BAB I PENDAHULUAN. daerah resapan pada kota Medan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 26 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTITAS RESPONDEN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Sri Sutarni Arifin 1. Intisari

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

Disajikan oleh: LIA MAULIDA, SH., MSi. (Kabag PUU II, Biro Hukum, Kemen PU)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semula merupakan ruang tumbuh berbagai jenis tanaman berubah menjadi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA LANGSA PROVINSI ACEH QANUN KOTA LANGSA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN HUTAN KOTA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

BAB V PENUTUP. pada masa ini namun juga bagaimana kemanfaatannya pada masa mendatang. ekonomi sebagai tujuan utama pembangunan.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

KEWENANGAN PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA.

Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung TA LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. stabilitator lingkungan perkotaan. Kota Depok, Jawa Barat saat ini juga

Dr. Ir. H. NAHARDI, MM. Kepala Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

NOMOR 18 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Peran & Efektifitas RTH Publik di Kota Karanganyar Isnaeny Adhi Nurmasari I BAB I PENDAHULUAN

Penentuan Lokasi Alternatif Kawasan Hijau Binaan Di Jakarta Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 18 Tahun 1994

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 46 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA POCUT MEURAH INTAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengabaikan masalah lingkungan (Djamal, 1997).

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya. Pada Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

BAB I PENDAHULUAN. informal, yang pertumbuhannya sudah melebihi sektor formal (Manning, yang tidak terserapdi sektor formal (Effendi, 2005).

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG RUANG TERBUKA DI KELURAHAN TAMANSARI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. telah membatasi ruang-ruang bebas yang bisa diakses penduduk kota untuk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tugas Akhir Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman, Jakarta Pusat BAB I PENDAHULUAN

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA WADUK JATIBARANG DI SEMARANG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKOWISATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia, banyak objek wisata yang telah menarik perhatian para

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan kota Medan sebagai kota Metropolitan, dimana pembangunan telah berlangsung sedemikian pesatnya. Hal ini perlu diimbangi dengan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) khususnya hutan kota yang cukup berguna untuk menjaga kualitas udara, kualitas thermal dan daerah resapan pada kota Medan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 yang mengharuskan suatu perkotaan khususnya kota metropolitan untuk memenuhi kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Kota (RTHK) mencapai 30% dari luas wilayahnya, yang terdiri atas 10% RTH privat dan 20% RTH publik dan Hutan Kota sendiri merupakan bagian dari RTHK yang memiliki besaran sekitar 1,5 % dari luasan kota. Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Kota Medan menetapkan Kawasan Hutan Kota Cadika yang berlokasi di kelurahan Pangkalan Masyhur, kecamatan Medan Johor, menjadi salah satu hutan kota yang telah ditetapkan dalam RTRW Kota Medan No. 13 Tahun 2011. Kawasan Hutan Kota Cadika ini memiliki luasan sekitar 273.600 m² atau ± 27,4 Hektar. Dahulunya, kawasan Hutan Kota Cadika ini adalah salah satu objek wisata yang menarik di Kota Medan, dimana pada danau eksisting kawasan Hutan Kota Cadika ini dapat dilakukan rekreasi air seperti sepeda air, memancing dan menjadi objek yang menarik. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kawasan ini menjadi kurang diperhatikan dan tidak menarik untuk dikunjungi.

Kegiatan yang masih dan terus berjalan pada kawasan ini adalah kegiatan Gerakan Pramuka, dimana kader kader muda pramuka sering melakukan kegiatan seperti tracking di area hutan di bagian Barat Kawasan. Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Kota Medan sepakat untuk membangun dan menata kembali kawasan Hutan Kota Cadika menjadi tempat tujuan wisata lokal bagi warga Medan dan sekitarnya. Adapun rencana pembangunan kawasan Hutan Kota Cadika ini terdiri dari zona publik yang meliputi area rekreasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), parkir rekreasi, danau, restaurant terapung, outbond, tropical garden. Zona Semi Publik meliputi lapangan upacara, kantor UPT, taman parkir, hortikultura, penangkaran burung dan rusa. Dan zona Privat meliputi hutan konservasi, camping ground, aula, perkantoran, asrama putra putri. Dari sarana dan prasarana yang akan dibangun, tentu saja pembangunan kawasan ini bertujuan selain untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi masyarakat kota Medan baik secara sosial dan ekologis yaitu dapat menjadi paruparu kota yang berfungsi menurunkan emisi karbon dari polusi udara akibat aktivitas perkotaan, turut menjaga konservasi tanah, air dan serta pelestarian plasma nutfah terutama jenis tanaman langka khas Medan, sebagai perlindungan satwa, terutama jenis burung, dan menjadi sarana rekreasi bagi masyarakat, juga untuk meningkatkan peningkatan ekonomi terutama dibidang sektor informal bagi masyarakat kelurahan Pangkalan Masyhur, kecamatan Medan Johor pada khususnya dan masyarakat kota Medan pada umumnya.

Dengan adanya perencanaan pembangunan sarana dan prasarana wisata di kawasan Hutan Kota Cadika, diharapkan dapat terjadi peningkatan ekonomi dan industri bagi masyarakat yang ada disekitar kawasan khususnya pada sektor informal. Pengelolaan kawasan yang baik dan berkelanjutan diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi tumbuhnya ekonomi di sekitar kawasan tersebut. Penggunaan bahan dan produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berperan dalam penyediaan barang dan jasa. Menurut Widodo (2005), sektor informal merupakan sektor yang tidak terorganisasi (unorganized), tidak teratur (unregulated) dan kebanyakan legal akan tetapi tidak terdaftar (unregistered). Sektor informal memiliki karakteristik seperti jumlah unit usaha yang banyak dalam skala kecil, kepemilikan oleh individu atau keluarga, tingkat upah yang juga relatif lebih rendah dibandingkan sektor formal. Pedagang sektor informal adalah orang yang bermodal relatif sedikit berusaha dibidang produksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu di dalam masyarakat. Usaha tersebut dilaksanakan di tempattempat yang dianggap strategis dalam suasana lingkungan yang informal (Winardi, 2000). Perkembangan sektor informal khususnya dikelurahan Pangkalan Masyhur yang memiliki perkembangan yang cukup tinggi dibandingkan dengan kelurahan lainnya yang ada di kecamatan Medan Johor. Yang paling dominan sektor informal yang berkembang pada kelurahan ini adalah warung makan,

tempat tempat menjual makanan dan minuman, seperti restaurant kecil serta toko toko yang menjual segala jenis makanan dan minuman. Pengembangan kawasan Hutan Kota Cadika kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor oleh Pemerintah Kota Medan dapat merangsang pertumbuhan perekonomian masyarakat khusunya pada kawasan sekitar dan dapat menjadi stimulus berinvestasi bagi masyarakat serta menyebabkan sektor keuangan bertumbuh seiring bertumbuhnya sektor ekonomi lainnya. Tentunya kontribusi dari pengembangan kawasan ini akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap pendapatan Pemerintah Kota Medan itu sendiri. Kontribusi langsung berasal dari pajak pendapatan yang dipungut dari para pelaku sektor informal pada kawasan Hutan Kota Cadika ini yang diterima langsung oleh instansi terkait. Sedangkan kontribusi tidak langsung pengembangan kawasan ini adalah terhadap pendapatan pemerintah berasal dari pajak yang dikenakan kepada masyarakat yang datang berkunjung di kawasan Hutan Kota Cadika ini. Gambar 1.1. Kegiatan Sektor Informal yang tumbuh di sekitar Kawasan Hutan Kota Cadika Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2012

Selain itu juga, pengembangan kawasan Hutan Kota Cadika ini juga akan berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja, penciptaan usaha usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi, restoran, klub, taxi, dan usaha kerajinan seni souvenir. Tentu saja dengan adanya pembangunan ini, akan berakibat terhadap pengembangan wilayah di kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor. Atas dasar latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mencoba untuk mengkaji peranan pengembangan kawasan Hutan Kota Cadika terhadap pertumbuhan sektor informal pada wilayah sekitar, dengan judul : Kajian Peranan Pengembangan Kawasan Hutan Kota Cadika terhadap Pertumbuhan Sektor Informal di Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor. 1.2 Perumusan Masalah Bertolak kondisi di atas, maka dalam penelitian ini memiliki rumusan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana peranan pengembangan kawasan Hutan Kota Cadika terhadap penciptaan lapangan kerja di kelurahan Pangkalan Masyhur, kecamatan Medan Johor? 2. Bagaimana peranan pengembangan kawasan Hutan Kota Cadika terhadap peningkatan pendapatan pelaku sektor informal di kelurahan Pangkalan Masyhur, kecamatan Medan Johor? 3. Bagaimana peranan pengembangan kawasan Hutan Kota Cadika terhadap peningkatan kualitas lingkungan di kawasan dan sekitar kawasan?

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari kajian peranan pengembangan kawasan Hutan Kota Cadika terhadap pertumbuhan sektor informal pada wilayah sekitar ini adalah : 1. Mengetahui peranan pengembangan kawasan Hutan Kota Cadika terhadap penciptaan lapangan kerja di kelurahan Pangkalan Masyhur, kecamatan Medan Johor. 2. Mengetahui peranan pengembangan kawasan Hutan Kota Cadika terhadap peningkatan pendapatan pelaku sektor informal di kelurahan Pangkalan Masyhur, kecamatan Medan Johor. 3. Mengetahui peranan pengembangan kawasan Hutan Kota Cadika terhadap peningkatan kualitas lingkungan di kawasan dan sekitar kawasan. 1.4 Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu dan juga bermanfaat bagi Pemerintah Kota Medan. Adapun manfaat secara spesifik adalah sebagai berikut : 1. Untuk dapat memperkirakan sejauh mana pengaruh kebijakan Pemerintah Kota Medan terhadap perkembangan ekonomi mikro yang ada di sekitar kawasan Hutan Kota Cadika. 2. Untuk mengetahui persentase masyarakat dalam kebijakan pemerintah untuk menjaga dan melestarikan hutan kota dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan. 3. Sebagai bahan masukan bagi pihak yang berkepentingan untuk menyusun kebijakan yang strategis dalam menata sektor informal yang akan tumbuh

di sekitar kawasan Hutan Kota Cadika sebagai akibat dari pengembangan kawasan Hutan Kota Cadika ini. 4. Sebagai informasi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian tentang peranan dan pengelolaan kawasan hutan kota menjadi daerah tujuan wisata lokal yang telah terbangun terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya sektor informal yang ada di kota kota di Indonesia.