BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada satu satuan pendidikan, pengembangan kurikulum mutlak diperlukan, oleh karena itu Badan Nasional Standar Pendidikan menghendaki setiap satuan pendidikan mempunyai kurikulum tersendiri. Kurikulum satuan pendidikan dimaksud mencerminkan kekhasan satuan pendidikan tersebut. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan tuntutan jaman. Oleh karena itu maka dikembangkanlah apa yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Oleh karena itu harus ada ciri khas dari satuan pendidikan tersebut. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 7 Ayat (3) bahwa kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB-/Paket A, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan. Cakupan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/ Paket A atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan 1
2 kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB/ Paket B atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Matematika merupakan salah satu bidang ilmu dasar yang memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting`dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Standar Isi, 2006 : 416). Tujuan dari pembelajaran matematika adalah melatih dan menumbuhkan cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten, serta mengembangkan sikap gigih dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah (Depdiknas, 2006). Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, guru melakukan pembelajaran agar kondisi kelas dinamis. Kelas yang dinamis ditandai adanya interaksi belajar mengajar yang dilakukan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru maupun dengan lingkungannya. Interaksi yang baik antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan lingkungan akan membuat pelajaran menjadi menyenangkan. Menyenangkan karena interaksi tersebut terjadi karena guru menggunakan berbagai macam metode, media dan sumber belajar yang memungkinkan siswa terlibat secara intelektual, emosional, maupun fisik dalam pembelajaran. Suasana pembelajaran tersebut diharapkan terjadi pada setiap mata pelajaran, namun tidak demikian yang terjadi pada mata pelajaran Matematika kelas 5 SD Negeri Lamper Kidul 03 Semarang. Guru kelas mengeluh bahwa siswa kurang berpartisipasi dalam mengikuti
3 pelajaran Matematika. Hal ini ditandai dengan: a) keadaan kelas yang pasif, siswa cenderung diam saat guru mengajar, b) siswa yang diberi pertanyaan lebih banyak diam daripada menjawab pertanyaan guru, c) saat belajar mengajar berlangsung beberapa siswa tidak memperhatikan guru yang mengajar. d) KKM mata pelajaran Matematika adalah 70; berdasarkan hasil nilai ulangan umum, siswa yang mencapai 70 ada 9 siswa (25,71%) dan yang 70 ada 26 siswa (74,29%). Tabel 1.1 Ketuntasan Belajar Matematika siswa Kelas 5 SD Negeri Lamper Kidul 03 Semarang Pra Siklus No Standar Ketuntasan Jumlah Angka Ketuntasan Siswa Persentase 1 < 70 Tidak tuntas 26 74,29 % 2 70 Tuntas 9 25,71% Jumlah 35 100 % e) guru menggunakan alat peraga/ alat bantu yang kurang menarik bagi siswa, yaitu hanya berupa gambar bangun datar yang digambar di whiteboard. f) guru masih menggunakan cara mengajar konvensional yang mengandalkan metode ceramah. Untuk mengatasi kondisi kelas yang demikian sebenarnya terdapat banyak model pembelajaran yang dapat digunakan, seperti pembelajaran kontekstual, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran tematik, pembelajaran Quantum, dan lain-lain. Pada penelitian ini dipilih menggunakan Pembelajaran Quantum untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada mata pelajaran Matematika kelas 5 SD Negeri Lamper Kidul 03 Semarang, dengan alasan prinsip: (a) Pembelajaran Quantum segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar, (b) dalam Pembelajaran Quantum
4 siswa diberi tahu tujuan mereka mempelajari materi yang diajarkan, (c) dari pengalaman guru dan siswa diperoleh banyak konsep, (d) menghargai usaha siswa sekecil apapun, (e) guru harus memberi pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran, misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata: bagus!, baik!, (Hendry Risjawan, 2010). Pembelajaran Quantum diharapkan sangat menyenangkan dalam proses pembelajaran bagi anak-anak. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: 1. Apakah upaya penggunaan pembelajaran Quantum dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika kelas 5 SD Negeri Lamper Kidul 03 Semarang semester genap tahun 2012/2013. 2. Apakah upaya penggunaan pembelajaran Quantum dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika kelas 5 SD Negeri Lamper Kidul 03 Semarang semester genap tahun 2012/2013. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika kelas 5 SD Negeri Lamper Kidul 03 Semarang semester genap tahun 2012/2013. 2. Untuk meningkatkan hasil belajar Matematika kelas 5 SD Negeri Lamper Kidul 03 Semarang semester genap tahun 2012/2013. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Bagi siswa, diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan pembelajaran Quantum. Dengan upaya penggunaan Pembelajaran Quantum diharapkan siswa dapat meningkatkan pemahaman materi
5 matematika dengan mudah, mengembangkan kemampuan akademik, kecakapan pribadi dan sosial, siswa dapat bekerjasama. 2. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan guru dalam proses pembelajaran masa kini dan yang akan datang terhadap keterampilan guru melalui praktek tindakan kelas. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi sekolah untuk mengambil kebijakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.