BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi agenda penting pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Menurut laporan Education for all (EFA ) Global

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berdampak pada pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KELISTRIKAN

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan kita semua, sekaligus menyisakan pekerjaan rumah bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi manusia selalu berlangsung dalam latar dan lingkungan tertentu. Manusia tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi dewasa

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara yang masih berkembang, pendidikan di Indonesia masih. sangat rendah dari segi Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu aset yang dapat mendukung serta menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Hal ini berarti juga bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

INDONESIAKU 9/17/2013 NEGERI SURGA YANG TER DI MUKA BUMI

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 ayat 1 UU sisdiknas No. 20 tahun 2003). pendidik dan sarana serta prasarana yang berkualitas. Peringkat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lembaga Pendidikan merupakan wadah untuk generasi muda agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman menuntut perubahan dalam setiap aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Salah satu pondasi penting untuk kemajuan suatu Negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad 21 ini dunia pendidikan kita menjadi geger, geger dengan

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

PENGGUNAAN LEMBAR PRAKTIKUM TERBIMBING DALAM MATA KULIAH APLIKASI KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

Pendidikan berperan menciptakan kehidupan manusia yang berkualitas dari berbagai aspek baik pendidikan formal maupun non formal.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia yang serba modern dan kehidupan yang semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu negara ialah

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi agenda penting pemerintah dalam beberapa tahun belakangan ini. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran betapa pentingnya peran pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan watak bangsa untuk kemajuan masyarakat dan bangsa. Kemajuan pendidikan suatu negara tidak dapat dipisahkan dari keberadaan kualitas guru. Dalam praktiknya, kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif, aktif dan efektif merupakan hal yang paling mendasar yang menunjukkan kualitas guru tersebut dalam mengajar. Dalam proses belajar mengajar, guru tidak cukup hanya dengan memberikan materi pelajaran saja, tetapi juga perlu menciptakan suatu daya tarik atau motivasi yang dapat membangkitkan semangat peserta didik untuk belajar. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan kelas yang baik yang dapat membantu peserta didik untuk lebih fokus dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Kemampuan guru melaksanakan pengelolaan kelas yang baik akan membantu peserta didik dalam meningkatkan potensinya dan membantu guru mencapai keberhasilannya dalam mengajar. Oleh karena itu, perlu adanya kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam mengajar. 1

2 Kompetensi yang dimiliki seorang guru merupakan persyaratan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Tanpa adanya kompetensi standar sebagai pencapaian tujuan pembelajaran dari seorang guru, maka hasil proses pembelajaran tidak akan tercapai secara optimal. Kualitas guru sangat menentukan keberhasilan setiap proses pendidikan, disamping faktor lainnya, seperti tersedianya prasarana belajar yang memadai dan kurikulum yang baik. Kualitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih dalam level rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain: Jumlah Anak Putus Sekolah, Tingkat Pengangguran, dan Tingkat Daya Saing SDM. Pertama, dari Jumlah Anak Putus Sekolah. Berdasarkan laporan Education for All Global Monitoring Report yang dirilis UNESCO 2011, tingginya angka putus sekolah menyebabkan peringkat indeks pembangunan rendah. Iskandar Irwan Hukom mengatakan bahwa Indonesia berada di peringkat 69 dari 127 negara dalam Education Development Index. Sementara, laporan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, setiap menit ada empat anak yang putus sekolah. Bahkan pada tahun 2010 usia sekolah yakni 7-15 tahun yang terancam putus sekolah sebanyak 1,3 juta. Kedua, Tingkat Pengangguran. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penggangguran di Indonesia tingkat Pengangguran Terbuka periode Agustus 2012 masih ditempati posisi tertinggi oleh mereka yang lulusan SMK dan SMA. Angka pengangguran tertinggi berdasarkan level kelulusan pendidikan yang pertama adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9,87%, Sekolah Menengah Atas (SMA) 9,6%.

3 Ketiga, Tingkat Daya Saing SDM. Diantara negara-negara ASEAN, setelah Singapura, Malaysia menempati posisi teratas (peringkat ke 21), disusul oleh Thailand (39). Lihat Tabel. Vietnam dan Filipina berada di belakang Indonesia, pada peringkat ke 65 dan 75 bertururt-turut. Cukup mengejutkan adalah Filipina, yang naik 10 tingkat dari peringkat ke 85 tahun lalu. Kinerja daya saing Indonesia lebih buruk dari pada Thailand, yang hanya turun satu tingkat, kendati Thailand mengalami gejolak politik cukup lama. Malaysia mengalami kenaikan peringkat yang sangat besar (5 tingkat), melampaui posisi Korea Selatan (24). Sementara tingkat daya saing Indonesia masih berada jauh di bawah Singapura (2), yaitu berada pada peringkat 46. Tabel 1.1 Peringkat Daya Saing Beberapa Negara ASEAN Tahun 2012 NEGARA PERINGKAT SKOR PERINGKAT PERUBAHAN 2011 2010 Singapura 2 5.63 3 1 Malaysia 21 5.08 26 5 Thailand 39 4.52 38-1 Indonesia 46 4.38 44-2 Vietnam 65 4.24 59-6 Filipina 75 4.08 85 10 Sumber : http://www.bappenas.go.id/blog/?p=491. (10 April 2013) Dari ketiga hal diatas (Jumlah Anak Putus Sekolah, Tingkat Pengangguran, dan Tingkat Daya Saing SDM) menunjukkan bahwa kualitas SDM di Indonesia masih harus ditingkatkan. Hal yang paling mendasar untuk hal itu adalah dimulai dengan perbaikan pada mutu pendidikan yaitu dengan melalui perbaikan mutu belajar. Sebagai pengajar dan pendidik, bertugas mengajarkan sejumlah bahan

4 pelajaran dan membimbing anak didik agar menjadi manusia yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Hal itu dapat terwujud seiring dengan pengelolaan kelas yang baik yang dilakukan oleh guru pada saat mengajar. Supaya hal tersebut dapat tercapai maka sangat perlu adanya kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat 1 berbunyi: Pendidikan nasional ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dari isi UU SISDIKNAS di atas jelas dikatakan bahwa suasana belajar juga penting untuk diciptakan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Guru harus mampu menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan tersebut. Permasalahan timbul ketika penulis melakukan observasi terhadap suasana belajar Kewirausahaan siswa di SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 1 Medan. Dari hasil observasi, suasana belajar terlihat tidak kondusif. Hal ini terlihat dari adanya siswa yang ribut ketika guru sedang mengajar di kelas, yang menyebabkan fokus siswa dalam belajar berkurang. Keadaan ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa guru yang mengajar di kelas kurang diminati siswanya. Data dari hasil belajar siswa untuk mata pelajaran Kewirausahaan menunjukkan masih rendahnya hasil belajar siswa yang masih di bawah KKM.

5 Dari 101 siswa kelas X di SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 1 Medan yang terbagi dalam tiga kelas, nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan hanya 50 siswa yang nilainya memenuhi KKM, atau sekitar 50% dari jumlah keseluruhan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar kewirausahaan siswa di SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 1 Medan masih rendah. Indikasi ini menunjukkan bahwa kompetensi guru tersebut masih rendah atau guru masih kurang mampu dalam melakukann pengelolaan kelas. Dari fenomena yang terjadi diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang Pengaruh Pengelolaan Kelas Dan Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 1 Medan T.A 2012/2013. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan siswa kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 1 Medan T.A 2012/2013? 2. Bagaimana pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan siswa kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 1 Medan T.A 2012/2013?

6 3. Bagaimana pengaruh Pengelolaan Kelas dan Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan siswa kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 1 Medan T.A 2012/2013? 1.3 Pembatasan Masalah Untuk mendukung hasil yang lebih baik dan agar permasalahan tidak meluas sehingga penelitian lebih efektif dan terarah, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Pengelolaan Kelas yang berupa tindakan guru yang dilakukan pada saat pembelajaran Kewirausahaan berlangsung. 2. Kompetensi Guru yang merupakan kualitas guru dalam melakukan proses KBM sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Hasil Belajar Kewirausahaan yang merupakan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kewirausahaan di Kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 1 Medan T.A 2012/2013. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh yang positif antara Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan siswa Kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 1 Medan T.A 2012/2013?

7 2. Apakah ada pengaruh yang positif antara Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan siswa Kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 1 Medan T.A 2012/2013? 3. Apakah ada pengaruh yang positif antara Pengelolaan Kelas dan Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan siswa Kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 1 Medan T.A 2012/2013? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan siswa kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 1 Medan T.A 2012/2013. 2. Untuk mengetahui Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan siswa kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 1 Medan T.A 2012/2013. 3. Untuk mengetahui Pengaruh antara Pengelolaan Kelas dan Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan siswa kelas X SMK Swasta Teladan Sumatera Utara 1 Medan T.A 2012/2013.

8 1.6 Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini penulis berharap hasil penelitian dapat memberikan manfaat terhadap kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Kewirausahaan. Adapun manfaat yang akan diperoleh antara lain: a. Bagi penulis, sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa saat menjadi guru nanti dengan meningkatkan kompetensi sebagai seorang guru dan mengoptimalkan pengelolaan kelas yang baik, serta sebagai penambah pengetahuan tentang pengaruh pengelolaan kelas dan kompetensi guru terhadap hasil belajar kewirausahaan siswa. b. Bagi Guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan, sebagai suatu alternatif pembelajaran ekonomi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara meningkatkan kompetensi yang dimiliki dan memberdayakan kompetensi tersebut dengan mengoptimalkan pengelolaan kelas dengan baik. c. Bagi Lembaga UNIMED, sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitianpenelitian, untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa, serta sebagai bahan masukan bagi Jurusan Pendidikan Ekonomi UNIMED, khususnya Prodi Pendidikan Tata niaga dalam mengembangkan desain pembelajaran Kewirausahaan yang Aktif dan Kreatif.