I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, meratakan pendapatan dan meningkatkan hubungan antara daerah.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). pada intinya PDB merupakan nilai moneter dari seluruh produksi barang jadi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dilakukan bertujuan untuk mengentaskan pengangguran dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah pembangunan ekonomi bukanlah persoalan baru dalam

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

I. PENDAHULUAN. hakekatnya membangun manusia seutuhnya dan seluruhnya masyarakat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat. kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara

JUNIAR HENDRO NUGROHO

(PMTB) DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ACEH TAHUN

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan proses multidimensial

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta dan masyarakat (Saragih, 2009). merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pembelanjaan. Pengeluaran-pengeluaran untuk membiayai administrasi

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dengan bertumpu pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita akan selalu mengalami kenaikan. Adanya resesi

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang salah satunya sebagai negara yang berkembang masih mengalami ketertinggalan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk meningkatkan standar hidup pada masa yang akan datang. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Nomor No.12 tahun 2008 (revisi UU no.32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU

BAB I PENDAHULUAN. peranan daripada modal atau investasi. Modal merupakan faktor yang sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Wilayah dan Pembangunan Wilayah. terkait kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang akan digunakan sebagai masa mendatang. Investasi terdiri atas dua, yaitu investasi swasta dan investasi pemerintah. Investasi pemerintah yaitu modal yang berasal dari pemerintah sedangkan Investasi swasta adalah modal yang berasal dari perusahaan swasta. Adapun Investasi dibagi menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN) dan juga Penanaman Modal Asing (PMA). Investasi meningkatkan output perekonomian dan dapat menghasilkan input. Oleh karena adanya investasi-investasi baru maka memungkinkan terciptanya barang modal baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan kerja baru atau kesempatan kerja baru yang akan menyerap tenaga kerja yang berkompeten dan berkualitas. Salah satu input yang mendorong salah satunya adalah tenaga kerja, tenaga kerja merupakan faktor pendorong penting dalam pertumbuhan perekonomian. Karena adanya investasi maka akan meningkatkan kesempatan kerja. Sehingga tenaga kerja merupakan salah satu input penting dalam perekonomian daerah

2 maka dibutuhkan suatu kebijakan ketenaga-kerjaan terpadu yang menjadi bagian dari program pembangunan (ruang lingkup sektoral, provinsi dan nasional). Kebijakan tersebut harus dapat menjamin ketersediaan lapangan pekerjaan maupun penciptaan lapangan kerja. Sehingga kebijakan dan program pembangunan dapat benar-benar berpihak pada kaum miskin dan berorientasi pada masyarakat. Oleh karena tenaga kerja merupakan salah satu input penting dalam perekonomian daerah maka dibutuhkan suatu kebijakan ketenagakerjaan terpadu yang menjadi bagian dari program pembangunan (ruang lingkup sektoral, provinsi dan nasional). Kebijakan tersebut harus dapat menjamin ketersediaan lapangan pekerjaan maupun penciptaan lapangan kerja. Oleh karena itu kebijakan dan program pembangunan dapat benar-benar berpihak pada kaum miskin dan berorientasi pada masyarakat (Situmorang, 2007). Keberhasilan suatu pemerintahan salah satunya dilihat dari sejauh apa pemerintah tersebut berhasil menciptakan lapangan kerja bagi masyarakatnya, dengan penciptaan lapangan kerja yang tinggi akan berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat sehingga pada akhirnya kesejahteraan masyarakat akan meningkat (Purwanti, 2009). Stok modal atau investasi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan tingkat pendapatan nasional. Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan taraf kemakmuran (Sukirno, 2000). Karena adanya investasi maka dapat menciptakan lapangan kerja baru dan memperluas kesempatan kerja yang akan menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran di suatu daerah. Sebagai akibat yang akan terjadi

3 penambahan output dan pendapatan baru pada faktor produksi tersebut dan akan menambah output nasional sehingga akan terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi. Laju jumlah penduduk serta kesempatan kerja di Provinsi Lampung seperti terlihat pada Gambar 1 berfluktuasi dari tahun 2000 sampai 2011. Fluktuasi jumlah penduduk bekerja tersebut disebabkan oleh banyak faktor yang akan mempengaruhi kesempatan kerja, diantaranya kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia. 10000000 9000000 8000000 7000000 6000000 5000000 4000000 3000000 2000000 1000000 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tahun Jumlah Penduduk Kesempatan Kerja Sumber: Disnaker dan transmigrasi Provinsi Lampung,2012 BPS Provinsi Lampung, 2012 Gambar 1.Penduduk dan Kesempatan Kerja di Provinsi Lampung pada Tahun 2000-2011 (dalam jiwa) Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa di Provinsi Lampung jumlah penduduk setiap tahunnya meningkat walaupun peningkatan tersebut tidak terlalu pesat. Begitupun halnya dengan kesempatan kerja yang setiap tahunnya mengalami peningkatan secara terus menerus. Data kesempatan kerja diatas diambil dari jumlah orang yang bekerja dan merupakan angkatan kerja. (Suparmoko, 2002) yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah orang-orang

4 yang telah masuk pasar tenaga kerja dengan status bekerja yang usianya 15 tahun ke atas namun data di atas diambil dengan kriteria memasuki usia 18-64 tahun. Dari data di atas kesempatan kerja setiap tahunnya mengalami kenaikan walaupun terlalu tinggi, karena bila mengalami penurunan kesempatan kerja berdampak kepada pendapatan masyarakat, yang menyebabkan daya beli masyarakat menjadi menurun sehingga dapat mengakibatkan penurunan perekonomian. Indonesia sebagai sebuah negara yang memiliki potensi kekayaan alam yang besar juga tidak lepas dari permasalahan ekonomi pada umumnya, seperti masalah inflasi, jumlah pengangguran yang tinggi dan masalah pendistribusian pendapatan serta jumlah penduduk miskin yang semakin bertambah. Permasalahan tersebut dikarenakan Indonesia sebagai suatu negara yang berkembang belum mampu memanfaatkan potensi-potensi yang sudah ada sehingga membutuhkan investasi yang besar. Investasi dalam jumlah yang besar diharapkan tidak dalam bentuk aliran dana yang terlalu besar (capital inflow) karena capital inflow yang terlalu besar ini cenderung akan mengakibatkan terjadinya inflasi. Aliran dana dalam jumlah yang terlalu besar akan cenderung menciptakan ketidakseimbangan pasar di dalam negeri akibat tidak seimbangnya jumlah uang yang beredar dengan jumlah barang yang ada. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu perkembangan dan perubahan kegiatan ekonomi menuju ke arah yang lebih baik lagi demi terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat serta daerah yang mandiri. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu caranya dengan meningkatkan investasi modal baik itu PMDN dan PMA dan dapat memberikan

5 kualitas pelayanan publik serta mampu meningkatkan partisipasi publik dan investasi pembangunan. Indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu daerah dapat digambarkan melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Menurut Lapangan Usaha sehingga dapat dikatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung dapat tercermin dari PDRB Provinsi Lampung. Kinerja perekonomian Provinsi Lampung dilihat dari perkembangan komponen pengeluaran agregat meliputi Konsumsi Rumah Tangga, Investasi, Konsumsi Pemerintah, Ekspor dan Impor dimana masingmasing komponen pengeluaran agregat tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Berikut pada Gambar 2 dapat disajikan gambar Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Lampung Menurut Lapangan Usaha dari tahun 2000-2011. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu perubahan kegiatan ekonomi menuju ke arah yang lebih baik sehingga terjadi kemakmuran terhadap masyarakatnya. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah maupun swasta untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah salah satunya dengan peningkatan investasi modal. Sehingga dapat tercermin melalui peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat pertumbuhan ekonomi provinsi Lampung tercermin dari Produk Domestik Regional Bruto-nya mengalami fluktuasi. Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di provinsi Lampung meningkat secara berkala di tiap tahunnya. Sehingga dapat disimpulkan pertumbuhan PDRB di provinsi Lampung tiap

6 tahunnya mengalami kenaikan secara berkala. Sehingga pertumbuhan ekonomi di provinsi Lampung dilihat pada setiap tahunnya mengalami kenaikan dan dapat dikatakan juga pertumbuhan ekonomi di provinsi Lampung baik. Keberhasilan pembangunan pada intinya ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan yaitu : sumber daya manusia, modal yang tersedia untuk keperluan produksi, sumber daya alam yang tersedia, tingkat teknologi yang ada, keadaan lingkungan sosial serta kebudayaan dalam masyarakat (Suparmoko, 1992). Sumber: BPS Provinsi Lampung, 2012 Gambar 2. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Lampung Menurut Lapangan Usaha tahun dasar 2000. Dalam upaya meningkatkan perekonomian di suatu daerah maka pemerintah senantiasa menciptakan suasana yang dapat meningkatkan investasi karena dengan adanya investasi maka dapat meningkatkan peningkatan produksi dan juga berdampak pada peningkatan tingkat kesempatan kerja selain itu pemerintah juga mencegah terjadinya pengangguran. Karena investasi merupakan pengeluaran pemerintah dan non pemerintah (Swasta) maka secara keseluruhan membutuhkan

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 7 modal riil untuk mendirikan perusahaan baru dengan hasil keuntungan mereka dan dapat memperluas usaha yang telah ada sehingga dampak positifnya adalah memberikan peningkatan kesempatan kerja dan peluang kerja bagi masyarakat. Selain itu pula dapat memperoleh keuntungan besar dari pada modal awal untuk menginvestasikan modalnya tersebut. Upaya tersebut yang memicu Pemerintah Daerah Provinsi Lampung khususnya investasi untuk berorientasi padat karya yang dapat memperluas kesempatan kerja investasi pada hakekatnya merupakan langkah awal kegiatan untuk memajukan pertumbuhan perekonomian. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, juga mencerminkan naik turunnya pembangunan ekonomi. Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Provinsi Lampung pada tahun 2000-2011 pada Gambar 3. 1200000 1000000 800000 600000 400000 200000 PMA (US $) PMA (Rp) PMDN (Rp) Investasi Swasta 0 Sumber: BPMD Provinsi Lampung, 2012 Gambar 3. PMA dan PMDN Provinsi Lampung pada Tahun 2000-2011 Berdasarkan gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan PMDN dan PMA di Provinsi Lampung tidak menentu, kadang mengalami

8 peningkatan di tiap tahunnya dan kadang mengalami penurunan. Dapat dilihat PMDN dari tahun 2000 sampai tahun 2006 dari data diatas dapat dilihat bahwa di tiap tahunnya mengalami kenaikan, namun pada tahun 2007 sampai 2010 mengalami penurunan namun di tahun 2011 kembali mengalami kenaikan. Sedangkan pada PMA kenaikan tidak berpengaruh banyak dapat dilihat dari tabel di atas kenaikan atau penurunan hanya sedikit begitu pun dengan kenaikan. Seperti halnya dengan investasi swasta perkembangan di tiap tahunnya tidak menentu. Seperti yang dapat kita lihat di atas pada tahun 2000 sampai 2006 mengalami kenaikan sedangkan pada tahun 2007 sampai 2011 menalami penurunan. Investasi pemerintah lebih menekankan pada usaha pembangunan infrastruktur dengan memanfaatkan dana yang berasal dari APBD. Investasi pemerintah dilakukan guna menyediakan barang publik. Besarnya investasi pemerintah dapat dihitung dari selisih antara total anggaran pemerintah dengan belanja modal (Rustiono, 2008). Melalui pengeluaran pemerintah dalam APBD tiap tahunnya yang diarahkan ke berbagai sektor pembangunan, program dan proyek sesuai dengan prioritas yang ditetapkan, diharapkan mampu menstimulan perkembangan kesempatan kerja. Berkaitan dengan uraian di atas, dapat dilihat perkembangan realisasi pengeluaran pemerintah yaitu belanja modal di Provinsi Lampung pada Gambar 4.

9 700000 Belanja Modal (juta Rupiah) 600000 500000 400000 300000 200000 Belanja Modal (juta Rupiah) 100000 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2012 Gambar 4. Realisasi Belanja Modal Provinsi Lampung pada tahun 2000-2011 Pada Gambar 4 menunjukkan bahwa realisasi belanja modal pemerintah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan secara terus menerus. Pengeluaran pemerintah yang digunakan dalam penelitian ini adalah data belanja modal, pengeluaran rutin terdiri dari belanja modal. Dapat dilihat pada tabel di atas pengeluaran rutin pemerintah di tiap tahunnya meningkat secara berkala. Lampung sebagai salah satu daerah tujuan wisata dimana Lampung memiliki tradisi dan adat istiadat yang unik telah dikenal luas secara nasional maupun internasional sehingga Lampung memiliki potensi dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan investasi dari para investor baik swasta maupun asing. Pengembangan keadaan perekonomian di Provinsi Lampung yang didasarkan pada kebutuhan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang potensial, maka dari itu potensi-potensi tersebut perlu dikelola dan dimanfaatkan karena dapat memberikan kontribusi yang besar untuk negara dengan menarik investasi pada sektor swasta yang sekaligus dapat menciptakan kesempatan kerja. Investasi

10 sektor swasta ini dapat berupa swasta domestik maupun swasta asing, untuk merangsang investasi asing dilakukan dengan cara memberikan kemudahankemudahan sistem kerjasama dengan pengusaha domestik, jaminan keamanan dan lain-lain (Yusuf, 2008). Kebijakan perluasan kesempatan kerja merupakan suatu kebijakan penting dalam pelaksanaan pembangunan karena salah satu tolak ukur untuk menilai keberhasilan ekonomi suatu negara atau bangsa adalah kesempatan kerja yang diciptakan oleh adanya pembangunan ekonomi. Suatu perekonomian yang berkembang dengan pesat bukan jaminan terhadap suatu negara tersebut dikatakan makmur bila tidak diikuti dengan perluasan kesempatan kerja guna menampung tenaga baru yang setiap tahunnya memasuki dunia kerja. Pertumbuhan ekonomi nasional maupun regional berkaitan erat dengan perluasan kesempatan kerja karena faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor yang penting artinya bagi pertumbuhan perekonomian, selain dipengaruhi oleh faktor lain seperti modal, alam dan teknologi. Pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja agar angkatan kerja yang ada dapat diserap. Penurunan kesempatan kerja berdampak kepada pendapatan masyarakat, yang menyebabkan daya beli masyarakat menjadi menurun. Indonesia sebagai sebuah negara yang memiliki potensi kekayaan alam yang besar juga tidak lepas dari permasalahan ekonomi pada umumnya, seperti masalah inflasi, jumlah pengangguran yang tinggi dan masalah pendistribusian pendapatan serta jumlah penduduk miskin yang semakin bertambah. Maka dapat dilihat dari Gambar 1 yaitu jumlah penduduk dan kesempatan kerja maka saling berkaitan. Seberapa besar jumlah penduduk yang ada dalam suatu

11 wilayah serta tingkat kesempatan kerja yang dicapai dalam wilayah tersebut. Karena bila jumlah penduduk yang meningkat sementara kesempatan kerja sedikit maka akan terjadi ketimpangan. Selain itu akan ada banyak pengangguran akibat tingkat kesempatan kerja sedikit. Sehingga untuk menciptakan kesempatan kerja yang luas ada beberapa faktor yang dapat dilihat dari PDRB, investasi pemerintah, dan investasi swasta dilihat pada Gambar 2 yaitu jumlah PDRB, karena semakin besar jumlah PDRB suatu provinsi maka pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut dapat dikatakan baik dapat dilihat pada tiap tahunnya mengalami kenaikan sehingga mempengaruhi tingkat investasi pemerintah dan investasi swasta karena dengan jumlah PDRB yang besar berarti pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah akan dapat dikatakan baik. Kemudian pada Gambar 3 yaitu perkembangan PMA dan PMDN serta investasi swasta di Provinsi Lampung dengan kata lain kita dapat melihat perkembangan investasi baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Baik dilihat dari perusahaan-perusahaan swasta yang ada, maupun perusahaan-perusahaan asing yang menanamkan sahamnya di Lampung. Pada Gambar 4 yaitu investasi pemerintah yang terdiri dari realisasi belanja modal pemerintah. Oleh karena besarnya tingkat PDRB maka akan mempengaruhi tingkat investasi pemerintah dan investasi swasta sehingga dapat memperbesar tingkat kesempatan kerja yang ada di suatu wilayah. Karena presentase kesempatan kerja yang besar akibatnya akan mengurangi angka pengangguran dan juga dapat meningkatkan daya beli sehingga pertumbuhan ekonominya akan lebih baik. Jika investasi naik maka modal di daerah tersebut juga akan mengalami kenaikan pula. Sehingga akan memperluas usaha serta memperluas tingkat kesempatan

12 kerja. Investasi pemerintah dan investasi swasta jika mengalami kenaikan maka akan meningkatkan produksi sehingga faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, kapital, modal, serta sumber daya alam, sumber daya manusia juga akan mengalami kenaikan. Salah satunya adalah kesempatan kerja sebagai bukti keberhasilan pemerintah daerah dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang telah ada. Jumlah penduduk di Provinsi Lampung mengalami peningkatan namun tidak sebanding dengan tingkat kesempatan kerja padahal investasi pemerintah dan investasi swasta meningkat di tiap tahunnya. Sehingga untuk mengetahui seberapa besar pengaruh investasi pemerintah dan investasi swasta terhadap kesempatan kerja, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Investasi Pemerintah dan Investasi Swasta Terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Lampung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh investasi pemerintah dan investasi swasta secara parsial terhadap kesempatan kerja di Provinsi Lampung? 2. Bagaimana pengaruh investasi pemerintah dan invesatasi swasta secara bersama-sama terhadap kesempatan kerja Provinsi Lampung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh investasi pemerintah dan investasi swasta secara parsial terhadap kesempatan kerja Provinsi Lampung.

13 2. Untuk menganalisis pengaruh investasi pemerintah dan investasi swasta secara bersama-sama terhadap kesempatan kerja Provinsi Lampung. D. Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki wilayah yang cukup luas dan mempunyai sumber daya manusia serta alam yang cukup memadai serta jumlah penduduk yang tidak sedikit. Karena adanya sumber daya manusia dan alam yang memadai ditambah peran Pemerintah khususnya dalam hal ini adalah investasi diharapkan dapat memaksimalkan dan memperluas kesempatan kerja di Provinsi Lampung. Serta sarana yang menunjang maka investasi pemerintah dan investasi swasta dapat menanamkan modal demi memperluas produksi yang akan meningkatkan pendapatan. Alur Investasi merupakan pembentukan modal yang mendukung peran swasta dalam perekonomian yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri. Dalam model pertumbuhan solow, pertumbuhan ekonomi tidak hanya ditopang dari sisi modal berupa investasi saja tetapi tenaga kerja yang merupakan faktor produksi input yang nantinya akan mempengaruhi PDRB dengan kegiatan ekonomi yang dilakukannya. Penyerapan tenaga kerja dalam angkatan kerja merupakan hal yang mutlak dibutuhkan agar perekonomian terus berlanjut. Jika tidak maka akan terjadi pengangguran akan semakin meningkat. Teori investasi oleh Harrod-Domar yang menyatakan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok modal PMDN. Oleh karena semakin banyak tabungan yang akan diinvstasikan maka semakin cepat terjadi pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi secara riil tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada setiap tabungan dan investasi tergantung

14 dari tingkat produktivitas investasi tersebut (Todaro, 1993). PMDN dan PMA dapat diartikan sebagai pengeluaran dan pembelanjaan penanaman modal atau perusahan lain non pemerintah untuk membeli barang-barang produksi. Oleh karena akumulasi modal yang cukup maka pemerintah dan swasta maka faktor input berupa tenaga kerja bisa diserap oleh sektor usaha yang ada di daerah tersebut yang pada akhirnya mendorong PDRB. Sedangkan investasi pemerintah yaitu merupakan pengeluaran rutin yang harus dikeluarkan oleh pemerintah sebagai contoh belanja modal. Permasalahan ketenagakerjaan merupakan masalah bagi suatu daerah yang jumlah pertumbuhan penduduknya tinggi tetapi diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja. Karena dengan presentase tingkat kesempatan kerja rendah maka semakin banyak penduduk yang menganggur namun sebaliknya bila tingkat presentase kesempatan kerja meningkat maka tingkat atau jumlah orang yang menganggur akan berkurang. Bila seperti itu maka perekonomian dalam suatu daerah dapat dikatakan baik. Hal ini dapat terjadi karena pertumbuhan ekonomi yang tidak secepat dengan laju pertumbuhan penduduk. Sehingga antara investasi pemerintah dan investasi swasta berpengaruh terhadap kesempatan kerja di Provinsi Lampung Investasi Pemerintah Kesempatan Kerja Investasi Swasta Gambar 1. Kerangka Pemikiran

15 E. Hipotesis Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka dapat diajukan rumusan hipotesis sebagai berikut: 1. Diduga investasi pemerintah dan invesatasi swasta secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja di Provinsi Lampung. 2. Diduga investasi pemerintah dan investasi swasta secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja di Provinsi Lampung. F. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk adalah jumlah semua orang yang berdomilisi di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Data yang dipakai adalah data seluruh penduduk atau orang-orang yang ada di suatu wilayah Provinsi Lampung. 2. Jumlah Kesempatan kerja Jumlah kesempatan kerja dalam hal ini adalah data orang-orang yang telah memasuki pasar kerja dan telah menjadi angkatan kerja.dalam hal ini penduduk yang termasuk angakatan kerja yaitu usia 15 tahun ke atas yang sedang bekerja atau yang sedang mencari kerja. Orang yang telah memasuki pasar kerja dan menjadi angkatan kerja yang berusia antara 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan yang dilakukan di Kabupaten/ Kota Lampung.

16 3. Investasi Pemerintah Peranan pemerintah dalam suatu negara dapat dilihat dari semakin besarnya pengeluaran pemerintah dalam proporsinya terhadap pendapatan nasional. Pengeluaran pemerintah dalam arti riil dapat dipakai sebagai indikator besarnya kegiatan pemerintah yang dibiayai oleh pengeluaran pemerintah. Semakin besar dan banyak kegiatan pemerintah, maka semakin besar pula pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan (Suparmoko, 2002). Pengeluaran rutin yaitu pengeluaran yang digunakan untuk pemeliharaan dan penyelenggaraan pemerintah yang meliputi belanja modal. 4. Investasi Swasta Investasi asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu investasi portofolio dan investasi langsung. Investasi portofolio dilakukan melalui pasar modal dengan instrument surat berharga seperti saham dan obligasi. Investasi langsung yang dikenal dengan penanaman modal asing (PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Dibanding dengan investasi portofolio, penanam modal asing lebih banyak mempunyai kelebihan. Selain sifatnya yang permanen/ jangka panjang, penanam modal asing memberi andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen dan membuka lapangan kerja baru. Data yang digunakan adalah investasi langsung yang berupa PMA dan PMDN.

17 G. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, kegunaan penulisan, hipotesis, dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan pustaka, berisikan tentang tinjauan-tinjauan pustaka tentang investasi pemerintah, investasi swasta, pengangguran, kesempatan kerja, hasil penelitian sebelumnya. Bab III : Metodelogi Penelitian, berisikan tentang operasional variabel, metode penarikan sampel, prosedur pengumpulan data, metode analisis, pengujian hipotesis, dan kerangka pemikiran. Bab IV : Hasil perhitungan dan pembahasan berisikan tentang analisis dan pembahasan hasil perhitungan. Bab V : Kesimpulan dan saran Daftar Pustaka Lampiran