EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN

dokumen-dokumen yang mirip
EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN PADA SISTEM PRESENSI

PENGENALAN CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN JARAK MINKOWSKI DENGAN EKSTRAKSI CIRI ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT DAUBECHIES

PENGENALAN CIRI GARIS UTAMA TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT DAUBECHIES DENGAN JARAK EUCLIDEAN

PERANCANGAN SISTEM PENGENAL GARIS UTAMA TELAPAK TANGAN PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) DAN JARAK EUCLIDEAN

KINERJA PENGENALAN SISTEM BIOMETRIK TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI BERBASIS GELOMBANG SINGKAT BIORTOGONAL

KINERJA PENGENALAN SISTEM BIOMETRIK TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI BERBASIS GELOMBANG SINGKAT BIORTOGONAL

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALIHRAGAM WAVELET HAAR DAN JARAK EUCLIDEAN

SISTEM PENGENALAN BUAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM dan EUCLIDEAN DISTANCE

PENGENALAN CITRA RETINA MENGGUNAKAN METODE NON OVERLAPPING BLOCK DAN JARAK EUCLIDEAN

ANALISIS TRANSFORMASI BALIK CITRA IRIS MENGGUNAKAN WAVELET HAAR BERDASARKAN FAKTOR RETENSI KOEFISIEN WAVELET

SISTEM PENGENALAN BERDASARKAN CIRI GARIS TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK

Makalah Tugas Akhir. Abstract

PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN METODE PENCIRIAN INDEPENDENT COMPONENTS ANALYSIS (ICA) DAN JARAK MINKOWSKI

Analisis Kinerja Pengenalan Telapak Tangan Menggunakan Ekstraksi Ciri Principal Component Analysis (PCA) dan Overlapping Block

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK MEMVERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCALITY PRESERVING PROJECTION

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGENALAN GIGI MENGGUNAKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS) Angga Abiyanto *, Imam Santoso **, Ajub Ajulian Zahra **

SIMULASI PENGENALAN WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS DISKRIMINAN LINEAR DUA DIMENSI (2D-LDA) DENGAN JARAK MANHATTAN, CANBERRA DAN EUCLIDEAN

Chairunnisa Adhisti Prasetiorini *), R. Rizal Isnanto, dan Achmad Hidayatno. Abstrak. Abstract

IDENTIFIKASI TANAMAN OBAT MENGGUNAKAN TAPIS GABOR 2-D DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

Identifikasi Iris Mata Menggunakan Alihragam Wavelet Haar dan Transformasi Hough

OPTIMASI WATERMARKING PADA CITRA BIOMETRIK MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA

APLIKASI WAVELET COIFLET MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

IDENTIFIKASI CITRA SIDIKJARI MENGGUNAKAN ALIHRAGAM WAVELET DAN JARAK EUCLIDEAN

Pengenalan Pola Karakter Tulisan Tangan Dengan Menggunakan Metoda Clustering Melalui Similarity Measure Approach

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN TRANSFORMASI WAVELET DALAM SISTEM PENGENALAN ISYARAT TANGAN DENGAN BEBERAPA KOMBINASI PRA PROSES

EKSTRAKSI JALAN SECARA OTOMATIS DENGAN DETEKSI TEPI CANNY PADA FOTO UDARA TESIS OLEH: ANDRI SUPRAYOGI NIM :

PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM

SISTEM PENGENALAN BERDASARKAN CIRI GARIS TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK

VERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FILTER GABOR ABSTRAK

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA TELINGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI HOUGH ABSTRAK

APLIKASI PENGENALAN SIDIK JARI DENGAN WAVELET SYMLET DAN WAVELET DAUBECHIES MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN BALIK

IDENTIFIKASI JENIS TUMBUHAN BERDASARKAN TULANG DAUN MENGGUNAKAN ALIHRAGAM WAVELET

PENGENALAN GARIS UTAMA TELAPAK TANGAN DENGAN EKSTRAKSI CIRI MATRIKS KOOKURENSI ARAS KEABUAN MENGGUNAKAN JARAK EUCLIDEAN

VERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR CHAIN CODE ABSTRAK

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE MINUTIAE

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Perbandingan Transformasi Wavelet pada Pengenalan Citra Wajah

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

PERBANDINGAN TEKNIK WATERMARKING CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DWT-SVD DAN RDWT-SVD. Abstract

BAB 2 LANDASAN TEORI

BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD)

MKB Teknik Pengolahan Citra Operasi Ketetanggaan Piksel pada Domain Frekuensi. Genap 2016/2017

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL BERBASIS DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN SINGULAR VALUE DECOMPOSITION

SISTEM PENGENALAN INDIVIDU MELALUI IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS DISKRIMINATOR SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

ENKRIPSI DATA HASIL ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PCA) ATAS CITRA IRIS MATA MENGGUNAKAN ALGORITMA MD5

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Perbaikan Citra X-ray Gigi Menggunakan Contrast Stretching

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL

PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL LINE BINARY PATTERN (LLPB)

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Pengembangan Aplikasi Presensi Sidik Jari dengan menggunakan Alihragam Wavelet dan Jarak Euclidean di Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Jenis Penelitian

KLASIFIKASI CITRA DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET PADA LIMA JENIS BIJI-BIJIAN

SISTEM IDENTIFIKASI POSISI PELAT NOMOR KENDARAAN SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN HOUGH TRANSFORM

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN ABSTRAK

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

BAB II Tinjauan Pustaka

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN MODIFIED HAUSDORFF DISTANCE ABSTRAK

Muhammad Zidny Naf an, Lc., S.Kom., M.Kom. Genap 2015/2016

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN DENGAN DETEKSI TEPI DAN KOEFISIEN KORELASI

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 13 Kompresi Citra. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Gambar IV-1. Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet Pada Daerah Homogen Untuk Level Dekomposisi Pertama

PENGENALAN GARIS TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI JARAK EUCLIDEAN TERNORMALISASI SKRIPSI FUJI FRILLA KURNIA

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BANYAKNYA JUMLAH KELAS POLA YANG DIKENALI DAN TINGKAT KERUMITAN POLANYA

IDENTIFIKASI IRIS MATA MENGGUNAKAN TAPIS GABOR WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG)

IDENTIFIKASI BIOMETRIK FINGER KNUCKLE PRINT MENGGUNAKAN FITUR EKSTRAKSI PCA DAN GLCM

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK

IDENTIFIKASI SIDIK JARI MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN CANBERRA DISTANCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Pendeteksi Cacat Pada Selongsong Peluru Berbasis Citra Menggunakan Gabor Filter

Identifikasi Otentifikasi Citra Tanda Tangan Menggunakan Wavelet dan Backpropagation

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 1, Januari 2013

Watermarking Video Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

VERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN METODA PHASE ONLY CORRELATION ABSTRAK

Tugas Teknik Penulisan Karya Ilmiah. M.FAIZ WAFI Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul

Teknik Watermarking dalam Domain Wavelet untuk Proteksi Kepemilikan pada Data Citra Medis

BAB IV ANALISIS. Tabel IV-1 Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet pada Daerah Homogen. Wavelet

PERBAIKAN KUALITAS CITRA BERWARNA DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

Transkripsi:

EKSTRAKSI CIRI CITRA TELAPAK TANGAN DENGAN ALIHRAGAM GELOMBANG SINGKAT HAAR MENGGUNAKAN PENGENALAN JARAK EUCLIDEAN Ilina Khoirotun Khisan Iskandar *), R. Rizal Isnanto, and Ajub Ajulian Zahra Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 5075, Indonesia *) E-mail: ilinakhisan@gmail.com Abstrak Kelebihan menggunakan unsur biometrik dari tubuh manusia dalam proses pengenalan seperti tidak dapat disangkal karena diperlukan kehadiran langsung pengguna. Garis-garis utama telapak tangan pada setiap orang tidaklah sama, sehingga karakteristik unik ini dapat digunakan pada sistem pengenalan. Pada penelitian ini dibuat program pengenalan telapak tangan dengan ekstraksi ciri menggunakan metode alihragam gelombang singkat Haar dan jarak Euclidean sebagai metode pengenalannya. Citra telapak tangan yang menampilkan garis-garis utama didekomposisi alihragam gelombang singkat Haar untuk mendapatkan koefisien yang akan digunakan untuk mendapatkan jarak Euclidean minimum. Pada penelitian ini dilakukan percobaan dengan variasi jumlah data latih dan variasi aras dekomposisi. Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa pengenalan tertinggi terdapat pada penggunaan 7 data latih yaitu 97,1% dan terendah dengan penggunaan 1 data latih yaitu 41,8%. Pengenalan tertinggi pada variasi aras dekomposisi adalah 100% pada aras 1 yang menggunakan 7 data latih, 98,4% pada aras yang menggunakan 3 data latih dan 61,7% pada aras 1 yang menggunakan 1 data latih, sedangkan pengenalan terendah pada aras 4 yang berturut-turut menggunakan 7, 3, dan 1 data latih adalah 95%, 75%, dan %. Pengenalan tertinggi citra luar dengan nilai ambang sebesar 90% pada aras 1 yang menggunakan 7 data latih. Kata Kunci :Telapak tangan, dekomposisi, alihragam gelombang singkat Haar, jarak Euclidean Abstract The advantageous using biometric recognition method is undeniable because needs user s presence. Palm s main lines are not identical so that these can be used in the recognition system. In this study, a recognition system using human palm based on Haar s wavelet transform method and Euclidean distance was made. The palm image that shows palm s main lines which then decomposed based on Haar s wavelet transform method. The coefficient obtained from this process then used to determine minimum Euclidean distance. Experiments were performed during the research using some variations on validation data stored and decomposition level. The result has shown that the highest recognition which is 97,1% was obtained when using 7 validation data and the lowest, 41.8%, was obtained when using 1 validation data. The highest recognition on decomposition level was 100% in level 1 when using 7 validation data; 98,4% in level when using 3 validation data and 61,7% in level 1 when using 1 validation data. While the lowest recognition was obtained in level 4 when using 7, 3, and 1 validation data and has shown 95%, 75%, and %. The highest recognition in outer image resulted in 90% was obtained in level 1 using 7 validation data. Keywords: Palm print, decomposition, Haar wavelet transform, Euclidean distance 1. Pendahuluan Penggunaan sistem biometrika dalam sistem pengenalan memiliki keunggulan dibandingkan sistem lain seperti penggunaan kata sandi, kartu, kunci, dan lain sebagainya yang memiliki kekurangan bila hilang, lupa dan lebih mudah diduplikasi. Kelebihan sistem biometrika ini seperti tidak dapat disangkal karena untuk dapat mengaskes sesuatu diperlukan kehadiran langsung pengguna pada proses pengenalan dan memiliki perbedaan pada setiap orang sehingga dapat menghindari kasus penipuan atau duplikasi identitas. Kehandalan pada sistem biometrika inilah yang membuatnya banyak dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti sistem keamanan, basis data

TRANSIENT, VOL.3, NO., JUNI 014, ISSN: 30-997, 18 kependudukan, kesehatan dan lain-lain baik untuk sistem identifikasi maupun verifikasi. Telapak tangan merupakan salah satu biometrika yang memiliki karakteristik unik berupa garis-garis utama telapak tangan yang bersifat stabil. Keunikan dan kestabilan garis-garis utama tersebut merupakan ciri handal pada telapak tangan untuk dapat digunakan sebagai alat pengenalan.. Metode.1 Perancangan Sistem Diagram alir akan memperlihatkan proses keseluruhan dari program yang dibuat sehingga akan lebih mudah dipahami. Pada pengenalan telapak tangan ini diagram alir bertujuan agar perancangan program pengenalan dapat diimpletasikan secara terarah. Diagram Alir perancangan sistem ditunjukan pada Gambar 1. Mulai Ambil citra asli Prapengolahan Ekstraksi ciri Simpan basisdata Nilai ambang A Pengenalan? Gambar 1. Diagram Alir Perancangan Sistem. Dari Gambar 3. menunjukan bahwa sistem pengenalan telapak tangan ini terdiri atas dua proses utama yaitu proses pelatihan dan pengenalan. Pada proses pelatihan terjadi proses pengolahan citra telapak tangan yang tersimpan di basisdata sehingga diperoleh karakteristik citra latih di basisdata dan nilai ambang. Kemudian terdapat pilihan, bila proses tidak dilanjutkan maka proses berhenti sampai penentuan nilai ambang, jika proses dilanjutkan maka proses selanjutnya adalah proses pengenalan. Pada proses pengenalan terjadi proses pengenalan citra uji telapak tangan yang akan diidentifikasi. Citra uji diproses hingga mendapatkan YA A Ambil citra uji Prapengolahan Ekstraksi ciri Simpan basisdata Hasil pengenalan Selesai TIDAK karakteristik citra kemudian membandingkan dengan karakteristik citra yang sudah dilatih sehingga didapatkan hasil pengenalannya.. Pra Pengolahan 1. Citra Aras Keabuan Konversi citra berwarna menjadi citra skala keabuan bertujuan untuk menyederhanakan proses pengolahan karena bit citra skala keabuan tidak terlalu banyak dibandingkan citra berwarna. Citra berwarna yang terdiri dari 3 lapis matriks, yaitu lapisan R, lapisan G, dan lapisan B yang diolah menjadi 1 lapis derajat keabuan. Proses grayscaling atau konversi citra berwarna menjadi citra skala keabuan dilakukan dengan mengambil rata-rata nilai R, G, dan B menjadi 1 nilai aras keabuan. Rumus perhitungan sebagai berikut: Gray = 0.899 R + 0.5870 G + 0.1140 B (1) Keterangan: Gray : Nilai skala keabuan R : Nilai pada komponen lapisan R G : Nilai pada komponen lapisan G B : Nilai pada komponen lapisan B. Pemotongan Citra Pemotongan citra atau cropping bertujuan untuk memilih sebagian objek yang akan diolah dengan melakukan proses pemotongan citra pada koordinat tertentu pada area citra. Pemotongan citra ini diperlukan dua koordinat, yaitu koordinat awal sebagai titik awal koordinat dan koordinat akhir sebagai titik akhir koordinat citra hasil potong sehingga akan menghasilkan citra segi empat dimana tiap-tiap piksel pada koordinat tertentu akan disimpan sebagai citra baru. 3. Normalisasi Intensitas Citra Normalisasi intensitas bertujuan untuk mengurangi perbedaan kekuatan pencahayaan maupun derau pada citra. Pengaturan pada normalisasi intensitas yaitu dengan mengurangi atau meningkatkan kontras sehingga didapat citra baru sengan kontras lebih baik dari citra asal. Berikut ini metode operasi piksel yang dapat digunakan pada normalisasi intensitas [4]. y = x a d c + c () b a Dalam menggunakan imadjust pada Matlab dapat menentukan rentang nilai kontras. Dimana a dan b menyatakan rentang kontras nilai masukan atau citra asli dan c dan d menyatakan rentang kontras nilai keluaran yang diinginkan. 4. Penajaman Citra Penajaman citra bertujuan untuk memperjelas tepi objek pada citra. Metode penajaman citra yaitu dengan

TRANSIENT, VOL.3, NO., JUNI 014, ISSN: 30-997, 183 melewatkan pada penapis lolos tinggi (high pass filter). Penapis ini meloloskan atau memperkuat komponen berfrekuensi tinggi yang lebih banyak berpengaruh pada tepi objek dan menurunkan komponen berfrekuensi rendah sehingga pinggiran objek lebih terlihat tajam dibandingkan sekitarnya [1]..3 Ekstraksi Ciri 1. Alihragam Gelombang Singkat Haar Pada alihragam gelombang singkat diskret Haar terdapat dua proses yaitu alihragam maju (forward) dan alihragam balik (inverse). Alihragam forward berguna untuk memecahkan atau dekomposisi citra sedangkan alihragan inverse melakukan hal sebalikan yaitu rekonstruksi citra dengan kata lain membentuk kembali pecahan-pecahan citra dari proses forward menjadi sebuah citra semula. Pada alihragam maju dilakukan dekomposisi data citra, yang dimulai dengan melakukan tapis pada arah horisontal (dekomposisi terhadap baris) data citra kemudian diikuti tapis pada arah vertikal (dekomposisi terhadap kolom) pada koefisien citra keluaran tahap pertama atau tapis pada arah horisontal. Cara kerja alihragam maju ditunjukan pada Gambar 1. menyatakan bagian koefisien yang diperoleh melalui proses tapis lolos rendah terhadap baris dilanjutkan dengan lolos rendah terhadap kolom. LH menyatakan bagian koefisien yang diperoleh melalui proses tapis lolos rendah terhadapa baris dilanjutkan dengan lolos tinggi terhadap kolom. HL menyatakan bagian koefisien yang diperoleh melalui proses tapis lolos tinggi terhadapa baris dilanjutkan dengan lolos rendah terhadap kolom. HH menyatakan bagian koefisien yang diperoleh melalui proses tapis lolos tinggi terhadapa baris dilanjutkan dengan lolos tinggi terhadap kolom. Hasil proses alihragam maju atau dekomposisi ini seperti yang ditunjukan pada Gambar. Aras1 Aras Aras3 Gambar 3 Dekomposisi Citra [1] Citra x(m,n) h 0 h 0 h 1 Tapis pada arah horisontal h 0 C A h 1 h 1 Tapis pada arah vertikal C H C V C D.3 Pengenalan 1. Jarak Euclidean Jarak Euclidean digunakan untuk identifikasi suatu vektor ciri yang dimasukan dengan ciri pada basis data yang ada. Jarak Euclidean menghitung akar dari akar kuadrat perbedaan vektor. Berikut rumus jarak Euclidean: d u, v = u 1 v 1 + u v + u n v n (3) Gambar. Alihragam Gelombang Singkat Maju (forward) h 0 : filter lolos rendah (lowpass filter) h 1 : filter lolos tinggi (highpass filter) C A : koefisien aproksimasi atau LL C H : koefisien horisontal atau LH C V : koefisien vertikal atau HL Tahap pertama yaitu citra x(m,n) ditapis pada arah horisontal dengan tapis lolos rendah yang merupakan fungsi penyekalaan dan tapis lolos tinggi yang merupakan fungsi gelombang singkat. Hasil penapisan kemudian dicuplik turun (downsampling) pada dimensi m dengan faktor yang akan menghasilkan ukuran output citra lolos-rendah dan citra lolos-tinggi ½ dari ukuran citra semula. Tahap selanjutnya masing-masing citra ditapis dan dicuplik turun kembali dengan faktor sepanjang dimensi n. Kedua proses akhir ini akan membagi citra kedalam empat sub bidang yaitu LL, LH, HL, dan HH. LL Keterangan: d u, v = jarak Euclidean u = vektor ciri masukan v = vektor ciri basis data n = jumlah vektor ciri Jarak Euclidean akan menghitung jarak citra masukan dengan citra pada basisdata. Pengenalan diperoleh dengan mengambil jarak Euclidean terkecil. 3. Hasil dan Analisa Dalam pengujian sistem pengenalan telapak tangan ini menggunakan 90 citra telapak tangan dari 40 responden. 10 citra sebagai basisdata yang kemudian dibagi menjadi 3 pilihan jumlah citra latih dalam basisdata yang masingmasing berisi 1, 3, dan 7 citra, 60 citra digunakan sebagai citra uji serta 0 citra digunakan sebagai citra uji luar. Pengujian sistem pengenalan telapak tangan ini meliputi: 1. Pengujian pengaruh jumlah citra latih pada pengenalan.

TRANSIENT, VOL.3, NO., JUNI 014, ISSN: 30-997, 184. Pengujian pengaruh aras dekomposisi alihragam gelombang singkat Haar pada pengenalan. 3. Pengujian penggunaan nilai ambang pada pengenalan citra luar Pengujian dilakukan untuk mengetahui berapa persentase keberhasilan proses pengenalan pada sistem pengenalan telapak tangan ini. Parameter yang dihitung pada proses pengujian ini adalah tingkat keberhasilan sistem dalam mengenali suatu citra telapak tangan. Untuk menghitung persentase tingkat keberhasilan pengenalan dapat menggunakan rumus sebagai berikut: P = A 100% (4) B Keterangan : A : Jumlah citra masukan yang dikenali benar B : Jumlah keseluruhan citra masukan P : persentase tingkat keberhasilan pengenalan Pada sistem pengenalan telapak tangan ini terdapat variasi 4 aras dekomposisi dan variasi jumlah citra latih pada basisdata, yaitu: 1. Basisdata 1 dengan jumlah citra latih 1 citra.. Basisdata dengan jumlah citra latih 3 citra. 3. Basisdata 3 dengan jumlah citra latih 7 citra. Pengambilan hasil pengujian yaitu dengan mengambil nilai jarak Euclidean terkecil dan pengenalan citra masukan terhadap rentang citra latih dalam basisdata. Pengenalan dinyatakan benar bila citra masukan dikenali dalam rentang citra latihnya dalam basisdata, maka apabila citra masukan dikenali diluar rentang citra latihnya maka pengenalan dinyatakan salah. 3.1 Pengujian dengan Variasi Citra Latih Pengujian dengan variasi jumlah citra latih dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tingkat keberhasilan proses pengenalan pada sistem pengenalan telapak tangan ini. Kemudian dilakukan perulangan masing-masing sebanyak 4 aras dekomposisi. Berikut salah satu contoh hasil pengujian dengan variasi citra latih pada aras dekomposisi 1 untuk 1 dan 3 citra latih yang ditunjukkan pada Tabel 1. Benar ditunjukkan dengan penulisan hitam dan salah dituliskan dengan penulisan hitam tebal. Tabel 1. Hasil pengujian variasi jumlah citra latih pada basisdata 1 dan aras dekomposisi 1. Jumlah citra latih 1 Jumlah citra latih 3 Citra uji citra citra Jarak Euclidean/ Jarak Euclidean/ Dikenali sebagai Dikenali sebagai 01-andhika (1) 1.7950E+06 1 1.7950E+06 1 01-andhika ) 1.7501E+06 1 1.7501E+06 1 0-anjar (1).380E+06 1.0578E+06 5 0-anjar () 3.3317E+06 1.5468E+06 6 05-hutama (1).6438E+06 5.3070E+06 83 05-hutama ().5010E+06 7.3071E+06 83 3. Pengujian denganvariasi Aras Dekomposisi Pengujian dengan variasi aras dekomposisi dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tingkat keberhasilan proses pengenalan pada sistem pengenalan telapak tangan ini. Kemudian dilakukan perulangan masing-masing sebanyak 3 kali mengikuti perubahan jumlah citra latih. Berikut salah satu contoh hasil pengujian dengan variasi aras dekomposisi untuk 1 yang ditunjukkan pada Tabel. Benar ditunjukkan dengan penulisan hitam dan salah dituliskan dengan penulisan hitam tebal. Tabel. Hasil pengujian variasi aras dekomposisi pada basisdata 1 aras dekomposisi 1 dan. Aras 1 Aras Citra uji Jarak Euclidean/ Dikenali sebagai Jarak Euclidean/ Dikenali sebagai 01-andhika (1) 1.7950E+06 1 1.4084E+06 1 01-andhika ) 1.7501E+06 1 1.7E+06 1 0-anjar (1).380E+06.0531E+06 0-anjar () 3.3317E+06.7389E+06 17 05-hutama (1).6438E+06 5 1.7703E+06 7 05-hutama ().5010E+06 7 1.4918E+06 7 3.3 Pengujian Penggunaan Nilai Ambang Pada proses pengenalan citra telapak tangan yaitu mengidentifikasi citra masukan dan mengklasifikasikannya dengan citra latih didalam basisdata sehingga citra masukan tersebut dikenali atau tidak yang menggunakan nilai ambang sebagai nilai batas pengenalan. Nilai ambang didapat dengan mengambil nilai terbesar dari kumpulan jarak Euclidean terkecil hasil pengujian citra masukan (uji) dengan citra latih yang masih dikenali pada setiap aras dekomposisi dengan nilai toleransi 1% dari nilai tersebut. Diharapkan dengan nilai toleransi tersebut, maka akan lebih banyak citra masukan yang memiliki citra latih pada basisdata dapat terkenali atau citra luar tidak dapat dikenali. Besarnya nilai ambang bervariasi, hal ini dikarenakan perubahan aras dekomposisi dan variasi jumlah citra latih yang menyebabkan perbedaan nilai terkecil jarak Euclidean. Dalam program pengenalan telapka tangan ini menggunakan variasi jumlah citra latih dan 4 aras dekomposisi sehingga terdapat 1 nilai ambang untuk masing-masing aras dekomposisi pada variasi jumlah citra latih. Contoh untuk hasil pengujian nilai ambang terhadap pengenalan citra luar ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil pengujian citra luar dengan nilai ambang pada aras dekomposisi 1 basisdata 3 Citra Uji Jarak Euclidean Hasil Pengenalan Ket luar.aditya (1) 1.95187e+06 Tidak Dikenali Benar luar.aditya () 1.97005e+06 Tidak Dikenali Benar

TRANSIENT, VOL.3, NO., JUNI 014, ISSN: 30-997, 185 luar.hendra.46575e+06 Tidak Dikenali Benar fadholi (1) luar.hendra.6773e+06 Tidak Dikenali Benar fadholi () luar.farich (1).6104e+06 Tidak Dikenali Benar luar.farich ().3416e+06 Tidak Dikenali Benar luar.galih 1.77798e+06 01-pramudya (49) Salah pinaryoga (1) luar.galih 1.8505e+06 Tidak Dikenali Benar pinaryoga () luar.caesar fajar (1).4517e+06 Tidak Dikenali Benar 3.4 Analisis Persentase tingkat keberhasilan pengenalan pada program pengenalan telapak tangan ini ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Persentase tingkat keberhasilan pengenalan Aras Dekomposisi Basisdata1 Basisdata Basisdata 3 1 61,7% 86,7% 100% 50% 93,7% 98,4% 3 33,4% 81,7% 95% 4 % 75% 95% Rata-rata persentase 41,8% 84,3% 97,1% 1. Analisis variasi jumlah citra latih Rata-rata persentase tingkat keberhasilan menggunakan 1, 3, dan 7 citra latih berturut-turut 41,8%, 84,3%, 97,1%. Tingkat keberhasilan pengenalan tertinggi pada penggunaan 7 citra latih dan tingkat pengenalan terendah pada penggunaan 1 citra latih yang tersimpan dibasisdata. Hal ini terjadi karena semakin banyak citra latih maka ketika pengujian semakin banyak citra acuan untuk pengenalan sehingga bisa didapat hasil yang lebih akurat ketika mencari jarak Euclidean terkecil dibandingkan dengan citra latih yang lebih sedikit.. Analisis variasi aras dekomposisi Pada hasil pengujian tingkat keberhasilan pengenalan tertinggi berturut-turut pada aras 1 sebesar 100%, aras sebesar 98,4%, aras 3 sebesar 95%, dan aras 4 sebesar 95%, dengan 7 citra latih yang tersimpan pada basisdata. Disusul pada aras sebesar 93,7%, aras 1 sebesar 86,7%, aras 3 sebesar 81,7%, dan aras 4 sebesar 75%, dengan 3 data latih yang tersimpan pada basisdata. Tingkat keberhasilan pengenalan terendah terdapat pada pengenalan menggunakan 1 citra latih yang berturut-turut pada aras 1 sebesar 61,7%, aras sbesar 50%, aras 3 33,4%, dan aras 4 sebesar %. Pada pengujian ini menunjukkan bahwa peningkatan aras dekomposisi mengurangi tingkat pengenalan. 3. Analisis pengenalan citra luar dengan nilai ambang Pengujian tingkat keberhasilan pengenalan pada data luar menggunakan nilai ambang pada masing-masing aras dekomposisi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase tingkat keberhasilan pengenalan citra luar menggunakan nilai ambang Aras Dekomposisi Basisdata1 Basisdata Basisdata 3 1 0% 30% 90% 0% 5% 15% 3 0% 5% 0% 4 0% 0% 0% Rata-rata persentase 0% 15% 6,5% Rata-rata persentase tingkat keberhasilan tertinggi terdapat pada penggunaan 7 citra latih yang tersimpan pada basisdata sebesar 6,5%. Disusul 15% menggunakan 3 citra latih dan 0% menggunakan 1 citra latih. Dari Tabel 5 dapat diketahui pula bahwa persentase tingkat keberhasilan terbaik terdapat pada aras 1 baik menggunakan 7 citra latih maupun 3 citra latih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan jumlah citra latih yang tersimpan pada basissata dan tingkat aras dekomposisi berpengaruh pada tingkat keberhasilan pengenalan data luar menggunakan nilai ambang. 4. Kesimpulan Dari pengujian dan analisis yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan pengenalan citra telapak tangan dengan variasi jumlah citra latih pada pengujian ini diambil dari rata-rata persentase tingkat keberhasilan dari keseluruhan 4 aras dekomposisi dengan masing-masing penggunaan 1, 3, dan 7 citra latih.tingkat pengenalan tertinggi terdapat pada penggunaan 7 citra latih sedangkan pengenalan terendah terdapat pada penggunaan 1 citra latih. Banyaknya penggunaan jumlah citra latih yang tersimpan pada basiscitra berpengaruh pada tingkat keberhasilan pengenalan. Semakin banyak citra latih maka semakin tinggi tingkat keberhasilan pengenalannya. Tingkat keberhasilan pengenalan citra telapak tangan dengan variasi aras dekomposisi 1,, 3, dan 4 dengan menggunakan 3 basiscitra yang masingmasing berisi 1, 3, dan 7 citra latih untuk setiap responden. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pengenalan terbaik pada aras 1 dan pengenalan terendah pada aras 4. Pada pengujian ini ditunjukkan bahwa peningkatan aras dekomposisi akan cenderung mengurangi tingkat pengenalan. Penggunaan aras dekomposisi yang berbeda mempengaruhi hasil pengenalan. Hal ini disebabkan karena nilai koefisien setiap aras dengan aras yang lain berbeda. Penggunaan nilai ambang bertujuan untuk menjadi nilai batas citra luar. Besarnya nilai ambang diambil dari jarak minimum terbesar dari citra yang masih dikenali dengan nilai toleransi 1%. Nilai ambang pada setiap aras dekomposisi berbeda karena nilai koefisien tiap aras berbeda yang menyebabkan jarak minimum terbesar tiap aras dekomposisi berbeda juga. Pada Pengujian ini ditunjukan tingkat keberhasilan pengenalan terbaik terdapat pada penggunaan 7 citra latih dan aras dekomposisi 1. Adanya

TRANSIENT, VOL.3, NO., JUNI 014, ISSN: 30-997, 186 kesalahan pengenalan disebabkan kedekatan nilai koefiseien yang menyebabkan kecilnya jarak Euclidean. Referensi [1]. Munir, R., Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik, INFORMATIKA, Bandung, 004. []. Puri, R.W.A., Pengenalan Wajah Menggunakan Alihragam Wavelet Haar dan Jarak Euclidean, Skripsi S-1, Universitas Diponegoro, Semarang, 01. [3]. Putra, D,. Sistem Biometrika, ANDI, Yogyakarta, 009. [4]. Susilawati, I., Teknik Pengolahan Citra, Universitas Mercu Buana, Yogyakarta, 009.