PIDATO PENGANTAR MENTERI PERTANIAN PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI IV DPR-RI TANGGAL 1 FEBRUARI 2007

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN UMUM PENGENDALIAN FLU BURUNG DI INDONESIA DIREKTUR PANGAN DAN PERTANIAN BOGOR, 25 FEBRUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN PENGENDALIAN FLU BURUNG DI JAWA BARAT. oleh : Ir. Koesmajadi TP Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat sepanjang tahun. Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 50/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN UNGGAS DI PEMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007

Perkembangan Kasus AI pada Itik dan Unggas serta Tindakan Pengendaliannya

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

Buletin SKDR. Minggu ke: 5 Thn 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

2

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PEMBUKAAN

PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

ARAHAN UMUM MENTERI PERTANIAN. Pada Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Pertanian Wilayah Kalimantan Banjarmasin, Februari 2007

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1). Pembangunan bidang kesehatan

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sub sektor memiliki peran penting dalam pembangunana nasional. Atas

BAB I PENDAHULUAN. Rabies merupakan penyakit menular akut yang dapat menyerang susunan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/OT.140/1/2007 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PENGENDALI PENYAKIT AVIAN INFLUENZA REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Rabies merupakan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Golongan II

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI.

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PEMBUKAAN OLEH :

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdarah Dengue (DBD). Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN FLU BURUNG DI DESA KIPING KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DATA MENCERDASKAN BANGSA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEREDARAN HEWAN PENULAR RABIES (HPR) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Wahai Burungku, Ada Apa Denganmu (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi)

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

13 FEBRUARI 2004 TENTANG KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2004 MENTERI PERTANIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

Lampiran 3 PERNYATAAN PENERIMAAN DANA BANTUAN INSENTIF BAGI PENGELOLA PKBM DAN PENGELOLA TBM TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. negara khususnya negara-negara berkembang. Berdasarkan laporan The World

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

BUPATI KULON PROGO INSTRUKSI BUPATI KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan.

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PAPUA BARAT MARET 2017 MEMBAIK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG DAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

Transkripsi:

PIDATO PENGANTAR MENTERI PERTANIAN PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI IV DPR-RI TANGGAL 1 FEBRUARI 2007 Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh Saudara Ketua dan Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI, yang terhormat Saudari Menteri Kesehatan RI Anggota Komisi IV DPR-RI yang terhormat, Hadirin sekalian yang saya hormati, Pertama-tama marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wata'alaa atas segala limpahan rahmat dan kasih sayangnya, bahwasannya kita masih diberikan nikmat, terutama nikmat sehat sehingga kita dapat hadir untuk melaksanakan Rapat Kerja pada hari ini. Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada Ketua, Wakil Ketua dan seluruh anggota Komisi IV DPR-RI atas undangan Rapat Kerja hari ini. Agenda yang akan kita bahas hari ini adalah sesuatu yang amat urgen yaitu menyangkut Penanganan Wabah Flu Burung di Indonesia. Permasalahan flu burung telah menyedot perhatian kita semua dengan semakin meluasnya dampak penyakit tersebut kepada manusia, baik yang diidentifikasi sebagai suspect flu burung maupun jatuhnya korban meninggal. Wabah penyakit AI juga membahayakan masa depan industri perunggasan yang selama ini Pidato Pengantar Menteri Pertanian pada Raker dengan Komisi IV DPR-RI, 1 Pebruari 2007 1

menjadi tumpuan kehidupan sebagian masyarakat. Kita sangat prihatin dengan kondisi tersebut dan tentu sangat berkeinginan untuk menangani permasalahan flu burung ini secara cepat, akurat, dan tuntas. Pada tahun 2006 kejadian penyakit Avian Influenza (AI) telah muncul di beberapa wilayah baru, seperti : Kota Batam (Provinsi Kepulauan Riau); Kabupaten Manokwari (Provinsi Irian Jaya Barat); Kabupaten Mimika (Provinsi Papua); Kota Palu (Provinsi Sulawesi Tengah); dan (5) Kabupaten Minahasa (Propinsi Sulawesi Utara). Keseluruhan daerah yang tertular AI sejak Agustus 2003 hingga bulan Januari 2007 adalah 30 provinsi, meliputi 228 kabupaten/kota (Data per 22 Januari 2007). Rinciannya adalah: (1) Pulau Jawa (6 provinsi dengan 94 kabupaten/kota; (2) Pulau Sumatera (10 provinsi dengan 77 kabupaten/kota); (3) Pulau Bali (9 kabupaten/kota); (4) Pulau Kalimantan (4 provinsi dengan 11 kabupaten/kota); (4) Pulau Nusa Tenggara (2 provinsi dengan 8 kabupaten/kota); (5) Pulau Sulawesi (5 provinsi dengan 25 kabupaten/kota); dan (6) Pulau Papua (2 provinsi dengan 4 kabupaten/kota). Propinsi yang lebih dari enam bulan terakhir tidak ada laporan kasus penyakit AI adalah 10 provinsi, yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Bengkulu, Papua. Sementara itu, jumlah kabupaten/kota yang tidak ada laporan kasus penyakit AI adalah sebanyak 143 kabupaten/kota. Tiga provinsi sampai saat ini masih bebas penyakit AI, yaitu Provinsi Gorontalo, Maluku dan Maluku Utara. Jumlah kematian unggas akibat penyakit AI sejak akhir tahun 2003 hingga akhir tahun 2006, masing-masing adalah : (1) 4.179.270 ekor (Agustus-Desember 2003); (2) 5.014.273 ekor (Januari-Desember 2004); (3) 1.066.372 ekor (Januari- Desember 2005); dan (4) 1.058.157 ekor (Januari-Desember 2006). Sementara itu, kejadian pada manusia ditemui kasus (confirm) sebanyak 82 kasus, meninggal (63 kasus), dan case fatality rate (77,50%). Pidato Pengantar Menteri Pertanian pada Raker dengan Komisi IV DPR-RI, 1 Pebruari 2007 2

Pengendalian penyakit AI pada unggas dilaksanakan dengan mengacu pada Rencana Kerja Strategis Nasional untuk pengendalian AI. Pertama, Surveilans dengan partisipasi masyarakat berupa pembentukan Local Disease Control Centre /LDCC, pelatihan dan pemberdayaan Participatory Disease Search/PDS (tim pelacak penyakit) dan Participatory Disease Respon/PDR (tim respon cepat). Kedua, vaksinasi dari bulan Maret 2004 hingga tahun 2007. Pada tahun 2007, jumlah vaksin tercatat sebanyak 98 Juta dosis dengan rincian dari pengadaan APBN (60 juta dosis), bantuan Pemerintah China (33 juta dosis), dan bantuan World Bank (5 juta dosis). Ketiga, depopulasi dan kompensasi yang dilakukan dari tahun 2004 hingga tahun 2006 dengan total depopulasi 7,96 juta ekor (senilai Rp 18,2 milyar). Khusus untuk tahun 2007, tersedia sebanyak Rp 3,2 milyar untuk depopulasi 200.000 ekor unggas. Keempat, dukungan peraturan seperti : (1) Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 50 tanggal 13 Oktober 2006 tentang Pedoman Pemeliharaan Unggas di daerah Pemukiman; (2) Surat Edaran Menteri Pertanian kepada seluruh Gubernur No.266 tanggal 13 Nopember 2006 tentang Kewaspadaan Terjadinya kasus AI berkaitan dengan perubahan musim hujan dan komitmen daerah dalam pendanaan dan pengendalian penyakit AI; dan (3) Surat Edaran Menteri Pertanian No.283 tanggal 21 Nopember 2006 tentang Restrukturisasi Perunggasan. Kelima, gerakan TUMPAS AI dan surveilans terpadu kasus pada manusia dan unggas. Surveilans terpadu ini selain dimaksudkan untuk penelusuran sumber penyakit juga untuk membandingkan dan meneliti virus yang ada di hewan dengan virus yang menyerang manusia. Keenam, pemantauan dinamika virus untuk mengetahui mutasi yang terjadi terhadap virus AI yang ada di Indonesia. Penanganan penyakit AI menghadapi beberapa permasalahan di lapangan di antaranya: (1) kecenderungan terjadi kasus penyakit AI pada unggas di sektor 4 dan pada manusia di pemukiman padat penduduk di perkotaan; (2) keberadaan lembaga yang menangani kesehatan hewan di daerah sebagian besar masih sangat lemah Pidato Pengantar Menteri Pertanian pada Raker dengan Komisi IV DPR-RI, 1 Pebruari 2007 3

baik dalam organisasi, SDM (dokter hewan, paramedis veteriener) dan anggaran; (3) sumber penularan kasus AI umumnya pada unggas terjadi pada lokasi dengan pemeliharaan multi spesies unggas, tidak dikandangkan, lingkungan kotor, vaksinasi unggas tidak optimal; (4) lalu lintas unggas tidak terkontrol termasuk pasar unggas hidup belum ditangani sesuai SOP terutama aspek sanitasi dan desinfeksi; (5) Surveilans secara proporsional terutama di daerah yang berisiko tinggi belum dilaksanakan secara optimal; dan (6) sosialisasi belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat, sehingga belum memberikan perhatian dan tanggapan serius terhadap kasus AI pada unggas. Secara garis besar, rekomendasi dan rencana tindak lanjut jangka pendek penanggulangan AI adalah melacak penyakit secara intensif baik lingkungan pemukiman maupun pasar unggas hidup; segera melaksanakan tindakan respon cepat seperti: depopulasi, desinfeksi, vaksinasi; dan perluasan cakupan pelaksanaan sosialisasi tentang pengendalian penyakit AI kepada masyarakat. Menindaklanjuti Peraturan Menteri Pertanian No. 50/2006 tentang Pedoman Pemeliharaan Unggas di Pemukiman dengan Peraturan Daerah/Instruksi Gubernur/Peraturan Gubernur, dengan substansi inti antara lain : (1) tidak dianjurkan memelihara unggas di pemukiman; (2) bila memelihara unggas di pemukiman harus memenuhi syarat diantaranya: dikandangkan, berbeda untuk setiap jenis unggas, jarak dari bangunan memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan, dan menjaga kebersihan. Adapun rencana kerja yang dilakukan Departemen Pertanian ke depan adalah : (1) Implementasi Renstra pengendalian penyakit AI dengan fokus pendekatan Zona, (2) Meningkatkan program PDS/PDR dan melakukan replikasi ke propinsi lain, (3) Koordinasi yang lebih intensif dengan departemen terkait, misalnya dengan Depdagri dalam rekrutmen PNS dokter hewan dan paramedik veteriner oleh Pemda (4) Peningkatan komitmen dalam pelaksanaan biosekuriti, vaksinasi massal dan depopulasi terbatas pada unggas, (5) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam Pidato Pengantar Menteri Pertanian pada Raker dengan Komisi IV DPR-RI, 1 Pebruari 2007 4

pencegahan penularan penyakit AI serta (6) Penataan RPU dan tempat penampungan unggas. Saudara Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Komisi IV yang sama hormati, Demikianlah yang dapat saya sampaikan dan apabila masih diperlukan penjelasan lebih rinci saya mohon agar Eselon I yang bersangkutan dapat diberikan kesempatan untuk menjelaskannya. Atas perhatian pimpinan dan seluruh anggota Komisi IV DPR-RI, saya mengucapkan terima kasih. Wabillahittaufiq walhidayah, Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh Menteri Pertanian RI, Anton Apriyantono Pidato Pengantar Menteri Pertanian pada Raker dengan Komisi IV DPR-RI, 1 Pebruari 2007 5