BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini berjalan dengan pesat, yang menciptakan suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang menuntut produsen untuk lebih peka, kritis dan reaktif terhadap perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, dan ekonomi. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas. Dengan demikian, setiap perusahaan harus mampu memahami kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono,2008). Perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakan- kebijakan strategis baru dalam menjual produk dan jasa mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor yang dapat memberikan value yang lebih besar kepada customer. Pada dasarnya dengan semakin banyaknya pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang menjadi harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar dalam menghadapi setiap produk yang diluncurkan di pasar.
Hal ini pun berlaku pula di dalam persaingan industri air minum isi ulang. Inovasi, kualitas, promosi, saluran distribusi, tingkat harga produk harus benar benar diperhatikan oleh para produsen air minum isi ulang agar tidak kalah dengan para pesaingnya. Perkembangan teknologi di bidang air minum isi ulang, yang sebelumnya hanya terdapat air minum isi ulang dari pegunungan. Dengan adanya inovasi dan teknologi yang semakin canggih, mendorong untuk menciptakan air minum isi ulang yang memakai suatu tekanan yang tinggi dan melalui beberapa penyaringan (Reverse Osmosis). Selain itu dengan majunya taraf pendidikan masyarakat dan meningkatnya pendapatan masyarakat turut mendorong masyarakat dalam mengkonsumsi air minum isi ulang jenis RO. Banyak pertimbangan yang dilakukan konsumen sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk misalnya, kualitas produk, harga, dan iklan (Engel,1994). Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian barang dan jasa. Mempelajari dan menganalisa perilaku konsumen dalam keputusan pembelian adalah hal yang penting, sebab dengan pengetahuan dasar yang baik mengenai perilaku konsumen akan dapat memberikan masukan yang berarti bagi perencanaan strategi pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari empat variabel yaitu produk (product), harga (price),promosi (promotion), distribusi (place) (Kotler, 2006). Setiap akan melakukan keputusan pembelian, konsumen melakukan evaluasi mengenai sikapnya. Kepercayaan digunakan konsumen untuk mengevaluasi sebuah merk, kemudian dia akan dapat mengambil keputusan membeli atau tidak, untuk seterusnya konsumen akan loyal atau tidak. Hal ini
berlaku juga pada air minum isi ulang (AMIU). Bisnis Air Minum Isi Ulang (AMIU) semakin menggiurkan, karena kebutuhan akan air minum terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Bayangkan saja, kebutuhan masyarakat akan air minum sangat tinggi. Padahal ketersediaan air yang layak minum dalam arti berkualitas dan terjamin dari segi kesehatan semakin sulit diperoleh. Saat ini masyarakat, terutama di kota-kota besar tidak bisa lagi lepas dari AMIU. Kurangnya jumlah air layak minum yang dapat diperoleh mendorong munculnya usaha rumah tangga bahkan industri besar dalam penyediaan air minum. Selain produk bermerk yang menjual air minum dengan harga lebih mahal dari minyak bumi (bensin, minyak tanah) muncul juga fenomena air isi ulang. Saat ini tidak sedikit masyarakat yang mengkonsumsi air minum isi ulang. Mereka memiliki banyak alasan untuk menggunakan air isi ulang diantaranya adalah harga air minum isi ulang yang murah, mudah didapat karena depot yang ada di sekitar perumahan masyarakat, dan praktis (tidak perlu dimasak) (Safitri, dalam Hamdani, 2011). Air minum isi ulang yang didistribusikan ke masyarakat harus didaftarkan ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan, sedangkan pengawasan mutu air dilakukan Dinas Kesehatan. Pengawasan kualitas air minum dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara berkala sekurangkurangnya setiap tiga bulan. Dengan diberikannya izin dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempermudah bagi Dinas Kesehatan untuk melakukan uji atau sampel terhadap air minum pada depot air minum isi ulang. Bagi usaha yang bergerak dalam
bidang air minum isi ulang, berdasarkan Kep. Menperindag No. 705/MPP/Kep/II/2003, harus memiliki nomor MD dan SNI untuk memperoleh izin usaha. SNI adalah Standar Nasional Indonesia, yang berkaitan dengan kualitas suatu produk. SNI ditetapkan oleh Badan Pengawas obat dan Makanan, setelah melalui serangkaian tes laboratorium. Sedangkan nomor MD adalah nomor registrasi produk makanan dan minuman dalam negeri. Proses pengolahan air minum isi ulang dilakukan dengan beberapa metoda, yang paling popular adalah metoda penyaringan. Proses penyaringan terbagi lagi menjadi 2 jenis yaitu dengan menggunakan pasir, batu, ijuk, dll (metoda klasik) atau dengan menggunakan saringan membrane (metoda lebih baru). Saringan membran dengan menyaring air melalui membran semi permeable yang dinamakan Reverse Osmosis (RO). Suatu tekanan tinggi diberikan melampaui tarikan osmosis sehingga memaksa air melewati proses. Reverse Osmosis dari bagian yang memiliki kepekatan tinggi ke bagian dengan kepekatan rendah. Selama proses ini terjadi, kotoran dan bahan yang berbahaya akan dibuang sebagai air tercemar. Molekul air dan bahan mikro yang lebih kecil dari pori-pori RO akan melewati pori-pori membran dan hasilnya adalah air yang murni (Safitri dalam Hamdani, 2011). Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk di kota Belawan, maka permintaan air terus akan meningkat. Permintaan adalah sejumlah kuantitas barang yang mau, dan dibeli konsumen selama periode waktu tertentu. Permintaan seseorang terhadap suatu barang ditentukan oleh harga barang itu
sendiri, harga barang lain yang berkaitan dengan barang tersebut, pendapatan rumah tangga, pendapatan rata-rata masyarakat, dan selera (Sukirno, 2002). Harga merupakan sebuah atribut diantara beberapa atribut lain dalam pengambilan keputusan konsumen. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya persaingan harga dari berbagai merek yang tersedia di pasar, sehingga konsumen yang sensitiv terhadap perubahan harga cenderung akan beralih ke merek lain yang lebih murah. Namun konsumen yang loyal terhadap merek yang disukainya mungkin tidak akan beralih ke merek yang lain. Banyak hal yang berkaitan dengan harga yang melatarbelakangi mengapa konsumen memilih suatu produk untuk dimilikinya. Konsumen memilih suatu produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari produk tersebut, karena melihat kesempatan memiliki produk tersebut dengan harga yang lebih murah dari biasanya sehingga lebih ekonomis, karena ada kesempatan untuk mendapatkan hadiah dari pembelian produk tersebut, atau karena ingin dianggap konsumen lain bahwa tahu banyak tentang produk tersebut dan ingin dianggap loyal. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi (Tjiptono, 2008). Peranan alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. Dengan demikian adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan kekuatan membelinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga
dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. Peranan informasi dari harga adalah fungsi harga dalam "mendidik" konsumen mengenai faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi (Tjiptono,2008). Kotler & Armstrong (2008) mengatakan bahwa kualitas produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik akan tumbuh dengan pesat, dan dalam jangka panjang perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari perusahaan yang lain Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut, selain itu pendidikan dan penghasilan konsumen juga berkaitan dengan kemampuan membeli. Dari kondisi tersebut dan semakin tingginya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka membawa pengaruh terhadap konsumen dalam mengkonsumsi air mineral yang sehat khususnya air isi ulang RO. Dari survei yang dilakukan penulis di Kelurahan Belawan Bahagia konsumen yang menggunakan air minum isi ulang ada 20 keluarga, dengan jumlah depot baik itu RO maupun air pegunungan sebanyak 7 depot. Perkembangan jumlah produsen pemilik depot air minum isi ulang di kota
Belawan cukup pesat, yaitu sejumlah 40 produsen baik itu depot air minum isi ulang jenis RO maupun biasa atau air pegunungan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan pentingnya analisis faktor yang mempengaruhi konsumen terhadap keputusan permintaan membeli suatu produk tertentu dalam hal ini air isi ulang jenis RO. Untuk dapat mengantisipasi pesatnya persaingan yang dihadapi perusahaan air minum mineral di kota Belawan agar dapat mempertahankan eksistensinya maka dipandang perlu diadakan penelitian sejauh mana faktor-faktor perilaku konsumen terhadap permintaan membeli air minum mineral tersebut. Dari uraian latar belakang maka penulis tertarik mengambil judul penelitian tentang Analisis Permintaan Air Minum Isi Ulang Khususnya Depot Reverse Osmosis (RO) di Kota Medan (Study Kasus Kota Belawan) 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah faktor-faktor yang mendorong konsumen untuk memilih air minum isi ulang khususnya air isi ulang jenis RO? 2. Bagaimana prospek usaha air isi ulang RO di Kota Belawan? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen membeli air minum isi ulang jenis RO berdasarkan harga, kualitas, tempat/lokasi, dan promosi.
2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi dalam permintaan konsumen membeli air isi ulang RO di Kota Belawan. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Dapat memberikan gambaran dan penjelasan bagi calon pembeli air minum mineral mengenai hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memutuskan membeli air minum isi ulang jenis RO 2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pengembang dalam meningkatkan mutu dan kualitas air minum isi ulang jenis RO di Kota Belawan 3. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat memberi informasi tambahan dan bahan studi yang relevan di masa yang akan datang