Pertumbuhan dan Produksi Sorgum Manis (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Pemberian Mulsa dan Bahan Organik

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida Terhadap Pemberian Kompos Limbah Jagung dan Pupuk KCl

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (7): 47-54

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PEMBERIAN MULSA DAN BERBAGAI METODE OLAH TANAH SKRIPSI

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (578) :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

PERTUMBUHAN DANHASILTANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard) PADA BEBERAPA TARAF DOSIS KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) terhadap Pemberian Mulsa dan Berbagai Metode Olah Tanah

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAHAN METODE PENELITIAN

PENGARUH BEBERAPA KOMBINASI KOMPOS KEMPAAN GAMBIR DAN PUPUK NPK 15:15:15 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb.

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

MEASURES FOR INCREASING PRODUCTION GROWTH AND SWEET CORN

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

KAJIAN PENANAMAN KEDELAI DI BAWAH KELAPA SAWIT UMUR EMPAT TAHUN DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos TKKS dan Jarak Tanam di Dataran Rendah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

Respons Pertumbuhan Beberapa Varietas Sorgum (Sorghum bicolor L.) Pada Tanah Salin Dengan Pemberian Giberelin

Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

Respons Pemberian Pupuk Hayati pada Beberapa Jarak Tanam Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae var. acephala)

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) DENGAN PERBEDAAN SISTEM PENGOLAHAN TANAH

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG VARIETAS P-23 TERHADAP BERBAGAI KOMPOSISI VERMIKOMPOS DENGAN PUPUK ANORGANIK

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascalonicum L.

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

III. MATERI DAN METODE

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

Transkripsi:

Pertumbuhan dan Produksi Sorgum anis (Sorghum bicolor (L.) oench) Terhadap Pemberian ulsa dan Bahan Organik The Growth and Yield of Sweet Sorghum (Sorghum bicolor (L.) oench) On The ulch Treatments and Organic atter Novrizal Siregar, T. Irmansyah*, ariati Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, edan 20155 *Corresponding author: omanteungoh@gmail.com ABSTRACT The research has been conducted to evaluation growth and yield of sweet sorghum on the mulch treatments and organic matter. The research was conducted at experimental field, Agricultural Faculty University of Sumatera Utara, edan with altitude ± 25 meter above sea level, began from April up to August 2015. The experiment was arranged by split plot design with mulch as main plot (without mulch, hay mulch) and organic matter as sub plot i.e., without organic matter, empty fruit bunch compost,chicken manure and mixture of empty fruit bunch compost and chicken manure. Parameters observed were plant lenght, leaves number, stem diameter, flowering time, seed weight per sample, seed weight per plot and weight of 1000 seeds. The results showed that, among all parameters observed, only leaves number was significantly affected by mulch treatment. However there were variations of plant lenght, leaves number, and stem diameter on organic matter treatments. B 3 treatments (mixture of empty fruit bunch compost and chicken manure) produced the highest plant length (296.88 cm), the highest leaves number (5.83 strands) and the largest stem diameter (5.38 mm).there was no interaction between mulch treatments and organic matter. Keywords : mulch, organic matter, sweet sorghum ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan produksi sorgum manis terhadap pemberian mulsa dan bahan organik. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Kota edan dengan kepanjangan tempat ± 25 meter di atas permukaan laut (dpl) pada bulan April sampai dengan Agustus 2015, menggunakan rancangan petak terbagi dengan mulsa sebagai petak utama (tanpa mulsa, mulsa jerami) dan bahan organik sebagai anak petak yaitu tanpa bahan organik, kompos TKKS, pupuk kandang ayam, campuran kompos TKKS dan pupuk kandang ayam. Parameter yang diamati adalah panjang tanaman, jumlah daun, diameter batang, umur berbunga, produksi per sempel, bobot biji per anak petak, dan bobot 1000 biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, diantara semua parameter yang diamati, hanya perlakuan mulsa yang berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun. Perlakuan bahan organik berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tanaman, jumlah daun, dan diameter batang.perlakuan B 3 (campuran TKKS dan pupuk kandang ayam) menghasilkan panjang tanaman tertinggi (296,88 cm), jumlah daun terbanyak (5,83 helai) dan diameter batang terbesar (5,38 mm). Tidak ada interaksi antara perlakuan mulsa dan bahan organik. Kata kunci: bahan organik, mulsa, sorgum manis 2188

PENDAHULUAN Sorgum merupakan tanaman serelia yang dapat memberikan banyak manfaat diantaranya dari biji menghasilkan tepung sebagai pengganti gandum, dari batang dapat menghasilkan nira yang dapat dimanfaatkan sebagai gula dan hijauan pakan ternak. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serelia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai daerah adaptasi yang luas. Sorgum cukup toleran terhadapat tanah yang kurang subur atau tanah kritis, sehingga lahan-lahan yang kurang produktif atau lahan tidur bisa ditanami. Tanaman sorgum cukup toleran terhadap kekeringan dan genangan air, dapat berproduksi pada lahan marginal serta relatif tahan terhadap gangguan hama dan penyakit. Sorgum tidak memerlukan teknologi dan perawatan khusus sebagaimana tanaman lain. Untuk mendapatkan hasil maksimal, sorgum sebaiknya ditanam pada musim kemarau karena sepanjang hidupnya memerlukan sinar matahari penuh (Prihandana dan Hendroko, 2008). Produksi sorgum di Indonesia masih rendah sehingga tidak masuk dalam daftar negara penghasil sorgum dunia. Data Direktorat Budi Daya Serealia pada tahun 2013 menunjukkan produksi sorgum Indonesia dalam 5 tahun terakhir hanya meningkat sedikit dari 6.114 ton menjadi 7.695 ton. Peningkatan produksi sorgum di dalam negeri perlu mendapat perhatian khusus karena Indonesia sangat potensial bagi pengembangan sorgum (Subagio dan Aqil, 2014). Untuk meningkatkan produksi pertanian yang panjang dapat dilakukan dengan perbaikan atau manipulasi lingkungan tumbuh. Pemberian mulsa dapat secara langsung berpengaruh terhadap ligkungan tumbuh tanaman, seperti mencegah erosi, meningkatkan kadar air tanah, suhu, udara dalam tanah dan refleksi radiasi matahari. Berdasarkan efeknya terhadap suhu tanah, maka penggunaan mulsa dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman akan suhu tanah. Fluktuasi suhu sangat ditentukan oleh jenis mulsa (Umboh, 2000). Selain mulsa, bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar karbon dalam bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun. enurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi (Hakim et al, 1986). Sehingga peneliti merasa perlu dilakukannya penelitian untuk melihat pertumbuhan dan produksi sorgum manis terhadap pemberian mulsa dan bahan organik. BAHAN DAN ETODE Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, edan dengan kepanjangan tempat ± 25 meter di atas permukaan laut (dpl) pada bulan April sampai Agustus 2015. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih tanaman sorgum sumber dari (balai penelitian tanaman serealia, Sulawesi Selatan), mulsa jerami padi, kompos tandan kosong kelapa sawit, pupuk kandang ayam, urea, SP-36, dan KCl (sebagai pupuk dasar), fungisida (Dithane), dan air. Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah cangkul, gembor, hand sprayer, meteran, pacak sampel, pacak perlakuan, alat tulis, label, karung, tali, ember, pisau, plastik, timbangan, dan kalkulator. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi (RPT) dengan dua faktor perlakuan yaitu faktor pertama (petak utama) mulsa terdiri dari 2 jenis yaitu 0 (tanpa mulsa) dan 1 (mulsa 2189

jerami padi), faktor kedua (anak petak) bahan organik terdiri dari 4 jenis yaitu B 0 (tanpa bahan organik), B 1 7,2 kg/plot tandan kosong kelapa sawit (20 ton/ha), B 2 7,2 kg/plot pupuk kandang ayam (20ton/Ha), B 3 7,2 kg/plot campuran (3,6 kg/plot tandan kosong kelapa sawit dan 3,6 kg/plot pupuk kandang ayam). Panjang tanaman Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman, tanaman terpanjang dihasilkan oleh pemberian mulsa dan terendah pada perlakuan tanpa mulsa. Perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5% (Sastrosupadi, 2000). HASIL DAN PEBAHASAN Sedangkan bahan organik berpengaruh nyata pada setiap minggu pengamatan 2-9 ST kecuali 6 ST, panjang tanaman terpanjang terdapat pada perlakuan bahan organik campuran kompos TKKS dan kotoran ayam dan terendah pada perlakuan tanpa bahan organik. Tabel 1. Rataan panjang tanaman pada pemberian mulsa dan jenis bahan organik pada umur 2-9 ST UUR ulsa Bahan Organik Rataan (ST) B 0 B 1 B 2 B 3 ----------------------------------cm--------------------------------------- 2 ST 0 32,33 31,51 39,71 46,04 37,40 1 32,89 29,98 39,82 47,80 37,62 Rataan 32,61c 30,75c 39,77b 46,92a 3 ST 0 39,80 42,12 54,66 62,55 49,78 1 43,19 39,74 53,12 61,11 49,29 Rataan 41,49c 40,93c 53,89ab 61,83a 4 ST 0 71,09 68,93 95,71 94,68 82,60 1 78,30 70,08 91,47 97,33 84,30 Rataan 74,69c 69,51c 93,59ab 96,01a 5 ST 0 99,52 96,35 131,27 135,45 115,65 1 109,31 105,10 130,45 149,08 123,49 Rataan 104,42c 100,73c 130,86ab 142,27a 6 ST 0 151,22 166,13 176,73 184,45 169,63 1 176,23 153,05 188,33 188,36 176,49 Rataan 163,73 159,59 182,53 186,40 7 ST 0 208,95 231,78 238,33 242,73 230,45 1 230,18 217,17 246,03 260,73 238,53 Rataan 219,56c 224,47c 242,18ab 251,73a 8 ST 0 253,80 260,10 269,07 283,55 266,63 1 272,37 265,59 281,03 290,20 277,30 Rataan 263,08b 262,84b 275,05ab 286,87a 9 ST 0 263,33 270,11 278,21 291,94 275,90 1 283,19 276,93 290,43 299,81 287,59 Rataan 273,26b 273,52b 284,32ab 295,88a Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda pada baris atau kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. 2190

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada perlakuan mulsa, tanaman terpanjang dihasilkan oleh 1 yaitu 287,59 cm dan terendah pada perlakuan 0 yaitu 275,90 cm. Pada perlakuan pemberian bahan organik menunjukkan panjang tanaman 9 ST terpanjang terdapat pada perlakuan B 3 yaitu 295,88 cm dan terendah pada perlakuan B 0 yaitu 273,26 cm. Perlakuan B 3 tidak berbeda nyata dengan B 2 tetapi berbeda nyata dengan B 0 dan B 1. Perlakuan bahan organik berpengaruh nyata pada panjang tanaman 1,2,3,4,5,7,8 dan 9 ST, pada rataan panjang tanaman 9 ST (Tabel 1) dapat dilihat perlakuan B 3 menghasilkan panjang tanaman terbesar yaitu 295,88 cm. Hal ini menunjukkan bahwa gabungan dari pupuk kandang ayam dan TKKS memberikan hasil yang bagus, sehingga perkembangan mikroba menjadi baik dan berkembang maka unsur N semakin tersedia dalam tanah. Pada pertumbuhan tanaman sorgum bahan organik umumnya mengandung unsur hara makro dan mikro yang di butuhkan oleh tanaman. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh arsono dan Sigit (2001) yang menyatakan bahwa Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup, seperti tanaman, kotoran hewan dan manusia, umumnya mengandung unsur hara makro dan mikro yang diperlukan oleh tanaman. Salah satu cara yang dilakukan untuk mempertahankan lahan pertanian agar tetap produktif yaitu dengan cara mengembalikan bahan organik ke dalam tanah. Selain itu Lubis (1986) mengemukakan bahwa Pupuk kandang ayam berasal dari feses ayam yang kandungan N, P, dan K relatif panjang dari feses hewan lainnya. anfaat kotoran ayam setelah diteliti dan ternyata memberi efek yang sangat besar terhadap pertumbuhan tanaman bahkan lebih besar dari pada kotoran ternak besar. Dari segi kadar hara tiap ton kotoran unggas terdapat 65,82 kg N; 13,7 kg P; 12,80 kg K. Badami (2008) mengemukakan bahwa, bahan organik yang diberikan pada tanaman, memberikan respon yang cukup baik pada pertumbuhan tanaman, hal ini di dapat dilihat pada parameter tinggi tanaman. Dimana tanaman yang diberi bahan organik, memiliki tinggi yang lebih baik dibandingkan dengan tinggi tanaman yang tidak di berikan bahan organik. Rachman et al., (2008) menyatakan bahwa pemberian bahan organik pupuk kandang ayam berpengaruh terhadap tinggi tanaman jagung. Hal ini di ketahui dari data yang menunjukkan bahwa tanaman yang diberi tambahan bahan organik pupuk kandang ayam menghasilkan tinggi tanaman yang lebih baik jika dibandingkan dengan tanaman jagung yang tidak di beri tambahan pupuk kandang ayam. Seperti yang dikemukakan oleh Iwan (2012) keunggulan kompos TKKS yaitu mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman antara lain K, P, Ca, g, C dan N. Kompos TKKS dapat memperkaya unsur hara yang ada di dalam tanah, dan mampu memperbaiki sifat 3 fisik, kimia dan biologi tanah. Selain itu kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang menguntungkan antara lain membantu kelarutan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman, bersifat homogen dan mengurangi resiko sebagai pembawa hama tanaman, merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah dan dapat diaplikasikan pada sembarang musim. Jumlah daun Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemberian mulsa berpengaruh nyata terhadap pengamatan parameter jumlah daun pada 5 dan 6 ST, sedangkan pemberian bahan organik berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun pada 2 dan 3 ST. 2191

Tabel 2. Rataan jumlah daun pada pemberian mulsa dan jenis bahan organik pada umur 2-9 ST. UUR Bahan Organik ulsa Rataan (ST) B 0 B 1 B 2 B 3 ------------------------------------helai------------------------------------ 2 ST 0 --- 3,40 3,47 4,40 4,40 3,92 1 3,53 3,00 4,07 4,33 3,73 Rataan 3,47b 3,23b 4,23a 4,37a 3 ST 0 4,73 5,13 5,87 5,60 5,33 1 5,20 5,27 5,73 6,07 5,57 Rataan 4,97b 5,20b 5,80a 5,83a 4 ST 0 5,93 6,13 6,73 7,00 6,45 1 6,80 6,87 7,27 7,60 7,13 Rataan 6,37 6,50 7,00 7,30 5 ST 0 7,93 8,13 8,40 8,33 8,20b 1 8,27 8,20 8,60 9,73 8,70a Rataan 8,10 8,17 8,50 9,03 6 ST 0 9,27 9,40 9,47 9,00 9,28b 1 9,87 9,67 9,73 10,67 9,98a Rataan 9,57 9,53 9,60 9,83 7 ST 0 10,67 10,67 10,73 10,27 10,58 1 10,80 10,53 11,13 11,87 11,08 Rataan 10,73 10,60 10,93 11,07 8 ST 0 11,53 11,53 11,67 11,13 11,47 1 11,53 11,67 12,00 12,73 11,98 Rataan 11,53 11,60 11,83 11,93 9 ST 0 12,67 12,53 12,80 12,47 12,62 1 12,67 13,20 13,20 13,93 13,25 Rataan 12,67 12,87 13,00 13,20 Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda pada baris atau kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan mulsa berpengaruh nyata pada 6 ST. Daun yang dihasilkan 1 (9,98) sedikit lebih banyak dibandingkan kontrol (9,28) helai. Pada perlakuan bahan organik B 3 (campuran kompos TKKS dan pupuk kandang ayam) menghasilkan jumlah daun terbanyak dibandingkan perlakuan lainnya, tetapi B 3 tidak berbeda nyata dengan perlakuan B 2. Perlakuan mulsa berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 5 dan 6 ST. Jumlah daun terpanjang terdapat pada perlakuan 1 yaitu 9,98 helai dan terendah pada perlakuan 0 yaitu 9,28 helai. Hal ini dikarenakan pada umur 1-4 ST belum ada respon tanaman terhadap pemberian mulsa dan juga masih tersedia sisa residu pupuk penanaman sebelumnya, sehingga tidak terjadi persaingan dalam tanaman. Pemberian mulsa organik jerami padi dapat memperbaiki kesuburan tanah dan menunjukkan hasil yang terpanjang pada pengamatan hasil jumlah daun. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fadriansyah (2015) yang mengemukakan bahwa pemberian mulsa organik seperti jerami padi merupakan alternatif yang tepat karena mulsa jerami padi dapat memperbaiki kesuburan tanah, dan menunjukkan hasil yang terpanjang pada pengamatan hasil jumlah daun, ini disebabkan karena mulsa dapat menjaga keadaan iklim mikro tanah. Interaksi perlakuan penggunaan berbagai jenis mulsa dan pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata 2192

terhadap semua parameter pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa kedua faktor perlakuan memberikan respon masing masing sebagai faktor tunggal tanpa adanya interaksi. Hal ini didukung oleh Steel and Torrie (1993) yang menyatakan bahwa bila pengaruh pengaruh sederhana suatu faktor berbeda lebih besar daripada yang dapat ditimbulkan oleh faktor kebetulan, beda respon ini disebut interaksi antara kedua faktor itu. Bila interaksinya tidak nyata, maka disimpulkan bahwa faktor-faktornya bertindak bebas satu sama lain, pengaruh sederhana suatu faktor sama pada semua taraf faktor lainya dalam batas-batas keragaman acak. Dari pengamatan yang dilakukan, dapat dilihat dari seluruh tabel yang ada bahwa interaksi dari perlakuan mulsa dan bahan organik menunjukkan data yang tidak berpengaruh nyata pada seluruh parameter penelitian. Keadaan ini memungkinkan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna mendapatkan kombinasi yang tepat dalam menerapkan pertanian berkelanjutan dengan kombinasi mulsa dan bahan organik. Dengan demikian diharapkan kedepannya didapatkan hasil yang lebih detail sehingga dapat diterapkan dikalangan petani terkhusus tanaman sorgum atau pihak lain yang membutuhkannya. Produksi per Sampel Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemberian mulsa dan bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap produksi per sampel. Rataan produksi per sampel pada pemberian mulsa dan jenis bahan organik dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan produksi per sampel pada pemberian mulsa dan jenis bahan organik. ulsa B 0 Bahan Organik B 1 B 2 B 3 rataan ----------------------------------------g--------------------------------------- 0 106,48 113,60 114,81 117,65 113,14 1 112,56 107,79 123,62 124,49 117,11 109,52 110,70 119,22 121,07 Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan mulsa, produksi per sampel terpanjang dihasilkan oleh 1 yaitu 117,11 g dan terendah pada perlakuan 0 yaitu 113,14 g. Pada perlakuan pemberian bahan organik, produksi per sampel terpanjang dihasilkan oleh B 3 yaitu 121,07 g dan terendah pada perlakuan B 0 yaitu 109,52 g. Perlakuan mulsa jerami padi tidak berpengaruh nyata terhadap parameter produksi per sampel. Hal ini diduga pengaruh kelembaban udara dan curah hujan pada bulan April sampai Agustus 2015 sebesar 160,7 253,7 mm. Kelembaban udara yang baik untuk tanaman sorgum 20-40 % dan curah hujan antara 375-425 mm. Hasil penelitian Laimeheriwa (1990) mengatakan bahwa selama pertumbuhan tanaman, kelembaban relatif 20-40 % dan curah hujan yang diperlukan adalah berkisar antara 375 425 mm. Bobot 1000 biji Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemberian mulsa dan bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap bobot 1000 biji. 2193

Tabel 4. Rataan bobot 1000 biji pada pemberian mulsa dan jenis bahan organik. Bahan Organik ulsa Rataan B 0 B 1 B 2 B 3 ---------------------------------------g------------------------------------- 0 27,53 27,96 28,15 29,97 28,40 1 28,15 28,87 29,79 30,13 29,24 Rataan 27,84 28,41 28,97 30,05 Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan mulsa, bobot 1000 biji terpanjang dihasilkan oleh 1 yaitu 29,24 g, dan terendah pada perlakuan 0 yaitu 28,40 g. Pada perlakuan pemberian bahan organik, bobot 1000 biji terpanjang dihasilkan oleh B 3 yaitu 30,05 g dan terendah pada perlakuan B 0 yaitu 27,84 g. Perlakuan bahan organik pupuk kandang ayam dan tandan kosong kelapa sawit tidak berpengaruh nyata terhadap parameter bobot 1000 biji. Hal ini mungkin disebabkan karena kadar unsur P yang ada pada tanah, kotoran ayam dan TKKS masih jauh dibawah kebutuhan. Kadar P tanah, kotoran ayam dan TKKS sebesar 9,14 ppm, 2,59 ppm, dan 1,30 ppm. enurut Syafruddin dan Akil (2015) unsur P yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum sebesar 35-45 ppm. Sehingga tanaman sorgum kekurangan unsur hara P yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum. Hal ini sesuai dengan literatur Hakim et al., (1986) yang menyatakan bahwa Selain mulsa, bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar karbon dalam bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun. enurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi. Ujung (2015) menyatakan bahwa, pemberian mulsa jerami padi memberikan pengaruh yang cukup baik terhadap bobot 1000 biji, hal ini menunjukkan bahwa mulsa jerami padi memberikan pengaruh lebih baik jika dibandingkan dengan tanpa pemberian mulsa. SIPULAN Perlakuan mulsa hanya berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada 5 ST (8,70) dan 6 ST (9,98 helai), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman, jumlah daun 1,2,3,4,7,8,9 ST, diameter batang, umur berbunga, produksi per sampel, produksi per anak petak, dan bobot 1000 biji. Jenis bahan organik berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman pada 2 sampai 9 ST kecuali pada 6 ST, jumlah daun 2 dan 3 ST, diameter batang 2 ST (5,38 mm). interaksi antara perlakuan mulsa dan perlakuan bahan organik berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati. DAFTAR PUSTAKA Badami, K. 2008. Respon Jagung Sayur (Baby Corn) Terhadap Ketersediaan Air dan Pemberian Bahan Organik. J. Agrovigor. 1(1):1-11. Fadriansyah, A. 2015. Pengaruh Takaran ulsa Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang. Padang. Hakim, N.,. Y. Nyakpa, A.. Lubis, S. G. Nugroho,. R. Saul,. A. Diha, Go Ban Hong dan H. H. Bailey., 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung- 2194

Press, Lampung. Halaman 128 136. Iwan, R. 2012. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Sebagai Alternatif Pupuk Organik. http://blogger gaptek: Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Sebagai Alternatif Pupuk Organik. Diakses Pada Tanggal 29 aret 2013. Laimeheriwa, J. 1990. Teknologi Budidaya Sorgum. Departemen Pertanian, Balai Informasi Pertanian, Provinsi Irian Jaya. http:/www.pustaka.litbang.deptan.g o.id [22 maret 2014]. arsono dan P. Sigit. 2001. Pupuk Kandang dan Aplikasi Pupuk Akar. Penebar Swadaya. Jakarta. 96 hal. Prihandana, R dan R. Hendroko, 2008. Energi Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta. Rachman, I. A., S. Djuniwati dan K. Idris. 2008. Pengaruh Bahan Organik dan Pupuk NPK Terhadap Serapan Hara dan Produksi Jagung di Inceptisol Ternate. J. Tanah dan Lingkungan. 10(1):7-13. Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Kanisius. Yogyakarta. Steel, R. G. D dan J. H. Torrie, 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Subagio, H. dan. Aqil. 2014. Perakitan dan Pengembangan Varietas Unggul Sorgum untuk Pangan, Pakan, dan Bioenergi. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Sulawesi Selatan. aros. Syafruddin dan. Akil. 2015. Pengelolaan Hara Pada Tanaman Sorgum. Diakses dari website http://www.balitsereal.litbang.perta nian.go.id pada tanggal 16 November 2015. Ujung, I.. 2015. Respons Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Sorgum (Sorghum bicolor (L.) oench) Terhadap ulsa Organik di Lahan Sawah. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. edan. Umboh, A. H. 2000. Petunjuk Penggunaan ulsa. Penebar swadaya, Jakarta. 2195