BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi pada wanita dan menjadi penyebab kematian utama. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran pola konsumsi pangan. Seiring dengan kemajuan zaman dan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009).

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

BAB I PENDAHULUAN. faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang seperti Indonesia banyak sekali faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. supaya tidak terserang oleh penyakit (Baratawidjaja, 2000). keganasan terutama yang melibatkan sistem limfatik (Widianto, 1987).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB I PENDAHULUAN. keempat tertinggi setelah Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat (Siahaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

DI RT 06 RW 02 DESA KUDU KELURAHAN BAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. bijinya untuk asma, bronkitis, kusta, tuberkulosis, luka, sakit perut, diare, disentri,

BAB I PENDAHULUAN. (Cyclea barbata Meer), cincau hitam (Mesona palustris), cincau minyak

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia telah menggunakan tumbuhan obat atau bahan

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di

BAB I PENDAHULUAN. antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Asma bronkial merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada anak

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

BAB I PENDAHULUAN. Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) adalah salah satu jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. isolasi dari Streptomycespeucetius var. caesius. Doksorubisin telah digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler degeneratif kronis. Hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asing, morfologi tumbuhan dan manfaat tumbuhan. Sistematika tumbuhan pugun tanoh adalah sebagai berikut (Anonim, 2009):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

BAB I PENDAHULUAN. dari segi jumlah tanaman obat yang sebagian besar belum dapat dibuktikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kelompok gangguan saluran pernapasan kronik ini. Dalam beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

upaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan khasiat dan keamanan suatu tanaman obat (Wijayakusuma et al,1992). Pengalaman empiris di

PATOGENESIS PENYAKIT ASMA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mutagen (mutagene) adalah bahan yang dapat menginduksi. deoxyribonucleic acid (DNA) menjadi mutasi. Adapun yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, namun demikian pada

EFEK EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix PENDAHULUAN... 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu inflamasi kronik dari saluran nafas yang menyebabkan. aktivitas respirasi terbatas dan serangan tiba- tiba

pengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Menyembuhkan alergi yang paling tepat adalah dengan herbal, mengapa dengan herbal?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang tanaman obat. di Indonesia berawal dari pengetahuan tentang adanya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. Diuretik adalah zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih, bekerja

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

Bab I. Pendahuluan. yang ditandai oleh progresivitas obstruksi jalan nafas yang tidak sepenuhnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman nenek moyang sampai sekarang, masyarakat banyak

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

M.D. : Faculty of Medicine, University of Indonesia, Pulmonologist: Faculty of Medicine, Univ. of Indonesia, 2007.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Asma adalah penyakit saluran nafas kronis yang penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

BAB 1 PENDAHULUAN. napas, batuk kronik, dahak, wheezing, atau kombinasi dari tanda tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, trombosit dan faktor pembekuan darah (Dewoto, 2007). dengan demikian dapat menghentikan perdarahan (Tan, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma (Medlinux, (2008).

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease)

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan penyakit saluran napas kronik yang penting dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Prevalensi asma bervariasi di setiap negara dan cenderung meningkat pada negara berkembang. Penyakit ini bisa terjadi pada semua usia terutama pada anak-anak. Pada tahun 2011, The National Health Interview Survey (NHIS) memperkirakan 39,5 juta atau 129,1 per 1000 penduduk Amerika didiagnosis menderita asma (ALA, 2012) Di Indonesia sendiri, asma termasuk ke dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian. Hal ini tergambar dari data Studi Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia. SKRT tahun 2000 menunjukkan asma menduduki urutan ke-5 dari 10 penyebab kesakitan (morbiditas) bersama-sama dengan bronkitis kronik dan emfisema (Astuti, 2011). Berbagai faktor yang dapat menimbulkan serangan asma antara lain olahraga (exercise), infeksi, alergen, perubahan suhu, asap rokok, dan lain-lain. Selain itu terdapat berbagai faktor lain yang mempengaruhi prevalensi penyakit asma antara lain usia, jenis kelamin, ras, sosio-ekonomi dan faktor lingkungan. (Rahajoe., dkk, 2008). Inflamasi saluran pernapasan yang ditemukan pada pasien asma diyakini merupakan hal yang mendasari gangguan fungsi yaitu obstruksi saluran pernapasan yang menyebabkan keterbatasan aliran udara. Penyebab utama

penyempitan saluran pernapasan adalah kontraksi otot polos bronkus yang disebabkan oleh pelepasan agonis (histamin, asetilkolin, triptase, prostaglandin, leukotrien, dan neuropeptida) dari sel-sel inflamasi (Sudowo., dkk, 2006). Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, akan tetapi dapat bersifat menetap dan mengganggu aktivitas bahkan kegiatan harian. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan yang serius terhadap penyakit ini. Namun, pengobatan penyakit asma merupakan pengobatan jangka panjang sehingga dapat menimbulkan berbagai efek samping dari pengobatan itu sendiri dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pengobatan alternatif seperti penggunaan obat tradisional dapat mengurangi efek samping dan harganya relatif lebih murah (Suryo, 2010). Pemanfaatan obat tradisional terus meningkat dan berkembang dengan pesat di masyarakat. Hal ini sejalan dengan kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature), tidak terkecuali masyarakat Indonesia (Kusuma dan Zaky, 2005). Untuk itu perlu dilakukan pengembangan obat tradisional secara berkelanjutan dan terpadu sehingga kekayaan alam Indonesia dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat (Harfina, 2012). Beberapa tanaman dari suku Scrophulariaceae telah banyak digunakan untuk mengobati asma, contohnya, Verbascum thapsus (Lewis, 1977), Bacopa monniera (Kaushik, et al., 2009), Scrophularia striata (Azadmehr, et al., 2013), Verbascum eremobium (Mohamed dan El-Hadidy, 2008), Picrorhiza kurrooa, Picrorhiza scrophulariiflora (Sah dan Varshney, 2013), dan Linaria reflexa Desf. (Cheriet, et al., 2014).

Salah satu tumbuhan suku Scrophulariaceae yang lainnya adalah Pugun tanoh (Curanga fel-terrae (Lour) Merr.), daunnya sering digunakan oleh masyarakat Desa Tiga Lingga, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara, sebagai obat anti diabetes (Harfina, 2012). Pugun tanoh oleh orang Sunda dikenal sebagai tamah raheut, di Maluku sebagai kukurang dan di Ternate sebagai papaita (Anonim, 2009). Tumbuhan ini berkhasiat sebagai antidiabetes, penghilang rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh (Harfina, 2013), antiinflamasi (Juwita, 2009), batuk dan sesak napas (asma) (Sugiarto dan Putera, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Huang, et al., (1999), menunjukkan adanya senyawa flavonoid glukuronida yang terdapat dalam ekstrak butanol pugun tanoh, yaitu senyawa apigenin 7-O-β-glucuronide, luteolin 7-O-β-glucuronide dan apigenin 7-O-β-(2 -O-α-rhamnosyl) glucuronide. Apigenin memiliki efek anti inflamasi, penurun tekanan darah tinggi, mengobati penyakit hati, anti kanker dan juga sebagai anti asma. Apigenin mampu menurunkan derajat infiltrasi sel-sel inflamasi, hiper-responsivitas saluran pernapasan, dan jumlah imunoglobulin E (Li dan Zhang, 2013; Li, et al., 2010; Choi, et al., 2009). Fosfodiesterase (PDE) adalah enzim yang terdapat dalam tubuh manusia yang bekerja dengan mereduksi camp menjadi 5 - AMP. camp merupakan second messenger yang dibentuk dari senyawa ATP oleh enzim adenilat siklase. camp berfungsi untuk mengatur relaksasi otot polos pernapasan dengan menstimulasi camp-dependent protein kinase. Kerja camp dihentikan oleh PDE, sehingga penghambatan PDE akan memperlambat laju degradasi camp (Katzung, 2001).

Berdasarkan uraian di atas, pugun tanoh yang termasuk ke dalam suku Scrophulariacea diketahui mengandung senyawa apigenin yang memiliki efek sebagai anti asma. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun pugun tanoh (EEDPT) terhadap kontraksi otot polos trakea pada marmut jantan secara in vitro dan pengaruhnya dalam menghambat enzim fosfodiesterase. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. apakah ekstrak etanol daun pugun tanoh (EEDPT) dapat merelaksasikan kontraksi otot polos trakea marmut terisolasi yang diinduksi asetilkolin? b. apakah ada hubungan peningkatan konsentrasi EEDPT dalam merelaksasi otot polos trakea marmut terisolasi? c. apakah mekanisme efek relaksasi EEDPT otot polos trakea marmut terisolasi dimediasikan melalui penghambatan enzim fosfodiesterase? 1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: a. ekstrak etanol daun pugun tanoh (EEDPT) dapat merelaksasikan kontraksi otot polos trakea marmut terisolasi yang diinduksi asetilkolin. b. terdapat hubungan antara peningkatan konsentrasi EEDPT dengan efek relaksasi otot polos trakea marmut terisolasi.

c. mekanisme efek relaksasi EEDPT pada otot polos trakea marmut terisolasi dimediasikan melalui penghambatan enzim fosfodiesterase. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis di atas maka tujuan penelitian ini antara lain: a. untuk mengetahui efek relaksasi EEDPT dengan menurunkan kontraksi otot polos trakea marmut terisolasi yang diinduksi asetilkolin. b. untuk mengetahui hubungan antara peningkatan konsentrasi EEDPT dengan efek relaksasi otot polos trakea marmut terisolasi. c. untuk mengetahui mekanisme efek relaksasi EEDPT pada otot polos trakea marmut terisolasi melalui penghambatan enzim fosfodiesterase. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang aktivitas farmakologi ekstrak etanol daun pugun tanoh (Curanga fel-terrae (Lour) Merr.) terhadap relaksasi saluran pernapasan terkait dengan mekanismenya dalam menghambat enzim fosfodiesterase.

1.6 Kerangka Pikir Penelitian Kerangka pikir dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1.1 Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Simplisia daun pugun tanoh Ekstrak etanol daun pugun tanoh konsentrasi 1-8 mg/ml asetilkolin Karakteristik simplisia Golongan senyawa kimia Kontraksi otot polos trakea marmut terisolasi 1. Makroskopik 2. Mikroskopik 3. Kadar air 4. Kadar sari larut dalam air 5. Kadar sari larut dalam etanol 6. Kadar abu total 7. Kadar abu tidak larut asam 1. Alkaloida 2. Flavonoida 3. Tanin 4. Glikosida 5. Saponin 6. Steroida/triterpeno ida Nilai tegangan kontraksi otot polos trakea marmut terisolasi Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian