BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membawa konsekuensi tertentu dalam kehidupan manusia,

dokumen-dokumen yang mirip
Ditulis oleh administrator Jumat, 25 May :24 - Terakhir Diperbaharui Minggu, 02 Agustus :38

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena UKDW

DAFTAR ISI. A Latar Belakang Masalah... 1 B Rumusan Masalah... 5 C Tujuan Penelitian... 5 D Kegunaan Penelitian... 5

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen atau pelanggan sepertinya akan menjadi suatu trendsetter

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. pada awalnya air minum dalam kemasan lebih banyak di konsumsi untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penjualan merupakan puncak dari kegiatan pemasaran secara

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling pokok.

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. usaha-usaha yang baru yang menawarkan berbagai keunggulan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah

BAB I PENDAHULUAN. kita lihat dengan banyaknya dealer atau showroom mobil yang berdiri di

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

I. PENDAHULUAN. Aktivitas bisnis ritel adalah aktivitas dimana produsen menjual produk secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan masa kini sedang mengalami persaingan terberat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat diketahui dari persaingan antar perusahaan yang semakin ketat, baik

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. pastinya dapat mendatangkan keuntungan bagi produsennya.

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Sumber-sumber mata air yang ada di perkotaan tidak dapat. bahan lainnya, sehingga tidak layak dikonsumsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan pelanggan sendiri adalah perasaan senang atau kecewa

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di pasar untuk membeli produknya. merek yang mapan, sehingga telah memiliki kekuatan pasar. Di tengah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor penting untuk mencapai sukses. Tujuannya yaitu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. perbaikan pada beberapa komponen pada sebuah kendaraan. perawatan dan perbaikan salah satu elemen kendaraan misal bengkel Dinamo.

BAB I PENDAHULUAN. Ekawati Rahayu Ningsih, Perilaku Konsumen, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi persaingan yang cukup berat.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan perihal apa yang akan dilakukan demi mencapai tujuan tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

SKRIPSI. Oleh : MIYA ISTIGHFARONA RAHMA NPM :

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM TOTAL DI KECAMATAN LAWEYAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, kepuasan konsumen, dan persaingan yang terjadi antar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (beranda.miti.or.id)

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tren kehidupan masyarakat saat ini semakin mengarah pada Back To

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh kebijakan harga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PENERBIT PT. PABELAN DI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin meningkat dan beragam seiring dengan perkembangan tersebut.

I PENDAHULUAN. cepatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya efek global warming.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Selama 1 tahun terakhir terjadi kenaikan dan penurunan jumlah konsumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan pemasaran produk atau jasa di era globalisasi ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. para pengusaha. Konsumen merupakan daya belinya dan berubah pola konsumsinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian

PENDAHULUAN. Suatu perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakan-kebijakan. strategis baru dalam menjual produk dan jasa mereka dalam kaitannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung pembangunan ekonomi masyarakat. PT. Pos Indonesia. merupakan suatu BUMN yang bergerak dalam kegiatan pelayanan lalu

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks dalam kegiatan pemasaran, sebab dengan perilaku

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. merombak kehidupan perekonomian ke arah yang lebih maju. Hal ini dapat. terjual namun terlalu sedikit konsumen yang membeli.

BAB 1 PENDAHULUAN. Ndubisi dan Moi (2005) mengatakan bahwa pembelian ulang (repurchase)

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pasar yang ketat ini sebuah bisnis atau perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan Manusia akan barang dan jasa jumlahnya bertambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemasaran merupakan suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. minimarket, supermarket dan hypermarket terus meningkat, hal ini diiringi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

I. PENDAHULUAN. pemasaran untuk merancang program pemasarannya. Konsep pemasaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi membawa konsekuensi tertentu dalam kehidupan manusia, termasuk aktivitas bisnis. Salah satu konsekuensi globalisasi dalam dunia bisnis adalah terciptanya pasar global. Dalam pasar global setiap negara akan berusaha menawarkan keunggulannya. Persaingan global menuntut setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa mampu menterjemahkan informasi eksternal dan internal, di mana kedua informasi ini saling berintregasi dalam pencapaian informasi bisnis. Pasar Indonesia memiliki prospek yang baik bagi kelangsungan bisnis, mengingat jumlah masyarakat Indonesia yang banyak maka tidak sedikit para pembisnis membuka usaha baik industri makanan maupun industri minuman. Persaingan dunia bisnis pun terjadi di berbagai aktivitas bisnis, salah satunya terjadi pada perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) merupakan produk yang tingkat kebutuhannya berkembang pesat beberapa tahun terakhir ini. Perilaku tersebut menarik perhatian banyak perusahaan untuk bersaing dalam memperebutkan pasar air minum ini, oleh karena itu perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat agar dapat memperoleh konsumen sebanyak-banyaknya. Bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) semakin memberikan prospek yang baik karena kebutuhan masyarakat akan air minum terus meningkat

2 seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Masyarakat kota kini mulai banyak mengkonsumsi AMDK karena kepraktisannya dan kepercayaannya bahwa AMDK merupakan minuman yang higenis. Itu sebabnya industri ini terus berkembang, dan perusahaan yang memulai bisnis ini makin banyak. Ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini: GAMBAR 1.1 PANGSA PASAR MINUMAN DI TINGKAT RITEL MENURUT JENIS TAHUN 2006 Sumber: Senin, 16 Oktober 2006. 09:30 WIB - warta ekonomi.com Mengingat kebutuhan sehari-hari akan ketersediaan air bersih untuk diminum langsung, maka tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang memproduksi AMDK dengan merek yang beraneka ragam, persaingan perebutan pasar pun mulai terjadi dengan berbagai tehnik pemasaran yang dilakukan oleh berbagai merek AMDK sehingga memberikan kontribusi yang positif bagi pertumbuhan Volume penjualan merek AMDK setiap tahunnya. Ini dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut ini:

3 GAMBAR 1.2 PERKEMBANGAN VOLUME PENJUALAN AMDK DI INDONESIA (MILIAR LITER) Sumber: Senin, 16 Oktober 2006. 09:30 WIB - warta ekonomi.com Merek-merek AMDK seperti, Karinyot, Vivari, Ron88, Hanaang, Ades, MQ Jernih dan lain-lain saling bersaing merebut pasar dan peningkatan volume penjualan terjadi di berbagai merek AMDK. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung, merupakan pemain baru dalam dunia usaha AMDK ini, yaitu sejak tahun 2002. Sebagai pemain baru, PDAM Kota Bandung perlu melakukan peningkatan volume penjualan produk AMDK merek Hanaang. Volume penjualan dapat dilihat dari preferensi pengecer dalam pembelian merek produk tertentu. Produk AMDK merek Hanaang merupakan salah satu air minum yang diberi kepercayaan oleh maasyarakat untuk mengelola sumber mata air lembang, yaitu Ciwangun dan Cibadak, sehingga dibuatlah kemasan botol besar untuk dispenser isi 5 galon atau 19 liter dan kemasan cup 220 ml. Persaingan bisnis di sektor AMDK ini cukup tinggi sebab masyarakat mengerti bahwa air merupakan kebutuhan yang mutlak. Maka banyak pemain

4 baru masuk untuk merebut pasar, sehingga dengan adanya hal tersebut pangsa pasar merek Hanaang masih sulit untuk memperluas pasar sasarannya. Ini dapat dilihat dari jadwal pengiriman barang wilayah Bandung pada Tabel 1.1 berikut ini: TABEL. 1.1 JADWAL PENGIRIMAN BARANG WILAYAH BANDUNG No Hari Pengiriman Wilayah 1 Senin Bojonegara Tegalega 2 Selasa Karees Cibeunying 3 Rabu Ujung berung Gede bage 4 Kamis Bojonegara Tegalega Karees 5 Jumat Cibeunying Ujung berung Gede bage Sumber: Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) PDAM Kota Bandung Tahun 2007 Menurut data yang di dapat dari Perusahaan AMDK Hanaang bahwa Kawaasan Tegalega memiliki jumlah pengecer yang banyak seperti di Jl. Sauyunan, Jl. Katapang, jl. Soekarno Hatta, Jl. BKR, Jl. Moh Toha, Jl. Cingcin, Jl. Gajah dan jl. Cibaduyut. Perusahaan Hanaang sampai bulan Desember tahun 2007 masih kurang mendapat perhatian dari pengecer terutama untuk Kawasan Tegalega, hal ini dapat terlihat dari permintaan pengecer setiap bulannya sehingga berpengaruh terhadap penurunan jumlah permintaan pasar. Para pengecer yang biasa membeli dalam jumlah besar semakin berkurang hampir setiap bulannya karena di

5 lapangan terjadi perebutan konsumen dengan perusahaan AMDK pesaing yang mana para pesaing selalu berusaha mendapatkan konsumen dengan berbagai strategi pemasaran bahkan perusahan AMDK pesaing selalu meyakinkan pengecer dengan keuntungan yang akan di peroleh. Dengan mulai banyaknya merek AMDK baru maka penurunan jumlah permintaan produk AMDK Hanaang cukup beralasan, penurunan permintaan produk dapat terlihat dari jumlah permintaan setiap tahunnya. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2007 terjadi penurunan jumlah permintaan pasar yang cukup signifikan. Penurunan ini dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut: TABEL1.2 PERMINTAAN PASAR GALON HANAANG Bulan Tahun 2006 Tahun 2007 Januari 10.201 11.163 Febuari 10.669 9.224 Maret 11.473 10.595 April 10.347 9.610 Mei 11.860 11.720 Juni 10.743 9.961 Juli 10.657 10.616 Agustus 11.638 11.682 September 11.013 10.579 Oktober 11.155 11.187 November 13.770 11.316 Desember 10.690 10.573 Total 134.216 128.226 Rata-rata 11.185 10.686 Sumber: Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) PDAM Kota Bandung Tahun 2007 Berdasarkan Tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2007 terjadi penurunan jumlah permintaan sebanyak 5.990 Galon Hanaang

6 dibandingkan dengan jumlah permintaan pasar pada tahun 2006. Penurunan ratarata bulanan tahun 2007 sebanyak 499 Galon Hanaang dibandingkan dengan ratarata bulanan pada tahun 2006. Penurunan jumlah permintaan pasar tersebut terjadi karena berkurangnya minat pengecer untuk melakukan keputusan pembelian produk Hanaang. Kurangnya minat ini terjadi karena harga yang kompetitif ditawarkan oleh perusahaan AMDK Hanaang sudah tidak mendapat perhatian dari pengecer, maka diperlukan suatu program pemasaran yang lebih baik untuk mengantisipasi berkurangannya tanggapan harga sebagai keunggulan perusahaan. Harga merupakan salah satu kekuatan perusahaan untuk meyakinkan pengecer memperoleh laba. Peranan harga terhadap kesuksesan produk sangat besar, karena harga merupakan komunikasi bisnis yang paling baik. Persaingan harga pun terjadi di berbagai produk AMDK. Persaingan harga ini dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut: TABEL1.3 HARGA AMDK GALON KEMASAN REFIL DI KAWASAN TEGALEGA KOTA BANDUNG TINGKAT PENGECER TAHUN 2007 No Merek Harga 1 Hanaang 8000 2 MQ Jernih 8.500 3 Ron 88 8000 4 Vivari 8500 Sumber: Survei Harga AMDK Galon Pada Pengecer Di Kawasan Tegalega Kota Bandung Tahun 2007 Berdasarkan Tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa harga produk AMDK Hanaang di tingkat pengecer tahun 2007 sebesar Rp. 8000. Hal ini didasarkan pada penetapan harga oleh perusahaan AMDK Hanaang pada saat

7 tertentu yang merupakan daya tarik tersendiri untuk mendapatkan pengecer dalam melakukan keputusan pembelian. harga yang dilakukan perusahaan AMDK Hanaang berdasarkan perkiraan model kemasan dan kualitas produk, perkiraan ini berdasarkan dengan anggapan bahwa pengecer juga akan menilai sesuai dengan perkiraan kebijakan harga perusahaan. Harga AMDK Hanaang yang ditawarkan perusahaan untuk segmen menengah kebawah cukup kompetitif, hal ini dikarenakan atas tinjauan biaya yang dikeluarkan perusahaan atas dasar lambat cepatnya peredaran barang dan resiko kerusakan. Kebijakan harga merupakan faktor penting dalam asosiasi yang disampaikan oleh perusahaan mengenai keunggulan suatu produk. Seperangkat asosiasi tersebut merupakan sumber informasi utama untuk memberikan kepercayaan kepada pengecer untuk ikut melakukan program pemasaran sehingga sampai ke konsumen akhir. Hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan AMDK Hanaang adalah bila Kebijakan harga sudah kurang mendapat perhatian sehingga mengakibatkan penurunan penjualan maka eksistensi perusahaan AMDK Hanaang akan terancam. Salah satu cara untuk mengatisipasinya adalah dengan mengutamakan kebijakan harga produk Hanaang kepada pengecer. Berhasil tidaknya suatu produk yang ditawarkan, tentu banyak sekali faktor yang menentukannya diantaranya faktor yang dapat mendorong pengecer melakukan pembelian adalah dengan memiliki keunggulan kebijaksanaan harga yang kompetitif. Konsentrasi yang perlu dikembangkan perusahaan adalah Kebijakan harga kepada pengecer, dimana asosiasi yang terbentuk Kebijakan

8 harga merupakan keunggulan yang kompetitif dalam memenangkan persaingan pasar. Sebelum pengecer memutuskan pembelian mereka harus melakukan beberapa tahapan keputusan pembelian (Philip Kotler 2006:174). Tahapan tersebut adalah pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan distributor, pemilihan waktu, jumlah pembelian. Tahap tersebut dilakukan supaya mereka benar-benar memperoleh informasi yang jelas atas apa yang akan mereka lakukan. Perkembangan volume penjualan AMDK di indonesia semakin meningkat hal ini dikarenakan kebutuhan akan air bersih siap minum dan kepraktisan merupakan nilai utama sebagai efesiensi bagi masyarakat modern dewasa ini. Produk AMDK saling berusaha merebut pasar dan pada tahun 2006 AMDK Hanaang mengalami penurunan penjualan, hal ini dikarenakan mulai berkurangnya permintaan pengecer terutama pengecer kawasan Tegalega karena mulai banyak pembisnis AMDK baru yang mampu menawarkan Kebijakan harga yang kompetitif serta mampu melakukan strategi pemasaran dengan baik. Bila hal ini didiamkan secara berlarut-larut maka akan mengganggu eksistensi perusahaan, sehingga diduga perlu dilakukan upaya untuk menawarkan kebijakan harga yang lebih baik kepada pengecer. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian mengenai sejauhmana Pengaruh Kebijakan Harga terhadap Keputusan Pembelian Produk AMDK Hanaang.

9 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Terjadinya peningkatan volume penjualan AMDK di indonesia setiap tahunnya membuat berbagai merek AMDK mengalami peningkatan volume penjualan dan saling berkompetisi merebut pasar, peningkatan ini terjadi karena konsumen membutuhkan AMDK yang di nilai lebih praktis. Perusahaan AMDK Hanaang pada tahun 2007 mengalami penurunan dalam penjualan produk, penurunan ini diakibatkan menurunnya jumlah permintaan dari pengecer terhadap produk AMDK Hanaang. Produk AMDK pesaing mulai cerdas dalam melakukan penjualan produknya dengan berbagai teknik pemasaran yang baik dan berpengalaman. Pengecer produk AMDK Hanaang kebanyakan adalah karyawan PDAM dan kerabat karyawan PDAM Kota Bandung hal ini tentu saja dapat dapat mengganggu eksistensi dari bisnis ini dan sulit berkembang mengingat terbatasnya jumlah karyawan PDAM dan kerabat karyawan Kota Bandung. Hal inilah yang menjadi dasar peneliti untuk melakukan penelitian karena apabila tidak ditemukan solusi nya dapat mengganggu atau mengancam masa depan bisnis Perusahaan Hanaang milik PDAM Kota Bandung. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan yang sedang dialami oleh AMDK Hanaang PDAM Kota Bandung di Kawasan Tegalega sebagai berikut: Terjadinya penurunan penjualan kemasan galon dikarenakan mulai berkurangnya permintaan pengecer terutama pengecer kawasan Tegalega terhadap

10 produk karena banyak pembisnis AMDK baru yang mampu menawarkan Kebijakan harga yang kompetitif serta mampu melakukan strategi pemasaran dengan baik. Persaingan AMDK Hanaang mengakibatkan penurunan jumlah permintaan pasar yang terjadi pada akhir tahun 2007. pengecer AMDK Hanaang sekarang mulai mencari-cari dan mencoba-coba merek lain yang memiliki Kebijakan harga yang baik bertujuan untuk mendapatkan keuntungan bisnis yang besar. Bila hal ini didiamkan secara berlarut-larut maka akan mengganggu eksistensi perusahaan, sehingga diduga perlu dilakukan upaya untuk menawarkan Kebijakan harga yang lebih baik kepada pengecer. 1.2.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diutarakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut yaitu untuk mengetahui: 1. Bagaimana gambaran kebijakan harga Produk (AMDK) Hanaang PDAM Kota Bandung. 2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian Bisnis Produk (AMDK) Hanaang PDAM Kota Bandung. 3. Seberapa besar pengaruh kebijakan harga terhadap keputusan pembelian Produk (AMDK ) Hanaang PDAM Kota Bandung.

11 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tanggapan pengecer terhadap kebijakan harga Produk (AMDK) Hanaang PDAM Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui tanggapan pengecer terhadap keputusan pembelian Produk (AMDK ) Hanaang PDAM Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kebijakan harga terhadap keputusan pembelian Produk (AMDK ) Hanaang PDAM Kota Bandung. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manpaat bagi: 1. Kegunaan Akademis Bagi pengembangan ilmu dapat memperluas kajian ilmu manajemen pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan Kebijakan harga dalam rangka membuat keputusan pembelian. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu manajemen pemasaran. Sebagai informasi bagi penelitian lanjutan dalam industri air mineral, khususnya melalui kebijakan harga dalam rangka keputusan pembelian. pengecer untuk menjual kembali produk (AMDK) Hanaang. 2. Kegunaan Praktis Dapat memberikan masukan dalam program komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan (AMDK) Hanaang, yaitu dengan memperbaiki

12 program pemasaran yang ada atau dengan menciptakan program pemasaran yang baru untuk mengantisipasi menurunnya pengetahuan terhadap Kebijakan harga perusahan dalam upaya untuk memenangkan persaingan pasar yang semakin kompetitif. 1.4 Kerangka Pemikiran Analisis pasar yang dilakukan perusahaan merupakan faktor penting dalam menentukan strategi perusahaan yang akan digunakan untuk dapat menjual suatu barang yang dihasilkan dan menedapat penguasaan luas pasar. Oleh sebab itu perusahaan perlu menugaskan satuan tugas karyawan yang terdiri dari wakilwakil departemen untuk menentukan strategi perusahaan yang dapat membuat pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk mencapai tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh perusahaan. (Buchari Alma, 2004:170). Informasi lingkungan pemasaran akan didapat dengan menggunakan riset pemasaran. Maka strategi pemasaran diperlukan untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Strategi pemasaran menunjuk pada suatu program umum mengenai arah tindakan dan tanggung jawab mengenai penekanan terhadap pengalokasian dari beberapa rencana yang bersifat oprasional dan taktis mengenai rencana terperinci dari kegiatan operasi perusahaan. Untuk mengubah strategi pemasaran menjadi program pemasaran, para manajer perusahaan harus membuat keputusan

13 mendasar mengenai bauran pemasaran yang terdiri dari: produk, harga, tempat (distribusi), dan promosi. (Philip Kotler, 2005:126). Harga merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran yang akan mempengaruhi keuntungan, harga tidak boleh lebih rendah dari biaya rata-rata per produksi kalau perusahaan ingin memperoleh keuntungan. Menurut Kotler dalam bukunya Bilson Simamora (2003:195). Harga adalah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat atas pengonsumsian, penggunaan, atau kepemilikan barang atau jasa. Adapun faktor-faktor dalam penetapan strategi harga menurut Hendri (2006:163) adalah: 1. Tujuan penetapan harga digunakan untuk pembentukan cira seperti sebagai market leader yang mampu menentukan price leader, percepatan penjualan, promosi, perlindungan terhadap ancaman pesaing yang kerap memainkan harga, meningkatkan daya saing melalui harga sangat murah, dan lain-lain. 2. Kebijakan harga digunakan sebagai patokan dalam menetapkan atau memasang harga. peritel akan memilih mengikuti harga umum atau memakai harga umum. Dengan dasar kebijakan harga, penetapan harga disusun secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan penetapan harga. Sebagai contoh, perusahaan harus menetapkan apakah harga-harga akan ditetapkan unutk masing-masing item, atau saling berkaitan dalam suatu kelompok atau kategori, atau didasarkan atas seringnya pengggunaan special sales. 3. Strategi harga terdiri dari tiga orientasi yaitu: orientasi demand (permintaan) konsumen, orientasi biaya, orientasi persaingan.

14 Kebijakan harga merupakan salah satu faktor penentu suatu program pemasaran. Kemampuan suatu perusahaan dalam mengikuti perkembangan harga pasar merupakan tolak ukur untuk menetapkan harga yang cocok untuk digunakan perusahaan sebagai keunggulan kompetitif. Adapun faktor menerapkan kebijakan harga menurut Buchari Alma dalam bukunya manajemen pemasaran dan pemasaran jasa (2004:170) yaitu: 1. Apa yang akan dituju misalnya, untuk mencegah masuknya saingan maka price policies ditetapkan berdasarkan harga pokok ditambah laba yang tipis. 2. Penetrasi maksudnya untuk meneroboskan produk-produk baru. Para pembeli bisnis menanggapi banyak pengaruh saat mereka mengambil keputusan pembelian. Jika tawaran pemasok sama, para pembeli bisnis dapat memenuhi tuntunan pembeliannya dari pemasok manapun, dan mereka lebih mengutamakan pemasok yang memberikan perlakuan pribadi kepada mereka. Jika tawaran pemasok berbeda secara substansial, para pembeli bisnis bertanggung jawab atas piihan mereka dan memberi perhatian yang lebih besar pada faktorfaktor ekonomi, para pembeli bisnis menanggapi empat pengaruh utama: lingkungan, organisasi, antarpribadi, dan pribadi. (Philip Kotler, 2006:174). Menurut Philip Kotler (2006:174) keputusan pembelian yang terdiri dari lima tahap yaitu pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan distributor, pemilihan waktu dan jumlah pembelian. Diharapkan mampu memahami perilaku pembelian dan karakteristik pembeli serta proses pengambilan keputusannya. Berdasarkan uraian diatas maka di buat kerangka pemikiran serta paradigma penelitian sebagai berikut:

15

16 Kebijakan Harga Persepsi pelanggan terhadap harga yang ditawarkan perusahaan (Buchari Alma, 2004:172). Keputusan Pembelian Produk Pemilihan merek Pemilihan distributor Pemilihan waktu Jumlah pembelian. (Philip Kotler, 2006:174).. Keterangan: = Pengaruh Gambar 1.5 Paradigma Penelitian 1.5 Asumsi Asumsi atau anggapan dasar merupakan titik tolak dilakukannya penelitian ditinjau dari segi permasalahan. Menurut Winarno Surokhmad dalam Suharsimi Arikunto (2002:58) Asumsi merupakan suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan dengan jelas. Berdasarkan pengertian diatas, maka asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan harga penting dalam meningkatkan penjualan. 2. Keputusan pembelian yang dilakukan pengecer merupakan tujuan akhir perusahaan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.

17 1.6 Hipotesis Menurut Uma Sekaran (2006:135) hipotesis didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian. Berdasarkan pengertian hipotesis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara yang jawabannya belum final karena harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis utama penulis adalah: Terdapat Pengaruh yang Signifikan antara Kebijakan Harga terhadap Keputusan Pembelian Produk AMDK Hanaang.

1