ESSER PENJELASAN TEHNIS TEHNOLOGY FIRE ALARM SYSTEM PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA. Fire Alarm System

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT. Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

SMOKE DETECTOR. a. Open Loop (Loop Terbuka)

ESSER BUKU PANDUAN PEARAWATAN FIRE ALARM SYSTEM PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA. Fire Alarm System

128 Universitas Indonesia

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

PEMBELAJARAN VIII PEMADAMAN KEBAKARAN

Ionisasi Dan Photoelektrik Smoke Detector

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 2. Diagram Blok Sistem Kontrol Tertutup Ada banyak proses yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu produk sesuai standar, sehingga

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Fire Alarm dikenal memiliki 2 (dua) sistem, yaitu: 1. Sistem Konvensional. 2. Sistem Addressable.

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

1. Non Addressable System (Conventional System) Sistem ini disebut juga dengan conventional system. Pada sistem ini MCFA menerima sinyal masukan langs

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( )

MATERI PENUNJANG KULIAH MK UTILITAS: SISTEM PENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN JAFT UNDIP. MK UTL BGN : Gagoek.H

Branch Exchange) dengan Hunting System.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini, hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

OTOMATISASI SISTEM PENANGGULANGA KEBAKARAN MENGGUNAKAN SENSOR TEMPERATUR DAN PENDETEKSI ASAP BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

PENGELOLAAN PERALATAN KESELAMATAN UMUM DAN KEDARURATAN NUKLIR DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL( IEBE)

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FIRE ALARM SYSTEM. Fire alarm menjadi. fire safety pada. prasyarat. gedung (khususnya. High Rise). Alarm haruslah. agar dapat berfungsi.

Physical Security and Biometrics. Abdul Aziz

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN PADA KAPAL PENUMPANG MELALUI UPAYA PERANCANGAN DETEKTOR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Setting Konfigurasi Fire Alarm Control Panel

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS. Ricki Paulus Umbora ( )

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

K3 KEBAKARAN. Pelatihan AK3 Umum

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

Kondisi Abnormal pada Proses Produksi Migas

Overview of Existing SNIs for Refrigerant

PEMERIKSAAN KONDISI DETEKTOR KEBAKARAN IRM UNTUK MENGETAHUI PENYEBAB TIMBULNYA ALARM PALSU

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN DAN PEMERIKSAAN SARANA DAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN

6 PEMBAHASAN. 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta. Bagian Tata Usaha. Bidang Tata Operasional

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

Sistem Deteksi Kebakaran Pada Gedung Berbasis Programmable Logic Controller (PLC)

Proteksi Bahaya Kebakaran Kebakaran Kuliah 11

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 13 TAHUN 2006

SISTEM PROTEKSI RELAY

BAB VI HASIL PENELITIAN

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

Nama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat :

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR

Lampiran 1 DENAH INSTALASI ICU. Universitas Sumatera Utara

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

Materi-1 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

Soal K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. di pabrik, kebutuhan peralatan kantor, peralatan rumah tangga, traffic light, dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Pasal 9 ayat (3),mengatur kewajiban pengurus menyelenggarakan latihan penanggulangan kebakaran

KUISIONER PENELITIAN

APLIKASI SISTEM AKUISISI DATA PADA SISTEM FIRE ALARM BERBASIS SISTEM MIKROKONTROLLER

APA ITU GLOBAL WARMING???

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

Dräger REGARD Seri 3900 Sistem Kontrol

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. ENERGI DAN JENISNYA LATIHAN SOAL BAB 11

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Transkripsi:

PENJELASAN TEHNIS TEHNOLOGY FIRE ALARM SYSTEM ESSER Fire Alarm System PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA

FIRE ALARM SYSTEM Apa? Seperangkat peralatan yang terdiri dari detector, unit kontrol dan isyarat kebakaran, yang terpasang pada titik-titik starategis dengan jenis deteksi yang berbeda (sesuaikan dengan kondisi lapangan ) pada sebuah gedung dengan maksud melakukan pendeteksian dini sebelum terjadi kebakaran yang lebih besar sehingga bahaya kebakaran dapat ditangulangi. Mengapa? Tujuan utama Fire Alarm System adalah memberikan peringatan sedini mungkin kepada penghuni suatu gedung agar penghuni gedung tersebut mengetahui suatu gedung agar penghuni gedung tersebut mengetahui secara cepat sebelum terjadi bahaya kebakaran ( perlindungan jiwa ). Alasan lainya adalah perlindungan hak milik ( property) yaitu melakukan pengawasan tampa henti pada suatu area sehingga bila ada indikasi akan terjadi kebakaran, maka Fire alarm system melakukan aksi-aksi pencegahan seperti membunyikan bell mengaktifkan pompa, hydran menurunkan lift (homing), menghentikan operasi AC dsb. Bagaimana? Fire alarm bekerja jika detektor menerima atau menangkap suatu perubahan kondisi misalnya panas atau asap. Dari perubahan kondisi yang ada pada detektor dan dikirim melalui sinyal listrik ke kontrol yang akan di proses di dalam suatu kontrol unit dan memberikan isyarat tanda bahaya dengan mengaktifkan peralatan isyarat tanda bahaya. Sehingga penghuni suatu gedung dapat mengetahui adanya kebakaran. Penjelasan Tehnis System Fire Alarm 1

Detektor Kebakaran Yang tergolong dalam detektor kebakaran antara lain adalah : Detektor asap (Smoke Detector). Detector panas (Head Detector). Detector percikan api (Flame Detector). ESSER menyediakan kebutuhan setiap macam detektor tersebut diatas. Dengan tehnologi yang terbaru dari Jerman, Esser mengembangkan suatu produk yang sudah dipatenkan dan sudah menggunakan microprocessor didalam setiap detektornya yang disebut Intelligent Detector. Detektor Asap dan Panas Dengan Metode Tiga Dimensi Informasi Tentang Detector Kemajuan tehnologi semakin pesat disegala bidang, demikian juga pada penembangan tehnologi di bidang Fire Alarm sistem (sistem tanda bahaya kebakaran ). Penggunaan bahan-bahan yang berbahaya untuk lingkungan sudah mulai ditinggalkan, seperti deteckor asap yang menggunakan sistem ionisasi (Ionzation Smoke Detector) yang mengandung bahan aktif detektor panas yang menggunakan air raksa (Fix Head Detector). Radio aktif yang ada didalam sebuah detektor asap mempunyai jangka waktu tentu yaitu 2-5 tahun dan setelah itu detektor harus dibuang, cara pembuangan radio aktif yang ada dalam detektor tidak dapat dibuang begitu saja karena bahan radio aktif sangat berpengaruh sekali terhadap lingkungan sekitarnya dan dapat mengakibatkan radiasi yang berbahaya. juga kelemahan lain yang timbul dalam detektor asap yang menggunakan bahan radio aktif adalah kepekahannya waktu aktif adalah kepekahan nya akan semakin aktif (life time) dari detektor tersebut telah terlampau, sehingga jika terkena sedikit asap, misal sap rokok spay atau asap lain yang tidak terlihat oleh mata, maka detektor tersebut akan bekerja, kejadian ini akan menimbulkan kesalahan alarm (False Alarm). Penjelasan Tehnis System Fire Alarm 2

Solusi Metode Pendeteksian O2T merupakan solusi untuk mengatasi kesalahan alarm dan bahkan merupakan kemajuan tehnologi dibidang Fire Alarm sistem O2T detector sangat aman terhadap lingkungan dan merupakan tehnologi terbaru, dengan menggunakan tehnologi optik dan termistor dapat mengganti posisi radioaktif dan air raksa sebagai bahan detektor. Metode pendeteksian O2T menggunakan pendeteksian tiga demensi. Detektor dapat mendeteksi dan dapat membedakan apakah benar benar terjadi kebakaran tau hanya suatu alarm palsu (asap palsu) yang masuk dalam detektor. Bahkan dilingkungan yang bersap sekalipun detektor tersebut dapat bekerja secara optimal O2T detektor multi sensor yang terdiri sensor asap yang tak terlihat (Light Smoke), sensor asap yang terlihat (Dark smoke), sensor panas tetap (Fix head Detector) dan sensor panas dengan mengikuti kenaikan pansa (Rate of Rise Detector). O2T Detektor Ada 2 jenis asap yang dapat dideteksi yaitu : asap yang tidak terlihat oleh mata (Smoke Detector). asap yang tebal / asap terlihat yaitu (dark smoke) O2T dapat membedakan kedua asap tersebut, karena mempunyai metode tiga demensi untuk mendeteksi asap. pendeteksi asap dari depan dan samping melihat dengan melihat gambar disamping asap dapat ditangkap oleh detektor dan dideteksi secara lebih akurat. Partikel partikel dari asap akan dipantulkan dan ditangkap oleh sensor secara sempurna. Cahaya yang mengenai sebuah partikel tersebut akan memantulkan sinar dalam beberapa posisi, jadi posisi sumber cahaya dan posisi detektor sudah ditempatkan dalam 3 posisi untuk mengkap partikel partikel dari asap. Inilah yang disebut 3 dimensi pendeteksian. Penjelasan Tehnis System Fire Alarm 3

Bahkan asap yang tidak terlihat pun dapat diteksi dengan metode tersebut. inilah suatu bukti dari metode pendeteksian optik yang sangat aman untuk lingkungan dan sangat effisien dalam penggunaannya, karena tidak ada batas waktu pemakain. tehnologi tersebut sudah mendapatkan hak patent dan hanya dikelurkan oleh ESSER - jerman. O2T dapat menganalisa sebuah alarm palsu atau bukan, karena dilengkapi oleh sensor panas yang berfungsi mendeteksi kenaikan panas secara terus - menerus (Rate of Rise) dan juga panas tetap (Fix Temperatur). Sinyal dari kedua jenis detektor tersebut dapat di proses oleh microprocessor yang terdapat dalam detektor, lalu informasi dari sinyal yang telah diolah tersebut diteruskan ke kontrol sistem yang memberikan hasil penelolahan dari detektor dan kemudian dapat diartikan sebagai isyarat kebakaran atau asap lain yang bukan merupakan asap dari kebakaran (asap palsu). Sebuah O2T detektor (multisensor detektor) bukan merupakan gabungan dari empat buahdetektor tunggal, tetap O2T merupakan satu kesatuan detektor dan hanya mempunyai sebuah processor yang berdiri sendiri jadi sangat murah/efisien dan juga pengoperasiannya mudah, bahkan dapat memberikan informasi jika detektor tersebut membutuhkan perawatan (Intelligent Detector). Penjelasan Tehnis System Fire Alarm 4

Keunggulan dari Intellegent detektor antara lain: Mengidentifikasi alamatnya secara otomatis (Auto Addressing) Memberitahukan jika terjadi gangguan pada jaringan atau kabel instalasi nya Memberikan laporan kondisi dari detektor sendiri misalnya jika kotoran, rusak berpindah tempat dari tempatnya semula atau hilang tidak ada tempatnya Dapat menyesuaikan lingkungan yang ada, misalnya lingkungan yang berasap atau beruap air yang tinggi detektor tersebut dapat mengkondisikan sebagai keadaan yang normal dan tidak akan memberikan alarm, tetapi jika ada perubahan dari kondisi semula, maka detektor tersebut akan mengkondisikan sebagai tanda bahaya Penjelasan Tehnis System Fire Alarm 5

Kontrol Alarm Kontrol Alarm adalah suatau alat untuk mengontrol kerja dari setiap detektor dan memberikan perintah lanjutan jika terjadi suatu perubahan kondisi pada salah satu detektor. Perintah lanjutan itu bisa berupa bunyi bel atau lampu indicator tanda bahaya. ESSER menyediakan beberapa model kontrol yang disesuaikan dengan pemakaian dan linkungan dimana akan dipasang Fire Alarm System. Model 8000 Model 8000 adalah salah satu tipe dari alarm kontrol sistem yang dapat kita jelaskan sebagai berikut : Peer to Peer system : sistem yang berdiri sendiri didalam suatu jaringan, satu sistem tidak tergantung dari sistem yang lain, dan sistem yang satu dapat mengontrol dan menerima sinyal dari sistem yang lain Dalam satu sistem dapat dihubungkan hingga 127 detektor dalam satu lingkaran (Ring Loop) sepanjang 2 Km /lingkaran Dapat ditambahkan hingga 7 modul ring loop Dapat berkomunikasi dengan 31 kontrol panel yang berlainan tipe dari esser dengan kecepatan 488K bps Dapat mengindikasikan kerusakan dari salah satu detektor tanpa memutus atau mematikan sistem. Mudah untuk melakukan penyambungan atau instalasi karena hanya membutuhkan dua kabel sepanjang 2 Km dalam satu lingkaran Bisa dihubungkan melalui komunikasi jarak jauh menggunakan perangkat linak (TEDIS) sehingga di kontrol dari jarak jauh Penjelasan Tehnis System Fire Alarm 6

ESSERBUS Adalah setiap peralatan yang addressable, misalnya detektor asap, panas dan manual call point (Break Glass) termasuk juga trasponder dalam suatu lingkaran yang dapat saling terkait. Hubungan Esserbus tersebut sudah dipatenkan, jadi produk Esser saja yang ada. Hubungan komunikasinya dapat berdiri sendir-sendiri pada setiap peralatannya. ESSERNET Disamping itu pada setiap kontrol dengan kontrol yang lain dengan model yang berbeda dapat saling berkomunikasi yang di sebut Essemet dengan pear to pear system seperti telah diterangkan diatas hubungan tersebut sudah mempunyai hak paten juga Penjelasan Tehnis System Fire Alarm 7

Bagaimana Memilih Fire Alarm System Pemilihan produk-produk sistem alarm kebakaran dapat kita lihat dalam beberapa pertimbangan antara lain keandalan, tepat guna dan efisiensi Keandalan : Sistem tidak akan berhenti atau harus mematikan seluruh sistem jika terjadi kerusakan atau gangguan pada salah satu detektor atau salah satu instalasi maupun kontrolnya. Tidak Mudah rusak Tepat guna : Sistem yang digunakan harus melihat kondisi dari lokasi yang akan dipasang sistem alarm kebakaran dan penggunaanya sudah dipertimbangkan menurut prinsip yang terlampir dibawah ini sistem dapat dikembangkan dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama Efisiensi : Sistem atau peralatan yang dipakai mudah untuk mengoperasikan mudah untuk mengadakan perawatan dan pemasangan instalasi, commisoning dan biaya jika diadakan penambahan atau pengembangan. Jadi pembelian Produk Fire hendaknya berpedoman pada 3 prinsip prioritas sebagai berikut: Prioritas tinggi Prioritas menengah Perioritas yang rendah Penjelasan Tehnis System Fire Alarm 8

Prioritas Tinggi Prioritas tersebut mengutamakan kecepatan tinggi untuk menanggulangi bahaya kebakaran, jadi jika masih berupa percikan bunga api, kebocoran gas HC atau masih berupa asap kecil sudah dapat terdeteksi dan alat akan memerintahkan dan memberi signal juga indikasi secara tepat untuk mengadakan penanggulangan dengan menutup Valve (Shutdown Valve) atau menghidupkan sprinkle pada bagian yang terjadi kebakaran tersebut atau pompa pemadam bersama dengan bunyi alarm peringatan dengan waktu yang sangat cepat ±20-50 mili detik dan secara otomatis. Kondisi ini banyak digunakan pada perusahaan minyak dan gas baik didarat maupun dilaut, pabrik kimia, apartement dan hotel Prioritas Menengah Prioritas tersebut adalah penanggulangan bahaya kebakaran dengan menggunakan tewhnologi menengah jadi beberapa peralatan belum dihubungkan dengan alat kontrol kebakaran dan biasanya jika terjadi kebocoran pada gas atau beberapa bahan kering sebagai media bahan bakar sudah terjadi asap, panas dan api baru ada peringatan kebakaran dan masih menggunakan tehnologi yang manual untuk menanggulanginya. kondisi ini biasanya dipakai di pabrik, perkantoran dan juga tempat-tempat hiburan. Prioritas yang rendah Prioritas ini tidak banyak menggunakan tehnologi yang begitu rumit dan hanya menggunakan fasilitas dan kekuatan pompa dan detektor panas dari pemuaian air raksa sehingga memecahkan katup tekanan air (Sprinkle). jadi tidak dibutuhkan alat kontrol. Kondisi ini banyak digunakan di pabrik -pabrik maupun gudang dll. berdasarkan pemilihan prioritas diatas maka kita dapat menentukan tehnologi apa yang dapat dipakai untuk menentukan peralatan dan sistem penanggulangan bahaya kebakaran. Ditinjau dari segi biaya, keandalan komunikasi dan tranmisi sinyal perawatan dan pengembangan, juga ditinjau dari lokasi yang akan dipasang Alat deteksi kebkaran. Ada dua jenis sistem pendeteksian sebagai berikut Penjelasan Tehnis System Fire Alarm 9

Bila terjadi yang tidak dapat di tangani,hubungi : PT.DANATEL PRATAMA Departement Tehnical Support Divisi Communication and Security System Telp. (021) 5152636 Penjelasan Tehnis System Fire Alarm 10