KERAGAMAN JENIS DAN POLA SEBARAN Araceae DI KAWASAN WANA WISATA UBALAN KABUPATEN KEDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

ISBN: A R A C E A E D I P U L A U B A L I

JENIS - JENIS ARACEAE DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH NOVITA SARI NIM.

JENIS-JENIS ARACEAE DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH ANAI KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT. Oleh: Renta Dwi Ananda 1), Des M 2), Rizki 1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Famili Araceae termasuk suku talas-talasan yang mencakup herba

Keanekaragaman Jenis Araceae Di Kawasan Hutan Bukit Tapak, Cagar Alam Batukahu, Bali

IDENTIFIKASI TUMBUHAN FAMILI ARACEAE DI CAGAR ALAM TANGALE KABUPATEN GORONTALO

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

IDENTIFIKASI TUMBUHAN FAMILI ARACEAE DI HUTAN CAGAR ALAM GUNUNG AMBANG SUB-KAWASAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun

I. PENDAHULUAN. ekosistem asli (alami) maupun perpaduan hasil buatan manusia yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

Tabel 1. Jumlah Koleksi UPT BKT Kebun Raya Eka Karya Bali No. Jenis Koleksi Jumlah Keteranga Suku Marga Jenis Spesimen

BAB I PENDAHULUAN. di muka bumi ini merupakan bagian keindahan dari ciptaan Allah swt.

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

2015 STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

Inventarisasi Tumbuhan Araceae Di Hutan Desa Subah Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Karena hal-hal diatas tersebut, kita harus mencari cara agar hewan dan tumbuhan tetap lestari. Caranya antara lain sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

I. PENDAHULUAN. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi ekosistem hutan sampai kepada

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan memiliki begitu banyak potensi alam. Potensi alam tersebut berupa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TYPES Araceae in NATURE RESERVE Plawangan-Turgo YOGYAKARTA. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan hidup di daerah tropika. Pteridophyta tidak ditemukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Taksonomi Tanaman Keladi

BAB III METODE PENELITIAN

Pemetaan Pandan (Pandanus Parkins.) di Kabupaten dan Kota Malang

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kawasan secara umum merupakan permukaan tanah atau air yang sederhana

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelestarian fungsi danau. Mengingat ekosistem danau memiliki multi fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang, sub

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS PAKU TANAH DI KAWASAN GUNUNG TIDAR KOTA MAGELANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai megadiversity country. Sebagai negara kepulauan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

BAB I PENDAHULUAN. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L.

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

III. METODE PENELITIAN. Penentuan Titik sampel. Mengukur Sudut Duduk Daun Pemeliharaan Setiap Klon

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya. obatan hingga perananya sebagai keseimbangan ekosistem.

METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan paling tinggi di dunia. Keanekaragaman tumbuhan merupakan

PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan tumbuhan yang biasa ditanam orang sebagai

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin

BAB III METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

INVENTARISASI TUMBUHAN GULMA YANG BERKHASIAT SEBAGAI TUMBUHAN OBAT DI BANTARAN SUNGAI BRANTAS SEBAGAI MEDIA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sumber daya alam yang sangat melimpah dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

III. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK TUJUH ANGGOTA FAMILIA APOCYNACEAE. Rahmawati, Hasanuddin, Cut Nurmaliah, Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

KERAGAMAN JENIS DAN POLA SEBARAN Araceae DI KAWASAN WANA WISATA UBALAN KABUPATEN KEDIRI Agustin Laela Purnama, Mumun Nurmilawati, Nur Solikin Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Nusantara PGRI Kediri elpe.agustin@gmail.com ABSTRAK Araceae merupakan tumbuhan yang umum bagi masyarakat di Indonesia (Effendi, 2013). Wana Wisata Ubalan di Kabupaten Kediri adalah salah satu hutan lindung dengan banyak jenis flora yang tumbuh didalamnya termasuk jenis Araceae, namun belum ada laporan ilmiah yang memberikan informasi tentang jenis-jenis Araceae dan pola sebarannya di kawasan hutan lindung Ubalan, maka perlu adanya penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data jenis dan pola sebaran Araceae di hutan wisata Ubalan Kabupaten Kediri. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif survey, dengan metode jelajah berdasarkan zona sampling. Hasil penelitian pada zona 1 ditemukan 5 jenis Araceae, yakni Alocasia macrorrizos, Colocasia gigantea, Colocasia sp., Schismatoglottis kotoensis,dan Typhonium roxburghii yang pola sebaran seluruhnya bersifat mengelompok. Zona 2 ditemukan 5 jenis Araceae dengan pola sebaran yang berbeda, yaitu Alocasia acuminata, Colocasia gigantea, Schismatoglottis kotoensis, pola sebarannya berkelompok, dan Alocasia macrorrizos, Epripremnum pinnatum, pola sebarannya merata. Pola sebaran di zona 3 setiap jenisnya berbeda, untuk Colocasia gigantea, dan Epripremnum pinnatum pola sebarannya berkelompok, sedangkan Colocasia sp., dan Schismatoglottis kotoensis pola sebaran merata. Zona 4 ada 8 jenis Araceae, yaitu Alocasia acuminata, Alocasia macrorrizos, Colocasia esculenta, Colocasia gigantea, Colocasia sp., Epripremnum pinnatum, Homalomena Rubescens, Syngonium podophyllum seluruhnya memiliki pola sebaran berkelompok. Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa pola sebaran Araceae di kawasan wana wisata Ubalan menunjukkan tiap jenis disetiap zona berbeda, pola sebaran yang ditemukan bersifat mengelompok dan merata. Jenis Araceae yang ditemukan di hutan Ubalan ada 10 jenis yaitu: Alocasia acuminata, Alocasia macrorrizos, Colocasia esculenta, Colocasia gigantea, Colocasia sp., Epipremnum pinnatum, Homalomena rubescens, Schismatoglottis kotoensis, Syngonium podophyllum, dan Typhonium roxburghii. Kata kunci: Araceae, keragaman, pola sebaran, Ubalan PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna dikarenakan dari aspek geografis sumber daya hutannya terletak di sekitar garis khatulistiwa dan tersebar di banyak kepulauan, serta berada di antara benua Asia dan Australia sehingga menyebabkan timbulnya ciri dan karakteristik tertentu pada sumber daya yang berupa ekosistem hutan hujan tropis (Efendi, 2013). Araceae termasuk salah satu jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di hutan Indonesia yang berekosistem hutan hujan tropis. Araceae sejak dulu telah dikenal dengan berbagai manfaatnya oleh masyarakat. Menurut Mohan et al., (2008); Mayo et al., (1997) dalam Kurniawan (2011) Beberapa jenis diantaranya dimanfaatkan sebagai bahan makanan alternatif, contohnya dari jenis Colocasia esculenta (L.) Schott (talas), Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson (suweg), dan Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott (keladi), sebagai tanaman hias karena berdaun dan berbunga indah, contohnya jenis-jenis Anthurium dan Alocasia, dan berkhasiat sebagai obat antibakteri, antioksidan, dan antikanker, yaitu Typhonium flagelliforme Blume (keladi tikus). Wana Wisata Ubalan di Kabupaten Kediri merupakan salah satu hutan lindung dengan banyak jenis flora yang tumbuh didalamnya. Hutan lindung yang terletak di kawasan Wana Wisata ini telah dikelola Pemerintah Dinas Pariwisata sebagai hutan wisata. Wana wisata Ubalan, terletak 15 Km dari kota Kediri, tepatnya berada di Kalasan, desa Minyak Jarak, kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, yang secara umum terletak pada -7 0 53.42 lu/ls dan + 112 0 9 7.25 BT, dengan ketinggian ± 400 m dpl. Banyaknya jenis tumbuhan yang tumbuh di seluruh hutan di Indonesia mendorong banyak pihak untuk melakukan pelestarian alam dengan tujuan menjaga ekosistem dan keanekaragaman tanaman yang sudah ada. Salah satu upaya untuk melestarikan dan menjaga keanekaragaman tanaman tersebut dengan cara melakukan konservasi. Konservasi merupakan sebuah upaya untuk menjaga, melestarikan, dan menerima perubahan atau pembangunan (Rachman, 2012). Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978 602 0951 11 9 167

Dari studi awal yang telah dilakukan sebelumnya, banyak dijumpai tumbuhan Araceae di kawasan hutan Ubalan, namun belum ada laporan ilmiah yang memberikan informasi tentang jenis-jenis Araceae dan pola sebarannya di kawasan hutan lindung Ubalan, maka perlu adanya penelitian untuk memperoleh data jenisjenis Araceae dan pola sebarannya di hutan wisata Ubalan Kabupaten Kediri. METODE PENELITIAN Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif survey, dengan metode jelajah berdasarkan zona sampling. Peta pembagian zona sampling dibagi berdasarkan aliran sungai menjadi lima zona yang berbeda, Bagian utara kawasan Ubalan dijadikan sebagai zona satu yang dibatasi oleh sungai. Bagian paling timur kawasan Ubalan adalah zona dua, dimulai dari sumber air sampai ke belakang. Zona tiga terletak di sebelah selatan dari daerah sumber air. Zona empat adalah daerah di sekitar sumber air. Sedangkan untuk zona lima adalah daerah depan yaitu daerah taman, namun pada zona ini tidak dilakukan pengambilan data. Hal ini dikarenakan pada zona 5 merupakan kawasan taman yang sudah diatur sedemikian rupa keberadaan tanamannya untuk tujuan keindahan taman. Penelitian ini bertempat di kawasan hutan Wana wisata Ubalan Kediri. Kawasan Ubalan Kediri bertempat di dusun Kalasan desa Jarak kecamatan Plosoklaten kabupaten Kediri. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, mulai bulan Juli sampai November 2015. Objek dari penelitian ini adalah semua tanaman yang termasuk famili Araceae di kawasan Wana Wisata Ubalan Kediri. Alat yang digunakan: alat tulis, kamera digital, higrometer, anemometer, lux meter, termometer tanah, ph meter, counter. Bahan yang dibutuhkan: Kantong plastik, kertas label, kertas koran. Prosedur pengumpulan data termasuk data primer berupa data tentang jenis-jenis Araceae dan frekuensi ditemukannya dilakukan dengan cara pengamatan langsung. Araceae yang ditemukan diamati dan didokumentasikan. Araceae yang ditemui diambil bagian organnya yang berupa akar, batang, daun, bunga yang akan digunakan untuk identifikasi lebih lanjut juga data sekunder berupa data hasil pengukuran keadaan lingkungan habitat dari Araceae. Variabel yang diukur adalah kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin, intensitas cahaya, suhu tanah, dan ph tanah. Selain pengukuran keadaan lingkungan, sebagai data tambahan dilakukan wawancara dengan petugas Ubalan Kediri. Pola sebaran Araceae yang ditemukan akan diidentifikasi berdasarkan frekuensi ditemukannya. Untuk mengetahui penyebaran, digunakan rumus statistik deskriptif rata-rata (Dajan, 1974) dengan formula sebagai berikut: Dimana : = Jumlah jenis dalam sampel Χ1 + Χ2 +...Χn = Banyak individu dalam sejumlah sampel n = Jumlah/banyaknya sampel pengamatan Kemudian dilanjutkan dengan menghitung varians/ragam (S 2 ) sebagai berikut : Dimana : Σ = Jumlah ; S² = Varians/Ragam ; n = jumlah sampel pengamatan. apabila S² < HASIL : Merata S² = : Acak S² > : Berkelompok. Tabel 1. Jenis- jenis Araceae yang ditemukan. Classis Ordo Familia Genus Species Alocasia Alocasia acuminata Alocasia macrorrizos Colocasia Colocasia esculenta Colocasia gigantea Colocasia sp. Liliopsida Arales Araceae Epipremnum Epipremnum pinnatum Homalomena Homalomena rubescens Schismatogl ottis Schismatoglottis kotoensis Syngonium Syngonium podophyllum Typhonium Typhonium roxburghii Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978 602 0951 11 9 168

1.Alocasia acuminata 2.Alocasia Macrorrizos 3.Colocasia esculenta Tabel 2. Pola sebaran pada zona satu 4.Colocasia gigantea 5.Colocasia sp. 6.Epipremnum pinnatum Tabel 3. Pola Sebaran Zona dua 7.Homalomena rubescens 8.Schismatoglottis kotoensis 9.Syngonium podophyllum Tabel 4. Pola sebaran Zona 3 10.Typhonium roxburghii Tabel 5. Pola Sebaran Zona empat Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978 602 0951 11 9 169

PEMBAHASAN Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada hutan kawasan Ubalan Kediri dan berdasarkan buku Araceae Kurniawan (2011), telah ditemukan 10 species dari Araceae yang terdiri dari 7 genus, yaitu Alocasia acuminata, Alocasia macrorrizos, Colocasia esculenta, Colocasia gigantea, Colocasia sp., Epipremnum pinnatum, Homalomena rubescens, Schismatoglottis kotoensis, Syngonium podophyllum, dan Typhonium roxburghii. Menurut Kurniawan (2011) A. Acuminata mempunyai tinggi yang dapat mencapai lebih dari 100 cm, daun berbentuk perisai, daun bagian atas berwarna hijau tua mengkilat dengan bagian tulang daun bagian atas berwarna putih-perak. A. Macrorrizos memiliki tinggi mencapai lebih dari 100 cm, daun tegak, kaku, berbentuk anak panah, daun dan tangkai memiliki beragam warna, seperti hijau, ungu, dan percampuran hijau ungu. C. esculenta tumbuh bisa mencapai 100 cm, daun seperti perisai, memiliki banyak varian warna daun dan tangkai. C. gigantea tinggi mencapai 300 cm, daun berukuran sangat besar, lebih kokoh dibanding C. esculenta. Colocasia sp. merupakan tanaman yang memiliki ukuran kecil, sedang, bahkan raksasa, tumbuh bisa mencapai 100 cm, tumbuh sepanjang tahun, daun seperti perisai dan permukaan daun kasar. E. pinnatum termasuk jenis tanaman epifit, daun yang masih muda berbentuk seperti anak panah hingga lonjong sampai ujungnya, namun setelah daun dewasa daun menjadi terbelah mendekati ibu tulang daun, sering kali berlubang kecil secara alami. Tumbuh merambat pada pohon, pada ketinggian 400 1.500 m dpl. H. rubescens adalah tanaman yang memiliki aroma khas, memiliki tangkai daun berwarna merah, dan daun berbentuk hati. Memiliki ukuran kecil, dan tumbuh didekat aliran air (Cate Araceae, 2013 (online)). Tanaman ini dapat dijadikan sebagai tanaman hias. Menurut Kurniawan (2011) S. kotoensis adalah tanaman yang memiliki tinggi mencapai 60 cm, bentuk daun seperti jantung hingga lonjongmemanjang, bunga dengan seludang atas menggembung dan berwarna hijau kekuningan-putih dan luruh setelah matang, tongkol menyempit di bagian tengah, berwarna putih. S. podophyllum merupakan tanaman berukuran kecil, tinggi mencapai 60 cm, ruas batang memanjang. Tangkai daun panjang, daun berbentuk anak panah yang melebar, memiliki corak putih yang terdapat disekitar tulang daunnya (Cate Araceae, 2013 (online)). Menurut Kurniawan (2011) T. roxburghii memiliki tinggi mencapai 30 cm, tangkai setengah membulat, berwarna hijau-cokelat keunguan. Daun bervariasi, bentuk anak panah yang melebar dan ada yang terbagi menjadi tiga, berwarna hijau pucat hingga abu-abu, bergelombang. Dari keempat zona yang telah dijelajah diketahui pada zona satu dan empat ditemukan beberapa spesies yang seluruhnya memiliki pola sebaran berkelompok, sedangkan untuk zona dua dan tiga hanya beberapa spesies yang berkelompok, dan spesies yang lain merata. Hal ini dapat disebabkan karena faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan Araceae di tiap-tiap zona menjadi berbeda. Araceae merupakan tumbuhan lantai hutan yang harus berkompetisi dengan tumbuhan lain khususnya dalam memperoleh sinar matahari, bahkan beberapa Araceae seperti Scindapsus hederaceus, Scindapsus perakensis, dan Rhaphidophora montana memiliki habitus merambat keatas sebagai strategi untuk mendapatkan sinar matahari (Kusumo, 2013). SIMPULAN Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada hutan kawasan Ubalan Kediri dan berdasarkan buku Araceae Kurniawan (2011), telah ditemukan 10 species dari Araceae yang terdiri dari 7 genus. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Araceae yang ditemukan di lokasi penelitian adalah sebanyak 10 jenis. Araceae yang paling banyak ditemukan adalah jenis Alocasia macrorrizos, dikarenakan A. Macrorrizos dapat tumbuh ditempat terbuka pada ketinggian 100 700 m dpl (Kurniawan, 2011), selain itu tanaman talas jenis ini tumbuh subur dilokasi yang dekat dengan aliran air, lokasi penelitian yang juga merupakan objek wisata sumber air memungkinkan A. Macrorrizos berkembang dengan sangat baik sehingga mempengaruhi jumlah individu A. Macrorrizos. Hal ini sesuai dengan pernyataan penjaga hutan di kawasan Ubalan yang menyatakan bahwa jenis Araceae yang paling banyak dijumpai di kawasan tersebut adalah jenis kajar (A. Macrorrizos). DAFTAR PUSTAKA Cate Araceae. 2013. emonocot Team CATE Araceae. http://araceae.e-monocot.org/ Efendi, W.W., Hapsari, F.N.P., Nuraini, Z. 2013. Studi Inventarisasi Keanekaragaman Tumbuhan Paku di Kawasan Wisata Coban Rondo Kabupaten Malang. Cogito Ergo Sum. 3 (2). ISSN 2089-9947. Fachrul, M. F. 2007.Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara. Kurniawan, A., Adjie, B., dan Boyce, P.C. 2011. Studies on the Araceae of Sulawesi I: New Taxa of Schismatoglottis and Homalomena, and a Preliminary Checklist and Keys for Sulawesi. Acta Phytotax. Geobot. 61 (1): 40 50. Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978 602 0951 11 9 170

Kurniawan, A., dan Asih, N.P.S. 2011. Araceae di Pulau Bali.Bali: LIPI Press. Kusumo, H. 2013. Jenis-Jenis Araceae di Hutan Wisata dan Cagar Alam Plawangan- Turgo Yogyakarta. Nugroho, A. S., 2013. Optimalisasi Pemanfaatan Cagar Alam Ulolanang Kecubung Sebagai Sumber Belajar Keanekaragaman Hayati. Bioma, 1 (2). Nugroho, B. T. A., Santika, Y. 2008. Exploration and Inventory of Araceae Genera in Silui Mountain and Uluisimbone Forest, Kolaka Regency, South- East Sulawesi. Jurnal Biodiversitas, 4(9). Resosoedarmo, R.S., Kartawinata, K., dan Soegiarto, A. 1984. Pengantar Ekologi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Steenis Van, C. G. G. J., G. Den Hoe/Dr. S. Bloembergen Dr. P. J Eyme. 2013. Cetakan 13. Flora. PT. Balai Pustaka Persero: Jakarta Timur. The Plant List. 2013. Araceae. http://www.theplantlist.org. Tjitrosoepomo G. 1996. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Gadjah Mada Press University. Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978 602 0951 11 9 171