TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Struktur kurkuminoid

dokumen-dokumen yang mirip
METODE EKSPLORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

dianalisis dengan menggunakan

SPEKTROFOTOMETRI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Spektrofotometri Inframerah

Penentuan struktur senyawa organik

DATA DAN METODE. Temulawak Jahe Kunyit Kode Keterangan Kode Keterangan Kode Keterangan. No

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Pola Spektrum

aljabar geo g metr me i

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

PENERAPAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DISKRET DAN PARTIAL LEAST SQUARE DISCRIMINANT ANALYSIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA SINTETIK PEMBANGKIT SINYAL ELEKTROKARDIOGRAM

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

INTERAKSI RADIASI DENGAN BAHAN

ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS. PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 )

HASIL DAN PEMBAHASAN

Spektrofotometri UV-Vis

PENERAPAN DISKRIMINAN KANONIK PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (TEMULAWAK, BANGLE, KUNYIT) 1 ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis

BAB 2 LANDASAN TEORI

CATATAN KULIAH PENGANTAR SPEKSTOSKOPI. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4. Hasil dan Pembahasan

Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik Posted by ferry

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.

SPEKTROSKOPI INFRA MERAH (IR)

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Raman merupakan teknik pembiasan sinar yang memiliki berbagai

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER)

PEMBAHASAN. mengoksidasi lignin sehingga dapat larut dalam sistem berair. Ampas tebu dengan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA (%) PLA (%)

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

Spektrofotometer UV /VIS

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

PENGGUNAAN METODE FTIR (FOURIER TRANSFORM INFRA RED) UNTUK STUDI ANALISIS GUGUS FUNGSI SAMPEL MINYAK GORENG DENGAN PERLAKUAN VARIASI PEMANASAN

Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri. Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan

panjang gelombang, λ Lebih panjang

panjang gelombang, λ Lebih panjang

TINJAUAN PUSTAKA. Model Regresi Linier Ganda

Minggu XI ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Utami, H

4. Hasil dan Pembahasan

Implementasi Discrete Wavelet Transform Untuk Prediksi Kandungan Kurkumin Pada Temulawak Dengan Menggunakan Pendekatan Kalibrasi

BAB III ANALISIS SPEKTRAL PADA RUNTUN WAKTU MODEL ARIMA. Analisis spektral adalah metode yang menggambarkan kecendrungan osilasi

Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

PENGENALAN POLA GELOMBANG KHAS DENGAN INTERPOLASI

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa

Bab IV Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

PEMODELAN OTENTIKASI KOMPOSISI FITOFARMAKA TENSIGARD MENGGUNAKAN REGRESI KOMPONEN UTAMA MEYLINDA PUSRIANITA SARI

Bab II. Tinjauan Pustaka

Oleh: Agus Mohamad Soleh. Departemen Statistika FMIPA IPB. Abstrak

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

BAB I PENDAHULUAN. Spektroskopi Raman merupakan salah satu metode yang menghasilkan

2. Tinjauan Pustaka. 2.1 Asap Cair Cara Pembuatan Asap Cair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

Gambar 2.1 Kesetimbangan energi dari interaksi cahaya yang masuk dengan sampel [13]

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga untuk mentransmisikan energi yang besar digunakan sistem

TINJAUAN PUSTAKA. bebas digunakan jarak euclidean - sedangkan bila terdapat. korelasi antar peubah digunakan jarak mahalanobis - -

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. vibrasi suatu senyawa. Spektrum geseran Raman hampir mirip dengan spektrum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pelarut dengan penambahan selulosa diasetat dari serat nanas. Hasil pencampuran

BAB IV OSILATOR HARMONIS

Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ditjen BKAK (2014), uraian mengenai teofilin adalah sebagai. Gambar 2.1 Struktur Teofilin

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi karena bergetarnya suatu benda, yang menyebabkan udara di sekelilingnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. molekul yang memberikan spektrum yang benar benar sama dan intensitas

Pencocokan Citra Digital

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

4 Hasil dan pembahasan

PENDEKATAN MODEL RATA-RATA SEBAGAI METODE ALTERNATIF DALAM PENANGANAN REGRESI BERDIMENSI TINGGI NIDA ASHMA ADILAH

Astuti Amin Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. percampuran natrium alginat-kitosan-kurkumin dengan magnetic stirrer sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

Abstract. Abstrak. Keywords : Principal Component Analysis, Agriculture Production and Plantation

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

Transkripsi:

R 1 O OH TINJAUAN PUSTAKA Senyawa Aktif pada Rimpang Temulawak Menurut Sinambela (1985), komposisi rimpang temulawak dapat di bagi menjadi dua fraksi utama yaitu zat warna kurkuminoid dan minyak atsiri. Warna kekuningan pada temulawak disebabkan adanya kurkuminoid. Kandungan utama kurkuminoid terdiri dari senyawa kurkumin, desmetoksikurkumin dan bisdestoksikurkumin. Struktur kurkuminoid dapat dilihat pada gambar 1. OH OH R Gambar 1. Struktur kurkuminoid Keterangan: R 1 R -OCH 3 -OCH 3 = kurkumin -OCH 3 -H = desmetoksikurkumin -H -H = bis-desmetoksikurkumin Selain tiga senyawa utama tersebut terdapat senyawa lain yang digolongkan termasuk ke dalam senyawa kurkuminoid yaitu monometoksikurkumin, oktahidrokurkumin, dihidrokurkumin, heksahidroksikurkumin dan senyawa turunan kurkumin. Rimpang temulawak segar, selain terdiri dari senyawa kurkuminoid dan minyak atsiri juga mengandung lemak, protein, selulosa, pati, dan mineral. Menurut Darwis et al. (1991), kurkuminoid temulawak mempunyai khasiat sebagai antibakteri dan dapat merangsang dinding kantong empedu untuk mengeluarkan cairan empedu supaya pencernaan lebih sempurna. Selain itu 3

temulawak digunakan juga sebagai pengobatan gangguan pada hati atau penyakit kuning, batu empedu, memperlancar aliran air empedu, obat demam dan sembelit, memperlancar keluarnya air susu ibu, obat diare, inflamasi pada anus, gangguan perut pada dingin, dan radang pada perut atau kulit. Teknik Spektrofotometri Teknik spektrofotometri adalah salah satu teknik analisis fisiko-kimia yang mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik (REM). Pada prinsipnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan molekul akan menghasilkan satu atau dua macam dari tiga kejadian yang mungkin. Ketiga kejadian yang mungkin terjadi sebagai akibat interaksi atom molekul dengan radiasi elektomagnetik berupa hamburan (scattering), absorpsi (absorption) dan emisi (emission) radiasi elektromagnetik oleh atom atau molekul yang diamati. Terdapat beberapa teknik spektroskopi yang digunakan dalan analisis kimia dan biologi diantaranya: spektroskopi UV-Vis, spektroskopi infra merah, spektroskopi Fotoluminesensi, spektroskopi Raman, spektroskopi emisi nyala, spektroskopi absorbsi atom, spektroskopi NMR (Nuclear Magnetic Resonance) dan spektroskopi massa (Muhammad & Suharman 1995). Spektrofotometri Fourier Transformation Infrared (FTIR) Pada spektroskopi ini, spektrum infra merah terletak pada daerah dengan panjang gelombang dari 0.78 sampai 1000 μm atau bilangan gelombang dari 1800 sampai 1 cm -1. Aplikasi teknik spekstroskopi infra merah sangat luas, baik untuk tujuan analisis kuantitatif maupun kualitatif. Untuk analisis kualitatif dan kuantitatif maka pola spektrum FTIR suatu senyawa perlu dilakukan analisis referensi sebagai pembanding. Instrumentasi spektrum inframerah dibagi kedalam tiga jenis radiasi, yaitu: inframerah dekat (bilangan gelombang 180 4000 4

cm -1 ), inframerah pertengahan (bilangan gelombang 4000 00 cm -1 ), dan inframerah jauh (bilangan gelombang 00 10cm -1 ) (Nur & Adijuana 1989). Spektrofotometri FTIR termasuk dalam kategori radiasi inframerah pertengahan (bilangan gelombang 4000 00 cm -1 ). Dengan membandingkan spektrum infra merah dari dua senyawa yang diperkirakan identik maka seorang dapat menyatakan apakah kedua senyawa tersebut identik atau tidak. Pelacakan tersebut lazim disebut dengan bentuk sidik jari (finger print) dari dua spektrum infra merah. Jika puncak spektrum infra merah kedua senyawa pada bilangan gelombang tertentu sama maka dalam banyak hal dua senyawa tersebut adalah identik. Spektrum inframerah tumbuhan dapat diukur dengan spektrofotometri inframerah yang merekam secara otomatis dalam bentuk larutan (dalam kloroform, karbontetraklorida, 1-5%), bentuk gerusan dalam minyak nujol, atau bentuk padat yang dicampur dengan kalium bromida. Daerah pada spektrum inframerah di atas 100 cm -1 menunjukkan pita spektrum atau puncak yang disebabkan oleh getaran ikatan kimia atau gugus fungsi dalam molekul yang ditelaah (Harborne 1996). Kegunaan lain yang penting dari spektrum infra merah adalah memberikan keterangan tentang gugus fungsi pada suatu molekul. Gugus fungsi ini dapat dibedakan antara daerah identifikasi dan daerah sidik jari. Serapan tiap tipe akan mencerminkan gugus fungsi dan hanya diperoleh dalam bagian-bagian kecil tertentu dari daerah vibrasi infra merah. Kisaran serapan yang kecil dapat digunakan untuk menentukan setiap ikatan. Hampir setiap senyawa yang memiliki ikatan kovalen akan menyerap berbagai frekuensi radiasi elekromagnetik dalam daerah spektrum inframerah. Setiap tipe ikatan yang berbeda mempunyai sifat frekuensi vibrasi yang berbeda, dan karena tipe ikatan yang sama dalam dua senyawa yang berbeda terletak dalam lingkungan yang sedikit berbeda, maka tidak aka nada dua molekul yang berbeda strukturnya akan mempunyai bentuk serapan inframerah atau spektrum inframerah yang tepat sama. 5

Jika Io adalah intensitas IR yang masuk kedalam contoh dan I adalah intensitas IR yang diteruskan (transmitted) oleh contoh, maka: Absorban (A) = Log (Io / I) dan % transmitan (%T) = 100 (I/Io). Sehingga hubungan absorban dengan % transmitan adalah : A = - Log (%T/100). Karena kekuatan serapan proporsional terhadap konsentrasi, maka FTIR dapat digunakan untuk analisis kuantitatif yang menghubungkan konsentrasi dengan absorban atau persen transmitan. Untuk menduga konsentrasi suatu senyawa tertentu dalam contoh, diperlukan pengukuran nilai- nilai absorban dari contoh pada berbagai bilangan gelombang. Pembuatan model yang menghubungkan konsentrasi dengan nilai nilai absorban dapat digunakan untuk menduga konsentrasi senyawa tertentu yang tidak diketahui dalam contoh. Kegunaan penting dari spektrum inframerah adalah untuk mendeteksi tentang gugus fungsi dari suatu molekul. Dari struktur kurkuminoid yang khas, maka spektrum yang dihasilkan dengan FTIR juga khas pula. Daerah indentifikasi spektrum inframerah (IR) untuk kurkuminoid adalah seperti yang terlihat pada Tabel 1 (Socrates 1994). Jika untuk analisis lanjutan perlu dilakukan pengambilan beberapa data % transmitan hasil pengukuran dengan FTIR, maka daerah identifikasi IR suatu senyawa sangat perlu diperhatikan, pemotongan yang tidak memperhatikan daerah identifikasi bisa mengarah ke pemodelan yang hasilnya kurang baik. Tabel 1. Daerah identifikasi spektrum IR kurkuminoid No Jenis Vibrasi Bilangan Gelombang cm -1 intensitas 1 Ikatan hydrogen OH 3600 3300 m-s C-H alkana 3000 850 s 3 Karbonil 180 1660 vs 4 Aromatic C=C- rentangan 1660 1450 s 5 R O-Ar 1300 1000 m 6 Sidik jari 900 700 Keterangan: (s) kuat; (m) medium; (vs) sangat kuat 6

Pereduksian dan Pemulusan Data dengan Tranformasi Wavelet Diskret Wavelet merupakan sebuah basis pada sebuah ruang vektor. Basis wavelet berasal dari sebuah fungsi penskalaan atau dikatakan juga sebuah scaling function. Wavelet merupakan sebuah fungsi variabel real t, diberi notasi ψ(t) dalam ruang fungsi L (R). Fungsi ini dihasilkan oleh parameter dilatasi dan translasi, yang dinyatakan dalam persamaan:, ; 0, (1), ;, () Fungsi wavelet pada persamaan (1) diperkenalkan pertama kali oleh Grossman dan Morlet, sedangkan persamaan (.) oleh Daubechies. Pada fungsi Grossman Morlet, a adalah parameter dilatasi dan b adalah parameter translasi, sedangkan pada fungsi Daubechies, parameter dilatasi diberikan oleh j dan parameter translasi oleh k. (Krismawan 008) Wavelet berarti gelombang gelombang kecil (small waves), sedangkan sinus dan kosinus adalah gelombang gelombang besar (Percival 005). Suatu fungsi ψ(.) bernilai real, disebut wavelet jika memenuhi : 1. ψ ( u)du = 1. ψ ( u)du = 0 Sehingga secara umum Wavelet adalah fungsi fungsi yang mempunyai sifat - sifat tertentu, seperti jika diintegralkan pada (-, ) hasilnya nol, grafik fungsi ada yang di atas dan di bawah sumbu X (Vidacovic & Meuller, 1991). Ada banyak jenis fungsi Wavelet, seperti wavelet yang mulus, wavelet yang nilainya tidak nol secara terbatas (compact support), wavelet yang ekspresi matematikanya sederhana, wavelet yang dihasilkan dari filter filter yang sederhana, dan lain lain. Fungsi wavelet yang paling sederhana dan yang paling tua adalah wavelet 7

Haar, yang ditemukan oleh Albert Haar tahun 1909 (Vidacovic & Meuller, 1991). Di dalam statistika biasanya ingin diperoleh dekomposisi wavelet dari M suatu fungsi yang diamati oleh sekumpulan data. Misalnya x = (x 0, x i,.,x -1 ) T adalah vektor data berukuran M, M bilangan bulat positif. Maka vektor data tersebut dapat dihubungkan dengan potongan potongan fungsi konstan pada interval (0,1) yang biasa disebut fungsi tangga, dengan persamaan : M 1 k = 0 f ( t) = x k I (3) k k + 1 t M M Fungsi tangga f(t) pada persamaan (3) termasuk dalam L ([0,1]), sehingga dekomposisi wavelet dari f(t) adalah (Vidacovic & Meuller 1991) : f ( t) = c j M 1 1 0,0 ( t) + d j, kψ j, k ( t) j= 0 k= 0 φ (4) Persamaan (4) disebut transformasi wavelet diskret, karena nilai j hanya diambil pada bilangan bulat positif saja. Bilangan j pada pada persamaaan (4) disebut level resolusi, dan f(t) dapat diperoleh sangat tepat, jika diambil semua level resolusi untuk dekomposisi, yaitu level resolusi 0 sampai dengan (M - 1). Koefisien c 0,0 disebut koefisien pemulusan atau bagian pendekatan dari suatu fungsi, sedang d j,k disebut koefisien wavelet atau juga disebut bagian detail suatu fungsi. Dengan mengambil nilai ψ j,k (t) dt dan φ (t) untuk berbagai t, maka persamaan () dapat dituliskan dengan notasi matriks, x = W T d (5) dan karena W ortonormal maka d = W x dimana d = (c 0,0, d 0,0, d 1,1, d 1,0,., d n-1,0 ) T dan W T adalah matriks yang elemen elemen kolomnya adalah nilai dari φ (t) dan ψ j,k (t) untuk berbagai t ε [0,1]. Sifat-sifat menarik dari matriks W T, selain ortonormal, adalah kolom pertama bernilai sama, jumlah unsur tiap kolom yang lain sama dengan nol. 8

Jika ukuran vektor data x sangat besar, maka perhitungan dengan cara matriks akan memerlukan komputasi yang tinggi, sehingga menjadi kurang praktis. Mallat (1989) menemukan algoritma cepat untuk menghitung koefisien wavelet dan koefisien pemulusan pada persamaan (4), yaitu melalui analisis multiresolusi. Algoritmanya disebut algoritma piramida. Dalam analisis multiresolusi hubungan antara φ (t) dan ψ(t) dapat dinyatakan sebagai : φ (t) = h k φ (t - k) dan ψ(t) = k g k φ (t - k) (6) k h k dan g k disebut filter low-pass dan high pass, hubungannya untuk k = 0,1,.., L-1 adalah gk = (-1) k h L-1-k (Percival 005). Sebagai misal untuk Haar wavelet dapat ditunjukkan bahwa : 1 φ (t) = φ (t) + φ (t - 1) = 1 ψ(t) = φ (t) - φ (t - 1) = 1 φ (t) + 1 φ (t) - φ (t - 1) φ (t - 1) sehingga h (0) = h (1) = 1 dan g (0) = - g (1) = 1. Analisis Komponen Utama Analisis komponen utama merupakan suatu teknik analisis statistik untuk mentransformasi peubah-peubah asli yang masih saling berkorelasi satu dengan yang lain menjadi satu set peubah baru yang tidak berkorelasi lagi. Peubah peubah baru itu disebut sebagai komponen utama (Johnson & Wichern 198). Secara aljabar linier, komponen utama merupakan kombinasi linier dari p peubah acak x 1, x, x 3,...,x p. Secara geometris kombinasi linier ini merupakan sistem koordinat baru yang di dapat dari rotasi sistem semula dengan x 1, x, x 3,...,x p sebagai sumbu koordinat. Sumbu baru tersebut merupakan arah dengan variabilitas maksimum dan memberikan kovariansi yang lebih sederhana. 9

Komponen utama tergantung kepada matriks ragam peragam Σ dan matriks korelasi ρ dari x 1, x, x 3,..., x p, dimana pada analisisnya tidak memerlukan asumsi populasi harus berdistibusi normal peubah ganda. Apabila komponen utama diturunkan dari populasi normal peubah ganda, interpretasi dan inferensi dapat dibuat dari komponen sampel. Melalui matriks ragam peragam bisa diturunkan akar ciri-akar ciri (eigen values) yaitu λ 1 λ... λ p 0 dan vektorvektor cirinya yaitu α 1, α,..., α p. Untuk menguji asumsi distribusi normal peubah ganda dapat dilakukan dengan mencari jarak kuadrat untuk setiap observasi (Johnson & Wichern 198). Hipotesis untuk uji ini adalah: H 0 : Peubah-peubah berdistribusi normal. H 1 : Peubah-peubah tidak berdistribusi normal. Jarak kuadrat dihitung dengan rumus: Σ (7) dimana: = jarak kuadrat observasi ke-j terhadap nilai rataan X j = nilai observasi ke-j, dimana: dan Secara umum pembentukan komponen utama disusun sebagai berikut : Y 1 = a 1 ' X = a 11 X 1 + a 1 X +...+ a p X p Y = a ' X = a 1 X 1 + a X +...+ a p X p............ Y p = a p ' X = a 1p X 1 + a p X 1 +...+ a pp X p (8) dengan keragaman masing-masing adalah Var(Yi) = a' i Σ ai = λ i. dimana: i = 1,,...,p dan λi = akar ciri dari komponen utama ke-i dan keragaman totalnya adalah: Var(Y) = α 11 +α +...+α pp = λ 1 +λ +...+λ p (9) 10

dimana: λ 1 +λ +...+λ p adalah akar ciri dari komponen utama. Besarnya proporsi dari keragaman total populasi yang dapat diterangkan oleh komponen utama ke-i adalah:. ; 1,,, (10) sehingga nilai proporsi dari keragaman total yang dapat diterangkan oleh komponen utama, kedua atau sampai sejumlah komponen utama secara bersamasama adalah semaksimal mungkin dengan meminimalisasi informasi yang hilang. Meskipun jumlah komponen utama berkurang dari peubah asal tetapi informasi yang diberikan tidak berubah. Menurut Hair et al (1998), pemilihan komponen utama yang digunakan adalah jika nilai akar cirinya lebih dari 1(λ i >1) dan proporsi keragaman dianggap cukup mewakili total keragaman data jika keragaman kumulatif mencapai 70%-80%. Analisis Diskriminan Diskriminan merupakan metode analisis multivariat yang bertujuan untuk memisahkan objek pengamatan yang berbeda dan mengalokasikan objek pengamatan baru ke dalam kelompok yang telah didefinisikan (Johnson & Wichern 198). Untuk sekumpulan pengamatan yang terdiri satu atau lebih peubah-peubah kuantitatif atau kualitatif dan satu peubah klasifikasi yang mendefinisikan grupgrup pengamatan, diskriminan mengembangkan suatu model untuk mengklasifikasikan setiap pengamatan ke dalam salah satu grup. Misal sebuah populasi Ω terdiri dari l kelompok π 1, π,.,π l dengan masing-masing wilayah (region) R 1, R,...,R l. Suatu pengukuran terdiri dari p variabel prediktor, dilakukan pada l kelompok sebanyak n pengamatan, menghasilkan matrik data,,.., dengan,,., ; i = 1,.,n. Perbedaan l kelompok dapat diketahui dari bentuk densitasnya, f j (x) bila pengamatan berasal dari π j dengan probabilitas prior p j. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan bila 11

objek pengamatan yang berasal dari π j dinyatakan sebagai π k di mana 1,,., dinotasikan oleh dengan probabilitas, (11) Ekspektasi biaya salah pengelompokkan sebuah objek pengamatan x dari π j dinyatakan sebagai π k (expected cost of misclassification) disingkat ECM adalah: (1) Metode Titik Balik Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk melihat kesamaan pola spektrum FTIR adalah dengan metode titik balik. Titik balik merupakan titik kritis suatu kurva. Titik kritis dari suatu fungsi f dimana turunan pertamanya sama dengan nol f (x) = 0 atau f tidak dapat diturunkan. Untuk melihat kesamaan pola spektrum FTIR, titik balik yang digunakan merupakan titik perpindahan tanda dari negatif ke positif. 1