Modul ke: PERILAKU KONSUMEN Jenis-Jenis Pembelajaran Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGI HANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id
TEORI-TEORI PEMBELAJARAN 1 Teori Perilaku A. Classical conditioning (pengkondisian klasik) B. Operant conditioning (pengkondisian operan). Sumber: Suryani (2008:133)
A Teori Pengkondisian Klasik Dalam belajar pengulangan terhadap apa yang dipelajari menjadi penting. Semakin banyak latihan atau pengulangan dilakukan, hasil belajar akan semakin lebih baik (prinsip ini disebut the law of exercises). Dalam belajar terjadi penggeneralisasian terhadap stimulus (stimulus generalization). Seringkali dalam belajar subyek yang belajar menyamakan stimuli yang mempunyai kemiripan. Dalam belajar terjadi pendiskriminasian stimulus (stimulus discrimination), stimulus yang hampir sama diangap sebagai hal yang berbeda. Sumber: Suryani (2008:133)
B Pengkondisian Operan (Instrumental/Operant Conditioning) Dalam belajar melalui pengkondisian operan perilaku yang terbentuk dipengaruhi oleh konsekuensi dari perilaku yang dilakukan. Dengan demikian dalam belajar terjadinya perubahan perilaku belajar sebagai akibat dari konsekuensi-konsekuensi yang diterima individu. Sumber: Suryani (2008:138)
Penerapan Instrumental Conditioning pada Strategi Pemasaran 1 Produk yang ditawarkan harus berkualitas. 2 3 Pesan iklan yang ditampilkan seharusnya berisi manfaat-manfaat produk. Jangan sekali-kali pesan iklan tidak sesuai dengan kualitas produk yang sebenarnya, karena konsumen akan belajar dari pengalamannya. Sumber: Setiadi (2010:123)
TEORI-TEORI PEMBELAJARAN 2 Teori Pembelajaran Kognitif Teori ini pembelajaran kognitif merupakan aktifitas mental. Manusia senantiasa dihadapkan pada suatu masalah dalam hidupnya. Proses belajar terjadi sebagai upaya manusia untuk mengatasi masalah. Dalam mengatasi masalah ini konsumen akan memproses informasi yang melibatkan proses mental yang kompleks. Sumber: Suryani (2008:142)
TEORI-TEORI PEMBELAJARAN 3 Pembelajaran Observasional Dalam belajar individu akan meramalkan konsekuensi dari perilaku yang dilakukan dan melakukan berbagai perilaku. Dalam belajar individu akan memperhatikan perilaku orang lain dan mengamati konsekuensi dari perilaku yang yang dilakukannya. Individu mempunyai kemampuan untuk mengatur perilakunya sendiri dan melalui proses regulasi diri akan memberikan penghargaan maupun hukuman atas perilakunya. Sumber: Suryani (2008:143)
4 TAHAP PROSES BELAJAR OBSERVASIONAL 1 Proses perhatian Proses ini terjadi ketika individu ditayangkan suatu stimuli. Individu akan memperhatikan model secara cermat. Semakin menarik model, dan semakin dipercaya serta mempunyai kemiripan dengan individu akan semakin tinggi keinginan individu untuk memperhatikan. Sumber: Suryani (2008:144)
2 Proses penyimpanan Apa yang diperhatikan akan disimpan dalam ingatan individu. Tentunya kemampuan untuk menyimpan ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Jika model yang ada mempunyai atribut atau cirri yang menonjol dan berbeda, akan dapat lebih mudah diingat oleh konsumen. Sumber: Suryani (2008:144)
3 Produksi Dalam hal ini individu menghasilkan atau melakukan perilaku seperti yang dilakukan model. Individu akan berusaha untuk dapat menghasilkan perilaku sesuai dengan yang dilakukan mode. Dalam proses ini individu akan mengkoordinasikan proses kognitif untuk menghubung-hubungkan informasi yang ada agar dapat menghasilkan perilaku yang tepat. Sumber: Suryani (2008:144)
4 Motivasi Motivasi merupakan hal yang penting untuk menghasilkan perilaku. Motivasi ini akan semakin kuat jika dengan melakukan tindakan seperti yang dilakukan model akan mendapatkan konsekuensi positif. Hadiah, rasa puas, penghargaan akan meningkatkan motivasi individu untuk melakukan perilaku seperti yang dilakukan model. Sumber: Suryani (2008:144)
TEORI-TEORI PEMBELAJARAN 4 Pembelajaran Pasif Teori tersebut adalah pembelajaran pasif yang dikemukakan oleh Krugman (1965), di mana televisi merupakan sarana pembelajaran yang pasif. Artinya seluruh informasi yang ditayangkan di televisi merupakan informasi yang datang menghampiri penonton/konsumen, dan bukan penonton yang mencari-cari informasi/iklan di televisi. Sumber: Setiadi (2010:120)
DAFTAR PUSTAKA Peter, J. Paul dan Jerry C.Olson. 2013. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran. Edisi 9. Salemba Empat. Jakarta. Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh. PT Indeks. Jakarta. Setiadi, Nugroho J. 2010. Perilaku Konsumen. Kencana. Jakarta. Supranto, J dan Nandan Limakrisna. 2007. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Mitra Wacana Media. Jakarta. Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Jurnal : Gurau, Calin. (2012). A life-stage Analysis of Consumer Loyalty Profile: Comparing Generation X and Millennial Consumers. Journal of Consumer Marketing 29/2. 103 113. McCarthty, Mary. (2010). Experiential Learning Theory: From Theory To Practice. J Journal of Business & Economics Research; 8, 5; pp:131-139. Salegna, Gary J, Stephen A. Goodwin. (2005). Consumer Loyalty to Service Providers: An Integrated Conceptual Model. Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction and Complaining Behavior. 18. pg: 51-67. Srichanyachon, Napaporn. (2011). Cognitive Learning Styles of EFL Students. Journal of College Teaching and Learning; Feb 2011; 8, 2; pp 15-23. Xu, Yang. (2011). A Social-Cognitive Perspective on Firm Innovation. Academy of Strategic Management Journal, Volume 10, Number 2. pp:33-54.
Terima Kasih SUGI HANTORO, S.Sos, M.IKom.