BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hadi Supriyatno, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

KEBIJAKAN TEKNIS. Oleh: Winarno, M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun LPMP Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016

BAB IV.GAMBARAN UMUM PENELITIAN. pendidikan di kota Bandar Lampung sudah dapat terbilang cukup baik dalam

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA LABORATORIUM. Oleh: Nur Dewi. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Abstrak

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. masuh belum cukupnya kualitas SDM yang menangani pembangunan. Disamping kualitas SDM, kualitas jenjang pendidikan di Dinas-dinas

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

RENCANA KERJA (RENJA)

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 98 TAHUN 2016

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Organisasi dan Tata Kerja.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMETAAN MUTU TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

tinggi serta tersedianya dana dengan memanfaatkan peluang

STANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

PENTINGNYA REVITALISASI KELEMBAGAAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERAN SERTA SUMBER DAYA MANUSIA KABUPATEN PURBALINGGA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 92 TAHUN 2016

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

BAB I PENDAHULUAN. Nasional menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan

profesional, bersih dan berwibawa.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum,

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

2015, No menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Su

BAB II TINJAUAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI ORGANISASI DI LINGKUNGAN PPPPTK PERTANIAN CIANJUR

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republi

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

LAPORAN PETA MUTU PENDIDIKAN KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH BERBASIS SNP TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

BAB V PENUTUP. tauhid di SDIT Luqman Al Hakim Balikpapan, dan telah tersajikan pada bab-bab dan

BAB VIII PENUTUP. dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

Rencana Strategis Revisi 2011

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PENDAHULUAN Latar Belakang

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah/madrasah (LPPKS)

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

Instrumen AKPK Kepala Sekolah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2008 TENTANG

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN MANUAL MUTU AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNHAS

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 99 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PERBEKALAN FARMASI PADA DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL. Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD

KATA PENGANTAR. menengah.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PELAKSANAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN. Oleh

Kebijakan Teknis PPPPTK Matematika

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Peran LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan Sistem Penjaminan mutu pendidikan LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan tupoksinya lebih banyak menjalankan program-program yang sudah ditetapkan oleh BPSDMPK dan PMP mengingat kedudukannya sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di provinsi. Posisi yang sangat strategis ini merupakan modal yang dapat dimanfaatkan LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam penjaminan mutu pendidikan di daerah. Peran ini dirasakan masih belum ideal dilaksanakan oleh LPMP Provinsi Kalimantan Timur jika dilihat dalam konteks kebutuhan daerah yang tentunya berbeda jika hanya sekedar menjalankan program yang sudah ditetapkan pusat. Penjaminan mutu pendidikan merupakan suatu siklus proses dan sistem yang saling berkaitan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data tentang kinerja dan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, program, dan lembaga kependidikan. Idealnya suatu program yang dijalankan oleh LPMP Provinsi Kalimantan Timur adalah hasil tindak lanjut pemetaan mutu pendidikan yang sudah dilakukan lembaga, yang berwujud program atau kegiatan supervisi dan fasilitasi terhadap satuan pendidikan dan PTK dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di daerah. Keleluasaan penggunaan anggaran yang disediakan merupakan salah satu hal yang mempengaruhi hal ini, sehingga tidak maksimalnya siklus penjaminan mutu yang ideal dijalankan oleh LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh LPMP Provinsi Kalimantan tidak lepas dari adanya faktor-faktor yang mendukung 197

198 maupun menghambat di lapangan, baik itu internal ataupun eksternal lembaga. Faktor-faktor yang menjadi pendukung disini adalah jumlah sumber daya manusia yang dimiliki cukup banyak, pemanfaatan teknologi informasi oleh SDM cukup memadai, kedudukan dan posisi LPMP Provinsi Kalimantan Timur yang strategis sebagai UPT Kemdikbud di provinsi. Sedangkan beberapa faktor penghambat yaitu adanya persepsi stakeholder yang menganggap LPMP masih sebagai lembaga diklat, kurang responnya sebagian stakeholder terhadap program penjaminan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh LPMP Provinsi Kalimantan Timur, eselon yang masih di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota, kewenangan dan akses langsung yang terbatas ke satuan pendidikan dan PTK di daerah, program/ kegiatan yang dijalankan sudah ditetapkan pusat, kompetensi SDM yang masih kurang mendukung, masih ada mind set dan budaya kerja yang lama. Potensi SDM akan cukup dominan mempengaruhi pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan oleh LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Dari sinilah maka upaya peningkatan peran LPMP Provinsi Kalimantan Timur dapat dilakukan, yaitu melakukan pengembangan SDM yang ada secara berkelanjutan untuk mendapatkan distinctive competence yang tinggi di antara institusi yang ada di daerah. Sehingga visi LPMP Provinsi Kalimantan Timur menjadi lembaga yang kompeten dan terpercaya dalam penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan di provinsi bisa terwujud. 5.1.2 Penilaian kinerja SDM berkaitan dengan tugas dan fungsi dalam pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan LPMP Provinsi Kalimantan Timur menilai kinerja pegawainya 1 (satu) kali dalam setahun, kecuali untuk pegawai baru yang dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun. Penilaian pegawai menggunakan DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) dan Penilaian Kompetensi Pegawai. DP3 dirasa masih kurang untuk memenuhi kebutuhan internal lembaga, sehingga dikembangkan suatu jenis penilaian lain disamping DP3. Jenis penilaian selain DP3 ini digunakan untuk

199 menilai kompetensi pegawai yang bersangkutan berdasarkan beberapa kompetensi, yaitu kompetensi profesional, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian. Juga penilaian tambahan untuk tenaga fungsional (widyaiswara) dalam pengelolaan pembelajaran dan substantif. Tetapi penilaian kompetensi ini juga masih kurang optimal, karena secara substansi masih belum menggambarkan core competence dari LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Optimalisasi penilaian kinerja pegawai dapat dilakukan oleh LPMP Provinsi Kalimantan Timur dengan membuat profil kompetensi jabatan atau pekerjan. Profil kompetensi jabatan atau pekerjaan ini dibuat berdasarkan tugas dan fungsi dalam Permendiknas Nomor 37 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan. Profil kompetensi tersebut secara garis besar adalah kompetensi pemetaan mutu pendidikan, kompetensi pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan, kompetensi supervisi satuan pendidikan, dan kompetensi fasilitasi peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya profil kompetensi jabatan atau pekerjaan ini maka akan menjadi dasar dalam penyusunan instrumen untuk mengukur kinerja pegawai terkait dengan tugasnya. 5.1.3 Usaha LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pengembangan kapasitas SDM yang sesuai dengan tuntutan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Untuk meningkatkan kualitas SDM yang ada, LPMP Provinsi Kalimantan Timur melakukan upaya berupa pengembangan SDM melalui program/ kegiatan peningkatan kualitas SDM baik untuk tenaga stuktural maupun tenaga fungsional (widyaiswara). Hal ini ditunjukkan dari adanya indikasi yang dilakukan dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Proses perencanaan dilaksanakan untuk merumuskan tujuan dan sasaran pengembangan SDM yang disesuaikan dengan visi, misi, dan kebutuhan lembaga dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan. Pada proses ini dilakukan secara berjenjang, dimulai dari identifikasi kebutuhan pegawai dan penilaian kompetensi oleh atasan

200 langsung pegawai yang bersangkutan. Hasilnya oleh bagian kepegawaian diserahkan kepada kepala sub bagian umum. Yang kemudian diserahkan kepada kepala/ pimpinan lembaga untuk dibahas bersama bagian perencanaan. Bentuk pengembangan SDM yang dilakukan oleh LPMP Provinsi Kalimantan Timur adalah pendidikan dan pelatihan serta kegiatan profesi lain yang menunjang. Pada operasional pelaksanaannya, program pengembangan SDM ini dirasa pegawai masih kurang maksimal antara lain karena kurangnya anggaran yang tersedia, pelaksanaan program/ kegiatan yang tidak memenuhi kebutuhan pekerjaan pegawai. Pada proses evaluasi program pengembangan SDM dirasa pegawai masih belum dijalankan dengan jelas oleh lembaga. Kendala utama yang ditemui dalam usaha pengembangan SDM oleh LPMP Provinsi Kalimantan Timur adalah terbatasnya lembaga pendidikan dan pelatihan yang ada di daerah untuk meningkatkan kualitas SDM. Sedangkan faktor pendukung dalam pelaksanaan pengembangan SDM di LPMP Provinsi Kalimantan Timur ini adalah adanya komitmen dan fasilitasi yang diberikan lembaga untuk pengembangan SDM yang dimilikinya. Pelaksanaan tugas dan fungsi penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh LPMP Provinsi Kalimantan Timur tidak terlepas dari kompetensi yang berkaitan dengan pemetaan mutu pendidikan, pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan, supervisi satuan pendidikan, dan fasilitasi peningkatan mutu pendidikan. Untuk mewujudkan visi lembaga yang ingin menjadi lembaga yang kompeten dan terpercaya dalam penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan di provinsi maka kompetensi-kompetensi tersebut di atas sudah seharusnya menjadi acuan untuk mengembangkan SDM yang ada di dalamnya. 5.1.4 Dampak pengembangan kapasitas SDM di LPMP Provinsi Kalimantan Timur Program pengembangan SDM LPMP Provinsi Kalimantan Timur telah dapat memberikan adanya perubahan yang terjadi pada pegawai yang dimilikinya,

201 ini berupa hasil pengetahuan (outcome kognitif) yang terwujud dalam bentuk pemahaman terhadap prinsip-prinsip, prosedur, dan proses kerja penjaminan mutu pendidikan pada pegawai yang ada. Sedang outcome yang berbasis kecakapan berupa kecakapan menggunakan alat kerja berupa komputer untuk melakukan tugas pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan, serta pemetaan mutu pendidikan. Adapun outcome yang menyangkut afektif atau perasaan dari pengembangan SDM yang dilakukan LPMP Provinsi Kalimantan Timur adalah motivasi yang timbul pada diri pegawai untuk meningkatkan kinerjanya, ini terwujud dalam tumbuhnya rasa malu pada pegawai jika sudah mengikuti program pelatihan/ pengembangan tetapi tidak ada peningkatan kinerja yang terjadi. Meskipun outcome yang menyangkut akibat seperti peningkatan kinerja organisasi belum terlihat optimal, ini terlihat dari Laporan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi LPMP Provinsi Kalimantan Timur yang masih dalam kategori kinerja rendah. 5.1.5 Perspektif pengembangan SDM LPMP Provinsi Kalimantan Timur di masa depan LPMP Provinsi Kalimantan Timur memastikan bahwa lembaga mempunyai komitmen untuk meningkatkan kualitas SDM yang dimilikinya melalui pengembangan SDM. Hal ini diindikasikan oleh pernyataan pimpinan lembaga dan Renstra 2010 2014 LPMP Provinsi Kalimantan Timur yang menyatakan akan terus meningkatkan kualitas SDM yang ada melalui berbagai cara seperti mengadakan program/ kegiatan pengembangan SDM secara kontinyu, memetakan kebutuhan nyata untuk program pengembangan melalui format standar yang jelas, dan mendorong pegawai untuk menilai kompetensi dan keterampilan yang dimilikinya secara mandiri. Ada upaya pemberdayaan (empowering) terhadap pegawai untuk terlibat secara aktif dalam pengembangan dirinya. Model pengembangan SDM melalui strategi organisasi pembelajar (learning organization) bisa digunakan pada LPMP Provinsi Kalimantan Timur

202 sebagai upaya untuk meningkatkan perannya dalam pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan di daerah. Strategi pengembangan SDM dengan pendekatan learning organization ini adalah untuk mengintegrasikan proses pengembangan SDM dengan semua proses yang ada dalam organisasi dalam merespon perubahan yang terjadi terhadap organisasi. Jadi setiap proses merupakan upaya pembelajaran yang dapat meningkatkan kapasitas individu dan organisasi. 5.2 Rekomendasi 1. Peningkatan peran LPMP Provinsi Kalimantan dalam pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan di daerah dapat dimulai dari peningkatan mutu layanannya yang terkait dengan fungsi-fungsi LPMP yaitu fungsi pemetaan mutu pendidikan, fungsi pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan, fungsi supervisi satuan pendidikan, dan fungsi fasilitasi peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu layanan disini dapat dimulai dengan membuat kerangka prosedur pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut yang mencakup proses perencanaan, proses pelaksanaan, proses pelaporan dan tindak lanjut, hingga proses evaluasi pada pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut. Ada prosedur operasional standar yang terukur untuk tiap-tiap fungsi tersebut. 2. Mutu layanan penjaminan mutu pendidikan LPMP Kalimantan Timur dipengaruhi pula oleh kualitas SDM yang ada di dalamnya. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas SDM melalui pengembangan SDM sudah tentu harus dilakukan secara kontinyu dan melalui analisis individu, analisis tugas, dan analisis organisasi. LPMP Provinsi Kalimantan Timur juga dapat memaksimalkan penilaian kompetensi pegawai yang ada untuk mengukur secara tepat kebutuhan pengembangan SDM. Ini dapat dimulai dengan pembuatan profil kompetensi jabatan atau pekerjaan sesuai dengan fungsi pengembangan dan pengelolaan sistem informsi mutu pendidikan, fungsi pemetaan mutu pendidikan, fungsi supervisi satuan pendidikan, dan fungsi fasilatasi peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya profil kompetensi jabatan atau pekerjaan ini maka akan menjadi dasar dalam penyusunan instrumen untuk mengukur kinerja pegawai terkait dengan tugasnya. Tentunya

203 pengukuran dengan menggunakan instrumen ini merupakan komplemen atau pelengkap terhadap DP3 dalam menilai kinerja pegawai. Sedangkan pelaksanaan evaluasi setelah pegawai mengikuti program pengembangan SDM sebaiknya dilakukan dengan kerangka prosedur yang jelas sehingga diperoleh umpan balik yang tepat untuk peningkatan kinerja lembaga dan individu. 3. Evaluasi Diri Pelaksanaan Tugas dan Fungsi (ED-PTF) LPMP yang dikembangkan oleh BPSDMPK PMP dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan kinerja lembaga dalam pelaksanaan tugas dan fungsi penjaminan mutu pendidikan di daerah. Pelaksanaan yang konsisten dan jujur dalam menilai diri sendiri oleh lembaga akan menjadi umpan balik yang positif bagi peningkatan kapasitas LPMP Provinsi Kalimantan Timur, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja dan peran LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam penjaminan mutu pendidikan di daerah. 4. Akses dan kewenangan yang terbatas ke satuan pendidikan dan PTK yang ada di daerah merupakan salah satu hambatan yang dirasa oleh LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Peningkatan kerjasama yang lebih intensif dengan stakeholder di daerah terutama dengan Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/ Kota merupakan hal yang mesti dilakukan agar pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan dapat menjangkau sasaran tersebut. Menjalin kemitraan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota untuk menjalankan program/ kegiatan yang telah dirancang merupakan salah satu upaya untuk mengatasi keterbatasan anggaran pelaksanaan penjaminan mutu yang ada di LPMP Provinsi Kalimantan Timur. Semua itu tentunya harus didukung oleh SDM yang mempunyai kompetensi dan keterampilan yang lebih baik dan sesuai dengan penjaminan mutu pendidikan, sehingga stakeholder di daerah merasa membutuhkan keberadaan LPMP Provinsi Kalimantan Timur untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerahnya. Dengan kata lain meningkatkan kualitas SDM agar LPMP Provinsi Kalimantan Timur memiliki distinctive competence yang tinggi di antara institusi yang ada di daerah, yang pada

204 akhirnya akan meningkatkan peran LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan. 5. Tidak semua stakeholder di daerah memiliki pemahaman yang cukup tentang penjaminan mutu pendidikan, sehingga LPMP Provinsi Kalimantan Timur sebagai lembaga penjaminan mutu pendidikan di daerah dapat memainkan perannya dengan memberikan pemahaman tentang penjaminan mutu pendidikan kepada stakeholders tersebut. Stakeholders disini seperti Dinas Pendidikan beserta perangkatnya, satuan pendidikan, PTK, pengawas, dan Dewan Pendidikan. Dengan demikian maka pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan di daerah menjadi tanggung jawab dan kolaborasi bersama antara stakeholders yang ada tersebut.