BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Deskripsi Daerah Pemilihan III (Kecamatan Medan Baru, Medan. Petisah, Medan Barat dan Medan Helvetia)

dokumen-dokumen yang mirip
Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan

Lampiran I Skematik Proses Perijinan. Universitas Sumatera Utara

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Wilayah Kota Medan, memiliki luas 1.156,147 Ha dan merupakan pecahan dari

BAB II DESKRIPSI LOKASI

PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di

FOTO DOKUMENTASI PDAM TIRTANADI SUNGGAL BENDUNGAN SUNGAI BELAWAN. RAW WATER TANK (Bak Pengendap) BANGUNAN INTAKE. RAW WATER PUMP ( Pompa Air)

SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA MEDAN NOMOR : 482 / 091.K /

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MELAKUKAN WAWANCARA

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

BAB I PENDAHULUAN. barang atau orang yang dapat mendukung dinamika pembangunan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PROYEK

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang sangat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1973 TENTANG PERLUASAN DAERAH KOTAMADYA MEDAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasian fasilitas transportasi yang ada (Wahyuni.R, 2008 ).

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

Presiden Republik Indonesia,

I. PENDAHULUAN. kebijakan di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada

I. PENDAHULUAN. Lokasi relatif suatu tempat atau wilayah berkenaan dengan hubungan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Mobil Penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan

GRAFIK REKAPITULASI JUMLAH PEROLEHAN SUARA SAH PARTAI POLITIK DALAM PEMILU ANGGOTA DPRD KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. SEJARAH SINGKAT KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

BAB I PENDAHULUAN. penduduk kota Surabaya lebih dari tiga juta jiwa. Dari sekitar 290 km 2 (29.000)

KOMISI PEMILIHAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia yaitu

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. 2.1 Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Selayang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977). perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan negara. Hal ini tercermin semakin meningkatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PENATAAN DAN PENGISIAN KEANGGOTAAN DPRD PADA DAERAH INDUK DAN PEMEKARAN. 1 No. KEP. DAPIL 613/Kpts/KPU/TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi selalu menjadi masalah yang dihadapi oleh kota-kota besar.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BAB II METODE PENELITIAN. metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan pada karakteristik desa dapat dilihat dari tipologi desa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI MEDAN KELAS IA KHUSUS Nomor: W2-U1/ 7430a /HK.02/IV/2017

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua roda depan sejajar melintang. Penumpang berada di depan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

I. PENDAHULUAN. Menurut C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil (1995:104):

Lampiran 1. Daftar Pedagang Sampel di Pasar Sei Sikambing

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

BAB II LATAR BELAKANG PEMBANGUNAN TERMINAL TERPADU PINANG BARIS

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya.

PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

ANALISA DAN RENCANA PENGEMBANGAN. secara garis besar kebutuhan transportasi di Kabupaten Serdang Bedagai dalam

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kota besar yang ada di Indonesia dan banyak menimbulkan kerugian. Banjir merupakan bencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada prinsipnya semua bentuk dan keadaan kehidupan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Selain itu akan dijelaskan pula tentang pemerintahan, visi-misi Kabupaten Luwu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

BAB 2 GAMBARAN UMUM Keadaan Geografis Kelurahan Titi Rante Kecamatan Medan Baru

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. yang tepatrnya berlokasi di Jl. Meruya Selatan, Kebon Jeruk - Jakarta Barat. Lokasi

Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia. Kapasitas normal becak

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus sebagai ibu kota

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Daerah Pemilihan III (Kecamatan Medan Baru, Medan Petisah, Medan Barat dan Medan Helvetia) Daerah Pemilihan III merupakan daerah pemilihan yang terdiri dari 4 kecamatan, diantaranya Kecamatan Medan Baru, Medan Petisah, Medan Barat dan Medan Helvetia. Jumlah data pemilih tetap pada DAPIL III sebanyak 298.993 jiwa. Masyarakat yang menggunakan hak pilihnya pada Kecamatan Medan Baru sebesar 16.520 pemilih, Kecamatan Medan Petisah sebanyak 29.738 pemilih, Kecamatan Medan Barat sebanyak 35.379 pemilih, dan Kecamatan Medan Helvetia sebanyak 61.962 pemilih. Jumlah seluruh pengguna hak pilih dalam Pemilihan Legislatif tahun 2014 pada DAPIL III Kota Medan ialah sebanyak 143.599 pemilih. A.1 Kecamatan Medan Baru Pada tahun 2012 jumlah penduduk kecamatan Medan Baru sebanyak 39.577 jiwa penduduk, terdiri dari 17.574 jiwa penduduk laki-laki dan 22.003 jiwa perempuan. Dimana penduduk terbanyak terdapat pada Kelurahan Padang Bulan yaitu 9.123 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil di Kelurahan Darat, yaitu sebanyak 1.911 jiwa. Bila dibandingkan dengan luas penduduk serta luas wilayahnya, maka Kelurahan Babura merupakan Kelurahan terpadat yaitu 8.727 jiwa tiap km 2, lebih padat bila dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Berdasarkan kelompok umur, pada tahun 2012 distribusi penduduk Kecamatan Medan Baru relatif lebih banyak pada usia produktif. Tabel. 2.1 Jumlah penduduk, Luas kelurahan, Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Baru Tahun 2012 Kelurahan Jumlah Penduduk (jiwa) Luas Wilayah (km 2 ) Kepadatan penduduk per km 2 Titi Rantai 9.048 1,06 8.536 Padang Bulan 9.123 1,68 5.430 Merdeka 7.890 0,98 8.051 Darat 1.911 0,28 6.825 Babura 6.894 0,79 8.727 Petisah Hulu 4.711 0,62 7.598 Medan Baru 39.577 5,41 7.361 Sumber: Medan Baru dalam Angka 2013 Kecamatan Medan Baru terdapat 6 (enam) kelurahan, yaitu: 1. Kelurahan Babura 4. Kelurahan Padang Bulan 2. Kelurahan Darat 5. Kelurahan Petisah Hulu 3. Kelurahan Merdeka 6. Kelurahan Titi Rantai Dapat dilihat lebih dari setengah jumlah penduduk merupakan usia produktif untuk menggunakan hak suara pada pemilu di kecamatan Medan Baru. Di Kecamatan Medan Baru telah tercatat seluruh ruamh tangga telah memiliki akses PLN sejak tahun 2012. Sarana hiburan pada Kecamatan Medan Baru pada tahun 2012 tidak terdapat Bioskop tetapi tempat permainan billyard terdapat 6 tempat, dan terdapat 15 unit hotel di kecamatan ini. Kelurahan Padang bulan yang menjadi kelurahan terluas diantara kelurahan lainnya, membuat arus lintas pada daerah ini lebih besar. Jalan perlintasan pada daerah ini banyak dilalui oleh transportasi umum

karena banyaknya tempat dengan tujuan utama pada Kecamatan Medan Baru. A.2 Kecamatan Medan Petisah Kecamatan Medan Petisah dengan luas wilayahnya 13,764 km². Kecamatan Medan Petisah adalah daerah pusat perdagangan Kota Medan, dengan penduduknya berjumlah 61.855 (jiwa). Dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 29.371 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 32.484 jiwa. Jika dilihat menurut kelurahan tercatat Kelurahan Sei putih Barat yaitu sebanyak 11.663 orang (18,86 persen). Kecamatan Medan Petisah yang terdiri dari 69 lingkungan, Kelurahan Petisah Tengah memiliki lingkungan terbanyak yaitu 16 lingkungan, dan Sei Putih Barat memiliki penduduk terbanyak yaitu 11.663 orang penduduk. Tabel. 2.2 Jumlah penduduk, Luas kelurahan, Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Petisah Tahun 2012 Kelurahan Jumlah Penduduk (jiwa) Luas Wilayah (km 2 ) Kepadatan penduduk per km 2 Sei Sikambing D 9.215 0,91 10.126 Petisah Tengah 9.137 1,27 7.194 Sekip 7.654 0,61 12.528 Sei Putih Timur II 8.114 0,34 23.865 Sei Putih Timur I 6.403 0,32 20.009 Sei Putih Tengah 9.669 0,50 19.338 Sei Putih Barat 11.663 0,98 11.901 Medan Petisah 61.855 4,93 12.547 Sumber: Medan Petisah dalam Angka 2013 Kepadatan penduduk merupakan jumlah penduduk dibagi luas wilayah. Kepadatan penduduk wilayah Kecamatan Medan Petisah yaitu

12.547 penduduk per km 2, dengan jumlah penduduk terbanyak pada Kelurahan Sei Putih Tengah yaitu 9.669 jiwa. Sedangkan kepadatan penduduk terbesar pada Sei Putih Timur II yaitu 23.865 jiwa per km 2. Sebagai salah satu kecamatan di Kota Medan, Kecamatan Medan Petisah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hiruk pikuk aktifitas Kota Medan. Jalan yang macet oleh antrian kendaraan, udara panas, serta orang-orang yang bergegas mengejar waktu adalah pemandangan yang sudah biasa. Seperti umumnya daerah lain di Kota Medan, kecamatan Medan Petisah merupakan daerah yang sebagian besar adalah pusat perdagangan, perkantoran, perbankan, dan pemukiman penduduk. Salah satu tempat yang cukup dikenal di Kecamatan Medan Petisah adalah Pasar Tradisional yang menjual berbagai macam keperluan masyarakat. Masyarakat pada kelurahan Petisah Tengah dari dulu sudah dikenal sebagai pusat perdagangan eceran maupun besar dengan adanya Mall, Plaza, dan Perbankan. 43 Dapat dilihat dengan kemacetan pada daerah ini, transportasi umum maupun pribadi banyak dipakai oleh masyarakat daerah ini. Transportasi umum pada daerah Kecamatan Medan Petisah menjadi akses para pengguna transportasi umum untuk menuju tempat tujuan. Tentunya dengan tujuan perbelanjaan, rekreasi dengan keluarga maupun kantor-kantor pemerintahan. 43 Dapat dilihat pada: medankota.go.id/badan pusat statistik Kota Medan,statistik kecamatan medan petisah 2013

A.3 Kecamatan Medan Barat Kecamatan Medan Barat memiliki luas wilayah 5,40 km 2, dengan jumlah penduduk sebanyak 70.912 jiwa, yang terdiri dari 6 kecamatan. Kecamatan Medan Barat terdapat 6 (enam) kelurahan, yaitu: 1. Kelurahan Glugur Kota 4. Kelurahan Pulo Brayan Kota 2. Kelurahan Karang Berombak 5. Kelurahan Sei Agul 3. Kelurahan Kesawan 6. Kelurahan Silalas Tabel. 2.3 Jumlah penduduk, Luas kelurahan, Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Barat Tahun 2012 Kelurahan Jumlah Penduduk (jiwa) Luas Wilayah (km 2 ) Kepadatan penduduk per km 2 Kesawan 3.719 1,06 3.508 Silalas 7.039 1,68 4.190 Sei Agul 20.433 0,98 20.850 Karang berombak 20.107 0,28 71.811 Glugur Kota 7.921 0,78 10.155 Pulo Brayan Kota 11.693 0,62 18.860 Medan Barat 70.912 5,40 13.132 Sumber: Medan Barat dalam Angka 2013 Komposisi penduduk Kecamatan Medan Barat berdasarkan kelompok umur terbanyak terdapat pada kelompok umur produktif 15 44 tahun sebanyak 36.947 jiwa (52,10 persen), kemudian disusul oleh kelompok umur 45 66 tahun sebanyak 13.767 jiwa (19,41 persen), kelompok umur 5 14 tahun sebanyak 11.327 jiwa (15,97 persen),

kelompok umur 0 4 sebanyak 5.455 jiwa (7,69 persen), dan yang terendah kelompok umur 65+ tahun keatas sebanyak 3.416 jiwa (4,82 persen). 44 Kecamatan Medan Barat merupakan daerah yang sebagaian besar daerah perdagangan, perkantoran, dan pemukiman penduduk. Lokasinya yang cukup dekat dengan pusat bisnis dan pemerintahan kota membuat kecamatan ini menjadi tempat ideal bagi penduduk asli maupun pendatang untuk bermukim dan berdagang. Salah satu tempat yang cukup dikenal di Kecamatan Medan Barat adalah Kesawan yang terletak di Kelurahan Kesawan. Daerah Kesawan dari dulu dikenal sebagai pusat perdagangan yang juga memiliki bangunan bersejarah. Kesawan dikenal sebagai tempat berkumpul warga kota dan juga wisatawan yang berkunjung ke Medan, hal ini terlihat dari banyaknya restoran dan kafe di sepanjang jalannya. Keberadaan perusahaan industri pengolahan sangat berpengaruh pada kehidupan perekonomian masyarakat Kecamatan Medan Barat, karena usaha industri ini dapat menyerap tenaga kerja dan sebagai salah satu mata pencaharian masyarakat sekitar usaha industri ini. Terdapat beberapa perusahaan di daerah ini, dimana terdapat 3 perusahaan besar diantara lain 2 unit perushaan di Kelurahan Kesawan dan 1 unit di Kelurahan Karang Berombak, sedangkan perusahaan industri kecil terdapat 74 perusahaan, dan 26 perusahaan industry rumah tangga. Pusat perekonomian pada daerah ini adalah pasar, yang secara keseluruhan terdapat 133 pasar, baik pasar tradisional maupun pasar pasar modern yang didominasi oleh kelompok pertokoan. Dengan daerah perindustrian tersebut, transportasi umum 44 Ibid., kecamatan medan barat 2013

menjadi salah satu kendaraan yang sangat dibutuhkan dalam daerah ini. Transportasi umum menjadi moda bagi masyarakat pekerja pada industriindustri daerah Medan Barat, untuk akses jalan menuju tempat melakukan aktivitas kerja. A.4 Kecamatan Medan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia merupakan Kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas wilayah sekitar 11,55km 2. Pada tahun 2012 jumlah penduduk di Kecamatan Helvetia berjumlah 145.519 jiwa penduduk, dimana penduduk terbanyak berada di kelurahan Tanjung Gusta, yaitu berjumlah 29.402, sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit berada di Kelurahan Helvetia berjumlah 11.376 jiwa. Kecamatan Medan Helvetia terdapat 7 (tujuh) kelurahan, yaitu: 1. Kelurahan Cinta Damai 5. Kelurahan Helvetia Timur 2. Kelurahan Dwikora 6. Kelurahan Sei Sikambing CII 3. Kelurahan Helvetia 7. Kelurahan Tanjung Gusta 4. Kelurahan Helvetia Tengah

Tabel. 2.4 Jumlah penduduk, Luas kelurahan, Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2012 Kelurahan Jumlah Penduduk (jiwa) Luas Wilayah (km 2 ) Kepadatan penduduk per km 2 Cinta Damai 17.116 1,80 9.590 Sei Sikambing CII 12.384 0,98 12.637 Dwi Kora 24.374 2,00 12.187 Helvetia Timur 24.111 1,82 13.248 Helvetia Tengah 26.756 1,50 17.837 Helvetia 11.376 1,25 9.101 Tanjung Gusta 29.402 2,20 13.365 Medan Helvetia 39.577 5,41 7.361 Sumber: Medan Barat dalam Angka 2013 Bila dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, makan Kelurahan Helvetia Tengah merupakan kelurahan terpadat yaitu 17.837 jiwa tiap km 2. Jumlah penduduk Kecamatan Helvetia terdiri dari 71.211 jiwa penduduk laki-laki, dan 74.308 jiwa penduduk perempuan. Berdasarkan kelompok umur, pada tahun 2012 dsitribusi penduduk Kecamatan Medan Helvetia relatif lebih banyak pada usia produktif.tercatat sebanyak 79.390 jiwa penduduk usia 15 44 tahun, sedangkan usia 0 4 tahun sebanyak 13.049 jiwa. Kecamatan Medan Helvetia tidak termasuk kepada kecamatan yang memiliki aktifitas wisata atau hiburan, tetapi lebih kepada aktiftas perdagangan. Dengan lebih banyaknya usaha restoran dan warung makan di kecamatan ini.

B. Calon Legislatif Daerah Pemilihan III per Kecamatan Dalam Daerah Pemilihan III terdapat 94 kandidat yang berasal dari kecamatan yang berbeda-beda. DAPIL III yang terdiri dari 4 (empat) kecamatan yaitu : Kecamatan Medan Baru, Medan Petisah, Medan Barat dan Medan Helvetia. Walaupun 69 kandidat ini mewakili sesuai kecamatan tempat tinggal mereka berasal (lampiran tabel 2.5), tetapi terdapat 25 kandidat yang tidak berasal dari 4 kecamatan dalam mewakili DAPIL III. Diantaranya ialah, Partai Nasdem (Dra. Sri Mariani Panjaitan, M.Si - Kec. Medan Sunggal, Diana Febi - Kec. Medan Area), Partai Demokrat (Jenny Kec. Medan Labuhan), Partai Gerindra (Elvie Maria, SS,MM. Kec. Medan Johor, Hendy Kec. Medan Area, Stephan A. Ferdinandus,SH Kec. Medan Selayang), Partai Golkar (H. Adlin Umar Yusri Tambunan, ST Kec. Medan Sunggal). Partai Hanura (Budiman Panjaitan Kec. Medan Selayang, Hj. Nurialam Sari Siregar, BA Kec. Medan Selayang, Kasta Br Brahmana Kec. Medan Tuntungan), PAN (Ridwan Kec. Medan Selayang, Michael Mangaraja Hutasoit, SH - Kec. Medan Sunggal, Rindu Marito Romauli Parhusip Kec. Medan Timur, Meinindah Rosya Fury, S.Kom Kec. Medan Johor), PBB (Roni Jambak Kec. Medan Perjuangan, Drg. Susanti Bismar Kec. Medan Sunggal, Zahriyah Simargolang Kec. Sei Dadap/Kabupaten Sei Asahan), PDIP (Moenisa Sofiana Safril, SH Kecamatan Stabat/Kabupaten Langkat), PKB (Hj. Delvita Yova Kec. Medan Johor, Indra Gunawan Kec. Labuhan Deli/Kabupaten Deli Serdang), PKPI ( Susi Ghoretti, SE Kec. Medan Timur, Hartawati Guru Singa Kec. Medan Selayang), PKS (Zul Morado

Slawat Siregar Kec. Medan Sunggal), PPP (Musral Harahap, S.Ag Kec. Medan Sunggal, Abdul Rani, SH Kec. Medan Sunggal). C. Sarana Angkutan Umum Kota Medan Pada tahun 2009 jumlah sarana transportasi jalan raya di Kota Medan berjumlah 2.708.511 kendaraan. Dari tahun 2004 sampai tahun 2009 menunjukkan kenaikan 23,82 % per tahun. Pertumbuhan yang sangat signifikan nampak pada sepeda motor dengan rata-rata pertumbuhan 31, 23 % per tahun. Dapat dilihat pada tabel tersebut, jumlah angkutan umum (mobil penumpang) tiap tahunnya semakin naik atau bertambah jumlah unitnya. Hal ini diartikan bahwa kebutuhan masyarakat untuk memakai angkutan umum kian bertambah setiap tahunnya. Tahun Tabel 2.5 Jumlah sarana angkutan (umum dan pribadi) tahun 2004-2009 Mobil Penumpang Mobil Gerobak Bus Seped a Moto r Jumlah 2004 149,302 104,776 12,108 756,569 1,022,755 (8.04 %) (5.34 %) (2.47 %) (15.07 %) 2005 164,314 112,001 12,406 883,406 1,172,127 (14.02 %) (6.89 %) (2.46 %) (16.76 %) (15 %) 2006 175,198 116,184 12,619 985,745 1,289,746 (6.62 %) (3.73%) (1.71 %) (11.58 %) (10%) 2007 189,157 120,328 12,751 1,103,707 1,425,943 (7.96) (3.56) (1.04%) (11.96%) (11%) 2008 209.527 140.986 22.130 2.104.026 2.476.669 (11.80) (17.20) (73.60%) (90.60%) (73.70%) 2009 222.891 144.865 22.123 2.318.632 2.708.511 (6.40) (2.80) (-7%) (10.20%) (9.40%) Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan: (2010) Sementara pada Tabel berikut disajikan jumlah kendaraan angkutan penumpang umum tidak dalam trayek. Dari data tersebut dapat dilihat

dominasi becak bermotor sebagai alternatif angkutan umum tidak dalam trayek. Tabel 2.6 Jumlah Kendaraan Bermotor tahun 2004-2009 No Jenis kendaraan 2005 2006 2007 2008 2009 1 Taksi dengan 3.624 2.425 2.125 2.125 2.125 argometer 2 Kendaraan sewa --- --- --- --- --- 3 Bus pariwisata --- --- --- --- --- 4 Kendaraan roda 3 529 482 654 5 Lain-lain a. Taksi tanpa argo 2.004 2.425 2.631 2.631 2.631 b. ojek --- --- --- --- --- c. becak bermotor 24.359 25.700 26.500 26.850 26.960 Jumlah 26.892 31.032 31.910 31.606 31.716 Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan ( 2010) Dari data tersebut dapat dilihat dominasi becak bermotor sebagai alternatif angkutan umum tidak dalam trayek. Pada tahun 2005 jumlah becak bermotor mencapai 90.58%, pada tahun 2006 turun menjadi 82.82% dan pada tahun 2007 sebesar 83.05%, pada tahun 2008 sebesar 84,95 % serta pada tahun 2009 sebesar 85,00 %. Angkutan becak menunjukkan jumlah yang sangat signifikan dari angkutan lainnya, untuk itu sesuai dengan SK Walikota Medan Nomor 551.21/482.K/2004, tanggal 23 April 2004, ditetapkan ada beberapa ruas jalan yang menjadi larangan operasional beca bermotor yaitu Jl. Raden Saleh, Jl. Pattimura, Jl. S. Parman, Jl. Kejaksaan, Jl. Pengadilan, Jl. Zainul Arifin, Jl. Diponegoro, Jl. Palang Merah, Jl. Imam Bonjol, Jl. Cut Nyak Dien dan Jl. Sudirman. 45 Sama halnya dengan angkutan becak bermotor setiap tahunnya dapat dilihat bertambahnya unit becak bermotor dari tahun 2005-2009. Maka dapat 45 Dapat dilihat pada: www.pemkomedan.go.id, tanggal 14 Juli 2014 pukul 12.31 WIB

diartikan bahwa pengguna becak bermotor kini semakin bertambah dikalangan masyarakat.