PENGETAHUAN SISWA TENTANG MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SMK MUHAMMADIYAH 01 WEDI KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI. GunaMencapai Derajat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang nomor 24 tahun 2007). Australia yang bergerak relative ke Utara dengan lempeng Euro-Asia yang

PENGETAHUAN MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI. SISWA SMP MUHAMMADIYAH 8 WEDI di KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMP N 1 GANTIWARNO KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan Bencana. kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. terletakm pada 3 pertemuan lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB I PEDAHULUAN. yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 ).

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN. memberikan suatu penghidupan manusia, namun disisi lain. Alam dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 02 WEDI KABUPATEN KLATEN DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 NGUPIT KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TERHADAP BENCANA GEMPA BUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan baik oleh faktor alam dan/ faktor non-alam maupun faktor

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh faktor alam, atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga

NASKAH PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI DESA KRAGILAN KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN

MITIGASI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menempati wilayah zona tektonik tempat pertemuan tiga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA SMP N 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO.

PENGARUH PELATIHAN SIMULASI TERHADAP PENGETAHUAN SISWA KELAS X IPS TENTANG MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

PELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KELURAHAN JOYOTAKAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI TEKTONIK DI DESA DENGKENG KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, yang. serta melampaui kemampuan dan sumber daya manusia untuk

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GURU TERHADAP BENCANA GEMPABUMI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

BAB I PENDAHULUAN. 1

PENGETAHUAN SISWA MTS MUHAMMADIYAH TAWANGSARI DALAM KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Gerakan ketiga

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI SMA NEGERI 1 GANTIWARNO

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

PENGARUH PENDIDIKAN MITIGASI BENCANA BANJIR TERHADAP MINAT BELAJAR PRAMUKA SMP NEGERI 3 MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS X DI SMA BERBUDI KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI ARTIKEL PUBLIKASI

PENGETAHUAN SISWA SMA MTA SURAKARTA KELAS X DAN KELAS XI TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

PELATIHAN TEKNIK PENYELAMATAN DIRI DARI DAMPAK BENCANA ALAM GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SLB B KARNNA MANOHARA YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VIII TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DI SMP N 2 BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang terdapat zona subduksi atau zona pertemuan antara 2 lempeng

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi

PENGENALAN. Irman Sonjaya, SE

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta merupakan kota dengan wilayah yang berbatasan dengan

TINGKAT PENGETAHUAN ANGGOTA PECINTA ALAM DALAM MITIGASI BENCANA GEMPABUMI DI SMA NEGERI 1 KARTASURA SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Gempa bumi merupakan bencana alam yang relatif sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan 10 Kelurahan, dengan luas ha. Kabupaten Klaten merupakan BT dan LS LS.

PENGETAHUAN SISWA TENTANG MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SMK MUHAMMADIYAH 01 WEDI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GURU TERHADAP BENCANA GEMPABUMI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN TAHUN 2014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana

Museum Gempa Bumi Yogyakarta BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESIAPSIAGAAN SEKOLAH DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMA NEGERI 1 WEDI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Hindia-Australia yang lazim

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

Makalah bencana alam gempa bumi di indonesia. Makalah bencana alam gempa bumi di indonesia.zip

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

menyatakan bahwa Kabupaten Klaten memiliki karakter wilayah yang rentan terhadap bencana, dan salah satu bencana yang terjadi adalah gempa bumi.

PENGETAHUAN SISWA TERHADAP MITIGASI NON STRUKTUTAL BENCANA GEMPA BUMI DI SMP NEGERI 1 KARANGDOWO KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Gempa bumi merupakan bencana alam yang relatif sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. gempa bumi. Gempa bumi merupakan pergerakan (bergesernya) lapisan. batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi.

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N

I. PENDAHULUAN. Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan lebih dari pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi. Disusun Oleh: NIA PARAMITHA SARI A Kepada:

BAB I PENDAHULUAN. tiga lempeng tektonik dunia yaitu Hindia-Australia di Selatan, Pasifik di

PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di

Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014

BAB I PENDAHULUAN pulau besar dan kecil dan diantaranya tidak berpenghuni.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jenis Bahaya Geologi

Penyebab Tsunami BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

ZONASI GEMPA INDONESIA BERDASARKAN FUNGSI FUNGSI ATENUASI TERBARU

Transkripsi:

PENGETAHUAN SISWA TENTANG MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPABUMI SMK MUHAMMADIYAH 01 WEDI KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI GunaMencapai Derajat Sarjana S-1 PendidikanGeografi Diajukan Oleh : SRI HANDAYANI A 610100103 Kepada : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2014

1 PENGETAHUAN SISWA TENTANG MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA GEMPA BUMI SMK MUHAMMADIYAH 01 WEDI KABUPATEN KLATEN Oleh Sri Handayani A 610 100 103 Abstrak Tujuan peneitian ini ingin mengetahui pengetahuan siswa terkait bencana gempabumi dan mitigasi non struktural dalam menghadapi bencana gempabumi yang dilakukan oleh siswa di SMK Muhammadiyah 01 Wedi Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten. Subyek penelitian ini mencakup siswa yang berada di SMK Muhammadiyah 01 Wedi Kabupaten Klaten dan kondisi tata ruang yang berada di SMK Muhammadiyah 01 Wedi Kabupaten Klaten. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriftif kualitatif yang merupakan metode penelitian yang datanya bukan angka-angka,melainkan berupa kata-kata, kalimat dan gambar melalui sumber data primer dan data sekunder dengan teknik pengambilan data melalui wawancara,angket, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles and Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, kesimpulan. Berdasarkan analisa data yang di peroleh pengetahuan siswa terhadap bencana gempabumi di SMK Muhammadiyah 1 Wedi Kabupaten Klaten diklasifikasikan baik dan tingkat pengetahuan siswa terhadap mitigasi non struktural SMK Muhammadiyah 1 Wedi Kabupaten Klaten di klasifikasikan baik siswa mampu memahami atau mengetahui sikap mengenai mitigasi non struktural (mengetahui cara menempatkan sarana prasarana atau infrastruktur yang tepat agar tidak membahayakan dan menimbulkan korban jiwa). Kata kunci : mitigasi non struktural bencana gempa bumi

2 A. PENDAHULUAN Bencana adalah peristiwa / rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/ faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis dan di luar kemampuan masyarakat dengan segala sumber dayanya (Christanto, 2011) Bencana alam adalah suatu gejala yang ditimbulkan oleh fenomena alam, bersifat mendadak meskipun juga transien, sehingga menimbulkan kerugian kepada manusia dan hasil usaha manusia (Imam Hardjono, 1997) Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi dan dirasakan dipermukaan bumi yang berasal dari dalam struktur bumi. Pergeseran tersebut terjadi sebagai akibat adanya peristiwa pelepasan energy gelombang seisanik secara tiba-tiba yang diakibatkan atas adanya deformasi lempeng tektonik yang terjadi pada kerak bumi (Christanto, 2011). Macam-macam gempa bumi meliputi gempa bumi runtuhan yang disebabkan antara lain oleh keruntuhan yang terjadi baik di atas maupun di bawah permukaan tanah kemudian Gempa bumi vulkanik yang disebabkan oleh kegiatan gunung berapi baik sebelum maupun pada saat meletusnya gunung berapi tersebut dan Gempa bumi tektonik yang disebabkan oleh terjadinya pergeseran kulit bumi (lithosphere) yang umumnya terjadi di daerah patahan kulit bumi (Irsyam, 2005) Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di bagian Utara, lempeng Indo- Australia di bagian Selatan, dan lempeng Samudra Pasifik di bagian Timur. Penunjaman (subdaksi) lempeng Indo-Australia yang bergerak relative ke Utara dengan lempeng Euro-Asia yang bergerak ke Selatan mengakibatkan jalur gempa bumi dan rangkaian gunung api aktif sepanjang Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sejajar dengan jalur penunjaman kedua lempeng (Pribadi, Krisna S. Engkon K. Kertapati. Diah Kusumastuti. Hamzah Latief. Hendra Grandis, Eng. Imam A. Sadisun, Soebagiyo Soekarnen. Harman Ajiwibowo. Retno Dwi. Ayu Krishna Juliawati. Farah Mulyasari. Novya Ekawati. Bayu Novianto. 2008).

3 Gempa yang terjadi di Yoyakarta 27 Mei 2006, hari Sabtu Wage pagi hari dengan kekuatan 5,9 skala Richter merupakan bencana alam terhebat yang terjadi di Pulau Jawa di abad 20 ini. Gempa tersebut menimbulkan korban tewas berjumlah 5.401 orang, dan luka-luka 26.699 orang, kebanyakan dari korban terkonsentrasi di Kabupaten Bantul. Di Jawa tengah korban tewas berjumlah 1.324 orang, luka-luka 18.502 orang kebanyakan terjadi di Kabupaten Klaten wilayah yang terkena gempa yaitu Kecamatan Prambanan, Kecamatan Gantiwarno, Kecamatan Jogonalan, Kecamatan Wedi, Kecamatan Bayat, Kecamatan Cawas, Kecamatan Trucuk, Kecamatan Juwiring, dan Kecamatan Pedan. Rumah yang rusak total di kedua propinsi tersebut akibat gempa berjumlah 145.929 unit, rusak sedang 190.843, dan rusak ringan 273.779 unit (Pitoyo, 2007). Bencana tidak dapat dihindari, akan tetapi dapat dikurangi dampak negatif atau risiko bencananya. Pengurangan risiko terhadap bencana yang dihadapi perlu dilakukan dengan cara mengelola risiko bencana. Konsep pengelolaan bencana telah mengalami pergeseran paradigm dari pendekatan konvensional menuju pendekatan holistic (menyeluruh). Pandangan yang berkembang selanjutnya adalah paradigma mitigasi, yang tujuannya lebih diarahkan pada identifikasi daerah-daerah yang rawan bencana, mengenali pola-pola yang dapat menimbulkan kerawanan, serta melakukan tindakan-tindakan mitigasi, baik yang bersifat struktural dan maupun non-struktural (Pribadi dkk, 2008). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Mengetahui pengetahuan siswa SMK Muhammadiyah 01 Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten terkait dengan mitigasi non-struktural bencana gempa bumi. B. Ingin mengetahui sikap siswa terkait mitigasi non structural dalam menghadapi bencana gempa bumi yang dilakukan oleh siswa di SMK Muhammadiyah 01 Wedi Kabupaten Klaten. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini di lakukan di SMK Muhammadiyah 01 Wedi Kabupaten Klaten. Jenis yang di gunakan untuk penelitian ini adalah diskriftif kualitatif dengan menggunakandesain fenomenlogi paradigma definisi social.pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi paradigma definisi social yaitu mengkaji sesuatu yang tidak tampak dengan kajian mikro agar memperoleh suatu makna (Subadi,2005).

4 metode diskriftif kualitatif merupakan metode penelitian yang datanya bukan angka angka, melainkan data berupa kata kata, kalimat, wacana, dan gambar. Penelitian diskritif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan dan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, atau peristiwa sebagaimana adanya atau mengungkap fakta secara lebih mendalam.bencana gempa bumi adalah gejala alam yang tidak tahu kapan datangnya yang dapat membahayakan dan mengakibatkan hal yang tidak di inginkan, penelitian ini mempunyai rancangan antara lain : a) Melakukan observasi lapangan, wawancara dan penyebaran angket / kuisioner dengan siswa di SMK Muhammadiyah 1Wedi Kabupaten Klaten tentang pengetahuan siswa terhadap Mitigasi Non Struktural bencana gempa bumi. b) Mengetahui Sikap siswa terhadap Mitigasi Non Struktural bencana gempa bumi di SMK Muhammadiyah 1 Wedi Kabupaten Klaten. Subyek penelitian ini mencakup : 1. Siswa SMK Muhammadiyah 1 Wedi Kabupaten Klaten. 2. Tata ruang di SMK Muhammadiyah 1 Wedi Kabupaten Klaten. Sumber data penelitian ini menggunakan 2 jenis pengambilan data yaitu : data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang di gunakan oleh peneliti ialah dengan teknik wawancara, kuisioner, observasi, serta dokumentasi dan menggukan pengumpulan data yang relevan. keabsahan data penelitian kualitatif menggunakan teknik trianggulasi sumber dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengecek data yang telah di peroleh melalui bebarapa sumber. Sedangkan teknik anlisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa model Miles and Huberman, Penelitianini menggunakan teknik analisis data menurut Miles and Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, kesimpulan.pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden, Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,yaitu : a. Baik: Hasil presentase 76%-100% b. Cukup: Hasil presentase 56%-75% c. Kurang: Hasil presentase> 56%

5 C. HASIL Hasil kuisioner yang sudah di jawab oleh 66 siswa SMK Muhammadiyah 1 Wedi Kabupaten Klaten Tabel Hasil Pengisian Kuisioner Pengetahuan Bencana GempaBumi No Pertanyaan N Jawaban Y % T % 1 Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi dan dirasakan dipermukaan bumi yang berasal dari dalam struktur bumi. 66 66 100 Keterangan: dari semua responden (siswa) yang saya wawancarai mereka tahu apa itu gempa bumi. 2 Gempa Bumi terjadi disebabkan oleh pelepasan energi akibat pergerakan lempeng bumi. 66 66 100 Keterangan: dari semua responden (siswa) sebanyak 66 siswa mereka smua tahu mengenai penyebab terjadinya gempa bumi. 3 Bencana gempa bumi menimbulkan dampak kerugian yang sangat besar baik kerugian jiwa maupun material. 66 56 84. 4 10 15.6 Keterangan: dari 66 responden 56 responden mengetahui dampak atau akibat yang ditimbulkan akibat adanya bencana gempa bumi. 4 Kabupaten Klaten merupakan kabupaten yang dilalui jalur tektonik gempa bumi. 66 52 78. 8 14 21.2 Keterangan: dari 66 responden 52 responden mengetahui jika kabupaten Klaten adalah kaabupaten yang di lalui jalur tektonik, bukti tersebut di ambil dari kerusakan yang di akibatnya karna gempa bumi jogja tahun 2006. 5 Satuan yang di gunakan untuk mengukur getran gempa bumi yaitu skala richter dengan skala angka 1-10. 66 66 100

6 Keterangan: dari semua responden (siswa) mereka tahu fungsi skala richter dan tahu bahwa skala richter dinyatakan dengan angka yang dimulai dari 1 sampai dengan 10. 6 Alat ukur yang digunakan untuk memantau kejadian gempa bumi yaitu seismometer. 66 52 78. 8 14 21.2 Keterangan: dari 66 siswa sebanyak 52 siswa mengetahui bahwa seismometer adalah alat ukur yang digunakan untuk memantau kejadian gempa bumi yang kemudian di nyatakan dengan angka dengan satuan skala richter. 7 Gempa bumi dapat menjadi pemicu terjadinya tsunami apabila pusat gempa berada dibawah laut dengan kekuatan lebih dari 6,5 skala richter. 66 58 87. 9 8 12.1 Keterangan: dari 66 responden sebanyak 58 siswa menjawab ya dan itu artinya 58 siswa tersebut mengetahui jika kekuatan gempa lebih dari 6,5 skala richter dan pusat gempa berada di bawah laut akan memicu terjadinya geloombang tsunami. 8 450 Km termasuk kedalaman sumber gempa yang dangkal. 66 63 95. 5 3 4.5 Keterangan: dari 66 reponden (siswa) hanya 3 siswa yang menjawab tidak dan jawaban tidak itulah yang tepat karena gempa bumi dengan kedalaman 450 Km termasuk sumber gempa yang dalam. 9 Apakah anda merasakan goncangan gempa bumi Jogjakarta pada tahun 2006 lalu dengan kekuatan 5,9 skala richter. 66 58 87. 9 8 12.1 Keterangan: dari 66 responden (siswa) 58 di antaranya merasakan gempa bumi yang terjadi di Jogjakarta pada tahun 2006 yang lalu. 10 Gempa bumi tidak dapat menimbulkan bahaya susulan. 66 66 100 Ketrangan: semua respoden menyatakan bahwa gempa bumi berpotensi menimbulkan bahaya dan gempa susulan. Tabel Hasil Pengisian Kuisioner Pengetahuan Mitigasi Non Struktural

7 No Pertanyaan N Jawaban 11 Mitigasi non-struktural adalah serangkaian tindakan yang bersifat non fisik yang di lakukan untuk mengurangi dampak yang di timbulkan akibat terjadinya gempa bumi. Y % T % 66 58 87. 9 8 12.1 Keterngan: dari 66 responden (siswa) 58 responden memiliki pengetahuan tentang mitigasi non struktural bencana gempa bumi. 12 Tujuan mitigasi non struktural adalah agar barang atau benda yang ada di sekitar kita tidak bergeser atau jatuh menimpa kita saat terjadi goncangan. 66 66 100 Keterangan: semua responden menjawab ya yang artinya semua responden mengetahui tujuan dari mitigsi non structural. 13 Meletakan barang pecah belah di atas lemari. 66 7 10. 59 89.4 6 Keterangan: setelah kuisioner di cocokan dari 66 reponden yang menjawab tidak dari pertanyaan no 15 itu adalah jawaban yang benar dan siswa yang menjawab benar sebanyak 59 orang yang menandakan bahwa siswa memiliki pengetahuan mitigasi non struktural bencana gempa bumi. 14 Pasang papan absensi menggunakan pelat pengikat dan kaitkan ke dinding 66 63 95. 5 3 4.5 Keterangan: dari 66 responden 63 responden mengetahui penempatan infrastruktur yang harus di lakukan untuk mengantisipasi bencana gempa bumi papan absensi dipasang pelat pengikat yang dikaitkan ke dindig apabila terjadi goncangan tidak jatuh. 15 Gantungkan benda berat dan besar seperti gambar dan lukisan di dekat tempat tidur. 66 5 7.6 61 92.4 Keterangan: setelah kuisoner dicocokan dari 66 responden (siswa) yang menjawab tidak dari pertanyaan nmr 18 itu adalah yang benar sebanyak 61 orang yang menandakan pengetahuan tentang mitigasi non struktural bencana gempa yang cukup baik.

8 16 Simpan gelas, botol makanan, pada rak atau almari bagian bawah serta dapat dikunci. 66 54 81. 8 12 18.2 Keterangan: dari 66 respnden 54 responden mengetahui penempatan barang-barang yang harus dilakukan untuk mengantisipasi bencana gempa bumi yang akan datang. Tabel Hasil Wawancara dengan Jawaban Siswa Hampir Sempurna No Pertanyaan Hasil Makna 1 Menurut anda Peringatan dini sangat penting dilaksanakan dalam menghadapi bencana gempa bumi. benar atau tidak, sebutkan alasannya? Benar, karena peringatan dini itu sebagai tanda bahaya tanpa peringatan dan gempa datang tiba-tiba akan menimbulkan banyak korban jiwa dan kerugian karena masyarakat belum siap menghadapi bencana gempa yang mendadak. Benar, peringatan dini sebagai tanda bahaya agar masyarakat daerah rawan bencana akan lebih waspada dan menyelamatkan diri dari bencana gempa bumi sehingga dengan adanya peringatan dini masyarakat akan lebih siap dalam menghadapi bencana dan akan meminimalisir 2 Menurut anda kerugian apa saja yang dapat di akibatkan oleh gempa bumi? Harta, benda, korban jiwa, pohon tumbang, susah air bersih. terjadinya korban jiwa. Menimbulkan luka-luka pada korban yang mungkin tertimpa benda-benda keras, kematian, kehilangan hewan ternak yang memiliki harga jual yang tinggi, aliran listrik padam sehingga akan mengganggu komunikasi dengan daerah lain. 3 Menurut anda tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan apabila gempa bumi kembali terjadi? Waspada, menyiapka alatalat yang dibutuhkan Mencari tempat yang aman untuk berlindung kemudian menghindari benda-benda yang mudah roboh karena dikhawatirkan pada saat gempa benda tersebut jatuh menimpa kita dan masyarakat yang dekat dengan pantai segera lari mencari tempat yang lebih tinggi untuk mewaspadai terjadinya bahaya gempa susulan seperti gelombang tsunami. 4 Setelah terjadi Mencari tempat yang Mengungsi ketempat yang

9 gempa tindakan yang tepat itu seperti apa? 5 Tujuan utama dari sikap tanggap darurat bencana gempa bumi adalah mampu menyelamatkan? 6 Mengapa pemberian informasi tentang mitigasi bencana gempa bumi penting bagi siswa atau masyarakat? 7 Apabila anda sedang berada di dalam rumah, tibatiba gempa bumi terjadi, apa yang harus anda lakukan sebagai langkah darurat? 8 Menurut anda mengapa kita tidak boleh meletakkan benda yang besar dan berat di atas almari? 9 Menurut anda mengapa pada saat gempa bumi terjadi, anda tidak boleh berlindung di dekat jendela kaca? aman, menjauhi bangunan yang bisa roboh. Karena tanggap darurat dilakukan dengan cepat pada korban bencana alam untuk menyelamatkan masyarakat. Agar mengurangi korban jiwa, dan mereka tahu tindakan apa yang harus dilakukan pada saat gempa bumi itu terjadi Segera berlindung ketempat yang aman seperti dibawah kolong meja yang kuat, dibawah tempat tidur. Agar pada saat gempa, benda yang besar tidak jatuh menimpa kita. Takut jendela lepas dari pengaitnya dan kemudian jatuh menimpa kita bisa juga kaca pecah melukai kita. aman, pihak terkait yang lebih mengerti tentang bencana gempa segera mensosialisasikan kepada daerah yang rawan bencana gempa tersebut dan segera memberi bantuan pertolongan kepada korban gempa, masyarakat tetap waspada akan adanya bahaya gempa susulan. Menyelamatkan jiwa manusia yang paling utama. Agar siswa dan masyarakat lebih siap dan waspada terhadap bencana gempa bumi pada daerah yang rawan bencana tersebut. Langkah darurat untuk menyelamatkan diri dari bahaya goncangan gempa bumi jika sedang berada di dalam rumah yaitu bersembunyi dibawah meja yang kuat atau bersembunyi dibawah tempat tidur jika masih memungkinkan untuk keluar rumah maka segera berlari keluar mencari tanah yang lapang jauh daro pepohonan dan bangunan. Karena apabila benda yang besar dan berat diletakkan di atas almari dikhawatirkan pada saat gempa terjadi benda-benda tersebut akan jatuh menimpa kita dan mencelakai diri kita. Karena jendela bisa lepas dari pengaitnya jatuh menimpa kita dan kaca pecah mencelakai kita.

10 10 Menurut anda mengapa rak-rak buku di perpustakaan sebaiknya diberi pengaman berupa pengait? Apabila tidak diberi pengaman akan menambah kerugian karena rusak akibat goncangan gempa bumi. Agar rak-rak yang berada di perpustakaan tidak bergeser dan tidak roboh jika terjadi goncangan gempa bumi sehingga siswa yang berada di dalam perpustakaan tidak akan tertimpa rak-rak tersebut. D. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengetahuan siswa terhadap bencana gempabumi di SMK Muhammadiyah 1 Wedi Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten di Klasifikasikan baik. 2. Tingkat pengetahuan mitigasi non struktural siswa SMK Muhammadiyah 1 Wedi Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten di klasifikasikan baik. E. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka dapat di ajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi siswa diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang bencana gempa bumi dan mitigasi non struktural, melihat di daerah kecamatan jogonalan khususnya SMK Muhammadiyah 1 Wedi masuk daerah rawan bencana gempa bumi. 2. Bagi sekolahan diharapkan memberi pengetahuan lebih terhadap siswa dengan cara memasukkan pelajaran geografi dalam mata pelajaran IPS terpadu dan mengintegrasikan pengetahuan bencana dan mitigasinya ke mata pelajaran serta memberi petunjuk jalur evakuasi agar siswa tahu apa yang harus di lakukan jika terjadi bencana gempa bumi.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Christanto, Joko. 2011. Gempa Bumi, Kerusakan Lingkungan, Kebijakan dan Strategi Pengelolaan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta Hardjono, Imam. 1997. Geologi Rekayasa. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta Irsyam, Masyhur. 2005. Pengantar Rekayasa Gempa. Bandung: Institut Teknologi Bandung, Departemen Teknik Sipil Pribadi, Krisna S. Engkon K. Kertapati. Diah Kusumastuti. Hamzah Latief. Hendra Grandis, Eng. Imam A. Sadisun, Soebagiyo Soekarnen. Harman Ajiwibowo. Retno Dwi. Ayu Krishna Juliawati. Farah Mulyasari. Novya Ekawati. Bayu Novianto. 2008. Pendidikan Mitigasi Bencana. Bandung: ITB 1997. Subadi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: FKIP UMS. Zani, Pitoyo Achmad. 2007. Tesis. Analisis Isi Situs Web Tanggap Bencana Alam Gempa Bumi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.