BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya dalam jangka panjang akan berdampak terhadap perubahan

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan kegiatan-kegiatan yang. dilakukan oleh suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Industri pengolahan

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2008

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. diikuti dengan adanya perubahan struktur ekonomi. Salah satu sektor di bidang

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya jumlah angkatan kerja yang siap kerja tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

I. PENDAHULUAN. utama. Industrialisisasi dimasa sekarang tidak dapat terlepas dari usaha dalam

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor

BAB I PENDAHULUAN. dan restoran mengalami peningkatan kontribusi. Demikian juga pertanian, listrik,

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

I. PENDAHULUAN. daya alam maupun sumberdaya manusia sehingga akan meningkatkan. Sejak krisis ekonomi tahun , industri manufaktur Indonesia

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

Analisis Isu-Isu Strategis

HALAMAN PENGESAHAN...

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan untuk pengusaha guna mempertahankan kontinuitas

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri pada saat sekarang ini menjadi perhatian penting permerintah karena dapat mengembangkan sektor rill pertumbuhan dan pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25 tahun 2001. Peningkatan industri dari tahun ketahun dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia karena sektor industri diyakini dapat memimpin sektor lain dalam menuju kemajuan ekonomi, pada tahun 2013 sendiri terdapat 57.900.787 jenis industri baik itu usaha mikro, usaha makro dan usaha kecil. Menurut UU NO. 3 Tahun 2014 industri sendiri merupakan seluruh kegiatan ekonomi yang mengelola seluruh bahan baku dan atau manfaatkan sumber daya yang lain sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi. Pada sektor industri di indonesia pertumbuhan dan perkembangan terdapat pada sektor pertanian yang merupakan sektor yang memilik kontribusi yang besar untuk perekonomian akan tetapi pada saat sekarang ini sektor pertanian tergeser oleh sektor industri seiring dengan berkembang pesatnya industrilisasi saat sekarang ini. Kebijakan pemerintah memberikan kemudahan masuknya modal asing untuk masuk ke Indonesia maka sektor manufaktur meningkat sehingga mulai menggeser ke sektor industri. Menurut Kuncoro (2007) proses pembangunan harus memiliki strategi industrialisasi

2 karena harus mengandalkan teknologi dan akumulai modal yang menimbulkan dualisme. Sektor munufaktur modern dapat hidup berdampingan dengan sektor pertanian tradisonal dan kurang produktif. Selain itu kerajinan kecil dan kerajinan rumah tangga dapat berdampingan dengan industri menengah dan besar sesuai dengan dualisme pada sektor manufaktur. Tabel 1.1 Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 s.d. 2015 Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015 Pertanian, pertenakan, 13,64 13,45 13,28 13,18 13,08 perikanan dan kehutanan Pertambangan dan penggalian 10,28 9,99 9,70 9,30 8,42 Industri Pengelolaan 22,06 21,97 21,72 21,64 21,53 Listrik, gas dan air bersih 1,13 1,17 1,17 1,17 1,14 Bangunan 2,93 2,97 2,99 2,99 2,99 Perdagangan, hotel dan 13,90 13,82 13,72 13,74 1,44 resttoran Pengangkutan dan komunikasi 7,56 7,78 8,01 8,31 8,60 Keuangan persewaan dan jasa 5,91 5,15 5,29 5,34 5,52 perusahaan Jasa-jasa 5,45 5,52 5,62 5,72 5,86 Sumber : Badan Pusat Statistika, 2016 Tabel 1.1 menjelaskan tentang Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2015. Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa adanya kenaikan dan penurunan pada setiap lapangan usaha. Dapat dilihat pada tahun 2015 sektor pertumbuhan paling tinggi yaitu industri pengolahan sebesar 21,53 sedangkan sektor paling rendah yaitu listrik, gas dan air besih sebesar 1,14. Dalam laju pertumbuhan industri

3 pengolahan mengalami peningkatan pada tahun 2010 sampai 2011 sebesar 0,09%. Tetapi pada industri pengelolan mengalami penurunan pada tahun 2012 sampai 2015 sebesar -5,14. Terjadinya penurunan pada sektor industri pengolahan di sebabkan karena berkurangnya minat atau permintaan produksi dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun sektor industri pengolahan merupakan salah satu yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi walaupun terjadi kenaikan dan penurunan pada sektor industri ini. Perkembangan pada sektor industri dapat dilihat dari perkembangan pengelolaan hasil produksi di sektor tersebut. Hal ini disebabkan karena sektor industri dalam kegiatannya yaitu mengolah bahan baku menjadi barang jadi sesuai dengan faktor industri lainnya. Kegiatan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya alat dan benda yang dapat menghasilkan barang produksi. Pada kegiatan produksi sendiri memerlukan tempat untuk memproduksi, peralatan produksi maupunperkerja (tenaga kerja) untuk mengerjakan produksi. Adapun faktor lain dalam produksi yang tentunya memerlukan faktor-faktor produksi yang menunjang serta faktor produksi harus seimbang satu sama lain dikarenakan adanya faktor produksi yang tidak bisa berdiri sendiri. Faktor produksi penunjang berkembangnya industri adalah modal, tenanga kerja, input bahan baku (Gondam, 2006) Modal kerja merupakan faktor paling dalam kegiatan usaha. Dengan adanya modal kerja semua sektor produksi bisa berkembang (Asri, 1985). Menurut Widjaya (1985) modal dipergunakan untuk membayar kewajiban perusahaan terhadap tenaga kerja. Modal sendiri didapat dari modal sendiri

4 dan modal dari luar modal sebaiknya digunakan dengan sebaik mungkin dan dimaksimalkan. Oleh karena itu modal berhubungan komplek dengan pengeluaran serta pemasukan karena dengan adanya peningkatan pendapatan sehingga keuntungan yang didapat maksimal karena modal memiliki dampak yang negatif apabila modal tidak bisa dikelola dengan baik dan produktivitas pendapatan menurun. Faktor indusri lain tenaga kerja merupakan hal yang paling penting dalam produksi. Tidak hanya dilihat dari banyaknya jumlah tenaga kerja tetap dilihat dari kualitas dan ketekunan dalam berkerja (Soekartawi, 2003). Tenaga kerja pada saat sekarang lebih mendominan pada usia setengah baya dan hampir lanjut usia karena kebanyakan usia muda tidak mau berkerja pada sektor industri kecil. Selain itu pembuatan gerabah harus memilik keahlian yang cukup untuk mendapatkan barang yang sesuai dengan keinginan konsumen karena tenaga kerja tidak hanya mengandalkan otot dan otak saja. Selain tenaga kerja, bahan baku merupakan peranan yang sangat penting dalan produksi, bahan baku merupakan bahan mentah dari awal proses produksi. Tersedianya bahan baku yang cukup dengan meluncurkan kegiatan produksi dengan harga bahan baku yang relatif murah, bahan setengah jadi diolah menjadi barang jadi memiliki nilai ekonomis yang tinggal. Menurut Kuncoro (2012) dari faktor-faktor produksi dapat tercipta perencanaan produksi yang telah dibuat oleh pengerajin atau pembina dalam rangka menciptakan perkembangan industri kecil yang selama ini masih melakukan perencanaan tanpa ada dasar yang kuat, maka hal ini akan

5 menyebabkan tidak tercapainya efektivitas produsksi, karena perencanaan membutuhkan formasi, visi dan misi yang tepat. Di Indonesia, gerabah merupakan sektor industri pengelolaan yang merupakan hasil produksi kerajinan. Gerabah dikenal sebagai teknik pembuatan guci dari tanah liat dengan sistem pengerajan yang senderhana yaitu dengan meja putar dan tanah liat. Pengerjaan gerabah harus memilik keterampilan dalam membuatnya dan tidak asal dalam pengerjaannya dengan cara pengerjaan yang baik maka dapat memperoleh barang produksi yang baik. Menurut Soentoro (1984) Gerabah merupakan seni yang meningkatkan kreativitas pembuatnya dengan dasar guci yang polos dapat dibentuk dengan berbagai hal yang mempunyai harga jual yang tinggi. Olah karena itu dengan tinggi selera masyarakat maka pengrajin harus memperbanyak inovasi agar produksi industri kecil gerabah tidak kalah saing dengan produksi industri besar dan sedang. Menurut Suhardi (1990) industri kecil juga mengalami kendala yang cukup sulit dari kurangnya kualitas sumberdaya manusia, permoadalan dan pemasaran yang sama-sama saling terkait. Sedangkan kendala utama adalah sistem teknologi dalam pemasaran dalam mangsa panas dalam penjualan. Yogyakarta merupak provinsi yang memliliki pengaruh yang besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan menyerap tenaga kerja, di Yogyakarta terdapat 3 kelompok unggulan yaitu kelompok pertanian, kelompok pariwisata dan kelompok industri.

6 Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto D.I Yogyakarta Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 s.d. 2015 Lapangan Usaha Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Pertanian 7.670.026.2 7.508.980.3 7.703.978.1 Pertambangan dan galian 461.013.8 470.734.6 471.323.2 Industi Pengolahan 10.084.213.3 10.469.636.9 10.652.525.1 Listrik, Gas, dan Air Bersih 196.709.1 204.122.9 204.922.3 Bangunan 5.322.003.8 5.735.475.1 6.105.125.6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 6.187.885.1 6.540.107.5 6.944.902.7 Pengangkutan dan Komunikasi 7.969.970.1 8.458.713.2 8.891.144.9 Keuangan, Persewaan dan Jasa 3.469.653.3 3.750.975.2 4.052.296.7 Perushaaan Jasa-Jasa 10.359.691.0 11.121.149.8 11.943.632.2 Total PDRB 51.721.165.7 54.259.895.5 50.036.270.5 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Pada Tabel 1.2 dijelaskan bahwa Produk Domestik Regional Bruto Di Yogyakarta mengalami kenaikan dan penurunan dilihat pada tahun 2015 sektor industri jasa-jasa merupakan sektor tertinggi yaitu sebesar 11.943.632.2 sedangkan sektor terendah terdapat pada sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 204.922.3. Selain itu sektor industri pengelahan setiap tahunnya mengalami peningkatan, pada tahun 2015 peningkatan yang paling tinggi yaitu 10.652.525.1 yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta dan menyumbangkan berapa persen pendapatan untuk sektor PDRB. Kabupaten Bantul merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Yogyakarta, pada Kabupaten Bantul tidak hanya terkenal pada makanan khas dan pariwisata tetapi industri gerabah di kasongan termasuk yang dicari wisatawan sebagai cinderamata maupun oleh-oleh. Di Kabupaten Bantul

7 terdapat dari berbagai bahan baku yang diproduksi sesuai dengan wilayah di Kabupaten Bantul itu sendiri. Salah satunya yaitu kerajinan gerabah di Desa Kasongan. Menurut bapak Surjono ketua UPT (Unit Pelaksanaan Teknisi) kerajinan gerabah di Kasongan, pertama kali industri kerajinan gerabah ini muncul hanya beberapa pengusaha kerajinan saja yang memproduksi. Seiring berjalannya waktu industri kerajinan gerabah mulai diminati dan mengalami peningkatan permintaan pasar, oleh karena itu masyarakat desa kasongan memilih untuk masuk keindustri kerajinan gerabah karena dirasa dapat meningkatkan perekonomian. Penigkatan ini terjadi dikarenakan banyaknya minat masyarakat untuk membeli kerajinan oleh karena itu Kerajinan Gerabah Kasongan menjadi salah satu kerajinan unggulan di Kabupaten Bantul. Kerajinan gerabah merupakan kerajinan dalam proses yang sangat panjang dari tanah liat yang tidak memiliki nilai jual menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pembutan kerajinan gerabah tidak mudah karena membutuhkan teknik yang baik kebayakan turun temurun dalam pembubuatan gerabah. Pembuatan gerabah dengan mengunakan alat yang sederhanya tanpa menggunkan mesin. Permasalahan utama yang dihadapi produsen gerabah yaitu cuaca, karena cuaca memiliki peran penting dalam proses pembuatan gerabah, maka hal ini produsen memerlukan perhatian khusus dalam melancarkan dan meningkatkan jumlah produksi gerabah. Oleh karena itu produsen sangat bergantung sekali pada cuaca. Karena produsen tidak dapat memproduksi gerabah dengan banyak maka

8 produsen membutuhkan cuaca yang baik untuk pembakaran dan penjemuran gerabah. Permasalah lain selain cuaca yaitu permodalan dalam hal ini para produsen hanya mengunakan modal seadanya yang didapat dari modal sendiri maupun dari koperasi, akan tetapi pada saat setelah gempa bumi di Yogyakarta para produsen mendapatkan dana dari pemerinah untuk memulai lagi usaha kerajinan yang telah digeluti selama ini. Tenaga kerja sendiri tidak mengalami permasalahan, karena tenaga kerja yang mengerjakan pekerjaan disana telah memiliki kemampuan masingmasing. Pada sistem tenaga kerja kebanyakan memakai sistem borongan atau harian, sistem ini dilakukan karena tenaga kerja yang ada sesuai dengan permintaan produksi yang masuk. Tenaga kerja memiliki keahlian yang sesuai dengan upah yang ditentukan oleh prodsen sesuai dengan jenis perkerjaan. Permasalahan lain yang dihadapi oleh pengerajin gerabah yaitu terdapat pada bahan baku. Pada bahan baku pokok yaitu tanah liat harus membeli dari wilayah lain seperti daerah godean, klaten, dan sukabumi karena tekstur dan warna dari tanah liat yang berbeda-beda maka itu para pengerajin mengeluhkan harga tanah liat yang semakin mahal. Dari latar belakang diatas, masalah yang dihadapi dalam industri kerajinan gerbah yaitu modal, tenaga kerja serta bahan baku. Kondisi ini menjadikan penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai modal, tenaga kerja serta bahan baku mempengaruhi hasil prduksi pada industri kerjainan gerabah melalui penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Industri kerajinan Gerabah Di Kasongan Bantul

9 B. Batasan Masalah Dengan mengingat banyak faktor yang mempengaruhi produksi industri kecil maka dalam penelitian ini dibatas pada permasalahan yang terkait dengan produksi industri kecil Kerajinan Gaerabah di Kasongan yaitu: 1. Dalam penelitian ini hanya terdapat 4 faktor yang mempengaruhi produksi kerajinan gerabah di Desa Bangunjiwo, Kasongan diantar hasil produksi, modal kerja, tenaga kerja dan bahan baku. 2. Wilayah yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah Desa Bangunjiwo, Kasongan Kabupaten Bantul. C. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan beberapa perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap produksi kerajinan Gerabah di Kasongan? 2. Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap produksi Kerajian Gerabah di kasongan? 3. Bagaimana pengaruh bahan baku terhadap produksi Kerajinan Gerabah di Kasongan? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap produksi Kerajinan Gerabah di Kasongan.

10 2. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap produksi Keajinan Gerabah di Kasongan. 3. Untuk mengetahui pengaruh bahan baku terhadap produksi Kerajinan Gerabah di Kasongan. E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak sebagai berikut: a) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian teoritis terhadap analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi industri kecil Kerajinan Gerabah sebgai bahan acuan. Menjadi bahan rujukan sebagai peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang produksi Industri Kecil. b) Manfaat Praktis a. Bagi peneliti Penelitian ini sebagai tempat pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi serta dapat menggunakan ilmuilmu yang didapat selama perkuliahan b. Bagi Pengambil Kebijakan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dan memberikan masukan agar kebijakan yang telah ditempuk dalam pembangunan produksi kerajinan gerabah di Kabupaten Bantul.