Bab 4 SALURAN TRANSMISI

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 3 SALURAN TRANSMISI

Bab 3 SALURAN TRANSMISI

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK

Sistem Tenaga Listrik. 4 sks

BAB III LANDASAN TEORI

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang

DASAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI. HASBULLAH, MT Teknik Elektro FPTK UPI 2009

BAB II LANDASAN TEORI

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan

SISTEM TENAGA LISTRIK

Politeknik Negeri Sriwijaya

SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyaluran daya listrik akan terjadi rugi-rugi daya penyaluran dan

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Westinghouse yang terdahulu, menguji transformator-transformator di

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama : pusat-pusat

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II SALURAN DISTRIBUSI

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. (updraft) membawa udara lembab. Semakin tinggi dari permukaan bumi, semakin

GARDU INDUK TRANSFORMATOR

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI

III. METODE PENELITIAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

LAMPIRAN B. Jarak Bebas Minimum Horisontal dari Sumbu Vertikal Menara/Tiang. Jarak Horisont al Akibat Ayunan Kondukt or H (m)

BAB I PENDAHULUAN. listrik demi menjaga kelangsungan hidup mereka. Pada proses sistem tenaga. transmisikan dan didistribusikan kepada para konsumen.

ET 355 Transmisi Daya dan Gardu Induk: S-1, 2 SKS, semester 5

BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI

BAB III LANDASAN TEORI

5 Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Pengaruh Resistansi Pentanahan Menara Terhadap Terjadinya Back Flashover

ANALISIS KESTABILAN FREKUENSI DAN TEGANGAN SISTEM TENAGA LISTRIK PT. ANEKA TAMBANG (PERSERO) TBK UBPN SULAWESI TENGGARA

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA

Sistem Transmisi Tenaga Listrik

PUSPA LITA DESTIANI,2014

INFRASTRUKTUR ENERGI LISTRIK

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI. Nama kelompok 1 : Ridho ilham Romi eprisal Yuri ramado Rawindra

BAB I PENDAHULUAN. interkoneksi dan beberapa sistem terisolir. Sistem interkoneksi merupakan suatu

Kata Kunci : Perencanaan Saluran Transmisi, Etap 12.6.

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

PERENCANAAN SALURAN UDARA TRANSMISI TEGANGAN TINGGI APLIKASI TANJUNG JABUNG - SABAK JAMBI

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGANTIAN ISOLATOR SUSPENSI PADA SUTT 150 kv DENGAN METODE HOT STICK DALAM KEADAAN BERTEGANGAN

BAB III OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI

atau pengaman pada pelanggan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

A. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA

PERHITUNGAN BESAR RUGI-RUGI DAYA KORONA PADA SISTEM SALURAN TRANSMISI 275 KV GI MAMBONG MALAYSIA GI BENGKAYANG INDONESIA

Dasar Rangkaian Listrik

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

ANALISA PEMASANGAN KOMPENSATOR REAKTOR SHUNT DALAM PERBAIKAN TEGANGAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET)-500kV ANTARA TASIKMALAYA DEPOK

BAB 6 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS RUGI- RUGI DAYA PADA PENGHANTAR SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 KV DARI GARDU INDUK KOTO PANJANG KE GARDU INDUK GARUDA SAKTI PEKANBARU

ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM SALURAN KABEL UDARA TEGANGAN MENENGAH (SKUTM) DAN SALURAN KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH (SKTM)

MITIGASI GANGGUAN TRANSMISI AKIBAT PETIR PADA PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT TANJUNG KARANG

Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2006, tentang penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk melakukan

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkitan, Penyaluran ( Transmisi ) dan distribusi seperti pada gambar

Bahan Listrik. Bahan penghantar padat

DAFTAR ISI. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

Koordinasi Rele Pada Jaringan Transmisi 150 kv

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

Politeknik Negeri Sriwijaya

METODE PENELITIAN. Pengukuran Besaran Elektrik Laboratorium Teknik Elektro Terpadu Jurusan

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

STUDI PERENCANAAN SISTEM PERLINDUNGAN PETIR EKSTERNAL DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN

Studi Analisa Keandalan Isolator Pada Saluran Transmisi 150 kv Sirkit Ganda Waru-Bangil TUGAS AKHIR. oleh : Nama : Nifta Faturochman NIM :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

BAB II SALURAN TRANSMISI

Perancangan Sistem Transmisi Daya Listrik Bertegangan 150 KV dan Berkapasitas 35 MVA di Kabupaten Bulungan Kalimantan Timur

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai angka terjadinya petir cukup tinggi. Untuk menghindari/meminimalisir

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 1, No. 1, Oktober 2016, 29-36

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

Transkripsi:

Bab 4 SALURAN TRANSMISI

TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD PLTP PLTG PLTU PLTGU RUMAH 220 V SOSIAL PUBLIK

Bagan saluran transmisi

Macam Saluran transmisi (berdasar letak konduktor) Saluran udara: Saluran bawah tanah: Kabel laut:

Saluran udara: kondutor telanjang (tanpa isolasi) yang digantung dengan ketinggian tertentu pada tower dengan menggunakan isolator. LEBIH MURAH

Saluran bawah tanah: konduktor berisolasi yang ditanam dalam tanah dengan kedalaman tertentu. LEBIH MAHAL

Saluran bawah laut: konduktor berisolasi yang diletakkan di dasar laut. LEBIH MAHAL LAGI

Saluran udara Biasa digunakan pada saluran transmisi antar kota (jarak jauh) Keuntungan: - biaya pembangunan lebih murah - pemeliharaan saluran lebih mudah Kelemahan: - peka terhadap gangguan cuaca buruk (angin kencang, hujan dan petir) - terkesan kurang rapi

Macam Saluran transmisi (berdasar jenis arus ) Saluran Transmisi AC: Saluran Transmisi DC:

Saluran Transmisi AC: lebih mudah ketika menaikkan dan menurunkan tegangan. ada efek induktansi dan kapasitansi saluran

Saluran Transmisi DC: tidak ada efek induktansi dan kapasitansi saluran kesulitan dalam menaikkan dan menurunkan tegangan

Macam Saluran transmisi (berdasar level tegangan) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 s/d 245 kv Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di atas 245 kv s/d 750 kv Saluran Udara Tegangan Ultra Tinggi (SUTUT) di atas 750 kv

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), konstruksi lebih kecil, lebih murah kapasitas lebih kecil, losses lebih besar, drop tegangan lebih tinggi

Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) konstruksi lebih besar/tinggi, lebih mahal kapasitas lebih besar, losses lebih kecil, drop tegangan lebih rendah

Saluran Udara Tegangan Ultra Tinggi (SUTUT) konstruksi lebih besar/tinggi lagi, lebih mahal lagi kapasitas lebih besar, losses lebih kecil, drop tegangan lebih rendah Ekonomis untuk kapasitas lebih daya besar dan jarak lebih jauh

Perbandingan Antara SUTT dengan SUTET parameter SUTT SUTET Tegangan 70-150 kv 275 750 kv Arus dan rugi daya (untuk daya sama) Lebih besar Lebih kecil Ukuran kabel (untuk daya sama) Lebih besar Lebih kecil Drop tegangan Lebih tinggi Lebih rendah Biaya pembangunan (tower dan isolator) Lebih murah Lebih mahal Efisiensi Lebih rendah Lebih tinggi Layak digunakan untuk Daya lebih kecil, jarak lebih dekat Daya lebih besar, jarak lebih jauh

UHV Overall Advantages Increased Transmission Capacity: A single 1000 kv UHV-AC circuit can transmit +/-5 GW, approximately 5 times the maximum transmission capacity of a 500 kv AC line. An 800 kv UHV-DC transmission line is even more efficient, with a capacity to transmit 6.4 GW. Extended Transmission Distance: A 1000 kv UHV-AC line will economically transmit power distances of up to 2,000 km (1240 miles), more than twice as far as a typical 500 kv AC line. An 800 kv UHV-DC power line can economically transmit power over distances of up to 3,000 km (1,860 miles). Reduced Transmission Losses: If the conductor cross-sectional area and transmission power are held constant, the resistance losses of a 1000 kv UHV-AC line is 25% that of the 500-kV AC power line. The resistance loss of an 800 kv UHV-DC transmission line is an even more remarkable 39% of typical line power erosion. Reduced Costs: The cost per unit of transmission capacity of 1000 kv UHV-AC and 800 kv UHV-DC transmission is about 75% of 500 kv AC costs. Reduced Land Requirements: A 1000 kv UHV-AC line power line saves 50% to 66% of the corridor area that a 500 kv AC line would require. An 800 kv UHV- DC line would save 23% of the corridor area required by a 500 kv DC line.

Macam Saluran transmisi (berdasar jumlah saluran) Saluran Tunggal (1 jalur) Saluran Tunggal Paralel Saluran Ganda (2 jalur) Saluran 4 jalur

Saluran Tunggal (1 jalur) Satu tower terdiri dari satu set saluran 3 fase (fase R, S, T dan kabel tanah)

Saluran Tunggal Paralel Dua tower masing-masing terdiri dari satu set saluran 3 fase (fase R, S, T dan kabel tanah)

Saluran Ganda Satu tower terdiri dari dua set saluran 3 fase (masing-masing fase R, S, T dan kabel tanah)

Saluran 4 jalur Satu tower terdiri dari empat set saluran 3 fase (masing-masing fase R, S, T dan kabel tanah)

Komponen SUTT dan SUTET Konduktor: kawat aluminium berlilit dg inti baja yang berfungsi sebagai media aliran arus Kawat pentanahan: kawat baja yang berfungsi untuk melindungi saluran fase dari gangguan petir dan mengalirkan arus gangguan ke tanah. Tower dan pondasi: berupa tiang konstruksi baja sebagai penyangga konduktor Isolator: bahan penggantung konduktor sekaligus mengisolasi tegangan konduktor dengan tower

Kabel

Isolator gantung

Saluran udara Biasa digunakan pada saluran transmisi antar kota (jarak jauh) Keuntungan: - biaya pembangunan lebih murah - pemeliharaan saluran lebih mudah Kelemahan: - peka terhadap gangguan cuaca buruk (angin kencang, hujan dan petir) - terkesan kurang rapi

Penghantar pada saluran transmisi Umumnya pada saluran udara digunakan jenis penghantar: Kawat aluminium telanjang (bare, tanpa isolasi) Berlilit (stranded) dengan penguat baja Kawat tunggal atau berkas

Beberapa sifat penghantar Kawat tembaga: nilai resistansinya relatif rendah harganya relatif lebih mahal Kawat aluminium: nilai resistansinya relatif lebih tinggi harganya relatif lebih murah

Beberapa sifat penghantar Kawat pejal (solid wire) : lebih murah dan lebih kuat lebih sulit penanganannya (kurang fleksibel) Kawat berlilit (stranded) lebih mahal dan perlu penguat baja lebih fleksibel sehingga penanganannya lebih mudah

Beberapa sifat penghantar Kawat tunggal pada tiap fasa : pemasangannya lebih sederhana nilai induktansinya lebih besar Kawat berkas pemasangannya lebih rumit karena perlu ada perentang (spacer) nilai induktansinya relatif lebih kecil

Beberapa sifat penghantar Kawat telanjang (bare, tanpa isolasi) : lebih murah (karena tanpa bahan isolasi) hanya bisa digunakan pada saluran udara memerlukan isolator untuk mengantungkannya pada tower Kawat berisolasi: lebih mahal lebih banyak digunakan pada saluran bawah tanah tidak diperlukan isolator tambahan

Isolator pada saluran transmisi

Isolator pada saluran transmisi Bahan: umumnya dibuat dari bahan porselin yang mempunyai kekuatan isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis cukup tinggi Fungsi: mengisolasi antara tegangan kawat penghantar dengan tower penopang menggantungkan kawat penghantar pada tower penopang

Watak isolator pada saluran transmisi Nilai kapasitansi: karena terdiri dari badan porselin yang diapit dua elektrode Tegangan lompatan api: tegangan minimal yang menyebabkan lompatan bunga api antara kedua elektrode di bagian luar isolator (bila isolator basah/ kotor) Tegangan tembus: batas minimal tegangan yang menyebabkan arus bocor tertentu yang menembus bahan isolator (menunjukkan kekuatan dielektriknya)

Watak tegangan saluran transmisi Tegangan pada ujung penerimaan selalu lebih rendah dari tegangan pada ujung pengiriman, karena adanya turun tegangan pada saluran. V s - V r Jatuh tegangan relatif = X 100 % V r Dengan V s tegangan pada ujung pengiriman dan V r tegangan pada ujung penerimaan Nilai jatuh tegangan relatif ini dibatasi 5-15 %

Faktor yang mempengaruhi turun tegangan: Impedansi saluran pada (resistansi, induktansi dan kapasitansi saluran) Nilai arus dan faktor daya beban

Daya guna (efisiensi) saluran transmisi Karena ada daya yang hilang pada saluran, maka daya diterima beban selalu lebih kecil dibanding daya yang dikirim. P r Daya guna (efisiensi) = X 100 % P s P r 100 % P r + P h dengan P s daya yang dikirim sumber P r daya yang diterima beban P h daya yang hilang

Hilang daya pada saluran transmisi Hilang daya (rugi daya) akibat nilai resistansi saluran Hilang daya karena efek korona (gagalnya gaya dielektrik udara akibat tegangan tinggi) Hilang daya akibat kebocoran arus melalui isolator Hilang daya akibat kebocoran arus pada efek kapasitansi