Metode Diskusi Panel Pengertian Metode Diskusi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode diskusi untuk mengatasi kegagalan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
Deskripsi Siklus 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya

PRATIYAN ISNAENI K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pembelajaran, juga terkait dengan

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini, membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, tinjauan pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dapat dijadikan sebagai tolok ukur dan dapat sebagai penentu dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan berpusat pada siswa. Siswa antusias mengacungkan. merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi, dan saling

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

Berbicara tentang hasil belajar ada beberapa pendapat yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm.5

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yaitu terdapatnya interaksi antara siswa dan guru. Belajar menunjuk. dan evaluasi pembelajaran (Hamalik, 2005).

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Pada Penggolongan Makhluk Hidup Hewan Melalui Media Gambar di SDN Inpres Saiyong

Yulin Dj. Panusu, Muhammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, serta penampilan dari hasilnya. dengan April / semester II / 2011/2012.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkwalitas, karena matematika merupakan sarana berfikir bagi siswa untuk

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PEMBELAJARAN KELOMPOK

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

MIFTAHUDIN NIM. A

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil akhir pembelajaran yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana siswa yang belajar benar-benar berperan aktif dalam belajar.

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah, keberhasilan adalah hal utama yang diupayakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan atau sikap. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS II PADA MATERI MENCERITAKAN KEMBALI ISI DONGENG YANG DIDENGARKAN MELALUI KEGIATAN KOMIDI PUTAR DISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. Suci Amalia, 2014 PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI STRUKTUR BUMI

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

4 2.1.1. Metode Diskusi Panel Pengertian Metode Diskusi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode diskusi untuk mengatasi kegagalan dalam pembelajaran dengan harapan dapat mengatasi permasalahan yang muncul. Menurut Putra (2004) metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. Menurut Ahmad (1996) metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problema, dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. Jenis-jenis teknik diskusi, antara lain: (1) Whole-group; (2) Buzz-Group; (3) Panel. Dalam hal ini peneliti memilih dan menekankan pada diskusi panel untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut Roestiyah (2008) metode diskusi panel merupakan cara dengan melibatkan panelis yang merupakan nara sumber dan perserta diskusi lain sebagai pendengar dengan tujuan untuk mendapatkan keputusan secara bersama. Alasan Pemilihan Metode Diskusi Panel Pada diskusi panel satu kelompok kecil (antara 3 sampai 6 orang) mendiskusikan suatu subyek tertentu, mereka duduk dalam susunan semi melingkar dihadapkan pada satu kelompok besar peserta lainnya. Anggota kelompok besar dapat di undang untuk turut berpartisipasi. Yang duduk sebagai panelis ialah seorang ahli dalam bidangnya. Dalam diskusi panel para panelis dipimpin seorang moderator, sedang diskusi itu didengar oleh banyak orang dan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok ahli/panelis dan kelompok pendengar. Pada diskusi panel moderator bertugas memperkenalkan pada pendengar setiap peserta panel, serta nanti dapat menyimpulkan hasil pembicaraan, tidak perlu mencapai keputusan atau kesatuan pendapat. Tujuan penggunaan diskusi panel panel ialah memberikan rangsangan cara berpikir secara massal dengan memberikan berbagai perspektif dari beberapa sudut pandang dan diharapkan siswa mampu berpikir

5 luas dan mampu meninjau setiap persoalan dari berbagai segi agar pendapatnya tidak sempit. Menurut Roestiyah (2008) agar dapat melaksanakan diskusi panel dengan lancar dan efektif langkah-langkah yang perlu disiapkan antara lain: (1) Menentukan garis besar pokok persoalan yang akan dibahas; (2) Menentukan siapa-siapa panelisnya; (3) Masalah itu harus aktual, sehingga masih hangat dan menarik minat untuk didengar; (4) Panelis mencakup berbagai ahli yang berpengalaman di bidang masing-masing; mereka mampu berbicara lancer, menggunakan bahasa dengan lancar dan baik; (5) Panelis harus sudah mengetahui dan menguasai pokok-pokok persoalan yang akan dibicarakan; (6) Moderator harus dipilih orang yang cekatan dalam sikap dan perbuatan. Pada diskusi panel ini, (a) guru membentuk kelompok diskusi siswa dalam satu kelas berjumlah 20 anak dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok panelis yang terdiri 4 siswa dan kelompok pendengar atau anggota selain kelompok panelis (b) Guru menugaskan beberapa siswa untuk menjelaskan Hubungan antar makhluk hidup dan lingkungannya, beberapa hubungan khas (simbiosis) dan hubungan makan dan di makan antar makhluk hidup (rantai makanan), (c) Guru sebagai moderator memberikan pertanyaan singkat pada panelis (d) kemudian dilanjutkan tanya jawab dengan kelompok anggota dengan kelompok panelis Pada diskusi panel memiliki keunggulan antara lain: (1) Pendengar dapat mengikuti dan mengamati proses serta perkembangan berpikir para panelis jadi tidak semata-mata apa saja yang didengar; (2) Mengemukakan pandangan yang berbeda-beda; (3) Mendapatkan hasil kesimpulannya; (4) Mendorong analisa-analisa kemungkinan; (5) Memanfaatkan orang-orang yang memenuhi syarat, dapat merangsang pemikiran massal dalam waktu singkat; (6) Perbedaan pendapat para panelis merangsang pula bagi para pendengar untuk menimbulkan masalah baru. Adapun kelemahan diskusi panel: (1) Mudah tersesat; (2) Memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak; (3) Tidak memungkinkan semua peserta mengambil bagian; (4) Cenderung menjadi serial pidato pendek; (5) Membutuhkan waktu dan persiapan yang cukup, (6) Memerlukan moderator yang trampil memecahkan kelompok pendengar ketika mereka tidak setuju dengan panelis.

6 2.1.2. Motivasi dan Hasil Belajar Pengertian Motivasi Beberapa pendapat yang menyatakan tentang pengertian motivasi, adalah sebagai berikut: a. Donald (1959) mendefinisikan: Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai oleh munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. b. Slavin, (1994) mendefinisikan: Motivasi sebagai proses didalam diri individu yang aktif, mendorong, memberi arah, dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi juga dapat diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang. c. Woolfolk (1995) ahli khusus dalam bidang psikologi mendefinisikan: Suatu motifasi adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dari beberapa pendapat tentang pengertian motivasi, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu energi atau kekuatan yang timbul fari diri individu, atau seseorang yang dipengaruhi oleh faktor dalam dan atau faktor luar untuk melakukan suatu kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi Dalam motivasi ada hal-hal yang mempengaruhinya, antara lain adalah a) Lingkungan, siswa akan termotivasi dalam belajar jika lingkungan belajar dapat memberikan rangsangan sehingga siswa tertarik untuk belajar. b) Kebutuhan, motivasi hendaknya dianggap sebagai sesuatu yang terkait dengan kebutuhan. Maksudnya bahwa individu termotivasi untuk melakukan aktifitas itu memenuhi kebutuhan. c) Rangsangan, motivasi tidak lepas dari rangsangan. Rangsangan bisa dalam bentuk hadiah atau hukuman yang diberikan guru. d) Kebiasaan, motivasi juga menyangkut kebiasaan yang dimiliki oleh siswa. Misalnya kebiasaan baik menyelesaikan tugas sampai tuntas, kerja keras, rapi, dan tepat waktu. Sebaliknya terdapat kebiasaan buruk, misalnya kebiasaan bekerja tidak baik, santai, dan ceroboh. Hakikat Belajar Ada beberapa pendapat yang menyatakan tentang pengertian belajar, adalah sebagai berikut:

7 a. Sifert (1983) Belajar menurut aliran Behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, yang terjadi karena adanya hubungan antara stimulus dengan respon menurut prinsip-prinsip yang mekanistik. b. Morgan dan kawan-kawan (1986) mendefinisikan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. c. Winkel (1989:36) Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. d. Skaffer (1995) Belajar merupakan proses perubahan yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman-pengalaman atau praktik. e. Hilgrad dan Bower (Fudyartanto, 2002) mendefinisikan belajar adalah memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dari beberapa pendapat dan teori tentang pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan dari individu melalui pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh hasil sebenarnya didapat, maksudnya hasil atau kemampuan yang telah dicapai seseorang setelah orang tersebut melakukan tindakan, perbuatan, atau kegiatan tersebut (Bukori, 1984:94). Hasil belajar siswa meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. (1) Aspek kognitif, kemempuan kognitif yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. (2) Aspek afektif, kemempuan afektif meliputi penerimaan, partisipasi, penilaian, dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. (3) Aspek psikomotorik, kemampuan psikomotorik meliputi persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, gerakan penyesuaian, dan kreatifitas (Hamalik, 2003:160). Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar adalah ketuntasan belajar yang dicapai oleh siswa SD Negeri 1 Tanjungharjo, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan setelah melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor intern yaitu faktor dari diri siswa yang meliputi faktor

8 kematangan, keadaan fisik/jasmani, kemauan, dan umur. Faktor ekstern yaitu faktor dari luar diri siswa yang meliputi faktor soaial, pengaturan proses pembelajaran di sekolah dan faktor situasional. Hasil Belajar IPA maksimal yang dicapai oleh siswa kelas IV SD Negeri 1 Tanjungharjo pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 tentang Hubungan antar Makhluk Hidup dan Lingkungannya melalui penerapan Diskusi Panel. 2.2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan tentang upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD Negeri 1 Tanjungharjo semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 adalah penelitian yang dilakukan oleh Erna Puji Rahayu,S.Pd ( Guru SDN 1 Ngaringan, Kecamatan Ngaringan - Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ) dengan judul UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DALAM MATERI PESAWAT SEDERHANA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 NGARINGAN SEMESTER 2 TAHUN 2009/2010 Berdasarkan penelitian tersebut didapat bahwa melalui implementasi Metode Diskusi Kelompok dimana kelas dikelola menjadi kelompok-kelompok kecil dan masingmasing kelompok kecil siswa diminta secara kelompok menyelesaikan masalah untuk membahas topik yang diajarkan dengan bantuan LKS (Lembar Kerja Siswa). Dari angket diperoleh bahwa aktifitas belajar siswa tinggi, namun masih ada yang tidak mencatat hasil diskusi kelompok (30%) dan ada yang merasa minder (40%) pada siklus pertama dan diadakan pada siklus kedua. Prestasi yang dapat dicapai rata-rata kelas baik (79%), masih ada 3 (dua) siswa yang belum tuntas dengan KKM 64, jumlah nilai sumbangan anak berprestasi tersebut rata-rata 140, sedangkan jumlah nilai yang diterima siswa dibawah rata-rata kelas sebesar 158. Prestasi yang dicapai rata-rata kelas baik atau meningkat (85%), semua siswa tuntas dengan KKM 64, jumlah nilai sumbangan anak berprestasi tersebut rata-rata menurun dari 140 ke 100, sedangkan jumlah nilai yang diterima siswa dibawah rata-rata kelas juga menurun dari 158 ke 95 berarti kesenjangan prestasi siswa kelompok cepat dan kelompok lambat tidak terlalu jauh, sehingga metode diskusi kelompok sangat baik dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2.3. Kerangka Berfikir