I. PENDAHULUAN. tersebut Kosasih Djahiri (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 2) makna bahwa pendidikan harus dilakukan oleh usaha sadar manusia

dokumen-dokumen yang mirip
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) merupakan ilmu yang berhubungan dengan

I. PENDAHULUAN. dan terkontrol (khususnya datang dari sekolah), sehingga dia dapat. memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

I. PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam dan segala sesuatu yang terjadi di alam. IPA

1. PENDAHULUAN. Sains merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan proses

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. dan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

BAB I PENDAHULUAN. terkandung empat hal yang perlu digaris bawahi dan mendapat penjelasan lebih

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

I. PENDAHULUAN. kita lakukan. Bukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

I. PENDAHULUAN. Rasionalitas atau kemampuan manusia untuk berpikir secara rasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta didik agar

I. PENDAHULUAN. rendah hingga makhluk hidup tingkat tinggi. Biologi tidak hanya terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mahluk hidup, lingkungan, dan interaksinya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi manusia, karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

I. PENDAHULUAN. Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gejala umum yang terjadi pada peserta didik saat ini adalah malas berpikir

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia yang. memberikan bekal untuk menjalani kehidupan dan untuk menyiapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. sampai ke liang lahat nanti (Sadiman, et al dalam Warsita, 2008:62). Belajar dapat

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

I. PENDAHULUAN. semakin berkembang, Hal ini menuntut setiap individu untuk dapat. kemampuan memperoleh, memilih dan mengolah informasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

I. PENDAHULUAN. formal (Mudyahardjo, 2006:6). Hal ini senada dengan yang diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Pada

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

I. PENDAHULUAN. konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya (Margono, 2005:27)

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Penerapan kurikulum 2013 harus diterapkan untuk memfasilitasi siswa agar terlatih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sesungguhnya merupakan cara memperoleh

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (Sains) merupakan aspek pendidikan yang digunakan. diterangkan. Dengan demikian, tuntutan untuk terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa.

I. PENDAHULUAN. agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup IPA meliputi alam semesta secara keseluruhan baik

I. PENDAHULUAN. Rumpun ilmu IPA erat kaitannya dengan proses penemuan, seperti yang. dinyatakan oleh BSNP (2006: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pengetahuan sebagai kerangka fakta-fakta yang harus dihafal.

I. PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara siswa yang belajar dengan guru

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya terorganisir, berencana dan berlangsung kontinyu (terus menerus sepanjang hayat) ke arah membina manusia/anak didik menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya. Dari pengertian tersebut Kosasih Djahiri (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 2) mengemukakan, pendidikan merupakan upaya terorganisir yang memiliki makna bahwa pendidikan harus dilakukan oleh usaha sadar manusia dengan dasar dan tujuan yang jelas, ada tahapannya dan ada komitmen bersama di dalam proses pendidikan. Berencana mengandung arti, pendidikan harus direncanakan sebelumnya dengan suatu proses perhitungan yang matang dan berbagai sistem pendukung yang dipersiapkan. Berlangsung kontinyu artinya pendidikan berlangsung terus menerus sepanjang hayat selama manusia hidup proses pendidikan itu tetap dibutuhkan, kecuali bila manusia sudah mati, ia tidak memerlukan lagi proses pendidikan apapun juga. Dalam IPA dipelajari permasalahan yang berkait dengan fenomena alam dan berbagai permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Fenomena alam dalam IPA dapat ditinjau dari objek, persoalan, tema, dan tempat kejadiannya. Pembelajaran IPA memerlukan kegiatan penyelidikan, baik

2 melalui observasi maupun eksperimen, sebagai bagian dari kerja ilmiah yang melibatkan keterampilan proses yang dilandasi sikap ilmiah. Selain itu, pembelajaran IPA mengembangkan rasa ingin tahu melalui penemuan berdasarkan pengalaman langsung yang dilakukan melalui kerja ilmiah. Melalui kerja ilmiah, peserta didik dilatih untuk memanfaatkan fakta, membangun konsep, prinsip, teori sebagai dasar untuk berpikir kreatif, kritis, analitis, dan divergen (BSPN, 2007:12). Seperti pada materi pokok ekosistem yang dapat menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber pembelajarannya. Dalam sistem belajar mengajar yang sifatnya klasikal (bersama-sama dalam satu kelas), guru harus berusaha agar proses belajar mengajar mencerminkan komunikasi dua arah. Mengajar bukan semata-mata merupakan pemberian informasi seraya tanpa mengembangkan kemampuan mental, fisik, dan penampilan diri untuk mendapatkan kemampuan penguasaan konsep yang tepat oleh siswa. Para psikolog umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai contoh-contoh kongkret, contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktikkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik melalui benda-benda yang benar-benar nyata. Perkembangan pikiran (kognitif) anak sesungguhnya dilandasi oleh gerakan dan perbuatan. Anak harus bergerak dan berbuat sesuatu terhadap objek yang nyata (Semiawan, 1987:15).

3 Oleh karena itu, proses belajar mengajar di kelas harus dapat mengembangkan cara belajar siswa untuk mendapatkan, mengelola, menggunakan dan mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh dalam proses belajar sehingga terbentuklah konsep pada diri siswa. Hasil observasi pada SMP N 4 Sekampung, sekolah tersebut memiliki lingkungan yang cukup luas. Di lingkungan tersebut terdapat sawah di halaman depan sekolah dan kebun singkong dibagian belakang. Akan tetapi, lingkungan tersebut belum digunakan secara maksimal oleh guru dalam pembelajaran biologi untuk mempelajari ekosistem. Padahal lingkungan merupakan sumber belajar yang besar manfaatnya. Hal tersebut mengakibatkan keterampilan proses sains siswa tidak tergali dengan baik dan penguasaan konsep oleh siswa kurang maksimal, dikarenakan proses pembelajaran biologi kelas VII SMP N 4 Sekampung masih menggunakan metode ceramah dan terkadang menggunakan metode diskusi. Metode pembelajaran yang digunakan tersebut membuat siswa kurang mampu mengasah keterampilan proses sains yang dimiliki dan siswa kurang menguasai konsep, sehingga keterampilan proses sains siswa yang muncul hanya mengamati dan menyimpulkan saja. Tidak efektifnya penggunaan metode tersebut diduga berdampak negatif terhadap tingkat keterampilan proses sains dan penguasaan konsep. Kenyataan tersebut terlihat dari nilai rata- rata siswa pada materi pokok ekosistem tahun pelajaran 2011/ 2012 baru mencapai 68,00. Nilai tersebut belum mencapai

4 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70,00. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dikembangkan suatu cara penggunaan model dan pemanfaatan sumber belajar sehingga keterampilan proses sains dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi ekosistem dapat ditingkatkan. Salah satu sumber belajar yang paling tepat untuk mempelajari ekosistem dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, karena siswa dapat menemukan langsung semua komponen dan satuan dalam ekosistem. Model pembelajaran yang diduga dapat memberdayakan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep oleh siswa adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Adapun pelaksanaannya guru memberikan tugas meneliti sesuatu masalah ke kelas yang sudah dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok diberi tugas tertentu. Kemudian mereka mempelajari, meneliti, dan membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik (Roestiyah, 2008:75), model ini biasanya digunakan terutama bagi siswasiswa yang belum berpengalaman belajar dengan model inkuiri terbimbing. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Khoiriyah (2012: 42), bahwa penggunaan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi pokok ekosistem.

5 Berdasarkan latar belakang di atas, dipandang perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh penggunaan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar siswa melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem siswa kelas VII SMP N 4 Sekampung T.P. 2012/2013. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dengan model inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains oleh siswa pada materi pokok ekosistem? 2. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dengan model inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains oleh siswa pada materi pokok ekosistem. 2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem.

6 D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi suatu pengalaman belajar yang menjadi bekal untuk menjadi calon guru yang profesional. 2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran biologi dengan suatu strategi yang tepat dan sesuai untuk mengembangkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep oleh siswa. 3. Bagi siswa dapat meningkatkan keterampilan proses sains pada materi pokok Ekosistem. E. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menjaga agar masalah ini lebih terarah dan lebih jelas sehingga tidak terjadi kesalahpahaman, maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu : 1. Lingkungan sekitar sekolah adalah objek utama pengamatan yang dijadikan sumber belajar. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol di SMP N 4 Sekampung. 2. Keterampilan proses sains siswa adalah keterampilan siswa dalam pembelajaran biologi yang mengacu pada kerja ilmiah seperti (1) mengamati, (2) menggolongkan, (3) menginterpretasi, (4) memprediksi, dan (5) mengkomunikasikan.

7 3. Penguasaan konsep Penguasaan konsep diperoleh dari hasil rata-rata pretes dan postes siswa pada materi pokok Ekosistem. 4. Sintaks pembelajaran dalam model inkuiri terbimbing adalah (1) mengajukan pertanyaan atau permasalahan, (2) merumuskan hipotesis, (3) mengumpulkan data, (4) analisis data, dan (5) membuat kesimpulan. 5. Materi dalam penelitian ini adalah materi pokok ekosistem dengan kompetensi dasar menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem (KD 7.1). F. Kerangka Pikir Biologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari semua yang berhubungan dengan makhluk hidup. Oleh karenanya biologi tidak dapat dipelajari dengan menerima pengetahuan langsung dari guru ke siswa, atau dengan cara membaca dan menghafal saja melainkan melalui proses yang harus dilewati. Pembelajaran biologi lebih merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam memahami gejala-gejala alam. Pelajaran biologi dapat dipahami dengan mudah dan benar apabila siswa diberikan pengalaman langsung dengan bantuan media dan model yang tepat. Oleh karena itu, guru sebagai mediator dan fasilitator harus kreatif agar dapat menciptakan situasi pembelajaran yang dapat memudahkan siswa untuk menguasai materi pelajaran biologi dengan lebih baik. Dalam upaya meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep, siswa diajak untuk melakukan berbagai pengamatan langsung agar

8 siswa aktif dan terlibat langsung dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan materi sehingga dapat memecahkan masalah tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa menguasai materi pelajaran biologi ialah dengan memanfaatkan lingkungan alam yang terdapat di sekitar sekolah sebagai media belajar siswa untuk menambah pengetahuan tentang materi pokok ekosistem. Lingkungan sekitar sekolah dapat menyajikan informasi secara lebih konkrit, sehingga informasi tersebut lebih mudah dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan jangka panjang. Hal ini sangat membantu siswa untuk dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa sehingga penguasaan konsep akan terbentuk. Penggunaan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar siswa dapat memberikan hasil yang optimal bila dikombinasikan dengan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang diduga tepat untuk dikombinasikan dengan lingkungan sekitar sekolah adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Model inkuiri terbimbing menekankan pada kontruktivisme pengetahuan, artinya siswa melakukakan penemuan teori, prinsip, dan konsep melalui pengalaman yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, maka pembelajaran akan lebih bermakna dan mudah diingat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan lingkungan sekitar sekolah dan model inkuiri terbimbing. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains dan penguasaan konsep.

9 X Y 1 Y 2 Keterangan : X : Penggunaan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar melalui model inkuiri terbimbing Y 1 : Keterampilan proses sains siswa Y 2 : Penguasaan konsep Gambar 1. Model teoritis hubungan antara variabel bebas dan terikat G. Hipotesis penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. H 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan lingkungan sekitar sekolah dengan model inkuiri terbimbing terhadap penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem. H 1 : Ada pengaruh yang signifikan penggunaan lingkungan sekitar sekolah dengan model inkuiri terbimbing terhadap penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem.