda. Ditetapkan di Samarinda pada tanggal 17 Desember 2013 WALIKOTA SAMARINDA, ttd H. SYAHARIE JA ANG Diundangkan di Samarinda pada tanggal 17 Desember 2013 SEKRETARIS DAERAH KOTA SAMARINDA, ttd H. ZULFAKAR NOOR LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2013 NOMOR 20. Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Daerah Kota Samarinda Kepala Bagian Hukum ttd SUPARMI, SH, MH. Nip. 196905121989032009