Pengantar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

dokumen-dokumen yang mirip
ALAT IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (AI ABK)

Isian Form 1 INFORMASI PERKEMBANGAN ANAK (Diisi oleh Orang tua)

Format 1 IDENTITAS ANAK DAN ORANGTUA (Diisi oleh Orang tua/kader/guru)

IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN STRATEGI PEMBELAJARANNYA. Oleh Mardhiyah, Siti Dawiyah, dan Jasminto 1

DISAMPAIKAN PADA KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN DI TEPUS GUNUNGKIDUL, 2013 Aini Mahabbati PLB FIP UNY

Bagaimana? Apa? Mengapa?

PENDIDIKAN KHUSUS & PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS

PENDIDIKAN KHUSUS LANDASAN YURIDIS

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS

KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKUKAN IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH DASAR PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSI Oleh : Hermanto SP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori atau Konsep 1. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa yang berbeda

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS. DRS. MUHDAR MAHMUD.M.Pd

Gangguan Perkembangan Anak

II. Deskripsi Kondisi Anak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan individu atau anak-anak berkebutuhan khusus, secara riil ada di sekolah umum

PUSAT PERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ARSITEKTUR PERILAKU TUGAS AKHIR TKA 490 BAB I PENDAHULUAN

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaan kepada orang lain. 1. lama semakin jelas hingga ia mampu menirukan bunyi-bunyi bahasa yang

MENGENAL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena

BAB I PENDAHULUAN. segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasannya jauh dibawah rata rata yang ditandai oleh keterbatasan intelejensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INKLUSI BERBASIS KETAHANAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

INSTRUMEN PENJARINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH SE-PROPINSI BANTEN. Nama Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy,

3/8/2017. Dita Rachmayani, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id / PENGGUNAAN ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama,

INSTRUMEN PENJARINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Nama Lengkap. Kecamatan.. Kab/Kota. : Belum Sekolah/Pernah Sekolah (DO) / Sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Esti Wardani-Upaya Peningkatan Akses Pendidikan..

KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU & ANTISIPASI PENDIDIKAN

Implementasi Program Nawacita dalam Bidang Pendidikan untuk. Siswa Berkebutuhan Khusus di Sekolah Luar Biasa. Negeri 1 Bantul Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak asasi setiap warga negara. Oleh karena itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MATA KULIAH : PENDIDIKAN BERKEBUTUHAN KHUSUS (untuk mahasiswa Kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan fisik dan juga kelainan fisik yang sering disebut tunadaksa.

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN PERKEMBANGAN DAN PROSES PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Bab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Gordon (1999) semua orang tua adalah pribadi-pribadi yang dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB II LANDASAN TEORI. keadaan yang biasa, mempunyai kelainan dan tidak normal. Pada undang-undang

2015 PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU YANG DISERTAI CEREBRAL PALSY KELAS VII DI SLB-B YPLB MAJALENGKA

PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SDN SEMPU ANDONG BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

HAKIKAT ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusi dan Anak Berkebutuhan Khusus

LAPORAN PENELITIAN LATIHAN TAHUN ANGGARAN 2010

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I LATAR BELAKANG. dari anak kebanyakan lainnya. Setiap anak yang lahir di dunia dilengkapi dengan

BAB I PENDAHULUAN. khusus karena anak tersebut menandakan adanya kelainan khusus. Mereka

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENDIDIKAN SISWA BERKEBUTUAN KHUSUS. Kuliah 1 Adriatik Ivanti, M.Psi

ANAK-ANAK DENGAN KELAINAN BICARA DAN BAHASA. bagian-bagian yang berhubungan dengannya seperti fungsi organ bicara

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Manusia merupakan mahluk individu karena secara kodrat manusia

KEGIATAN BERMAIN KEYBOARD ANAK SLOW LEARNER DI SEKOLAH INKLUSIF SD 1 TRIRENGGO BANTUL TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Adaptif. Adaptif dapat diartikan sebagai, penyesuaian, modifikasi, khusus, terbatas, korektif, dan remedial.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

Oleh: Dra. Rahayu Ginintasasi, M. Si

BAB I PENDAHULUAN. (verbal communication) dan komunikasi nonverbal (non verbal communication).

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu bahagia dan ceria tanpa lagi ada kesepian. dengan sempurna. Namun kenyataannya berkata lain, tidak semua anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Anak Penyandang Autisme dan Pendidikannya. Materi Penyuluhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu

BAB I PENDAHULUAN. secara fisik. Anak Berkebutuhan Khusus dibagi ke dalam dua kelompok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu proses atau kegiatan yang sukar dihindari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (SUSENAS) Tahun 2004 adalah : Tunanetra jiwa, Tunadaksa

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam. perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat.

Hakikat Pendidikan Khusus

AHMAD NAWAWI JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI BANDUNG 2010

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas umum Pemerintahan dan pembangunan dibidang kesejahteraan sosial dan keagamaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Merayakan Ulangtahun Sebagai Strategi Pembelajaran Kosakata Abstrak (Tanggal, Bulan, Tahun) Lisza Megasari, S.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

Transkripsi:

Pengantar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Dita Rachmayani., S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id / dita.lecture@gmail.com ISTILAH APA SAJA YANG ANDA KETAHUI MENGENAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS?

LABELING Disorder Disability Handicap DISORDER A general malfunction of mental, physical or psychological processes A disturbance in normal functioning KETERBATASAN/DISA BILITY Keterbatasan yang menghalangi fungsi individu HANDICAP Kondisi yang dibebankan seseorang yang memiliki keterbatasan

BAGAIMANA ANDA MENDEFINISIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS? DEFINISI : ABK adalah... 1 2 3 4 anak yg secara signifikan (bermakna) mengalami perbedaan/kelainan/penyimpangan (phisik, mental-intelektual, social, emosional) dalam proses pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan khusus. anak yg memiliki perbedaan dg anak-anak scr umum/rata-rata anak seusianya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu yg kurang atau bahkan lebih dalam dirinya. Anak yang membutuhkan metode,material,pelayanan dan peralatan yang khusus agar dapat mencapai perkembangan yang optimal.

DIFABEL / DIFABLE Istilah difable ini pertama kali dipopulerkan oleh beberapa aktivis gerakan penyandang cacat pada tahun 1998. Sekitar tahun 1998, beberapa aktivis gerakan penyandang cacat memperkenalkan istilah baru untuk mengganti sebutan penyandang cacat. Istilah baru tersebut adalah Difable yang artinya Orang yang Berbeda Kemampuan. Istilah Diffable didasarkan pada realita bahwa setiap manusia diciptakan berbeda. Apa maksudnya? Dalam istilah ini, yang lebih disoroti adalah tentang perbedaan kemampuan yang dimiliki individu berkebutuhan khusus, mengingat dengan kemampuan yang berbeda tersebut mereka masih dapat melakukan berbagai aktivitas dengan cukup baik. SEBELUM KELAHIRAN SAAT KELAHIRAN SETELAH KELAHIRAN FAKTOR PENYEBAB Gangguan Genetika : Kelainan Kromosom, Transformasi Infeksi Kehamilan Usia Ibu Hamil (high risk group) Keracunan Saat Hamil Pengguguran Lahir Prematur Proses kelahiran lama (Anoxia), prematur, kekurangan oksigen Kelahiran dengan alat bantu : Vacum Kehamilan terlalu lama: > 40 minggu Penyakit infeksi bakteri (TBC), virus Kekurangan zat makanan (gizi, nutrisi) Kecelakaan Keracunan

APA YANG DILAKUKAN ORANG TUA/MASYARAKAT TERHADAP ABK? 1972, Wolf Wolfensberger mengemukakan prinsip NORMALISASI. Individu berkebutuhan khusus seharusnya mendapatkan kesempatan menjalani kehidupan sebagaimana individu normal

BERDASARKAN PENGALAMAN YANG ANDA TEMUI, APA SAJA JENIS-JENIS ABK? Gangguan sensoris: Tuna netra, tuna rungu Gangguan bicara dan Bahasa: Tuna wicara Gangguan fisik: Tuna daksa, Cerebral Palsy Anak cerdas istimewa atau berbakat Gangguan Sprektum Autis Gangguan Emosi dan Perilaku (tuna laras) : ADD, ADHD, ODD, CD Tunagrahita =retardasi mental Kesulitan belajar: Disgrafia, diskalkulia, disleksia, slow learner, underachiver

1. Gangguan Sensoris : Tunanetra Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatannya, berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat bantu khusus masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Karakteristik : a. Tidak mampu melihat b. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter c. Kerusakan nyata pada kedua bola mata, d. Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan, e. Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya, f. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/besisik/kering, g. Peradangan hebat pada kedua bola mata, h. Mata bergoyang terus. Nilai standar : 4 (di luar a dan b), maksudnya, jika a dan b terpenuhi, maka tidak perlu menghitung urutan berikutnya. 2. Gangguan Sensoris : Tunarungu Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal dan walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Karakteristik : a. Tidak mampu mendengar, b. Terlambat perkembangan bahasa c. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi d. Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara e. Ucapan kata tidak jelas f. Kualitas suara aneh/monoton, g. Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar h. Banyak perhatian terhadap getaran, i. Keluar cairan nanah dari kedua telinga Nilai Standar : 6 (di luar a), maksudnya jika a terpenuhi, maka berikutnya tidak perlu dihiung.

3. Gangguan Fisik: Tunadaksa & Cerebral Palsy Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Cerebral Palsy adalah gangguan yang melibatkan kurangnya koordinasi otot, gemetar, atau cara bicara yang tidak jelas. Karakteristik : a. Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh, b. Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali), c. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa, d. Terdapat cacat pada alat gerak, e. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam, f. Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal g. Hiperaktif/tidak dapat tenang. Nilai Standar : 5 4. Anak Berbakat Anak berbakat adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (inteligensi), kreativitas, dan tanggungjawab terhadap tugas (task commitment) di atas anak-anak seusianya (anak normal), sehingga untuk mewujudkan potensinya menjadi prestasi nyata, memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Karakteristik : a. Membaca pada usia lebih muda, b. Membaca lebih cepat dan lebih banyak, c. Memiliki perbendaharaan kata yang luas, d. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, e. Mempunayi minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa, f. Mempunyai inisiatif dan dapat berkeja sendiri, g. Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal, h. Memberi jawaban-jawaban yang baik, i. Dapat memberikan banyak gagasan j. Luwes dalam berpikir

k. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan, l. Mempunyai pengamatan yang tajam, m. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati, n. Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri, o. Senang mencoba hal-hal baru, p. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi, q. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan-pemecahan masalah, r. Cepat menangkap hubungan sebabakibat, s. Berperilaku terarah pada tujuan, t. Mempunyai daya imajinasi yang kuat, u. Mempunyai banyak kegemaran (hobi), v. Mempunyai daya ingat yang kuat, w. Tidak cepat puas dengan prestasinya, x. Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi), y. Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan. 5. Tuna Grahita Tunagrahita (retardasi mental) adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental jauh di bawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus. Karakteristik : a. Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/ besar, b. Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia, c. Perkembangan bicara/bahasa terlambat d. Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong), e. Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali), f. Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler) Nilai Standar : 6

6. Lamban Belajar (Slow Learner) Adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita. Dalam beberapa hal mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik dibanding dengan yang tunagrahita, lebih lamban dibanding dengan yang normal, mereka butuh waktu yang lebih lama dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Karakteristik : a. Rata-rata prestasi belajarnya selalu rendah (kurang dari 6), b. Dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan temanteman seusianya, c. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat, d. Pernah tidak naik kelas. Nilai Standar : 4 7. Anak yg Mengalami Kesulitan Belajar Spesifik adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus (terutama dalam hal kemampuan membaca, menulis dan berhitung atau matematika), diduga disebabkan karena faktor disfungsi neurologis, bukan disebabkan karena faktor inteligensi (inteligensinya normal bahkan ada yang di atas normal), sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Antara lain: kesulitan belajar membaca (disleksia), kesulitan belajar menulis (disgrafia), atau kesulitan belajar berhitung (diskalkulia), sedangkan mata pelajaran lain mereka tidak mengalami kesulitan yang signifikan (berarti). a. Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia) 1. Perkembangan kemampuan membaca terlambat, 2. Kemampuan memahami isi bacaan rendah, 3. Kalau membaca sering banyak kesalahan Nilai standarnya 3

b. Anak yang mengalami kesulitan belajar menulis (disgrafia) 1. Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai, 2. Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya, 3. Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca, 4. Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang, 5. Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris. Nilai standarnya 4. c. Anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung (diskalkulia) 1. Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, >, <, = 2. Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan, 3. Sering salah membilang dengan urut, 4. Sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya, 5. Sulit membedakan bangun-bangun geometri. Nilai standarnya 4. 8. TUNALARAS adalah anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya, sehingga merugikan dirinya maupun orang lain, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus demi kesejahteraan dirinya maupun lingkungannya.

9. GANGGUAN BICARA DAN BAHASA gangguan artikulasi gangguan suara gangguan kefasihan masalah dalam mengucapkan bunyi dengan benar gangguan menghasilkan suara suara yang serak, parau, terlalu keras atau rendah biasa disebut gagap. dimana anak ragu-ragu tidak teratur, berlama lama atau mengulang dlm berbicara gangguan bahasa kelemahan yang signifikan dalam bahasa ekspresif atau reseptif anak bahasa reseptif penerimaan dan pemahaman bahasa bahasa ekspresif kemampuan untuk mengekspresikan pemikiran seseorang dan berkomunikasi dengan orang lain

10. AUTISME SPECTRUM DISORDER gangguan perkembangan pervasif ditandai dengan masalah masalah interaksi sosial, komunikasi verbal dan non verbal serta perilaku repetitif Bentuknya : -autisme -asperger sindrome -rett sindrome ( komunkasi bahasa) -childhood disintegrative disorder (mengalami kemunduran pd umur 12 tahun keatas) -pervasive developmental disorder not otherwise specified (pdd-nos)autism awareness video diagnostic criteria for autism.mp4